All Chapters of Istri Tawanan Duda Tampan: Chapter 11 - Chapter 20
111 Chapters
Hanya Mainan
"Yo, Darryl!"Sebuah suara keras terdengar menyapa Darryl, saat dia sedang menikmati waktunya memandangi orang-orang bermain judi. Dia satu-satunya orang yang tidak tertarik melakukannya saat para wanita dan pria asyik bermain. Darryl lebih senang menjadi pengamat saja di lantai atas sambil menikmati segelas tequila miliknya. Namun kehadiran seseorang membuat perhatiannya teralihkan. Dia menatap seorang pria berpakaian rapi mendekat ke arahnya sambil tersenyum lebar. Pria yang seumuran dengannya. "Mike.""Apa kabar? Tumben kau berada di sini?"Darryl menyambut jabatan tangan Mike yang penuh semangat. "Sangat baik. Aku hanya ingin melihat-lihat.""Mau coba main?" tawar Mike sambil melirik ke arah bawah di mana banyak permainan yang bisa mereka mainkan. Orang-orang juga tampak begitu asyik. Sayangnya, Darryl yang memang pada dasarnya enggan melakukannya, langsung menggeleng tanpa berpikir dua kali. "Tidak akan ada untungnya aku bermain.""Kau bercanda? Memang siapa yang membuat tempat
Read more
Aku Bukan Kayleen
"Apa kau tidak berniat melanjutkan hidupmu? Sudah waktunya kau belajar untuk merelakan kepergian istrimu." Darryl melangkah masuk ke dalam rumah dengan perkataan Mike yang terus berdenging di telinganya. Dia sudah mendengar perkataan itu beberapa kali dari orang lain selama ini, tapi dia belum bisa melakukannya. Darryl masih belum rela dengan kepergian istrinya. Bagaimana mungkin mereka semua menyuruhnya melupakan dan melanjutkan hidup, sedang kematian Kayleen masih saja membayanginya? Darryl menarik napas kasar dan perlahan melangkah semakin ke dalam. Dia yang minum cukup banyak hari ini, sedikit pusing. Namun untungnya, lampu rumah masih menyala terang, sehingga dia bisa melihat jalan dengan jelas. Walau Darryl bingung, siapa orang yang masih bangun di jam segini? Apa ada seseorang yang menunggunya? Tidak, tidak mungkin. Darryl menggelengkan kepalanya dan kembali melangkah menuju dapur. Dia ingin menenangkan pikirannya yang lagi-lagi tertuju pada mantan istrinya. Dia juga harus m
Read more
Barang Jaminan
"Emma, apa kau sedang menyiapkan sarapan?"Elena melangkah mendekati dapur dan mengejutkan Emma yang saat ini sedang memasak. Wanita itu menoleh ke arahnya. "Anda mengejutkan saya, Nona pengasuh. Iya, saya sedang membuatkan sarapan.""Apa aku boleh membantu? Aku ingin tahu, apa yang Ezekiel sukai.""Saya tidak ingin merepotkan Anda, Nona. Ini sudah menjadi tugas saya," tolak Emma dengan halus. Elena yang mendengarnya sedikit kecewa. Bibirnya merengut. "Tapi aku benar-benar ingin membantu, Emma. Tolong, aku bisa memasak kok."Emma diam dan menatap Elena yang menatapnya dengan ekspresi penuh permohonan. Gadis muda yang kini terlihat lebih bersemangat setelah sebelumnya marah-marah dan murung. "Baiklah, Anda bisa membantu. Tolong masak cuminya. Tuan muda menyukai cumi.""Tentu!"Jika itu demi Ezekiel, maka Elena bisa melakukannya. Dia akan membuatkan makanan anak itu dengan masakan buatannya. Elena sebenarnya merasa bosan karena pekerjaannya hanya mengawasi Ezekiel atau bermain denganny
Read more
Bujuk Rayu Ezekiel
Tok-tok-tok. "Tante? Tante Elena, ini Iel. Tolong buka pintunya, Tante."Suara ketukan disertai suara khas anak kecil terdengar di luar pintu. Elena yang saat ini masih kesal dan melewatkan sarapan setelah pertengkarannya dengan Darryl, kini tampak meringkuk di ranjang. Dia mendengar suara itu, tapi enggan beranjak sedikit pun. Elena tahu, bukan salah Ezekiel apa yang terjadi padanya, tapi anak itu terlalu mirip dengan bajingan yang membuatnya seperti ini. "Tante, Tante marah, ya? Tolong maafkan Iel. Iel tidak bisa melindungi Tante dari Ayah yang nakal, tapi tadi Iel sudah cubit Ayah kok. Ayah tidak akan kayak gitu lagi. Iel janji lindungin Tante dari Ayah. Kalau Tante mau, nanti Iel akan jewer telinga Ayah.""Ffttt ...."Elena nyaris tertawa saat mendengar perkataan Ezekiel. Perkataan dewasa anak umur lima tahun itu, cukup menghiburnya dan membuat perasaannya lebih baik. Rasa kesal yang dirasakannya pun perlahan lenyap, yang tersisa hanyalah senyum manis. Sampai pada akhirnya, Elen
Read more
Permintaan Maaf yang Tidak Tulus
"Ezekiel? Ezekiel, di mana kamu?"Elena memanggil Ezekiel beberapa kali sambil memasuki sebuah ruangan. Dia tadi tengah bermain petak umpet dengan anak itu, tapi ini sudah hampir setengah jam dia tidak berhasil menemukannya, meski sudah mencari hampir ke seluruh rumah. Elena benar-benar lelah, tapi dia tidak membiarkan Ezekiel begitu saja. Jika Darryl pulang dan melihat anaknya tidak ada, dia yang pasti akan langsung dimarahi. "Ezekiel!"Pada akhirnya, dengan penuh semangat Elena kembali memanggil Ezekiel tepat saat dia masuk. Sampai dia terkejut ketika menyadari jika ruangan itu ternyata adalah ruang perpustakaan dan Ezekiel tampak tengah duduk di sofa dengan mata tertutup. Ada sebuah buku di tangannya. Elena yang melihatnya pun sontak menghembuskan napas lega dan tersenyum. Dia berjalan mendekati Ezekiel dan duduk di sebelahnya. Membiarkan anak itu bersandar padanya, sembari mengambil buku di tangannya. "Aku mencarimu dari tadi, bagaimana bisa kau tidur di sini? Dasar kau, Ezekiel
Read more
Tante Kangen Ayah?
Dua hari berlalu .... Elena merasa lebih damai di rumah itu sekarang. Tidak ada gangguan dari Darryl lagi setelah pria itu meminta maaf dengan tidak tulus sebelumnya. Darryl juga tidak makan satu meja dengannya lagi. Dua hari ini, di meja makan hanya ada dirinya dan Ezekiel saja. Bocah itu bahkan tak bertanya apa pun tentang ayahnya. Tentu saja Elena merasa nyaman, tapi dia juga penasaran karena tidak melihat batang hidung pria itu dari kemarin. Dia hanya mendengar Darryl kemarin pergi pagi-pagi sekali sebelum mereka sarapan. Apa yang sebenarnya terjadi? Elena merasa, hanya dirinya yang tidak tahu apa-apa. Dia juga tidak bisa keluar untuk melihat. Namun Emma bilang, jika gerbang keluar dijaga beberapa orang atas perintah Darryl. Apa maksudnya tindakan Darryl ini? "Tante? Tante kenapa diam saja? Kita lagi piknik 'kan? Ayo makan!"Elena tersadar dan refleks menoleh ke arah Ezekiel yang menarik-narik dressnya. Anak itu menatapnya dengan wajah yang penuh selai strawberry di bibir serta
Read more
Tubuh Seksi Darryl
Esok harinya. Elena berjalan-jalan menuju pintu keluar saat semua sedang sibuk dan Ezekiel sedang tidur siang. Dia ingin tahu, di mana sebenarnya lokasi rumah ini. Namun sebelum keluar, dia berjalan mendekati jendela untuk melihat apakah ada banyak orang yang berjaga atau tidak. Walau pun dia tidak mungkin bisa melihat seluruhnya. Perlahan, Elena mulai membuka tirai dan mengintip. Dia melihat ada beberapa orang pria di pelataran. Sepertinya perkataan Emma benar. Ada sekitar lima orang asing di depan rumah milik Darryl, belum termasuk dua security. Ini sungguh keterlaluan. Begitu takutkah Darryl jika dia melarikan diri sampai meminta banyak orang untuk berjaga? "Sial, aku tidak bisa melihat di mana ini dari sini, tapi aku tidak bisa keluar. Apa yang harus kulakukan?" Elena bergumam sendiri sambil terus mengamati situasi di luar. Dia begitu fokus sambil tiba-tiba, sebuah tepukan di pundaknya membuat dia terkejut bukan main. "Aakhh!""Nona pengasuh? Apa yang Anda lakukan?""Emma!" jer
Read more
Suasana yang Canggung
"Akhirnya selesai juga ...."Elena menatap bathtub yang kini sudah dipenuhi air hangat untuk Darryl berendam. Dia juga sudah melarutkan sabun ke dalamnya. Tugasnya telah selesai dan Elena pun keluar dari sana untuk pergi. Dia berjalan menuju ke arah ranjang di mana ternyata Darryl berbaring. Mata pria itu terpejam. "Tuan? Air hangatnya sudah siap." Elena mencoba memberitahunya, tapi justru Darryl tetap menutup matanya. Tidak mungkin pria ini tertidur setelah memintanya menyiapkan air hangat? "Tuan!"Tetap tidak ada reaksi, Darryl tetap terlelap dengan tubuh terlentang. Pria itu tampak begitu damai, membuat Elena secara tak sadar mengamatinya. Menatap bagaimana Darryl tidur. Pria itu lebih tampan dan lembut saat ini. Rasanya tidak ada kesan menakutkan sama sekali sekarang. Darryl layaknya seperti seorang ayah. Elena berkedip dan menelusuri tubuh pria itu tanpa sadar. Dia sedikit tersentak dan malu saat melihat tubuh besar di hadapannya. Darryl setengah telanjang dan keringat tampak t
Read more
Ezekiel Minta Adik
Tok-tok-tok. "Ayah, ini Iel."Suara ketukan pintu disertai suara Ezekiel terdengar di baliknya. Mengalihkan perhatian Darryl untuk sejenak dari kesibukannya. Dia meletakkan kertas yang tengah diperiksanya ke meja dan menyingkirkan kacamatanya, sebelum kemudian menyahut, "Masuklah."Pintu berderit pelan dan terbuka. Ezekiel muncul dengan wajah tenangnya dan melangkah masuk, dia berjalan mendekati Darryl yang tengah duduk di sofa. Lalu dengan tenangnya, duduk berhadapan dengan sang ayah. "Kamu sedikit terlambat, Ayah kira kamu tidak akan ke sini." Darryl berdiri dan berjalan mendekati meja kerjanya untuk mengambil sesuatu yang akan diberikan pada anaknya. "Iel tadi tenangin Tante dulu. Kasihan, Tante malu gara-gara Iel."Darryl mendengkus dan menyunggingkan senyum tipis. "Kamu menikmatinya. Bermain-main dengannya sepertinya menyenangkan."Ezekiel tampak sangat tenang dengan ucapan ayahnya. Pun saat sang ayah itu memberikannya sebuah paper bag. Dia hanya mengintip barang di dalamnya t
Read more
Harapan untuk Bebas
"Jadi pria yang membuat kekacauan itu adalah sepupunya?"Darryl terdiam dan mendengarkan dengan saksama laporan dari orangnya melalui telepon. Ini benar-benar hal yang tak terduga dan juga menarik. Pria itu memiliki nyali yang besar untuk bertemu dengannya. "Baiklah, untuk sekarang abaikan saja dia, tapi jika datang kembali ke tempatku, pastikan untuk tidak mengalihkan pandanganmu."Panggilan berakhir. Darryl mematikan panggilan tersebut dan menyimpan ponselnya kembali di meja yang tak jauh dari sana. Sementara dirinya yang baru saja selesai melakukan gym dan melatih ototnya, langsung mengambil air minumnya. Darryl duduk di kursi sambil mengusap keringatnya di wajahnya. Dia menatap alat-alat berat miliknya yang selalu digunakan untuk latihan setiap akhir pekan. Di sana Darryl berniat istirahat sebentar, tapi sayangnya suara tawa cukup keras mengganggunya. Membuat Darryl refleks mengalihkan pandangannya ke arah jendela yang menghadap langsung ke taman. Hingga terlihatlah, suara itu te
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status