Semua Bab Suami Bayaranku Ternyata Bos: Bab 31 - Bab 40
129 Bab
Bab 31 Tak Bisa Dimengerti
Hasil dari tawar menawar yang berjalan alot tersebut menghasilkan keputusan Bella yang menang. Laura mengalah karena itu merupakan hak Bella menentukan keputusan untuk hidupnya.“Baiklah kalau itu keputusanmu. Aku nggak mungkin maksa-maksa kamu. Tapi kalau kamu butuh bantuan apapun jangan segan untuk hubungi aku, ya,” ucap Laura.Bella tersenyum. Dia lega karena akhirnya Laura tak marah atas keputusannya. Ia kemudian mengangguk. “Pasti, Bu Laura,” sahutnya. “Terima kasih, Bu Laura,” ucap Bella dengan tulus.Laura memundurkan kepalanya. “Terima kasih untuk apa?” tanyanya pura-pura tak mengerti.“Karena Bu Laura sudah baik kepada saya. Banyak membantu saya. Dan satu lagi. Terima kasih juga atas perhatian Bu Laura,” jawab Bella panjang lebar.Laura tertawa. “Kita kayak baru kenal aja sih, Bel. Aku kayak gitu karena kamu juga banyak bantu aku. Aku nggak akan jadi sebesar sekarang tanpa kamu.”“Pasti, Bu Laura,” sahut Bella.“Udah jam 9 lebih. Kita sarapan, yuk,” ajak Laura. Setelah meliha
Baca selengkapnya
Bab 32 Kedudukan Yang Sama
“Mulai sekarang aku akan kasih kamu uang buat kamu belanja bahan makanan. Tapi patungan. Jadi bisa dimakan berdua masakannya,” jawab Jona.“Bukannya kamu bilang masakanku nggak enak. Dan lagi hubungan kita kan bukan kayak suami istri pada mestinya. Ngapain kamu tiba-tiba nyuruh aku masak buat kamu?” Bella memberondong Jona dengan banyak pertanyaan. Membuat lelaki itu bingung bagaimana harus menjawabnya.“Apa salahnya sih masak buat aku. Kenapa harus banyak pertanyaan kayak wartawan gitu?” hardik Jona dengan wajah kesal. “Setidaknya kamu balas budi karena udah numpang di sini,” lanjutnya.Bella melenguh. Tak ada gunanya berdebat dengan orang seperti Jona. Hanya akan membuang energi percuma saja. Biarkan saja, yang penting tak menganggu urusan pribadinya. Dan selama itu tak menyakiti dirinya dan bayinya. “Baik, Tuan. Saya akan lakukan,” ledek Bella dengan ekspresi mengejek.Akan tetapi Jona tak menghiraukannya. Dia berlalu meninggalkan Bella. Baginya saat ini yang penting keinginannya t
Baca selengkapnya
Bab 33 Bukan Siapa Siapa
Bella memutuskan untuk tidak mengangkat telepon di ponsel Jona. Karena ini privasi. Ia melanjutkan kegiatannya lagi. Namun ponselnya tak henti berdering. Akan tetapi Bella akhirnya mengangkatnya karena sudah 5 kali berdering. Bella khawatir ada sesuatu yang sangat darurat.“Jona, jangan salahin aku ya. Aku nggak akan mencampuri urusan kamu, kok,” gumam Bella sebelum menggeser tombol hijau pada layar.“Halo Jojo. Kamu di mana sekarang?” tanya seorang wanita berusia lanjut.“Jo–Jojo? Jojo siapa?” Bella berbalik tanya. Karena tak mengerti nama yang dimaksud. Padahal Jojo adalah panggilan Jona juga.“Iya Jojo. Kamu siapa? Kenapa menjawab telepon dari ponsel Jojo?” tanya wanita di ujung telepon tersebut.Sebelumnya tak ada yang memanggil nama Jona dengan panggilan Jojo. Namun akhirnya Bella paham. Mau tak mau dia harus menjelaskan jika dirinya adalah istri Jona.“Saya adalah istri Jona. Maksud saya istrinya Jojo,” jawab Bella. “Bilang ke Jojo. Suruh pulang!” suruh wanita di ujung telepon
Baca selengkapnya
Bab 34 Sedang Rapuh
“Kami saling berbagi tugas sebenarnya, Bu Laura. Hanya saja saya kemarin terlampau rajin saja. Karena Jona sedang sibuk,” jawab Bella berbohong.“Kamu kayaknya harus punya asisten rumah tangga deh biar nggak terlalu capek kalau Jona lagi sibuk gini,” ucap Laura yang percaya dengan penjelasan Bella.Bella merasa asisten rumah tangga hanya akan memberatkan dirinya saja. Sementara Bella ingin berhemat. Karena sebentar lagi kebutuhannya akan semakin banyak dengan kelahiran anaknya. Bella harus menabung lebih banyak.“Saya rasa belum waktunya memiliki asisten rumah tangga, Bu. Saya dan Jona masih bisa mengurus semuanya sendiri,” sahut Bella.Laura mengangguk. Dia tak mungkin memaksakan kehendaknya pada Bella. Karena itu adalah urusan rumah tangga Bella dan Jona. “Ya sudah kalau begitu.”Tak lama mobil mereka berdua sampai di rumah klien. Kemudian Bella dan Laura turun dari mobil, dan masuk ke dalam rumahnya. Lalu memulai meeting.**Pukul tujuh malam meeting selesai. Laura mengajak Bella u
Baca selengkapnya
Bab 35 Ternyata Sama Saja
Apa yang dilakukan oleh Bella berhasil. Perlahan Jona tak lagi memeluk Bella dengan erat. Kemudian perlahan Bella mulai mengurai pelukan Jona. Namun gagal karena saat Jona menyadari gerakannya dia kembali mengeratkan pelukannya. Bibir lelaki itu juga menciumnya dengan lembut dan penuh kasih sayang, entah disengaja atau tidak. “Aku sudah bilang jangan pergi dariku. Aku membutuhkanmu malam ini,” pinta Jona.Kalimat itu membuat jantung Bella seketika berdesir. Wajahnya juga memerah karena malu. Suatu hal yang tak pernah Bella rasakan sebelumnya. Seharusnya Bella melakukan perlawanan. Atau paling tidak protes bukan terhadap perlakuan Jona. Namun anehnya Bella malah menikmatinya. Dia merasa nyaman dalam dekapan Jona. Sebagai wanita biasa ia terenyuh dengan sikap Jona. Wanita yang biasanya bersikap keras kepala lelaki dalam pelukannya tersebut langsung melunak dalam sekejap.“Kenapa aku nggak bisa menolak dia.Kenapa aku harus ngerasa nyaman?” tanya Bella pada dirinya sendiri.Sementara itu
Baca selengkapnya
Bab 36 Gara-gara Curhat Pada Mertua
Jona mendengus kesal. Lalu memukul pintu kamarnya dengan keras. Dia benar-benar tak mengerti kenapa Bella sampai menguncinya. Akan tetapi ketika melihat potongan kaos Bella, Jona merasa harus mengetahui apa yang terjadi.Kemudian Jona baru ingat jika kamarnya dipasang cctv. Dan rekamannya bisa dilihat lewat ponselnya. Segera Jona mencari ponselnya, lalu mencari tahu masalahnya.Sambil duduk di tepian ranjang, Jona mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Kemudian melihat rekaman cctv nya. Kaget luar biasa Jona. Menyaksikan kebejatan yang ia lakukan kepada Bella.“Pantas dia sampai mengunciku di dalam kamar. Astaga, apa yang telah aku lakuin sama dia?!” Dengan frustrasi Jona mengacak rambutnya dengan kasar.Jona merasa bersalah kepada Bella. Tak seharusnya dia melakukan hal tak senonoh itu kepada Bella. Dia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri kalau sampai terjadi sesuatu terhadap janin yang dikandung oleh Bella.Kemudian Jona bangkit dari duduknya. Sambil mengambil kunci pintu
Baca selengkapnya
Bab 37 Berkat Ibunya Bella
Mendengar pernyataan dari Jona membuat Bella melebarkan matanya. “Soal!” umpatnya dalam hati. Lalu menetap tajam ke arah Jona.“Ibu nggak perlu tau, Bu,” ucap Bella.“Kalau nggak perlu tau, ya jangan pergi dari rumah gitu dong. Selesaikan sendiri jangan telepon, Ibu,” sahut ibunya Bella.“Yang telepon bukan, Bella, Bu. Tapi Jona,” ucap Bella. Yang tak terima disalahkan oleh ibunya.“Dia telepon, Ibu. Pasti karena kepepet,” sahut ibunya Bella.Bella mendengus, lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Kemudian membuang muka karena kesal. Sementara itu Jona diam-diam merasa senang karena secara tidak langsung dibela oleh ibunya Bella. Dia merasa di atas angin.“Sudah, Bu. Tolong jangan marahi Bella. Mungkin memang Jona yang salah, karena terlalu sibuk. Jadi Bella merasa tak diperhatikan lagi,” ucap Jona mengarang cerita. Semua itu dia lakukan juga demi menyelamatkan dirinya sendiri.Saking terkejutnya mulut ibunya Bella sampai lupa dikabulkan. Kemudian setelah sadar ia menutup mulutny
Baca selengkapnya
Bab 38 Sementara Jadi Menantu Idaman
Jona membalikkan badannya. Kemudian bergerak cepat menghampiri Bella dan membungkam mulutnya. “Jangan keras-keras. Nanti Ibu denger,” cegah Jona.Bella menyingkirkan telapak tangan Jona dari mulutnya. “Kamu apa-apaan sih?!” protesnya.“Kamu yang apa-apaan. Aku buka kaos aja kamu heboh,” ucap Jona. Wajahnya melengos ke arah pintu. Memastikan ibunya Bella tak ada di balik sana. Namun wajahnya yang teramat dekat dengan Bella. Hanya berjarak 2 cm saja. Membuat jantung Bella berdebar lebih kencang dari biasanya. Entah mengapa suhu badannya, khususnya wajahnya menjadi memanas. Bella sesaat terpaku menatap wajah Jona yang ternyata tampan. Namun setelah tersadar dari lamunannya Bella segera mendorong dada Jona. Hingga lelaki itu memundurkan langkahnya beberapa langkah. “Aku trauma kamu lecehin aku lagi,” sahutnya.“Aku udah bilang itu semua nggak aku sengaja. Apa kamu tadi nggak denger aku ngomong gitu?” tanya Jona.“Nggak!” sengit Bella.“Kalau gitu akan aku ulangi lagi,” ucap Jona. Kem
Baca selengkapnya
Bab 39 Bantuan Ibu Mertua Solusinya
Perasaan Mita campur aduk, saat melihat anak semata wayangnya tak akur dengan suaminya. Apalagi sampai tak menghormatinya dengan tidak berpamitan dan malah menghindarinya. Dia sampai tak punya muka di depan menantunya saat ini.Matanya mulai mengambang basah. “Maafkan atas sikap, Bella ya, Nak. Ibu nanti akan nasehati dia kalau pulang,” ucap Mita dengan tulus. “Tidak apa-apa, Bu,” sahut Jona.Dia tampak murung, karena tak bisa hidup dengan dianggap sebagai lelaki yang melecehkan wanita. Itu sangat melukai prinsipnya. Jona tak akan berhenti meminta maaf kepada Bella. Sampai wanita itu paham dia bukanlah laki-laki yang seperti apa yang dipikirkannya. “Ibu masih akan menginap di sini lagi kan?” tanya Jona dengan penuh harapan.Jona berpikir ada baiknya memang, kalau ibunya Bella mau menginap satu hari lagi di rumahnya. Awalnya Mita menolak. Namun Jona berusaha membujuk. “Sepertinya nggak bisa, Jona. Ayahmu nanti protes kalau Ibu tiba-tiba menginap tanpa izin terlebih dahulu,” tolak Mi
Baca selengkapnya
Bab 40 Jona Sakit Apa?
Mendengar hal itu Bella membulatkan matanya. Ia segera bangkit dari tempat duduknya. Dia lupa kalau sedang hamil saking paniknya, sehingga menyebabkan perutnya kram. Ia lalu kembali terduduk.“Arghh!” keluh Bella sambil meringis dan memegangi perutnya.Kru stasiun televisi yang melihatnya menjadi ikut cemas. “Astaga, Bella. Hati-hati. Kamu kan lagi hamil,” ucapnya.“Bel, kalau kamu sakit. Kamu diem aja mending. Biar kami yang mengurus Laura,” sahut kru yang lain.“Iya. Mending kamu pergi ke rumah sakit aja. Biar diantar sama kru sini,” timpal yang lainnya.Bella menggelengkan kepalanya. Biar bagaimanapun kondisinya dia harus bertanggung jawab soal keadaan Laura. Toh istirahat sebentar sudah cukup. “Udah, udah. Aku udah nggak kenapa-kenapa kok,” sahutnya. Kemudian ia bangkit lagi dari tempat duduknya.“Kamu yakin, Bel?” tanya kru wanita mencemaskan.“Sungguh. Aku hanya perlu lebih berhati-hati saja,” jawabannya diikuti senyuman untuk meyakinkan semua orang.Seorang lelaki berkacamata,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status