All Chapters of Bad Duda: Chapter 1 - Chapter 10
78 Chapters
Bab 1. Pria Arogan
“Get the fuck out of here!”Langkah Edeline seketika terhenti oleh bentakan memekik yang mengundang perhatian. Dia berhenti penuh kepedulian terhadap seorang wanita yang didorong hingga terjatuh oleh si pengumpat kejam di ambang pintu.Edeline Johnson—gadis cantik berusia 22 tahun itu baru saja tiba di Manchester akibat pekerjaan. Dia mendapatkan fasilitas sebuah kamar dari hotel mewah di hari pertama kedatangannya—di mana dirinya tidak sengaja menjadi penonton dadakan atas sebuah kekerasan.Awalnya, Edeline hanya ingin menuju kamarnya. Tetapi, dia dihadang oleh seorang wanita yang didorong kasar hingga terjatuh. Tatapan gadis cantik itu melihat adegan yang membuatnya kesal. “Kenapa kau kasar sekali? Aku ini bukan orang asing bagimu!”“Don’t play dumb! Kau sangat tahu aku menganggapmu itu apa?!” pria tampan itu membalas kejam dengan tatapan dingin yang tak berhati.Wanita cantik yang masih terduduk sakit di lantai itu sudah menangis dihujani kalimat sarkasme yang menegaskan ketidaks
Read more
Bab 2. Penuh Dendam
Suasana hati Edeline belum sepenuhnya membaik. Pikirannya pun masih dihantui hal-hal buruk yang mengancam. Edeline belum memberanikan diri untuk mendekati pintu dan keluar dari kamar.Padahal, mentari pagi sudah melenyapkan seutuhnya langit malam. Sepanjang waktu pergantian hari itu juga Edeline tidak menerima ancaman dari apa pun yang dibayangkan. Pria kemarin malam juga tidak menyusulnya.Tetapi, apa itu bisa menjaminkan ketenangan Edeline untuk aman keluar dari kamar?Edeline meyakini pria itu menaruh dendam pada dirinya atas sikap tak menyenangkan yang dilakukan. Pria itu telah mengetahui identitas dan tempat Edeline akan mengabdikan diri. Bagaimana jika dia nantinya mencari Edeline demi menuntaskan dendam?Oh shit! Kenapa gadis cantik itu bisa tertimpa sial?Kemarin, Edeline hanya berniat menolong. Pun dia tidak ingin hari pertama dia mengabdi di rumah sakit itu jadi berantakan atas kesalahan naif kemarin malam. Selain itu, Edeline berharap bisa hidup damai di kota baru yang men
Read more
Bab 3. Dua Sisi Keras Kepala
Tubuh Edeline membeku mendengar apa yang dikatakan oleh Elvis. Kata-kata menusuk dan memberikan sidiran pedas padanya. Oh, God! Edeline tak mengira kalau dirinya akan mengalami hal sesial ini dalam hidupnya.“A-aku minta maaf, Dokter Elvis.”Suasana bingung yang sempat menguasai telah lenyap oleh permintaan maaf dari Edeline. Gadis cantik itu dengan sukarela mengalah, pun membungkukkan punggung untuk menggambarkan ketulusan dari permintaan maafnya.Edeline kalah telak. Gadis cantik itu tak memiliki pilihan apa pun selain meminta maaf. Dia masih mencintai karirnya. Mimpinya menjadi dokter tidak boleh hancur hanya karena kebodohannya. Jadi lebih baik untuk kali ini dia mengalah minta maaf. Entah kesabarannya apakah mampu menghadapi sifat Elvis.“Jangan galak-galak dengan Dokter Edeline, Elvis. Dia bisa tidak betah jika kau seperti itu.” Dengan nada kaku bercampur canggung, Peter membujuk Elvis. Pria paruh baya itu sedikit memberikan peringatan pada putranya.“Tidak masalah. Hitung-hitun
Read more
Bab 4. Penindasan Nyata
Edeline tidak bisa menyembunyikan rasa curiga ketika sudah jauh tenggelam di unit IGD. Hal itu bukan karena peralatan canggih ataupun situasi menegangkan di sana.IGD merupakan trauma center utama dari setiap rumah sakit. Situasi sibuk dari setiap tenaga medis yang memberikan pertolongan pertama kepada pasien yang memenuhi ruangan itu tidak menjadi keluhan bagi Edeline.Edeline malah menyambut hangat. Dokter cantik itu bertindak sigap kepada setiap pasien yang datang. Hanya saja, ke mana semua perginya dokter yang bertugas di unit IGD?Sejak tadi, hanya Edeline sendiri yang menyambut dan memberikan pengobatan kepada setiap pasien yang datang. Dia hanya dibantu oleh perawat-perawat yang bertugas di sana.Dan benar yang Elvis katakan. Unit IGD begitu sibuk sehingga untuk bernapas tenang pun Edeline tidak bisa. Bahkan dokter cantik itu telah melewatkan jam makan siang dan tidak bisa sekadar beristirahat sejenak.Edeline tidak akan mengeluh. Sudah menjadi tugasnya menolong dan memberikan
Read more
Bab 5. Sosok yang Buruk  
Sekujur tubuh Edeline telah berpeluh keringat yang mengucur. Sementara mata cantiknya telah melebar karena menghadapi situasi mengerikan yang menyiksa sepasang iris matanya.Wajah Edeline memucat. Tubuh rampingnya gemetaran sangat akibat ketakutan yang berlebihan. Bibir mungilnya ikut pula gemetaran—sampai dia kesulitan untuk berbicara.Tepat di depan mata, Edeline begitu tersiksa oleh hal menakutkan sekaligus menjijikkan. Kulit dari jemari-jemari kotor begitu bernafsu ingin menyentuhnya. Edeline berusaha menepis agar tidak tersentuh oleh jemari-jemari menjijikkan itu.“J-jangan ... jangan sentuh aku ...” jerit Edeline yang terbata-bata.“Your body looks stunning, Edeline. Aku ... ah, aku tidak tahan melihatnya.”“Biadab! Jangan ... jangan sentuh aku—”Delusi itu hilang ketika mata Edeline terbuka paksa. Sentuhan yang menjijikkan, ancaman yang menakutkan, serta sosok yang tidak ingin dikenang pun telah menghilang tanpa jejak di depan mata.Hanya saja, senyar-senyar yang mengerikan itu
Read more
Bab 6. Di Balik Alasan
Ancaman itu sangat menakutkan bagi Shopia. Dia tidak mau tercekik oleh suasana menakutkan sekolah asrama. Selain itu, jika dia dipindahkan ke sekolah asrama, Shopia akan semakin kesulitan menggapai kasih sayang sosok orang tua satu-satunya yang dimiliki. Sebab, Shopia sudah kehilangan sosok ibu kandung sejak terlahir ke dunia.“Aku tidak mau, Daddy.” Shopia menggelengkan kepala sembari berlutut memohon. “Aku berjanji tidak akan mengganggu dan menyusahkan siapapun.”Mulut kejam Elvis sudah bersiap melepaskan ultimatum tegas yang kembali menyayat perasaan Shopia. Beruntungnya situasi itu teralihkan oleh handphone-nya yang berbunyi.Elvis memalingkan pandangan dari Shopia yang mengiba-iba di kakinya. Dia lebih mementingkan untuk menjawab panggilan telepon masuk dibandingkan perasaan darah dagingnya.Sosok ayah buruk itu terlihat serius mendengarkan seseorang yang berbicara dari sambungan telepon. Dan tak lama setelahnya, handphone yang menempel di sisi telinga kiri telah Elvis turunkan.
Read more
Bab 7. Mencari-cari Alasan
Taksi yang Edeline tumpangi telah berhenti sempurna di teras depan Omega Hospital. Gadis cantik yang mengenakan outfit casual—sporty itu menyegerakan diri keluar dari taksi itu setelah membayar tarif taksi.Edeline menghela napas kasar. “Tarif taksi dari rumah itu ke rumah sakit cukup mahal! Halte bus juga sedikit jauh! Aku harus cepat-cepat cari tempat tinggal di dekat rumah sakit. Tabunganku bisa habis kalau aku tidak hidup hemat,” keluhnya.Kakinya melangkah masuk ke dalam rumah sakit dengan tujuan ruangan dokter magang berada. Dokter cantik itu berniat mengganti pakaiannya dengan pakaian medis sebelum tenggelam di IGD.Senyum cantiknya mengembang kaku ketika berpapasan jalan dengan dokter-dokter senior. Sosok mereka begitu menyeramkan direkam benak Edeline. Ekspresi mereka begitu dingin, tidak ada kesan ramah yang membuatnya berani untuk lebih lanjut menyapa.Mungkinkah itu bentuk intimidasi senioritas?Edeline menyadari diri yang belum menyapa secara baik rekan-rekan senior di ru
Read more
Bab 8. Aku Ingin Tahu
Mata tajam Elvis mengekori Edeline yang beranjak pergi dari ruangannya. Seolah-olah dia tidak ingin melepas momen kepergian Edeline. Hal itu dikarenakan Edeline membisu setelah diberi syarat paling menyulitkan. Ada ketertarikan tersendiri melihat Edeline tidak keras kepala seperti sebelumnya. Elvis merasa menemukan kelemahan Edeline yang kemarin-kemarin bersikap menyebalkan terhadap dirinya.“Sepertinya akan jadi menyenangkan untuk membalas perbuatannya kemarin,” Elvis bergumam senang seperti anak kecil mendapatkan mainan baru.Pria itu terkekeh lemah setelah Edeline keluar—menutup rapat-rapat pintu ruangan. Suatu hal langkah yang Elvis tunjukkan di wajah tampannya. Sebab, wajah maskulinnya terbiasa dingin tak berperasaan.Namun, Elvis tidak menyadari hal tersebut. Dia mengacuhkan momen langka itu dan memilih untuk mencermati hal-hal penting di iPad—di sisi lain, Elvis menilai pagi itu tidak terlalu buruk—setelah kemarin malam hal-hal menjengkelkan telah merangsek ke jiwanya.Tok ...
Read more
Bab 9. Hari yang Tertarik
Pikiran Edeline sudah seperti benang kusut yang menumpuk dan tidak memiliki celah untuk kembali lurus. Gadis cantik itu masih terus memikirkan hal-hal mengenai Elvis yang mengejutkan. Bahkan, Edeline memutuskan pulang menggunakan bus dan berjalan kaki menuju rumah.Edeline melakukan itu bukan karena tertarik atau ingin mengetahui lebih dalam mengenai Elvis. Melainkan, gadis cantik itu merasa hidupnya tidak akan tenang selama berada di Manchester.Bagaimana tidak? Pada hari pertama menginjakkan kaki di Manchester, Edeline terlibat pertikaian dengan Elvis dikarenakan salah membela seseorang. Yang kini Edeline ketahui adalah tunangan Elvis. Ditambah lagi, pria itu memintanya bertemu di tempat yang sama untuk mengambil id card milik Edeline yang terjatuh di ruangan pria itu.Bagaimana jika nanti ada seseorang yang melihat dan menyalahpahami pertemuan mereka di hotel? Bagaimana jika gadis waktu itu mengetahui pertemuan pribadi Elvis dan Edeline di kamar hotel yang sama?Image Edeline pasti
Read more
Bab 10. Hubungan Rahasia
Keheningan membentang ketika wanita pengasuh itu menimbang-nimbang keputusannya. Dia tampak gelisah, antara ingin menyetujui atau memutuskan yang sebaliknya.“Anda boleh tinggal sedikit lebih lama.” Wanita pengasuh itu bersuara penuh keraguan. “Mungkin ... sekitar satu atau dua jam ke depan akan aman bagi Anda membujuk Nona Shopia.”Bibir Edeline tertarik lembut saat menyimpulkan senyuman cantik—tanda terima kasih. “Aku tidak akan berlama-lama.”Tanpa mengatakan sepatah kata, wanita pengasuh itu berpaling dari kamar itu. Pintu yang dibuka olehnya telah ditutup serapat mungkin tanpa celah guna memberikan ruang pribadi pada Edeline dan Shopia.Sementara itu, Edeline telah memalingkan tatapannya pada Shopia tanpa penundaan. Caranya menatap sama seperti sebelumnya. Ada kehangatan yang turut campur ketika tangan jemari Edeline begitu penuh perhatian merapikan rambut Shopia yang agak berantakan.“Kau mau minum obat sekarang?” suara Edeline mengalun lembut.“Apa Daddy benar-benar akan pulang
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status