Suami Bayaranku Ternyata Bos

Suami Bayaranku Ternyata Bos

Oleh:  Mikhayla Yolanda   Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
124Bab
579Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Karena dipaksa, Bella pun mengandung janin dari pria beristri. Wanita itu pun meminta pertanggungjawaban. Namun, ia malah disuruh menikahi Jona, asisten pria itu. Bella jelas menolak, tetapi ia diancam. Tanpa disadari, benih-benih cinta tumbuh di antara Bella dan Jona. Hanya saja, mengapa pria itu tiba-tiba kembali dan ingin merebut Bella? Mampukah Jona mempertahankan Bella meski harus membongkar identitas rahasianya?

Lihat lebih banyak
Suami Bayaranku Ternyata Bos Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
124 Bab
Bab 1 Sudah Ternoda
Bella tak menyangka malapetaka datang ketika malam itu dia ikut dalam pesta di acara ulang tahun Laura. Laura merupakan istri dari seorang CEO di sebuah perusahaan besar, yang bernama Ronald.Bella telah bekerja lama dengan Laura sebagai asisten pribadi sekaligus managernya. Laura sendiri merupakan seorang penyanyi terkenal. Laura dan Bella sudah sangat dekat. Wanita itu bahkan sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri.Saat itu seorang laki-laki memberinya sebuah minuman. Bella yang merasa tak mengenalnya menolaknya dengan halus. "Maaf, tapi saya belum haus. Saya bisa pesan sendiri nanti jika mau."Lelaki itu menatap Bella sambil menaikan satu alisnya. "Lho, kenapa? Ini hanya soda kok," ucapnya. Padahal di dalamnya ia menaruh obat bius, karena telah mengincar Bella sejak lama.Karena tak enak hati Bella akhirnya meminumnya. Apalagi setelah lelaki itu mengatakan dia adalah salah satu panitia EO yang ikut menangani pesta ulang tahun Laura. Bella tak menaruh curiga dan menenggaknya hing
Baca selengkapnya
Bab 2 Kehamilan Yang Tak Diinginkan
"Kamu bisa kan Bell nemenin aku fitness hari ini? Mumpung aku nggak ada jadwal nyanyi hari ini," ucap Laura yang tiba-tiba muncul dari arah depan. Ia menyusul Bella ke kamar mandi setelah supirnya tak kunjung muncul, sementara dirinya baru saja selesai menerima telepon dari seseorang."Kalau saya nolak, Ibu marah nggak?" Bella malah berbalik tanya."Ya nggak apa-apa sih. Cuma apa alasannya?" Laura semakin penasaran."Saya lagi datang bulan Bu. Lagipula saya sepertinya nggak enak badan," jawab Bella. Padahal ia menjadi lemah karena kehamilannya.Laura manggut-manggut mengerti, meskipun sedikit kecewa karena harus fitness sendiri. Ia dengan lembut mengelus lengan Bella, seperti layaknya adik kandung sendiri. "Kamu pasti kelelahan karena aktivitas manggungku beberapa hari ini ya?" tebak Laura.Bella tersenyum tipis sambil mengangguk kecil. Ia bersyukur karena Laura berpikir seperti itu. Karena ia tak mampu menceritakan apa yang terjadi sebelum mendengar tanggung jawab dari Ronald."Ya su
Baca selengkapnya
Bab 3 Ku Ingin Tanggung Jawabmu
"Benarkah?" tanya Ronald pura-pura bodoh. Ia kemudian menepuk jidatnya sendiri dan berkata, "Laura mungkin aku seperti ini karena sedang lapar saja. Lebih baik kita pergi makan siang."Laura menghilangkan pikiran negatifnya terhadap suaminya. Ia mengangguk setuju. Ronald tersenyum lega. Setelah itu Ronald menggandeng tangan istrinya dan berjalan keluar dari ruangannya.Sementara itu. Bella belum keluar dari persembunyiannya. Ia masih berusaha mengejar tanggung jawab dari Ronald kini yang Bella lakukan adalah berinisiatif untuk mengirim pesan pada ponsel Ronald.Bella : Saya akan tetap menunggu di sini sampai Pak Ronald kembali. (Bunyi ancaman pesan chat Bella)Kaget bukan kepalang saat Ronald membaca pesan tersebut. Beruntung Laura tak memergoki ekspresi wajahnya yang nampak gugup. Ronald rasanya hampir hilang kesabaran menghadapi sikap Bella saat ini. Namun jika dilawan dengan emosi, Ronald takut Bella akan semakin nekad. Ronald : Pergilah dari sana. Karena setelah ini pasti istriku
Baca selengkapnya
Bab 4 Wanita Yang Baik Hati
Mendengar ancaman dari Bella, membuat emosi Ronald menjadi terpancing. Tangannya mengepal dan rahang wajahnya mengeras. "Lalu apa yang kamu inginkan hah?" tanya Ronald."Kamu ingin aku menikahimu begitu? Itu tidak mungkin!" lanjut Ronald.Bella tak punya pilihan lain lagi selain hanya diam. Mana mungkin dia mengharap Ronald menikahinya. Kini Bella hanya bisa pasrah. Pikiran Bella yang semakin kalut membuatnya menjadi bertambah mual. Tak bisa menahanya lagi ia kemudian berlari meninggalkan Ronald dan pergi ke kamar mandi.Anehnya walau sudah beberapa menit berlalu Ronald masih belum beranjak dari kost Bella. Kakinya seakan terpaku. Merasa tak nyaman dengan perasaannya sendiri kemudian Ronald menyusul Bella ke kamar mandi. Entah kenapa dia takut terjadi sesuatu pada gadis itu.Dengan cekatan ia memijat tengkuk Bella agar merasa lebih lega. Kaget bukan kepalang Bella mengetahui tindakan Ronald yang secara tiba-tiba. Merasa risih ia kemudian menepis tangan Ronald."Tolong jangan lakukan i
Baca selengkapnya
Bab 5 Tuduhan Palsu
Perasaan tak nyaman itu kembali muncul. Raut wajah Bella menjadi masam. Akan tetapi saat Laura menyuruhnya untuk masuk. Bella segera menormalkan kembali ekspresi wajahnya. Agar Laura tak sempat mengetahui perubahan mimik wajahnya."Kami asyik melepas rindu," ucap Laura pada suaminya. "Ya sudah. Ayo masuk," ajak Laura sambil merangkul Bella."Kita sambung lagi di dalam, ayo," ucap Ronald.Bella menahan emosi dengan mengeraskan rahangnya. Dia sedang berpikir keras. Apa maksud Ronald dengan kata 'kita' "Dia tak akan ikut bergabung dengan aku dan Bu Laura kan?" Pertanyaan itu kemudian berputar di kepala Bella.Namun Bella menjadi lega saat Ronald akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamarnya. "Kalian lanjutkan pekerjaan kalian ya. Aku akan ke kamar," pamit Ronald."Apa hari ini kamu nggak pergi ke perusahaan?" tanya Laura penasaran. Ronald menggelengkan kepalanya. "Tamu pentingku nanti mau datang ke sini," jawab Ronald.Laura semakin penasaran. "Tamu penting siapa. Klien?" "Bukan," Sahut
Baca selengkapnya
Bab 6 Lelaki Arogan
Akhirnya Laura mengantar Bella ke rumah sakit tanpa suaminya. Kini Laura memandangi wajah Bella yang masih belum sadarkan diri. Ia menatap kasihan pada wajah yang nampak pucat tersebut. Ia menjadi merasa bersalah karena telah bersikap tak baik pada Bella tadi.Wajah khawatir Laura berubah menjadi sumringah, setelah melihat Bella perlahan sadar dan membuka mata. "Syukurlah kalau kamu udah sadar," ucapnya dengan tulus.Entah mengapa senyuman Laura kembali menular kepada Bella. Sejenak rasa sakit dan deritanya juga turut menghilang hanya dengan mendengar ucapan yang tulus tersebut. Semua itu menjadi kekuatan baru untuknya."Kenapa saya bisa berada di sini Bu Laura?" tanya Bella."Tadi kamu pingsan. Pembantu di rumah yang kasih tau aku. Terus ya aku bawa kamu ke sini sama supir," jawab Laura.Saat Bella ingin duduk kepalanya kembali pusing. Sontak Bella meringis menahan sakit sambil reflek memijat kepalanya. Mata Laura membelalak karena terkejut."Astaga Bella. Kamu jangan buru-buru bangun
Baca selengkapnya
Bab 7 Raja Tega
Dua hari kemudian. Saat Bella sedang ada di rumah Laura, Jona datang. Sungguh sangat muak sebenarnya setiap kali Bella harus melihat lelaki itu. Ditambah lagi dia akan menikah dengannya. Lengkap sudah penderitaan yang Bella rasakan.Bella tak menyapanya. Kemudian Laura menegur sikap dingin Bella dengan menyenggol lengannya. "Bella. Itu calon suamimu datang, kenapa kamu diam saja?" Rasanya sungguh memuakkan, namun Bella terpaksa menyapanya. "Ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba datang ke sini?" tanya Bella dengan malas.Menyaksikan hal itu Laura hanya dapat tersenyum. Mungkin Bella dan Jona bukan seperti pasangan kebanyakan. Kini Laura mengerti dan tak mencoba mencampuri urusan mereka."Aku ke sini buat jemput kamu," jawab Jona.Memangnya kamu mau ajak aku ke mana?" tanya Bella penasaran."Kita akan pergi ke kantor urusan agama untuk merencanakan pernikahan kita," jawab Jona.Alih-alih senang justru Bella semakin merasa tak karuan. Berbeda dengan Laura yang terlihat sumringah. "Ya sudah, sa
Baca selengkapnya
Bab 8 Pura-Pura di Depan Mertua
Pagi harinya Jona mendengar pintu kamarnya diketuk. "Iya. Tunggu sebentar," ucap Jona sambil mengucek matanya. Kemudian ia menurunkan kakinya satu persatu dan berjalan menuju ke pintu kamarnya. Jona dapat melihat wajah ibu mertuanya dari lubang pintu. Matanya membulat sempurna karena panik. Akan gawat jadinya kalau sampai ibunya Bella curiga jika pernikahan mereka hanyalah pura-pura.Secepat kilat Jona berlari ke arah Bella. Dengan sekali gotong dia berhasil memindahkan tubuh Bella yang semula di tikar menjadi terbaring di atas ranjangnya. Bahkan untuk menyempurnakan kebohongannya dia menutup tubuh Bella sampai batas dada."Beruntung tidur wanita ini kayak kerbau. Kalau nggak ribet harus bangunin dulu," gumam Jona."Jona. Ini Ibu, Nak," panggil ibunya Bella."Iya sebentar Bu," sahut Jona. Kemudian ia segera berlari menuju ke pintu. Lalu membukanya."Maaf buka pintunya lama Bu. Tadi saya lagi benerin selimutnya Bella. Biar tidurnya Bella tidak terganggu," ucap Jona berbohong.Ibunya B
Baca selengkapnya
Bab 9 sumber masalah
"Jona!" Panggilan dari Laura yang memekikkan akhirnya sampai di telinga jona. Jona yang hendak bersantai di kamar membulatkan matanya ketika mendengar teriakan Laura. "Wanita itu kenapa suaranya ada di rumahku?" tanya Jona pada dirinya sendiri. Tak ingin mendapatkan masalah Jona kemudian berlari menuju ke sumber suara, yaitu dapur. Seketika jantung lelaki itu seakan mencuat dari tempatnya. Ketika melihat Laura sudah menahan tubuh Bella yang nyaris pingsan. Hal berikutnya yang dia lakukan tentunya berakting seakan dia adalah suami yang tak tahu apa-apa dan merasa ikut khawatir. Agar dirinya tak disalahkan."Astaga Bella, apa yang terjadi padamu. Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Jona sok peduli. Padahal dirinyalah sumber masalah utamanya.Saat Jona bertanya Bella benar-benar pingsan. Laura semakin panik. Kemudian ia mendesak Jona untuk membawa Bella ke rumah sakit."Nanti aja tanyanya. Yang paling penting sekarang kita harus bawa Bella ke rumah sakit," suruh Laura.Melihat Jona m
Baca selengkapnya
Bab 10 Suami Yang kejam
"Ibu bersyukur karena kini ada Jona yang jagain kamu Bel. Padahal sebelumnya aku sempat meragukanmu. Maafkan Ibu ya Jona," ucap Laura dengan tulus."Iya Bu. Tidak apa-apa. Wajar saja karena Bu Laura belum begitu mengenal saya," sahut Jona. Sungguh muak rasanya Bella mendengar kebohongan demi kebohongan yang dilontarkan dari lelaki dihadapannya tersebut. Ia kemudian berjanji akan membalas dendam jika nanti dirinya sudah punya cukup kekuatan. Namun saat ini yang terpenting adalah status dan kesehatan anak dalam kandungannya.Yang membuat Bella bertambah sedih ketika Laura berpamitan untuk pulang. "Sudah sore. Aku harus pulang karena masih ada acara. Nanti kabari aku di mana letak kamar kamu ya Bel.""Iya, Bu," sahut Bella. Demikian dengan Jona."Semoga cepat sembuh Bella. Kabari aku jika ada apa-apa ya," ucap Laura sebelum pergi."Terima kasih Bu Laura," ucap Bella.Terima kasih atas kebaikan Bu Laura untuk keluarga kecil kami," sambung Jona."Iya, sama-sama," sahut Laura dengan senyum
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status