Janda Lugu tapi Palsu

Janda Lugu tapi Palsu

By:  Henya Firmansyah  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
38Chapters
1.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Siapa sangka Janda lugu yang tinggal di depan rumahku adalah orang yang pernah terlibat one night stand dengan suamiku? Penampilannya yang lugu dan polos telah memanipulasi mata dan otakku. Mbak Dian nama Janda itu. Kini setelah bertahun-tahun, Mbak Dian datang lagi dan berniat merebut suamiku dengan senjata masa lalunya. Akankah aku memaafkan masa lalu suamiku? Ataukah Mbak Dian berhasil dengan misi jahatnya? Baca di sini

View More
Janda Lugu tapi Palsu Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
38 Chapters
Mirip Suamiku
Janda Lugu Tetanggaku 1Bab 1Mirip Suamiku“Mas!” Aku melambai pada suamiku yang baru turun dari mobil di halaman depan rumah. Suamiku menoleh dan melihat padaku yang berjalan pulang dari rumah tetangga depan rumah. “Ngapain?” Tanya Mas Azka sambil berjalan ke teras. Aku mengejar cepat dan berhasil mengalit lengannya. “Main,” jawabku tersenyum lebar. Mas Azka tak berkomentar, dia mengambil kunci rumah di bawah vas bunga lalu membuka pintu. Aku dan suamiku baru beberapa bulan menikah dan tinggal di perumahan berdua saja. Kebetulan, aku dan Mas Azka dua duanya bekerja, pergi pagi dan pulang sore, kadang suamiku pulang malam. Depan rumah ada tetangga, namanya Mbak Dian. Janda anak satu. Penampilannya sederhana bahkan lugu menurutku. Bajunya nggak modis, wajahnya pun sering polosan dari pada ber-make up. Aku sering main ke situ sepulang kerja sambil nunggu suamiku pulang. Ya, kan dari pada bengong sendirian di rumah. Mbak Dian baik, anaknya juga lucu dan nggemesin. “Tahu, nggak, Mas
Read more
Bercyanda
Janda Lugu Tetanggaku 2Bab 2BercyandaMas Azka seketika melotot padaku. Ahaha akupun tertawa melihatnya. “Bercyanda!” Kataku menirukan yang lagi viral saat ini dengan mulut yang terus menebarkan tawa. “Nggak lucu!”Mas Azka merebahkan tubuh di kasur dan memejamkan mata, salah satu tangannya diletakkan menutupi wajah. Kesal rupanya. Ah! Gitu aja marah, batinku. Lagian kalau mirip kenapa? Mas Azka ganteng, Lova juga cantik menggemaskan. Salahku di mana coba?Tak lama suamiku terlelap, aku menatap dua tubuh yang tergeletak di kasur, baby Lova dan Mas Azka. Memang agak-agak mirip kok wajahnya. Tuh hidungnya sama-sama bangir, rambutnya hitam lebat dan kulitnya putih. Alhamdulillah, aku juga nggak marah kok kalau misal ada yang bilang baby Lova mirip suamiku. Cuma mirip, itu hanya kebetulan saja. Ye, kan?Pelan, aku ikut merebahkan diri di samping baby Lova. Tanganku memeluk bayi mungil itu. Bahagia rasanya, sudah seperti keluarga lengkap. Mama, Papa dan anak. Aku terjaga ketika menden
Read more
Perlu dibantu
Janda Lugu Tetanggaku 3Bab 3Perlu dibantuSeperti biasa, kalau pulang kerja nggak bareng Mas Azka, aku mampir dulu ke rumah Mbak Dian yang letaknya persis di depan rumahku. “Halo?” Sapaku sambil melangkah memasuki halaman rumah Mbak Dian yang asri. Taman kecil di depan rumah Mbak Dian ditanami rumput menghijau. Ada satu pohon mangga di depan rumahnya yang lumayan besar. Bayangan pohon itu meneduhkan teras rumah Mbak Dian. “Itu, Tante Laras datang.” Mbak Dian yang sedang duduk di teras rumah sambil memangku Lova menunjuk padaku. Baby Lova seakan tau, dia berjingkat dan berteriak melihat dan mendengar suaraku.“Uluh … Uluh … sayangku Lova, sini sama Tante,” kataku sambil mengambil Lova dari pangku Mbak Dian. Aku menggendong Lova dan membawanya ke bawah pohon mangga. Di situ banyak tergantung tanaman hidroponik koleksi Mbak Dian. Berkali-kali aku mencium pipi chabi Lova karena gemes. “Gimana wawancara-nya waktu itu, Mbak? Sukses?” Tanyaku sambil berjalan menghampiri Mbak Dian. Aku l
Read more
Iklasin aja
Janda Lugu Tetanggaku 4Bab 4Iklasin aja“Lu aja ‘kali bantu, aku sih noway!” Sahut Mas Azka cuek. “Jangan begitu, dong, Mas. Kita ini wajib membantu orang yang susah, termasuk para Janda seperti Mbak Dian. Lihat dong, dia nggak kerja, punya anak, gimana makannya kalau dia nggak banting tulang?” Aku berusaha menjelaskan pada Mas Azka betapa susahnya Mbak Dian menjadi Janda yang membesarkan anak sendirian. “Banting tulang gimana?” Mata Mas Azka melotot, “orang Dian baik-baik saja. Nggak kerja bisa makan, kok?”“Ya ampun, Mas. Mbak Dian itu cerita kalau tabungannya tiap hari kian menipis buat beli keperluan. Kasihan dia itu.” aku melempar kapas bekas membersihkan wajah di tempat sampah. “Mana kau tahu tabungannya habis?”Mas Azka bertanya penuh selidik. “Ya dari cerita Mbak Dian,” jawabku mengangguk. “Bagaimana kalau kamu dibohongi?”“Nggak mungkin lah, Mas.” aku menggeleng cepat, “tampangnya Mbak dian aja baik, jujur, lugu, mana mungkin dia berbohong?”Haha, terdengar tawa kecil s
Read more
Susunya Mbak Dian
Janda Lugu Tetanggaku 5Bab 5Susunya Mbak DianHari Sabtu dan Minggu adalah hari weekend buat aku dan Mas Azka. Kami berdua libur bekerja. Setelah sarapan pagi berdua, aku dan suami duduk santai di rua g tamu sambil menunggu kedatangan Mama Mertua. Kemaren Mama sudah telepon mau datang. Seperti biasa kalau habis mengambil uang pensiun, Mama pasti berkunjung ke mari dengan membawa segudang oleh-oleh. Utamanya sembako sama berbagai makanan enak atau kudapan masakan tangan Mama sendiri. “Lihat apa, Mas?” Aku mengawasi Mas Azka yang matanya melihat ke luar jendela kaca. Akupun menoleh ke belakang punggungku. Menyibakkan sedikit korden putih tipis transparan, aku melihat Mbak Dian sedang berada di depan rumahnya. Tepatnya di bawah pohon mangga dengan tangan yang membawa botol semprotan. Rupanya, Mbak Dian sedang merawat tanaman hidroponik miliknya dengan menyemprotkan air. “Lihatin Mbak Dian, ya?” Tanyaku pada Mas Azka. Suamiku menggeleng cepat. “Nggak,” sahutnya ketus. “Terus, lihat
Read more
Teman Lama
Janda Lugu Tetanggaku 6Bab 6Teman lama“Mbak Dian, itu kancing bajunya yang atas lepas,” kataku menunjuk baju yang dikenakan Mbak Dian. Seketika Mbak Dian melihat padaku lalu menunduk melihat dadanya. “Oh, iya, maaf.” Perempuan itu lalu mengancingkan kemejanya dengan benar. Wajahnya agak gimana, gitu. Nah, kan, Mbak Dian itu nggak sengaja. Masak iya, dia mau pamer susu, kan nggak sopan. Mungkin, mbak Dian tadi tergesa-gesa mau jemput Lova jadi nggak sempat ngancingin baju dengan benar. Semoga suamiku nggak salah mengartikannya. Jangan sampai Mas Azka kebablasan menganggap Mbak Dian murahan. Mata Mama mengerjap melihat Mbak Dian mengancingkan kemejanya. Selanjutnya kami mengobrol hal yang ringan-ringan. Sesekali mataku melihat ke dalam, semenjak kejadian tadi, Mas Azka nggak keluar dari kamar. Malu aku sama Mbak Dian, Mas Azka emang kadang-kadang. Setelah Mbak Dian dan Lova pulang, aku bersama Mama Mertua dan Mas Azka berkumpul di ruang makan. Aku dan suami berebut es krim leza
Read more
PoV Diana alias Nana
Janda Lugu Tetanggaku 7Bab 7 PoV Diana alias NanaIri“Setelah anak itu lahir, aku akan menceraikanmu.” Aku terdiam mendengar ucapan Mas Ammar, suamiku. Menghela nafas sembari menatap perut yang menggunung, aku hanya bisa pasrah. “Setelah itu, kau juga harus pergi dari sini beserta anakmu itu.” Mama Santi, Ibu Mertuaku ikut bersuara dengan mata yang melirik sinis.“Ini anak Ammar juga, Ma …”ucapku pelan. “Enak saja! Itu anak siapa? Hanya kau dan Tuhan yang tahu, Nana.” Mas Ammar tertawa mengejek. “Betul. Memalukan saja!” Mama Mertua melengos. “Tapi, memang benar kau pernah meniduri aku sebelum kita menikah, Ammar.” mataku melebar berusaha mengingatkan lelaki itu akan perbuatannya dulu. Dia adalah kekasihku terakhir. “Aku?” Hahaha, Ammar tertawa keras meski terdengar sumbang, karena memang tak ada yang sedang melawak di sini. “Aku hanya yang ketiban apes!” mata Ammar melotot padaku, “menjijikkan,” katanya lagi dengan meludah di lantai.Aku menelan ludah dengan memejamkan mata s
Read more
Mencarikan Pekerjaan
Janda Lugu Tetanggaku 8Bab 8 Mencarikan pekerjaan Ngapain juga Mas Azka harus ngomong pelan-pelan? Dahiku mengerut. Aku tuh nggak suka nguping. Beringsut, akupun memilih turun dari tempat tidur dan berjalan ke luar kamar. Mau ngapain, ya? Setelah minum air putih dari kulkas, aku pun mencari kesibukan dengan membuat bolu. Mengambil tepung terigu, telor, gula, susu, mixer, timbangan digital mini dan sebagainya, aku mulai sibuk dengan resep bolu yang sudah di luar kepala. “Hai, bikin apa, sayang?” Tanya suamiku yang tiba-tiba sudah berada di dapur dengan membawa nampan berisi gelas-gelas kosong dan toples cemilan di nampan. Aku yang barusan memasukkan loyang berisi adonan ke dalam oven, menoleh dan tersenyum lebar. “Bikin bolu,” jawabku sambil menutup oven sekaligus mengatur suhunya. “Fahri sama Pupung sudah pulang,” kata Mas Azka sambil menaruh gelas kosong ke dalam washtafel. “Wah, sayang dong, nggak ngerasain bolu buatan aku.” Bibirku menekuk ke bawah. Kecewa. “Kirain kamu
Read more
Rekan satu tim
Janda Lugu Tetanggaku 9Bab 9Satu team dengan Mbak Dian“Sudah selesai, Mbak?”Aku menyambut Mbak Dian yang keluar dari ruangan HRD. Hari ini adalah interview penentuan diterima atau tidaknya Mbak Dian bekerja di kantorku.“Sudah.” Mbak Dian tersenyum semringah. “Terus, hasilnya apa?” Aku menjejeri langkahnya. “Nanti dikabari,” jawab Mbak Dian mengangguk. “Jangan khawatir, Mbak, nanti aku bantu meyakinkan Pak Andre,” kataku ikut senang. Semoga saja Mbak Dian bisa bekerja di sini bersamaku satu divisi. Aku nggak masalah kok, semisal gaji Mbak Dian disamakan dengan aku yang lebih senior. Kasihan, Mbak Dian punya tanggungan anak. Kalau aku kan enggak. Gajiku utuh malah ditambahin sama Mas Azka. Rencana aku ingin membeli mobil impianku sendiri nanti kalau tabunganku sudah cukup.“Mbak Dian pulang naik apa?” Tanyaku. Kebetulan ini sudah jam makan siang.“Nggak tahu, nih. Naik gojek paling,” sahut Mbak Dian. “Aku mau ngajak makan siang, sih ….” ucapku ragu, takut Mbak Dian menolak. Se
Read more
Kejadian itu/ PoV Azka
Janda Lugu Tetanggaku 10Bab 10PoV AzkaKejadian ituAku begitu kaget saat terbangun. Tatapanku membeku pada perempuan yang duduk di kursi sembari mengangkat sebelah kaki untuk dipakaikan stoking tipis warna hitam. Perempuan itu lalu berdiri dan meraih rok span berbahan kulit berwarna coklat mengkilap. Astaga! Segera aku memalingkan wajah, menyadari kalau sedari tadi perempuan itu tak mengenakan bawahan. Bentuk celana G-string terlihat jelas menampilkan bo-kong yang penuh dan meluber dari balik stoking hitam tipis menerawang. “Hai, sudah bangun?” Perempuan itu menoleh padaku, tawanya renyah dan ceria. Dia merebahkan badannya setengah tengkurap tepat di depanku. Bola kenyal di dadanya menyembul dipercantik dengan belahan dada yang mengundang. Dengan dada yang berdebar kencang, aku bergegas menyibakkan selimut dan melemparnya sembarang. Saat itulah aku kelincutan sendiri. Botolku menggelantung tanpa tutup! Bang-sat, apa yang terjadi sebenarnya, di mana pakaianku? Mataku bergerak lia
Read more
DMCA.com Protection Status