Semua Bab Bad Duda: Bab 61 - Bab 70
78 Bab
Bab 61. Rencana Manis
Weekend itu akhirnya Elvis mengantongi izin pulang ke rumah setelah Nicho memastikan tidak ada hal-hal mengkhawatirkan di tubuh Elvis. Pria itu terbebas dari setelan piyama pasien yang sebulan lebih menjadi pakaian hari-harinya. Namun, meski begitu, Elvis masih harus melakukan pengecekan berkala terhadap kondisi tubuhnya. Nantinya Nicho akan mengunjungi Elvis guna melakukan pengecekan berkala.Sayangnya, kabar bahagia itu tidak disambut serupa oleh Elvis. Di kamar inapnya, pria yang memakai outfit casual—santai itu tidak menyembunyikan kesedihannya. Dia yang duduk di tepian ranjang pasien itu terlihat murung, menunjukkan ekspresi dingin yang mendalam. Sebab, Shopia—putri tercintanya masih belum mengantongi izin pulang ke rumah. Gadis kecil itu masih menunggu beberapa hari lagi untuk bisa dibawa pulang olehnya.Edeline yang berdiri tak jauh dari Elvis sudah mengulas senyuman tipis. Gadis cantik yang sejak pagi menemani Elvis itu meletakkan selimut putih yang baru selesai dilipat.“Aku
Baca selengkapnya
Bab 62. Cerita Rahasia
Sarah diabaikan oleh Edeline yang memilih untuk pergi. Wanita itu pun tak mau berkecil hati. Dia cukup sadar pada diri yang sudah berbuat jahat pada Edeline. Sehingga dia memaklumi sikap Edeline yang membenci dirinya.“Kenapa kau mengatakan untuk berhati-hati pada Dokter Edeline?” Alex menarik perhatian Sarah yang fokus menatapi kepergian Edeline.“Aku tahu mengenai kakakku yang menyukai dia. Jika melihat perkembangan hubungan Elvis dan dia saat ini, sudah pasti itu menyakiti hati kakakku.”Dahi Alex berkerut dikarenakan bingung pada pernyataan Sarah. Akan tetapi, keinginannya untuk mencari tahu terhalangi oleh pintu yang terbuka. Alex menoleh ke arah pintu. Dia mendapati sosok Elvis yang tajam menatapnya, terutama menyorot keberadaan Sarah dengan tidak senang.“T-Tuan Elvis—”“Kenapa kau di sini bersama dia?” Elvis menyela tak senang.“Saya akan menjelaskannya di dalam.”Elvis tertawa kesal. “Melihatmu datang dengannya saja sudah membuatku marah, apalagi mengizinkannya masuk ke dalam
Baca selengkapnya
Bab 63. Tak Bisa Dihindari
Tanpa menunda-nunda Elvis segera menghubungi bodyguard yang mengantar Edeline ke parkiran. Elvis berniat memberikan perintah pada bodyguard itu untuk melakukan pengawalan pada Edeline.Edeline dalam bahaya! Gadis itu tidak boleh bergerak sendiri tanpa didampingi pengawalan dari Elvis maupun orang-orang keamanannya.“Nona Edeline sudah pergi sekitar sudah pergi sekitar lima menit yang lalu, Tuan Elvis.”Sial! Elvis mengerang kesal mengetahui diri kalah cepat dari waktu. “Kalian susul Edeline sekarang juga! Jaga Edeline secara teliti dan beri tahu aku mengenai apa pun yang mencurigakan.”Sambungan telepon langsung terputus ketika bodyguard itu memberikan jawaban tegas atas perintah yang Elvis berikan.Elvis sendiri masih tidak tenang, dia masih diselimuti kegelisahan setelah mendengarkan cerita Sarah yang masih berada di sana. Dia benar-benar tidak menduga jika Simon pernah menyukai Rowena yang merupakan mantan istrinya.Elvis merasa dirinya tidak salah. Dia juga menilai Simon tak panta
Baca selengkapnya
Bab 64. Tidak Putus Asa
Kelima jemari kanan Edeline telah meremas kencang tas yang dibawa sejak tadi. Dia berusaha menenangkan diri yang diserang keterkejutan pada sosok pria yang mengancam di sebelahnya.Cadee Robinson—dia adalah sosok ayah tiri Edeline. Dia adalah tersangka utama yang menggoreskan mental Edeline. Dia adalah satu-satunya sosok menjijikkan yang begitu kurang ajar merusak masa remaja dan menghancurkan kedamaian Edeline. Dia juga adalah orang yang membuat Edeline sulit beradaptasi pada sosok pria manapun yang baru dikenali.Bukankah dia masih sedang dalam masa tahanan? Yang lebih mengejutkan lagi, kenapa pria brengsek itu bisa masuk ke dalam rumah yang memiliki penjagaan ketat?Kepala Edeline terasa berat untuk mencari tahu. Sudah terasa pusing dan menyiksa, sementara dada mulai terasa sesak oleh udara yang menipis di paru-paru. Bukan hanya itu, bayangan-bayangan masa lalu yang menjijikkan telah menumpuk sesak di kepala. Sekujur tubuh yang menegang mulai gemetaran, nyali pun ikut menciut untuk
Baca selengkapnya
Bab 65. Tidak Bisa Memercayai
Rebecca dan Glenn bergegas menuju ke kamar inap Elvis sembari berusaha menghubungi Edeline yang tidak merespon panggilan telepon. Mereka berharap Edeline masih berada di sana sehingga kecemasan yang ditakutkan tidak terjadi. Akan tetapi, rasa kecewa menyelimuti perasaan mereka setelah mendapati Edeline tidak ada di sana. Hal yang ada hanya Elvis bersama dengan Alex dan Sarah.“Edeline di mana?” tanya Glenn mendesak panik.“Edeline sudah pulang. Kenapa?” sahut Elvis yang menaruh kecurigaan.“Kapan Edeline pulang? Apa dia pulang sendiri?” Glenn setengah membentak karena diserang cemas. Dia pun tak berhenti berusaha untuk terus menghubungi Edeline.“Kau kenapa, Tuan Glenn?” Elvis beranjak dari duduknya saking penasaran melihat tingkah panik Glenn. “Setelah masuk dengan tergesa-gesa, kau langsung bertanya-tanya mengenai Edeline—”“Edeline dalam bahaya!” Rebecca terpaksa menyela. “Ayah mertuaku baru saja mengabariku mengenai Cadee—ayah tiri Edeline telah bebas dengan jaminan bersyarat oleh
Baca selengkapnya
Bab 66. Dari Hati ke Hati
Elvis terpaksa keluar dari kamarnya. Dia mengalah pada Edeline yang meminta waktu sendiri setelah terkejut mendengarkan cerita dari dirinya. Elvis juga tak ingin memaksa Edeline yang masih tersakiti tindakan kejam ibunya di masa lalu. Dia tahu dengan baik bagaimana perasaan Edeline. Disakiti dan dikhianti adalah penyiksaan paling keji yang sulit untuk dilupakan.Pria itu memutusakan untuk sejenak duduk tenang di ruangan santai. Dia ingin mengetahui kabar putri kecilnya pagi itu. Namun, keinginannya itu terhalangi oleh pelayan yang berlari kecil menghampiri.“Ada Tuan Abraham yang mencari Anda, Tuan Elvis,” ucap pelayan itu dengan santun.Elvis mengangguk, lalu kemudian bergegas menghampiri Abraham yang menunggu di ruang tamu.“Apa Anda sudah lama tiba di sini, Tuan Abraham?” seru Elvis mengulurkan tangan ingin berjabat tangan.Abraham menyambut jabatan tangan Elvis. “Bagaimana keadaan Edeline?” dia cemas bertanya.“Sudah jauh lebih baik setelah aku memberikan suntikan pereda nyeri dan
Baca selengkapnya
Bab 67. Elvis yang Selalu Menemani  
Udara dingin yang semakin terasa menusuk kulit menjadi pertanda musim dingin telah menyapa. Ornamen khas natal mulai terlihat, begitu cantik menghiasi suasana kota sampai masuk ke setiap kediaman. Tak terkecuali kediaman Elvis.Tahun itu kediaman mewah itu lebih hidup dan terasa hangat. Situasi yang bertolak belakang dengan tahun-tahun sebelumnya, selalu suram dan tak pernah ada keceriaan yang menyelimuti.Shopia—yang sudah berminggu-minggu telah pulang dari rumah sakit begitu bersemangat menghiasi pohon natal bersama Elvis dan Edeline. Senyuman manis tak pernah lelah menghiasi wajah cantiknya, seolah-olah kesedihan tidak diizinkan mampir menyapa walaupun itu hanya sesaat.Shopia benar-benar bahagia. Dia merasa Tuhan telah menyalakan lagi warna di hidupnya. Apalagi sejak tahu Edeline tinggal bersama mereka, Shopia tidak ada keinginan lain selain hidup bahagia.Sayangnya, keceriaan di ruangan santai itu tak menular pada Edeline. Gadis cantik itu lebih sering terdiam. Dia juga tidak fok
Baca selengkapnya
Bab 68. Di Dalam Pelukan Edeline
Edeline tak mau melepaskan genggaman tangannya dari Elvis ketika tiba di ruang tunggu lapas wanita. Gadis cantik itu gugup, tangannya semakin kencang pun sudah basah oleh keringat dalam tautan genggaman tangan itu. Jantung yang lebih dulu berdebar pun semakin tak mengenakkan dan menghantarkan senyar meresahkan bagi Edeline yang sebentar lagi akan bertemu dengan Tina.“Jangan gugup! Relaks saja, oke?” Elvis berbisik lembut menenangkan, sementara tangan yang satunya telah mengusap-usap bahu Edeline.Senyuman tipis dijadikan tanggapan dari Edeline. Namun, senyuman itu tak berlangsung lama karena suara pintu ruangan yang bergerak terbuka lebar. Bukan hanya Elvis, Edeline langsung menoleh ke arah pintu. Matanya terpaku mencermati sipir wanita yang memapah seorang wanita paruh baya bertubuh kurus. Edeline sampai tak mengerjap-ngerjapkan mata untuk memastikan apa yang dipandang oleh mata bukanlah kenyataan.Delusi memilukan di depan mata sungguh mustahil untuk dinyatakan sebagai mimpi. Wanit
Baca selengkapnya
Bab 69. Kematian Ibu Edeline
Edeline menangis dalam pelukan Elvis. Gadis itu ditemani sang kekasih berada di rumah sakit. Kondisi Tina sangat buruk, membuat kepolisian mengizinkan Tina untuk diperiksa di rumah sakit. “Tenanglah. Ibumu pasti baik-baik saja,” ucap Elvis lembut seraya membelai punggung Edeline. Dia berusaha menenangkan Edeline, agar tidaklah takut.Edeline mendongakkan kepalanya, menatap Elvis dengan tatapan penuh rapuh. “Bagaimana jika kondisi ibuku memburuk?”“Teruslah berpikir positive.” Elvis mengecup kening Edeline. Ceklek! Pintu ruang pemeriksaan terbuka. Sang dokter berdiri di ambang pintu. Refleks, Edeline dan Elvis mengalihkan pandangan mereka, menatap sang dokter yang berdiri di ambang pintu dengan raut wajah muram. Detik itu juga Edeline yang ditemanin Elvis, menghampiri sang dokter.“Dok, bagaimana keadaan ibuku? Dia baik-baik saja, kan?” tanya Edeline cepat dan panik pada sang dokter yang memeriksa kondisi ibunya.Sang dokter terdiam sejenak dengan raut wajah muram. “Maafkan kami,
Baca selengkapnya
Bab 70. Pria yang Sempurna
Mata cokelat Eva tak bisa menyembunyikan kekecewaan mendalam melihat hanya Elvis dan Shopia saja yang datang ke Edinburgh. Eva begitu tak mempercayai Edeline yang tidak ada, sampai-sampai dia fokus menatap ke arah pintu mobil Elvis demi mengharapkan kehadiran Edeline.“Edeline tidak ikut bersama kami, Mom.” Elvis menyadarkan Eva yang mencari-cari Edeline. “Edeline sedang berada di London. Dia memiliki urusan di sana,” jelas Elvis.“Sebaiknya kita masuk ke dalam jika ingin berbicara serius. Salju semakin turun dengan deras, udara dinginnya tidak baik untuk Shopia.” Peter menginterupsi istrinya yang sudah membuka mulut. Pria itu sudah fokus pada Shopia yang berada di gendongannya.Eva segera menyetujui dan membiarkan semuanya masuk ke dalam mansion mewah itu. Dia mengajak suami, anak beserta cucu kesayangannya untuk menghangatkan tubuh di ruangan santai keluarga.“Apa Edeline masih bersedih?” Eva mencecar Elvis yang baru saja duduk di sofa. Dia mengabaikan putranya yang cukup lelah mene
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status