All Chapters of Suami Bayaranku Ternyata Bos: Chapter 41 - Chapter 50
129 Chapters
Bab 41 Tiba-tiba Panggil Sayang
Bella sesaat terpaku di sana. Membaca tulisan di atas pintu bertuliskan ‘Spesialis Kejiwaan’ “Kenapa Jona pergi ke dokter kejiwaan?” Lagi-lagi Bella bertanya pada dirinya sendiri.Sedang asyik dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba Bella dikejutkan dengan keluarnya Jona dari dalam ruangan. Membuat jantung Bella hampir terlepas dari tempatnya. “Kamu ngapain ke sini. Kamu buntuti aku ya?!” Bella yang tersentak kemudian mengelus dadanya sendiri. Setelah itu menghela napas lelah. “Aku nggak ngikutin kamu. Aku cuma kebetulan aja ke sini. Nganterin Bu Laura yang lagi sakit,” jelas Bella panjang lebar. Sebenarnya dia juga tak ingin menjelaskan semua ini. Hanya saja Bella lebih tak ingin Jona salah paham padanya.Setelah itu dia pergi meninggalkan Jona. Lelaki itu sepertinya masih belum puas dengan penjelasan Bella. “Hey! Aku berhenti. Aku belum selesai ngomong!” Namun saat ingin memanggilnya seorang perawat dari dalam ruangan poli kejiwaan meminta Jona untuk segera masuk. “Maaf, Pak. Anda s
Read more
Bab 42 Mimpi Buruk Dari Masa Lalu
Bella mengerutkan keningnya saat Jona memanggilnya sayang. Ia paham maksudnya karena ada Ronald di sana. Mau bagaimana lagi. Bella hanya bisa menjawabnya dengan anggukan. “Kalian bisa langsung pergi. Nanti biar aku yang pamitkan kalian sama Laura,” ucap Ronald. Niatnya memang mengusir Bella dan Jona.“Baik, Pak Ronald. Terima kasih,” sahut Jona. “Kalau begitu kami pergi dulu,” pamitnya.Ronald hanya mengangguk. Setelah itu Bella dan Jona meninggalkan ruang perawatan Laura. Tak ada percakapan selama perjalanan menuju ke parkiran. Sejujurnya Bella masih penasaran dengan mengapa Jona pergi ke Psikiater. Namun karena malas berbicara dengan lelaki itu jadi Bella mengurungkan niatnya.Sampai tiba saatnya mereka sampai di depan lift yang menuju ke parkiran rumah sakit. Namun Bella berjalan ke arah yang berlawanan. Wanita itu menuju pintu keluar Jona menyusul langkah Bella kemudian mencegahnya. “Kamu mau ke mana?” tanyanya penasaran.“Mau pulang, ke mana lagi memangnya?” jawab Bella dengan
Read more
Bab 43 Mimpi Yang Selalu Menghantui
Bella menelan salivanya dengan susah payah, setelah melihat Jona mengigau karena mimpi buruk. Awalnya dia hanya diam dan menyaksikan. Namun karena kasihan akhirnya Bella berusaha membangunkan. Sebab Jona terlihat menderita dan dalam waktu yang lama.Bella bangkit dari tempat tidurnya. Kemudian menghampiri Jona dan menepuk pundaknya. Namun lelaki itu tak kunjung bangun. “Jona, bangun! Jona!”Bella mengusap rambutnya sendiri ke belakang dengan resah. “Aduh… ini anak kenapa tiba-tiba kayak gini sih?” Kemudian Bella menepuk lengan Jona lebih keras lagi. Kali ini berhasil, lelaki itu geragapan terbangun dari tidurnya. Ia terduduk dengan mata yang masih merah dia melihat ke arah Bella dengan napas yang masih berantakan.“Kamu mimpi apa sampai kayak orang kesurupan gitu?” tanya Bella penasaran. “Bikin kaget aja!” omelnya.Jona kemudian menundukkan kepalanya. Ia enggan berkata jujur kepada Bella mengenai mimpinya. “Enggak. Nggak apa-apa,” sahutnya. Setelah itu ia kembali merebahkan tubuhnya
Read more
Bab 44 Lelaki Penghasut
Bukan hanya Jona yang kaget. Mita tak kalah kaget. Lelaki itu merasa bersalah. Ia kemudian bangkit dari tempat duduknya dan ingin membereskan kekacauan yang dibuatnya.“Maafkan Jona, Bu. Jona benar-benar tidak sengaja menjatuhkan gelasnya,” ucap Jona dengan tulus.Mita menggelengkan kepalanya. Serta berusaha menormalkan detak jantungnya yang berdetak lebih kencang dari biasanya. “Nggak apa-apa. Ibu tau kamu nggak sengaja melakukannya kok,” sahutnya berusaha menenangkan Jona.“Jona akan membereskannya, Bu,” ucap Jona.“Nggak, usah-usah. Biar Ibu yang membereskannya nanti. Kamu berangkat aja sana,” tolak Mita. Dia memaksa dengan mendorong Jona untuk menyingkir dari pecahan gelas kaca tersebut. Dengan cepat Mita juga meraih tas kerja Jona. Lalu menuntunnya ke pintu keluar.“Nggak ada barang yang ketinggalan kan?” tanya Mita memastikan.“Tidak ada sih, Bu. Cuma tadi bagaimana dengan pecahan gelasnya?” tanya Jona sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Dia sungguh merasa tak e
Read more
Bab 45 Tak menghargai Usaha Jona
Tanpa menunggu waktu lama, Jona sampai di rumah sakit. Ia kemudian mencari informasi mengenai keberadaan Bella. Dan ternyata wanita tersebut masih ada di ruang pemeriksaan dokter. Ekspresi wajah Jona terlihat cemas saat bertemu dengan Bella. Padahal wanita itu sudah tidak kenapa-kenapa. “Kamu tadi kenapa? Perutmu sakit apa penyebabnya?” tanya Jona penasaran.“Kamu bisa nggak sih, nanyanya lebih pelan?” Bella protes.Kemudian seorang perawat mendatangi Jona. Dia meminta Jona untuk menemui dokter, setelah menanyai tentang siapa dirinya.“Permisi, Pak,” ucap perawat mula-mula.Jona kemudian membalikkan badannya. “Iya, Suster. Ada apa?” tanya Jona.“Maaf, Pak. Apa Anda suaminya, Bu Bella?” tanya balik perawat di hadapan Jona tersebut.“Iya benar. Ada apa ya, Sus?” Jona tentu membenarkan. Lalu menanyakan maksud dan tujuan sang perawat.“Dokter meminta, Anda untuk ke ruangannya sekarang, Pak,” jawab perawat.Jona mengangguk. “Baik, Suster. Terima kasih,” ucapnya. Kemudian ia pergi begitu s
Read more
Bab 46 Kabar Yang Buruk
Karena tak tega melihat Bella menjadi sorotan banyak orang akhirnya Jona turun tangan untuk membantunya. Dia bangkit dari tempat duduknya dan datang menghampiri Bella. Dengan membungkukkan badannya sedikit dan membereskan masalah Bella dengan cara meminta maaf kepada semua orang.“Tolong maafkan kegaduhan yang ditimbulkan istri saya. Mohon dimaklumi karena istri saya sedang hamil,” ucap Jona.Bella menatap ke sekeliling. Perasaan takut sekaligus bersalah campur aduk. Karena itulah kemudian ia ikut meminta maaf kepada semua orang yang ada di sana. “Maafkan, saya,” ucapnya.Jona menembus barisan orang-orang dengan berbagai reaksi. Dia menggenggam pergelangan tangan Bella, kemudian membawanya ke tempat duduknya yang tadi. Namun tak disangka seorang bapak-bapak ingin menggantikan menempati kursinya. Sebenarnya Jona emosi. Wajahnya sudah berubah memerah seperti kepiting rebus dan bersiap memakinya. Namun dia mengurungkan niatnya. Sudah cukup bagi Jona, drama-drama untuk hari ini. Ia menar
Read more
Bab 47 Ibumu Kuanggap Ibuku Juga
“Benar, Mbak. Saya tadi sengaja menghubungi deretan nama dari daftar panggilan paling atas untuk memberikan kabar,” jelas laki-laki di ujung telepon. Yang tak lain orang yang menjadi saksi atas kecelakaan yang dialami Mita.“Iya, tapi Anda ini siapa?” tanya Bella penasaran.“Saya tadi kebetulan lewat di jalan A, Mbak. Lalu saya lihat Ibu Anda kecelakaan. Kemudian Ibu, Anda menyuruh saya menghubungi Anda sebelum beliau pingsan,” jawab lelaki di ujung telepon.“Sebelumnya saya ucapkan terima kasih, Pak karena sudah menolong Ibu saya. Tapi Ibu saya akan dibawa ke rumah sakit mana ya, Pak?” tanya Bella yang berusaha tenang. Padahal aslinya panik. Jemari tangannya kini terasa dingin seperti mayat.“Sama-sama, Mbak. Ibu, Anda akan dibawa ke rumah sakit Harapan, Mbak,” jawab laki-laki itu.“Baiklah kalau begitu saya tunggu di UGD, karena kebetulan saya juga ada di rumah sakit yang sama,” ucap Bella.“Baik, Mbak,” sahut lelaki di ujung telepon tersebut.Setelah itu sambungan telepon mereka be
Read more
Bab 48 Kesembuhan Ibu Yang Utama
Lebih tepatnya Jona saat ini sedang menghubungi Rendy. Yang tak lain adalah ayahnya Bella. Sambungan telepon dapat terhubung setelah Jona mencoba menghubungi Rendy 3 kali.“Maaf baru angkat telepon dari kamu. Soalnya Ayah baru aja selesai meeting sama klien,” ucap Rendy di ujung telepon.“Iya, Ayah. Tidak apa-apa. Jona bisa mengerti,” sahut Jona.“Kamu hubungi, Ayah sampai berkali-kali. Ada apa memangnya?” tanya Rendy penasaran.“Ibu kecelakaan, Yah,” jawab Jona langsung ke pokok masalah.Rendy sontak shock. “Apa?!” “Kecelakaan di mana. Dengan apa. Lalu sekarang Ibumu dibawa ke mana?” Rendy memberondong Jona dengan pertanyaan. Sampai lelaki itu bingung bagaimana harus menjawabnya.“Ibu sekarang ada di rumah sakit Harapan, Ayah.” Hanya jawaban itu yang dapat diberikan oleh Jona. Karena selebihnya dia lupa dengan banyaknya pertanyaan yang mertuanya ajukan. “Ayah di mana sekarang? Maaf, Ayah lebih baik segera ke sini saja,” lanjutnya.“Kamu benar. Ya sudah. Ayah akan menyusul kamu sekar
Read more
Bab 49 Jaga Kesehatan Calon Bayimu
“Ya sudah. Nggak apa-apa yang penting Ibumu cepat sembuh,” jawab Rendy.“Mari ya. Kita temui, Ibu,” ajak Jona.Rendy mengangguk. Kemudian Jona dan Bella menuntun Rendy menuju ke ruang pemeriksaan. Sesampainya di sana seorang perawat menghampiri mereka bertiga dengan membawa peralatan medis.“Bapak dan Ibu, ini keluarga dari Ibu Mita?” tanya perawat yang hendak masuk ke ruangan Mita.“Iya benar, Suster. Saya suaminya,” jawab Rendy.“Mohon maaf. Perlu saya sampaikan bahwa saat ini, Ibu Mita akan dijahit lukanya. Jadi Bapak dan Ibu mohon tunggu di luar,” ucap perawat.“Baik, Suster. Saya mengerti,” sahut Rendy. Ia berusaha tenang. Meskipun sebenarnya cemas memikirkan istrinya yang ada di dalam. Membayangkan betapa sakitnya saat kulitnya ditembus oleh jarum jahit medis. Namun tak ada jalan lain selain hal tersebut. Daripada istrinya akan terus menerus menderita.Kemudian perawat masuk ke dalam ruangan. Saat itulah Rendy tak dapat menyembunyikan lagi kecemasannya. Bella yang mengetahui hal
Read more
Bab 50 Muncul benih-benih Cinta
Mata ketiganya membelalak. Kemudian mereka menoleh ke arah Mita. Wanita itu kaget tiba-tiba semua barang dan wajahnya merasa nyeri. “Apa yang terjadi padaku?” tanya Mita. Namun dengan kondisi bibirnya yang sedikit dijahit, tak ada yang mengerti maksudnya.“Ibu mau bilang apa?” tanya Bella tak mengerti.Mita mengulangi kalimatnya, namun Bella dan ayahnya tetap tak paham. Sementara itu Jona memerhatikan dengan saksama. Agaknya dia sedikit paham.“Sepertinya, Ibu menanyakan apa yang terjadi pada dirinya,” beber Jona yang masih menatap ke arah Mita dengan serius.Rendy memiringkan kepalanya. Ia belum sepenuhnya percaya bahwa menantunya tersebut benar-benar mengerti apa yang istrinya katakan. “Benarkah?”“Jona rasa begitu,” sahut Jona. Sementara Bella hanya terdiam.Dan ternyata benar apa yang dikatakan oleh Jona. Mita memberi respon dengan mengangguk, sebagai pertanda benar. Bella terkejut sampai lupa mengatupkan mulutnya sesaat. “Benar, Yah. Ibu mengangguk,” ucap Bella.Rendy menggaruk
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status