All Chapters of Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai : Chapter 31 - Chapter 40
46 Chapters
Bab 30. Mulai Bangkit
"Aku tidak-""Risyad, sadarlah! Kapan kau akan menemukan dirimu sendiri? Bahkan setelah Andara seperti ini pun kau masih tetap bertahan di zona nyamanmu? Kau masih tetap mempertahankan suatu hal yang kau anggap tameng yang menjagamu dari busur panah musuh? Masihkah tetap itu prinsipmu?" Sasa mulai sentimental. Matanya mulai berembun kala mengingat lagi tentang sikap Risyad yang terlalu penakut.Pria di sana sejenak bergeming, juga ingat tentang dia yang diam saja kala Sasa ditindas secara sepihak. Bahkan setelah sepuluh tahun berlalu pun, Risyad belum juga memberikan Sasa keadilan meski dia memiliki banyak wewenang. "Bukan begitu, Sasa...." Risyad tak tahu harus berkata apa. "Ini adalah jawaban dari semua luka kita, Risyad. Dengan datangnya Andara, takdir ingin mengubah kegelapan yang terus-menerus mengelilingi jalan kita. Aku tahu, kau dan aku adalah atau wadah yang sama. Wadah yang hanya menampung sisa cat kala kuas tengah mengecat kanvas. Dan kau tidak berniat menjadi kuas alih-a
Read more
Bab 31. Cinta Tumbuh Karena Kasihan
"Tanpa lu harus janji juga gue bakal nuntut. Toh inikan ulah bapak lu. Kenapa juga gue harus ngemis minta tolong kalau lu emang bertanggung jawab atas ini?" tukas Andara, enggan bernada sahabat.Risyad hanya mengangguk tanpa protes. Dia diam memandangi Andara yang membuat gadis itu mendadak merasakan canggung hingga berakhir menjauhkan pandangan. Pria di sana akhirnya berdiri guna meraih beberapa peralatan medis yang dia bawa. Luka di tangan Andara belum di tutup dengan baik. Setelah meraih satu kursi dan kini memegangi tangan Andara, Risyad kemudian bersuara, bertanya, "Kenapa kamu bisa bertemu ayah? Dan ada apa diantara kalian sampai ayah bisa melakukan ini padamu?" Andara tak langsung menjawab. Dia sejenak mengingat bagaimana proses amarah Lukas meluap hingga melayangkan aksi tersebut terhadapnya. Dia masih ingat, bagiamana dengan lantangnya dia menegaskan pada Lukas bahwa dia tidak lagi hanya menginginkan uang Risyad melainkan dirinya. Andara benar-benar terang-terangan pada Luk
Read more
Bab 32. Peringatan Risyad
Agenda pertemuan yang sudah direncanakan akan segara berlangsung. Hari yang mana Shama harapkan dan nantikan akhirnya terlaksana. Setiap detik menjelang hari itu, tak henti-hentinya detak jantung Shama berirama seolah ikut merasakan kemenangan. Ya, setelah pengorbanan juga kesulitan yang dia alami, akhirnya perusahaan orangtuanya—yang diambil alih Lukas–segera menjadi miliknya.Di sinilah Shama saat ini. Di dalam kamarnya sedang menata wajah. Senyum kemenangannya tak urung luntur. Begitu memuja diri, karena telah sampai dititik yang diharapkan. Sedang fokus mengoles perona wajah, Shama tiba-tiba dikejutkan dengan suara pintu kamarnya yang dibuka tanpa diketuk terlebih dahulu. Secepat mungkin kepalanya menoleh, lantas mendengus usai mendapati potret Risyad yang muncul. Pria itu mendekat, hampir sampai. Entah kenapa mendadak saja suasana hati Shama berubah. Dia meletakkan kuas make-up tak tertarik lagi. "Sejak kapan kau berani masuk tanpa mengetuk, Risyad? Apa manner yang diajarkan k
Read more
Bab 33. Pengakuan Cinta
Tak akan bisa Risyad tutupi keadaan dirinya kini. Meski akhir-akhir ini dia terbawa arus untuk lebih peduli terhadap Andara, akan tetapi hati kecilnya masih saja terasa sakit saat mengingat lagi hubungannya dengan Shama tak pernah baik. Mencintai seseorang diri itu memang sangat menyakitkan. Dan Risyad sudah menjalani kehidupan kosong itu selama dua tahun, bahkan selama itu dia tidak pernah menemukan bahagia walau hanya satu detik saja. Laki-laki itu enggan untuk kembali pulang. Dia sudah terlanjur sakit hati sehingga menurutnya kalau dia pulang pun hanya akan menambah luka. Tujuan terakhir untuk bernaung adalah rumah Sasa. Di sana juga masih ada Andara yang terluka akibat ulahnya. Mungkin saat ini rumah itu adalah tempat yang paling ampuh untuk menetralisir luka yang dia rasaSementara Risyad sedang melaju menuju rumah Sasa, di sisi lain ada Andara yang kini duduk di meja makan sendirian. Sasa pamit pergi ke luar kota untuk menjadi dokter pribadi salah satu kolega Al Maktoum. Kini t
Read more
Bab 34. One Night Stand Shama
Mendadak atmosfer menjadi lebih senyap. Risyad benar-benar sedang menyihir Andara sehingga untuk bernapas saja dia harus mencari-cari kesempatan. Senyuman Risyad tak hentinya terbit, hingga lengkungan itu pudar kala matanya turun dan tenggelam pada dua daun bibir kenyal milik Andara. Tiba-tiba saja Risyad meneguk ludah. Damn! Apa kata istrinya kemarin? Dia punya kelainan seksual? Lantas apa yang saat ini yang sedang dia rasakan? Mendapati wajah Andara saja membuat air liurnya berdesir. Andara justru tidak tahan akan situasi ini, dia hendak menyudahi akan tetapi aksi Risyad justru membuat Andara membatu seketika.Risyad akhirnya tergoda oleh gadis yang dia sewa beberapa minggu lalu. Wajahnya semakin mendekat hingga bibir kenyal milik Andara kini sukses dia rasakan. Mengira kalau hasratnya hanya sampai di sana, ternyata dia menginginkan lebih. Pria kaya itu melumat lembut bagian atas dan bawah secara bergantian. Kenikmatan itu mengajak tangannya secara perlahan menaik membelai tangan
Read more
Bab 35. Awal Kisah
Mentari menyambut mengganti gulita yang gelap. Alam bawah sadar yang malam itu begitu lekat dalam khayalan mimpi, kini mulai dibawa kembali ke puncak kesadaran. Kala dua kelopak mata sosok insan yang berbaring di ranjang itu perlahan akan terbuka, sebuah ingatan pun mendadak muncul yang pastinya bukan rekaman mimpi malam tadi. Hitungan detik, sepasang bola mata itu terbuka lebar, lantas melirik ke kiri dan kanan untuk memastikan lagi apakah yang baru saja dia ingat adalah kejadian yang nyata. Ah... Ternyata benar. Dia sedang tidak bermimpi. Sosok pria berotot besar itu segera duduk di atas ranjang, sejenak membisu untuk menelaah lagi aksinya yang kemarin. Tapi tidak se resah yang dibayangkan Risyad kemarin. Dia benar-benar tidak memperdulikan apa-apa walau dia tahu dia sudah tidur bersama dengan gadis bayarannya dengan status yang masih sah suami Shama. Melihat ranjang di sisi kirinya sudah kosong, mengajak benaknya bertanya, di mana agaknya gadis itu. Hendak bangun, tanpa sengaja
Read more
Bab 36. Memilih Berpisah
"Laki-laki tidak tahu untung!" Begitu melontarkan kata-kata dengan nada yang menggelar, Lukas juga melayangkan ukiran kayu berbentuk Hello Kitty dan sangat tepat sasaran mengenai dahi sebelah kiri Risyad. Berdarah. Dia menahan pedih hanya dengan diam menatap sang ayah yang kini sedang murka. Dia sebenarnya tahu ini akan menjadi sebuah fragmen yang harus dia hadapi. Itu kenapa Risyad sama sekali tidak terkejut atau bahkan getir. Ini sudah menjadi keputusannya. Dia tidak lagi bisa membohongi diri apalagi terus berpura-pura bahwa hubungannya dengan Shama masih terus berjalan baik. Fase ini memang harus dia lewati agar hidup yang kemarin berwarna alih-alih hanya hitam putih. "Kau tahu apa yang sedang kau bicarakan Risyad? Dari mana datangnya pikiran bodohmu itu yang menginginkan perpisahan dengan istrimu!?" tukas Lukas. Dia benar-benar dibuat geram. Di hadapan sang ayah, di depan meja kerja pria tua itu, Risyad memberanikan diri menatap tanpa ada kilat menyesal yang mungkin ayahnya i
Read more
Bab 37. Pengakuan
Bunyi dentuman kecil dari barang yang terjatuh mengajak atmosfer yang tadinya masih terasa sensual, kini canggung kala suara barusan berasal dari tas selempang Sasa yang sudah tergeletak di lantai. Begitu mendapati Sasa berdiri di ambang pintu dengan pandangan ke arah mereka, buru-buru keduanya bangun dan berdiri kini saling menatap. "Sasa, kamu sudah pulang?" tanya Andara jadi terdengar sedikit lebih garing. Dia meringis kecil, sambil sesekali melirik Risyad di dekatnya. Bagaimana bisa keduanya tidak merasa malu, saat Sasa melihat mereka sedang berciuman. Itu hal yang paling ditutupi Andara apalagi dengan Risyad yang notabenenya adalah partner kerja juga sahabat perempuan di sana. "Ka-kalian ...." Sasa justru lebih kaget. Dia bahkan tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. "Jangan berlebihan seperti itu." Risyad bersuara sambil berjalan menghampiri. "Bagaimana perjalananmu, apa semuanya baik-baik saja?" lanjutnya berusaha mengalihkan pembicaraan. "Oh iya, semua baik-baik saja ta
Read more
Bab 38. Surat Perceraian
Satu hari penuh Shama berdiam diri di dalam kamarnya. Semua keadaan yang sedang terjadi benar-benar merusak suasana hati juga pikirannya. Entah angin apa yang menerpanya hingga semua terasa begitu mengkhianati. Perempuan itu bahkan enggan membuka tirai jendela kamarnya walau mentari sudah di puncak kepala.Kejadian kemarin masih saja menjadi alasan kenapa Shama merasa stres berkepanjangan. Dia tidak yakin kalau dia bisa tidur dengan pria asing bahkan saingannya di dunia bisnis. Ah, itu benar-benar menjengkelkan! Saat sedang merutuki diri di atas ranjangnya, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar. Dengan tatapan malas dominasi kilat jengkel Shama menatap pintu cokelat tersebut. "Kalau tidak terlalu penting, jangan mengetuk!" hardiknya, berteriak. "Ah ... maaf, Nyonya. Tapi ini ada kiriman dari Tuan Risyad. Beliau berpesan untuk langsung memberikannya pada Anda," jelas seseorang dari balik pintu. Hal yang membuat Shama segera melepaskan selimut yang membungkusnya lantas berlari
Read more
Bab 39. Mansion Megah
Sebuah mansion megah di lokasi yang cukup tertutup untuk kalangan orang biasa, kini terpampang jelas di depan mata Andara juga Sasa. Gedung megah itu memamerkan keindahan dunia yang sesungguhnya. Sejak tadi kedua kaki mereka melangkah, hanya kemewahan yang terpampang. Dari halaman yang luas, lobi yang megah, hingga isi rumah yang super menakjubkan benar-benar menyapa kedua mata dua perempuan itu. "Aku sudah memastikan semua keamanan rumah ini. Kalian bisa tinggal dengan tenang tanpa harus takut apa-apa. Kalau ada yang kurang, katakan saja padaku sekarang. Aku kubuat seperti yang kalian mau," ujar Risyad pada dua perempuan di depannya. Tentunya yang masih tercengang tak percaya. "I-ini buat kami? Maksudnya, kami tinggal di sini?" tanya Andara, malah gugup. Risyad mengangguk, mengiyakan, "Kenapa? Ada yang tidak kau suka? Katakan sekarang."Andara dan Sasa yang masih saja berdiri dengan pancaran tatap tak percaya, tiba-tiba satu hati untuk saling memandang. Jika Sasa saja masih kaget,
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status