Semua Bab Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya: Bab 61 - Bab 70
530 Bab
61 Kehadiran seorang Dermawan
Davin yakin, Vania bukan cewek matre yang tunduk pada godaan harta benda, tapi, masalah nya saat ini, Ayah Vania sakit dan anak manapun yang mencintai ayahnya, pasti akan terketuk hatinya. Davin yakin, Vania mencintai nya, tapi, mampukah Vania membiarkan ayahnya meninggal tanpa pertolongan? Davin yakin, Vania tidak akan mampu dan tega membiarkan hal itu terjadi, karena itulah, Davin harus bergerak untuk menolong Vania. Cara yang dipilih Davin, adalah dengan cara membiayai semua perawatan, pengobatan ataupun operasi transplantasi hati Ayahnya Vania, sehingga Vania tidak perlu berhutang pada Ivan. tapi, Davin masih ingin melakukan hal itu secara diam-diam, dia ingin membantu Ayahnya Vania secara diam-diam, yang penting, Vania tidak berhutang dahulu kepada Ivan. Davin yang saat ini, sudah pulang ke tempat kost nya, mondar-mandir di kamarnya menunggu kabar dari Peter yang tidak kunjung datang, hingga akhirnya, setelah menunggu beberapa jam, kabar itupun datang saat Peter menelponnya."G
Baca selengkapnya
62 Dermawan yang Tetap Rahasia
Vania jadi sangat lega dengan tawaran dari Dokter Alvin ini, karena itu berarti, dia tidak perlu lagi berhutang kepada Ivan dan setelah berdiskusi sejenak dengan bundanya, mereka berdua pun mengambil keputusan bersama."Oke. kami terima tawaran dari dermawan asal Hongkong itu. tapi, bolehkah kami tahu siapa namanya dan bolehkah kami meminta nomor telepon nya supaya kami bisa berterima kasih kepada nya?" tanya Sita kepada Dokter Alvin."Ini....akan aku tanyakan dulu kepada orang yang mewakili pihak dermawan itu, pokoknya saat ini, lebih baik kita pindahkan dulu Pak Willy ke ruang VVIP yang sudah disiapkan untuk Pak Willy," kata Dokter Alvin sambil berdiri dan menunjuk ke arah ruang Gawat darurat.Akhirnya Sita dan Vania serta Vander, mengikuti arahan Dokter Alvin. mereka menunggu di pintu keluar, sementara Dokter Alvin masuk ke dalam ruangan Gawat Darurat. beberapa saat kemudian, pintu di ruang Gawat Darurat terbuka, Dokter Alvin mengawal keluarnya Willy yang terlihat tertidur di ranja
Baca selengkapnya
63 Konflik dengan Vartan
"Aku kan gak menghina orang. aku kan mengatakan yang sebenarnya," kata Vartan tidak mau kalah."Hmm.....kamu gak perlu membanggakan profesi mu di depan orang lain. kejadian di depan, kan belum tentu, bisa saja pekerjaan nya lebih baik dari mu di masa depan!" kata Vania dengan nada suara meninggi."Apa? hahahaha...itu tidak mungkin. profesi nya sekarang, jadi Cleaning Service, ke depan, mungkin jadi kepala Cleaning Service, itu aja. jauh dong dibandingkan aku yang jadi manager, di perusahaan Amerika lagi," kata Vartan menyombongkan dirinya."Tapi ingat, kamu kan sudah dipecat! ingat itu! kamu bisa kerja lagi, karena pindah ke perusahaan temanmu. apa itu yang kamu banggakan?" kata Vania sinis."VANIA! APA YANG AKU CERITAKAN ITU, BUKAN UNTUK KAU UMBAR-UMBAR. INGAT ITU!!! JANGAN MEMBUAT AKU MARAH!!!" teriak Vartan tiba-tiba hingga pengunjung apotek ini kaget dan menatap ke arah Vania dan Vartan yang sedang bertengkar itu."Van... sudahlah. tenanglah," bisik Davin ke telinga Vania sambil m
Baca selengkapnya
64 Rencana yang Tertunda
Vania sangat senang mendengar kata-kata Vartan tadi, tapi, melihat keadaan batu besar yang hancur sebagian itu, membuat Vania khawatir akan keadaan Davin karena itu, dia langsung membawa Davin ke tempat yang memiliki penerangan lebih untuk melihat keadaan tangan Davin dan memang ada darah di tangan Davin karena kuatnya pukulan yang dilakukan Davin tadi."Aduh, tuh kan berdarah. seharusnya kamu jangan melakukan itu," kata Vania marah-marah."Lebih baik seperti itu. hanya dengan cara itu, barulah aku bisa menghindar dari konflik lebih lanjut dengan kakakmu. kalau aku tidak menunjukkan kekuatan ku, dia pasti akan terus memaksaku berkelahi, aku takut, aku akhirnya bisa memukulnya, akibatnya bisa fatal, Van," bantah Davin.Mendengar kata-kata Davin itu, Vania mengangguk, sekarang Vania mengerti makna perbuatan Davin tadi yang sekalipun berakibat melukai diri sendiri tapi akhirnya berhasil membuka mata Vartan kalau kemampuan beladiri Vartan berada di bawah kemampuan beladiri Davin sehingga
Baca selengkapnya
65 Rencana untuk Davin
Vartan sangat kaget saat tangannya ditarik Vania. akhirnya dia cuma bisa pasrah saat Vania menariknya sekitar lima belas meter dari posisinya semula."Ada apa sih," tanya Vartan saat Vania sudah melepaskan tangan nya."Kenapa kamu tidak memenuhi janjimu?" "Janji yang mana?""Janji untuk tidak merintangi lagi hubungan ku dengan Davin.""Aku memenuhi janji aku kok. aku tidak jadi perintang lagi, apa yang aku janjikan, akan selalu aku tepati," kata Vartan tegas."Lalu mengapa bunda membatalkan perjanjian pengobatan ayah dengan pihak dermawan dari Hongkong?" tanya Vania sambil menatap tajam ke arah Vartan."Aku tidak tahu sama sekali soal itu, Van. i swear. aku tidak terlibat dalam hal ini," kata Vartan sambil mengangkat tangan nya. melihat itu, Vania tahu kalau kakaknya ini, mengatakan yang sesungguhnya karena itu, dengan lesu, dia cuma bisa duduk termenung di tempat duduk terdekat."Sebenarnya, apa sih yang terjadi?" tanya Vartan sambil duduk di samping Vania."Bunda telah membatalkan
Baca selengkapnya
66 Tidak Berhutang Apa-Apa
Mendengar kata-kata ayahnya itu, Vania ingin membantah kata-kata itu, tapi, Sita sudah menatap Vania dan menggelengkan kepalanya pelan, hal itu membuat Vania terpaksa menurut, walaupun geram karena merasa ayahnya berusaha memutar balikkan keadaan, tapi, Vania terpaksa tidak bisa membantahnya karena Vania takut, kalau dia membantah, urusan akan jadi panjang dengan ayahnya. akhirnya, Vania keluar dari kamar VVIP tempat ayahnya dirawat tanpa pamit kepada siapapun.Vania ingin mencari Ivan serta memarahi Ivan karena Ivan telah mempengaruhi ayahnya, hingga rencana ke Sanghai itu, berada di ujung tanduk kegagalan. akhirnya, setelah mencari kesana kemari, Vania menemukan Ivan yang sedang bersama Vartan di ruangan tunggu yang agak jauh dari ruangan VVIP."Aku ingin bicara," kata Vania di depan Ivan.Mendengar itu, Vartan pun langsung ngeloyor pergi meninggalkan Ivan berhadapan dengan Vania."Kamu tidak perlu mempengaruhi ayahku!" kata Vania tegas sambil menatap tajam ke arah Ivan."Maksud kam
Baca selengkapnya
67 Janji Bertemu
"Iya. Tuan Muda. aku mengerti," kata Peter di ujung telpon."Segera lakukan," perintah Davin. setelah itu, tanpa menunggu jawaban Peter lagi, Davin segera menutup telepon. Davin mencoba kembali pada rutinitas nya namun dia tidak mampu melakukan nya, dia sangat kalut, dia sangat khawatir dengan perkembangan yang terjadi saat ini, akhirnya, dia berdiam diri sendirian di belakang kantor sambil meletakkan Handphone nya di sebuah meja di depan nya. dia menunggu dengan rasa kuatir yang teramat dalam.Saat ini, setelah memikirkan semua nya, Davin putuskan untuk segera membuka jati dirinya kepada Vania dan keluarga Vania. tapi, Davin berencana untuk melakukan nya secara elegan yaitu sesaat setelah proses operasi transplantasi hati Ayahnya Vania, sukses di Singapore. Davin putuskan untuk membeli rumah sakit milik Ivan itu dan langsung tampil dengan jati dirinya, plus sebagai pemilik rumah sakit itu, supaya Ivan tidak bisa mengumbar keberhasilan menolong ayah Vania karena rumah sakit Ivan, akan
Baca selengkapnya
68 Bertemu Calon Mertua
"Oke," kata Davin yang langsung memutuskan hubungan telepon nya dengan Peter karena saat ini, Davin telah berada di depan motor nya. Davin pun memakai helm nya dan menyalakan mesin motornya. sejenak dia berdiam diatas motor nya, tiba-tiba, dia memiliki perasaan tidak enak hanya saja dia tidak tahu apa maknanya, yang jelas, dia tahu betul, pertemuannya nanti dengan Ayahnya Vania, bisa-bisa akan menjadi pertemuan yang sangat mengerikan baginya.Davin tahu saat bertemu ayahnya Vania nanti, dia pasti tidak akan diperlakukan dengan baik. kemungkinan besar, dia akan dimarahi dan bahkan dihina oleh ayahnya Vania itu. tapi, sekalipun begitu, Davin bertekad untuk mengeraskan hati nya dan menerima semua cercaan bahkan hinaan dengan lapang dada dan dia belum berminat untuk membuka jati dirinya karena dia menunggu saat yang pas untuk itu dan saat yang pas itu bukan lah sekarang karena itu, Davin bertekad untuk menebalkan telinga dan menerima semua kata-kata dari Ayahnya Vania nanti.Setelah itu,
Baca selengkapnya
69 Tidak Sederajat
Willy melihat ke sekeliling dan menyadari kalau dia telah membuat kegaduhan, karena itu, dia meredam amarahnya sejenak. dia terdiam sejenak, setelah beberapa saat, barulah dia bicara lagi."Aku tahu mengapa ngincar anakku," kata Willy sambil menatap tajam ke arah Davin."Tentu saja karena aku mencintai nya, Om," jawab Davin sambil tersenyum."Bukan. kamu mendekati Vania buat numpang hidup. iya kan?""Maksud Om?""Ya iya. gaji kamu pasti sedikit, jauh dibandingkan dengan anakku. kamu ngincar anakku buat mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik, iya kan? ngaku aja deh.""Om....aku...""Vania itu kan kariernya sukses, gajinya tinggi, masa depan nya cerah, kamu pasti mau numpang hidup enak, iya kan? kamu tuh harus nya malu! tau gak! laki-laki itu harus punya pekerjaan lebih baik dari wanita nya, jangan nebeng sama wanita dong. malu-maluin itu namanya. atau kamu mau numpang hidup enak ya, mentang-mentang anakku seorang arsitek yang gajinya besar, terus, kamu mau numpang hidup sana anak
Baca selengkapnya
70 Kelengahan Membawa Bencana
Davin sangat panik saat melihat isi tas yang ditinggalkan Willy. Davin tidak mau menerima uang itu, dia tidak mau, Vania dan keluarganya berpikir kalau dia menjual cinta hanya untuk uang, karena itu, dengan paniknya, Davin membawa tas yang ditinggal Willy itu dan mengejar Willy. Davin bahkan meninggalkan handphone nya yang masih berada di atas meja dan segera mengejar Willy.Davin sangat panik saat melihat Willy tidak terlihat lagi karena sudah melewati pintu masuk karena itu, dengan tergopoh-gopoh, Davin mengejar Willy. Davin tidak sadar kalau pada saat itu, ada seseorang yang memakai helm, sudah mengawasi nya sejak tadi, saat orang itu melihat Davin berjalan keluar dari rumah makan sambil membawa tas, orang itu mendatangi Davin dengan senjata tajam di tangannya.Bersamaan dengan sampainya Davin di pintu masuk keluar restoran, orang itu juga tiba di pintu masuk keluar restoran. Davin tidak melihat orang itu, karena Davin sedang panik ingin mengejar Willy. karena panik, Davin lengah,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
53
DMCA.com Protection Status