All Chapters of Janda Lugu tapi Palsu: Chapter 21 - Chapter 30
38 Chapters
Cerita Dusta
Janda Lugu Tetanggaku 21Bab 21Dian berdustaLaras pergi dari rumah“Kau ini bicara apa, Dian!” Mas Azka nampak sangat marah. Terlihat dari caranya membentak mbak Dian.“Sudahlah, Azka, kau berterus terang saja pada Laras dan Mamamu.” Mbak Dian sesenggukan.Aku semakin tidak mengerti. Mama pun juga sepertinya tidak paham apa yang tersembunyi di antara Mbak Dian dan Mas Azka. “Dian ingin bercerita, Tante …” mbak Dian mengusap air matanya. Aku masih berdiri dan menatapnya. Jujur aku sangat tertarik dengan sandiwara yang sedang dimainkan Mbak Dian. Mas Azka terlihat sangat tidak nyaman. Beberapa kali terdengar suara decak Kesal dari bibirnya. Mbak Dian kembali membuka mulut. “Sebenarnya saat kuliah dulu, Azka dan Dian pernah terlibat cinta terlarang.”“Maksudnya apa, Mbak. Langsung saja nggak usah bertele-tele!” aku sudah tersulut emosi. “Laras, jangan percaya omongannya.” Mas Azka mendekat padaku. Aku bergeming dan tetap menatap mbak Dian. Tangan Mas Azka mencengkeram sandaran kurs
Read more
Kesempatan
Janda Lugu Tetanggaku 22Bab 22Mengambil kesempatan dalam kesempitanDua hari sudah aku tinggal di rumah Mama kandungku bersama Mbak Tin, pembantu rumah tangga. Aku juga berangkat kerja dari sini. Ponselku tak pernah berhenti berdenting. Puluhan bahkan mungkin ratusan pesan dan miscall datang dari Mas Azka. Aku membacanya satu persatu meski tak ada yang kubalas. [sayang, udah dong, marahnya. Aku kangen] [aku belum makan, yang. Banyak kerjaan nih, sampai malam][sepi nggak ada kamu][pulang, yang … aku nyesel]Membaca berulang kali pesan-pesan yang dikirim suamiku membuat bibirku selalu menyungging senyum. Aku juga kangen, Mas, tapi, biar mengendap dulu kangennya, ya? Nanti kita luapkan bersama. Jujur, aku sendiri juga menahan rasa yang sepertinya sudah membeludak di dada. Butuh penampungan wkwk. Tapi aku nggak boleh lemah. Aku akan membiarkan dulu Mas Azka disiksa rindu agar dia tau rasanya kehilangan. Rencananya aku akan berada di sini satu minggu yang artinya tujuh hari saja.
Read more
Janda lebih berpengalaman
Janda Lugu Tetanggaku 23Bab 23Kalah terus“Mbak Dian ngapain di sini?” Aku menatapnya. Mbak Dian melirik sekilas dan mengulum senyum, selanjutnya perempuan yang lebih pendek dariku ini duduk di sisi ranjang dekat suamiku dan dengan santainya mengaduk mangkuk bubur di tangannya. “Semalam Farhan mencarimu tetapi kau tidak mengangkat teleponnya. Kebetulan aku ke sini jadi Farhan menitipkan Azka padaku untuk menjaganya. Azka sedang sakit, dari semalam dia demam,” urai Mbak Dian seakan mengolokku yang kalah satu ronde dengan dia. Hatiku bergejolak, panas rasanya. Rupanya Mas Azka tidak bercerita tentang permasalahan rumah tangga kami denga teman-temannya, maka dari itu Farhan tak tau kalau aku pergi meninggalkan rumah sudah satu minggu lamanya. “Kalau begitu, mbak Dian silakan pulang karena aku sudah datang,” kataku mengusir halus. Bibir Mbak Dian kembali mengulas senyum. Aneh saja, meski senyumnya manis tapi di mataku sangat menjengkelkan dan aku muak melihatnya. “Sebentar ya, Ras
Read more
Mulai terusik
Janda Lugu Tetanggaku 24Bab 24Aku atau Mbak Dian yang pindah rumahTenang … aku harus tetap tenang menghadapi manuver licik mbak Dian. Mungkin dia pintar dan lebih berpengalaman dariku. Sebaiknya aku menggunakan kecerdasanku untuk mengkonternya. “Maaf, Ma, Laras benar-benar kalut lihat Mas Azka sakit, jadi nggak sempat dan nggak kepikiran menelepon Mama.” aku berdalih. “Laras segera pulang pas dengar aku sakit, kok, Ma.” Mas Azka menoleh dan melempar senyum padaku. Aku mengangguk dan bernafas lega, suamiku membelaku. “Sudah baikan, Azka?” Mama melihat wajah Mas Azka. “Sudah lumayan itu, Tante, dari pada semalam Azka demam dan muntah-muntah.” Mbak Dian mulai cari muka. “Oh? Jadi semalam kamu di sini, Dian?” Kening Mama mengerut. “Iya, Tante.” Mbak Dian menunjukkan rasa senang, dia mengangguk dengan bibir menyungging senyum. Aku benar-benar sudah terkecoh oleh kecantikan lugunya. Mbak Dian ini ternyata jahat dan gemar cari muka. “Laras datang kapan?” seketika mata Mama berpinda
Read more
Melawan Pelakor
Janda Lugu Tetanggaku 25Bab 25Menyingkirkan Mbak Dian“Jadi waktu itu Dian mengajakku ketemuan.” Mas Azka mulai bercerita tentang pertemuannya dengan Mbak Dian di sebuah kafe waktu itu. Sambil berbaring di dada bidang mas Azka, aku mulai menyimak penuturan suamiku. “Kenapa kamu nggak bilang padaku?” Tanyaku sedikit merajuk. “Aku takut kamu marah, Ras.” tangan Mas Azka mulai mengusik dan memainkan rambut di kepalaku. Memang benar sih, aku akan marah jika tau suamiku akan ketemuan dengan Mbak Dian, tapi, bertemu sembunyi-sembunyi akan membuatku tambah kesal. Aku merasa dikhianati dan itu menyakitkan banget. “Aku mengikutimu,” ujarku pelan. Terdengar tawa kecil dari mulut suamiku yang membuat bibirku mencebik tanpa terlihat olehnya. Sebel!“Dian memaksaku untuk menjamin hidupnya,” kata Mas Azka yang seketika membuat mataku melotot. “Apa? Menjamin hidupnya? Emang dia siapa?” Aku mengangkat kepala melihat suamiku. Kesal banget rasanya, seenaknya saja Mbak Dian ngomong. “Iya, Ras, t
Read more
Berlagak Nyonya Rumah
Janda Lugu Tetanggaku 26Bab 26Berlagak Nyonya RumahHari ini aku tidak berangkat kerja, izin dulu. Entah kenapa sudah dua hari ini kepalaku rasanya berat, perut juga mual dan rasanya penuh. Mas Azka berangkat agak siangan juga, karena memastikan aku baik-baik saja dan sakitku tidak serius. “Ke dokter, yuk.” ajak Mas Azka.Aku menggeleng, “gak usah, ntar juga baikan sendiri setelah minum teh anget,” kataku. Mas Azka sudah membuatkan teh untukku dan dibawa ke kamar. Aku sendiri masih malas keluar dari hangatnya balutan selimut. Suamiku yang sudah siap dengan baju kantorannya melihat arloji. “Aku berangkat dulu, ya, udah hampir jam delapan.” suamiku mengusap rambut di kepalaku. Aku mengangguk. “Bikin roti sendiri, ya, Mas.” Bola mataku mengikuti kaki Mas Azka yang melangkah untuk membuka pintu kamar. Lelakiku itu mengangguk dan menutup pintu kamar pelan seperti tak rapat. “Eh, Azka, belum berangkat?”Deg!Itu suara Mbak Dian. Dia pasti lewat pintu samping yang menghubungkan ke gar
Read more
Diusir
Janda Lugu Tetanggaku 27Bab 27Diusir dari kontrakan“Mas, kok, Tante Angga belum datang juga buat mengusir Mbak Dian, ya?” Tanyaku pada Mas Azka malam itu setelah selesai peraduan. Kami tidur berhadapan wajah dengan tangan dan kaki saling memeluk. Aku menatap wajah ganteng Mas Azka. Suka sekali dengan bentuk hidungnya tinggi dan bagus, juga alisnya yang tebal dan tertata rapi alami. Kalau kelak aku punya anak perempuan dan memiliki alis seperti papanya pasti cantik sekali, batinku. “Besok mungkin, besok kan hari Minggu.” tebak Mas Azka sambil tangannya jahil melukis bibirku. “Sudah dua hari, lho.” aku merubah posisi tidur terlentang. Mas Azka tak mau mengurai pelukan, kakinya tetap menind*h perut rampingku. “Kalau besok tidak datang, kita datangin lagi rumahnya.” Aku mengangguk tipis. Tak sabar rasanya menunggu Mbak Dian terusir dari rumahnya, biar sengsara. Perempuan pendusta. **PoV Dian onIni hari Minggu, nanti siang aku ada acara mau keluar janjian dengan Om Danu, pria tu
Read more
Dua Minggu saja
Janda Lugu Teranggaku 28Bab 28Senjata Makan TuanAku melirik suamiku yang memasang tampang jutek. Mas Azka tetap tidak memberi izin Mbak Dian pindahan ke sini. “Azka, kamu itu jangan jadi orang jahat.” Mbak Dian melihat Mas Azka yang berdiri di sampingku. “Aku bernasib sial begini juga gara-gara kamu, Azka! Kau pernah menodai aku di masa lalu sehingga suamiku marah dan menceraikan aku!” Suara Mbak Dian lantang. “Jangan bilang aku menodai kamu, Nana! Kau itu ayam kampus, semua orang juga tau apa artinya!” Mas Azka tak kalah garang. “Kau berbohong. Azka, kau menikmati legitnya madu yang kuberikan bukan?”mbak Dian berusaha membawa Mas Azka ke masa lalu agar dapat membuatnya mati kartu. Aku tak bisa tinggal diam jika sudah begini. Aku tak ingin mengungkit hal yang hanya menyakiti diriku sendiri padahal aku tak tau kisah yang sebenarnya. “Sudah, jangan bahas masa lalu!” Ucapku tegas. Mbak Dian dan Mas Azka saling melotot dengan wajah yang sama-sama menahan geram. “Mbak Dian, suami
Read more
Celamitan
Janda Lugu Tetanggaku 29Bab 29CelamitanLipstik aku yang warna pink di mana, ya? Mataku mencari di sekitar puluhan alat kecantikan yang tertata di meja rias. Perasaan kemaren ada di tempatnya kok sekarang nggak ada? Apa aku yang lupa.Aku memang memiliki bahkan mengoleksi beberapa alat tempur kecantikan dari beberapa merek terkenal. Nggak semua aku taruh di beauty case, sebagian besar aku tinggal di rumah, di dalam kamar. Setiap aku tinggal kerja, hanya Mbok Wati yang masuk kamarku buat bersih-bersih.“Ras, ayo, sarapan.” Ajak Mas Azka. Aku yang sudah berdandan dan hanya tinggal mengoleskan lipstik saja mengangguk dan berdiri. Aku dan Mas Azka selalu berangkat bekerja bareng semenjak ada Mbak Dian di rumahku. Pulangnya juga bareng terus. Mas Azka tidak mau tinggal di rumah kalau tidak ada aku. Di meja makan sudah tersaji masakan Mbak Dian yaitu Omelet telur daging kornet yang penampilannya sangat menggugah selera. “Ayo, sarapan, Azka, itu aku sudah memasak buat kamu,” kata Mbak Di
Read more
Akal Bulus
Janda Lugu Tetanggaku 30Bab 30Akal Bulus“Mbok, baju saya kemaren malam dipakai sama Mbak Dian, kok bisa?”tanyaku pada Mbok Wati siang itu di dekat kamar mandi belakang saat pembantuku habis mengangkat jemuran. Mbok Wati melirik pintu kamar yang dihuni oleh Mbak Dian. Pintu kamar itu tertutup, tadi aku sudah melongok ke dalamnya. Mbak Dian dan Lova sedang bobok siang. “Nggak usah takut, Mbak Dian sedang tidur sama Lova.” aku menepis kekhawatiran mbok Watik. Perempuan itu takut bila Mbak Dian nanti mendengar jawabannya. “Anu, Non, saya sudah bilang agar jangan ngambilin baju-baju Non Laras tetapi, Bu Dian tak menghiraukan,” jawab Mbok Watik kesal. Baju-baju katanya? Berarti nggak hanya satu dong? Bola mataku berputar. “Emang dia sering ngambilin baju saya?” Menatap Mbok Wati. Pembantuku mengangguk, “sering, Non, terutama kalau siang hari pas Non Laras nggak ada di rumah.”Jadi begitu? Jangan-jangan Mbak Dian juga yang mengambil peralatan make up ku? Secara ada beberapa yang men
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status