All Chapters of Sandiwara Pernikahan Sang CEO : Chapter 51 - Chapter 60
126 Chapters
51. Hanya ingin Lidya
"Hahaha ... aku tentu bisa keluar dengan mudahnya, Ardiansyah. Kita bisa bicarakan semuanya dengan baik-baik, bukan?" tawar Beno dengan senyum sombong di wajahnya.Ardiansyah merasa marah dan kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi orang-orang yang dicintainya. Namun, ia tetap tenang dan berusaha menenangkan Lidya yang terlihat ketakutan."Jangan takut, sayang. Aku akan melindungi kamu," ucap Ardiansyah sambil menggenggam tangan Lidya erat-erat.Kakek Hendra juga terlihat tenang di sampingnya, mendukung apapun yang dilakukan oleh cucunya demi keselamatan mereka semua."Jangan khawatirkan aku, cucuku. Aku sudah tua dan siap untuk segala kemungkinan," katanya dengan suara lembut.Ardiansyah memandang Beno dengan tatapan tajam. "Apa yang kamu inginkan, Beno? Apakah kamu ingin meminta uang lagi?"Beno hanya tersenyum sinis. "Oh tidak, Ardiansyah. Aku sudah punya uangku sendiri sekarang. Yang aku inginkan hanyalah kado spesial dari Lidya.""Kado spesial apa?" tanya Ardians
Read more
52. Tetap Menjadi Bintang
"Sekalipun kamu memiliki semua kekuatan di dunia ini, Lidya tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi milikmu. Kamu telah mengecewakan semua orang, termasuk menghancurkan karir ayahmu sendiri dengan tindakanmu yang tidak terpuji."Ardiansyah yang sudah mulai kehilangan kesabarannya akhirnya menegaskan kembali pendiriannya untuk melindungi Lidya, karena Lidya memang istrinya.Mendengar perkataan Ardiansyah, Beno menjadi semakin marah dan menunjukkan tawa sinis. Hal itu membuat Lidya cemas, ia takut situasi menjadi kacau.Namun, kakek Hendra yang diam-diam sudah memperhatikan segalanya, berdiri dari kursinya dan mengambil kesempatan untuk berbicara."Kamu masih muda dan tak tahu apa-apa tentang kehidupan. Kamu harus belajar tentang kebaikan, tentang cinta, tentang pengorbanan. Jangan hancurkan hidupmu, Beno. Kamu harus berubah!" tegas kakek Hendra dengan nada suara yang lembut namun tegas."Peduli apa dengan hidupku? Itu bukan urusan kalian!" bentak Beno yang sudah tidak memiliki hati
Read more
53. Dilema
Beberapa minggu setelah konser, Lidya dan Ardiansyah dikagetkan oleh kabar yang tidak terduga. Impian Record, agensi Lidya, tiba-tiba mengalami masalah keuangan yang cukup serius. Mereka mendapatkan banyak kritik dari penggemar, media, dan industri musik secara umum.Lidya merasa khawatir karena ia tidak ingin karirnya terhenti atau bahkan hancur karena masalah di agensinya. Ardiansyah juga merasa tidak tenang dan khawatir terhadap masa depan karir istrinya.Mereka memutuskan untuk segera bertemu dengan Benny, manajer Impian Record, bersama dengan tim manajemen Lidya untuk mencari tahu lebih lanjut tentang situasi tersebut."Saya sangat menyesal, mbak Lid. Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan agensi kita, tetapi situasi yang tidak menguntungkan ini memang tidak bisa dihindari," kata Benny dengan suara sedih."Apakah ini berarti kita akan kehilangan segalanya?" Lidya merasa semakin khawatir dengan penjelasan dari Benny.Benny menggelengkan kepalanya. "Tentu saja
Read more
54. Kejutan
Saat tiba di kota tersebut, Lidya merasa semakin tertekan, terutama saat melihat kerumunan orang dan panitia yang sedang sibuk menyiapkan panggung besar untuk konsernya. Dia merasa sedang berada di atas gunung es yang siap untuk runtuh kapan saja.Lidya memandang panggung besar di depannya dengan tatapan khawatir. Dia tak pernah tampil di depan kerumunan sebesar ini. Pandangannya beralih pada Ardiansyah dan Natali yang sudah menemani dirinya sepanjang perjalanan.“Apa aku bisa melakukannya?” tanyanya khawatir.“Tentu saja, kamu bisa! Kamu adalah musisi terbaik yang pernah kami ketahui,” ucap Natali dengan senyum hangat.“Bahkan ketika kita pindah ke kota New York, aku akan terus mendukung kamu dengan segala yang ku punya, sayang," tambah Ardiansyah dengan penuh semangat, tapi dengan maksud bercanda.Lidya mengangguk, senyumnya mulai merekah. Dia sangat bersyukur memiliki suami yang selalu ada dan menyempatkan diri untuk berada di sampingn
Read more
55. Dukungan
Saat Lidya benar-benar panik dan ingin pergi menyusul suami, di depan pintu - saat ia membukanya, sudah ada kejutan yang disediakan untuknya. Ada Ardiansyah, Natali dan pihak management penginapan yang menyambutnya.Ternyata berita tentang kepergian Ardiansyah yang tiba-tiba hanya akal-akalan untuk surprise ini.Dengan adanya sebuah kue ulang tahun besar yang telah dirancang dengan cantik. Lidya kaget dan tidak percaya melihat kue ulang tahun tersebut.“Selamat ulang tahun, Lidya! Kita lupa menyambut hari bahagiamu karena sibuk dengan persiapan konser dan semua yang terjadi kemarin. Tapi, kami masih ingin merayakan hari istimewamu ini,” ucap Ardiansyah dengan senyum lebar.Lidya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dia merasa begitu dingin dan sesak di dalam dada, tapi kini semua kebahagiaan itu kembali lagi ke dalam hatinya. Lidya terharu dan merasa sangat bersyukur atas hadiah yang dihadiahkan tersebut.Lidya merasakan hatinya melo
Read more
56. Tidak Semua Jujur
Lidya duduk di sofa, terlihat sedih dan merasa tertekan. Ardiansyah duduk di sebelahnya, memeluknya dengan erat."Lidya, jangan biarkan gosip-gosip itu mempengaruhi hubungan kita," ujar Ardiansyah sambil mengelus kepala Lidya."Tapi bagaimana kalau itu benar-benar terjadi?" jawab Lidya dengan nada sedih.Tak hanya itu saja, gosip-gosip miring terus menerus datang bahwa Lidya dan Ardiansyah sedang mengalami masalah dalam rumah tangga pun semakin bergulir. Hal itu membuat Lidya semakin tertekan dan membuat ketenangan rumah tangganya terancam.Lidya merasa sulit melawan gosip-gosip tersebut, meskipun dia tahu bahwa hubungannya dengan Ardiansyah baik-baik saja. Namun, dunia hiburan selalu dihantui oleh gosip dan rumor yang mengganggu."Itu tidak akan terjadi. Aku selalu akan berada di sampingmu dan melindungimu," kata Ardiansyah dengan tegas.Lidya menatap Ardiansyah dengan penuh kasih sayang, "Terima kasih, sayang. Aku bersyukur memiliki suami sepertimu.""Aku juga bersyukur memiliki ist
Read more
57. Pensiun?
"Aku hanya ingin memulai sesuatu yang baik denganmu, tapi aku akan menghormati keputusanmu jika tidak mau menandatangani kontrak kerjasama ini." Rama mencoba membenarkan kesalahannya.Lidya merasa dilema, dia tidak ingin berhenti berkarya dengan alasan hal ini, namun ia merasa tidak bisa bekerja dengan seseorang yang tidak memiliki prinsip.Setelah berpikir panjang, Lidya memutuskan untuk menandatangani kontrak kerjasama dengan Rama asalkan semua syarat diubah untuk mengakomodasi visinya sebagai artis yang jujur dan profesional."Baiklah. Aku mau kerjasama ini, tapi dengan catatan persyaratan yang aku inginkan." Lidya sebutkan beberapa persyaratan yang diinginkannya tercantum dalam kontrak."Maaf Lidya, aku tidak bisa menyetujui syaratmu, karena ini tidak sesuai dengan rencana awal." Rama menolak syarat yang diajukan Lidya."Maaf ini tidak bisa terjadi. Aku tidak mau kehilangan integritasku untuk sebuah kesempatan."Lidya merasa kecewa dan menyesal telah mempercayai Rama. Dia memilih
Read more
58. Ragu
"Tidak ada alasan untuk menunda-nunda itu, pak Rama. Saya ingin pelurusan masalah itu terjadi secepatnya." Lidya memotong kata-kata Rama dengan tegas.Rama mengangguk, dia tahu bahwa Lidya benar. Dia tidak bisa berurusan dengan masalah ini jika tidak terbuka dan jujur dengan media dan publik."Baiklah, saya akan mengatur konferensi pers untuk meminta maaf secara terbuka dan menunjukkan dukungan saya terhadap karir Anda," kata Rama dengan penuh rasa penyesalan.Lidya merasa lega mendengar itu. Dia percaya bahwa Rama benar-benar menyesal atas tindakannya dan akan melakukan yang terbaik untuk memperbaiki situasi ini.Setelah ngobrol dengan Rama beberapa menit lagi, Lidya pamit dan meninggalkan ruangan kantor Rama. Dia merasa lega setelah membicarakan permasalahan ini dan yakin bahwa semuanya akan terurai dengan baik.Beberapa hari kemudian, konferensi pers Rama diadakan dengan baik. Dia meminta maaf secara terbuka dan mengakui kesalahannya. Lidya hadir di acara tersebut dan memberikan du
Read more
59. Keputusan
"Kenapa tiba-tiba kamu bertanya seperti itu, sayang?" Ardiansyah terkejut dengan pertanyaan istrinya.Lidya menghela napas, mencoba melepaskan sesak yang ada di dalam dadanya."Aku merasa terlalu banyak tekanan dan harapan yang membuatku takut gagal, Ard. Apalagi dengan permintaan dari kakek tentang memiliki anak," ungkapnya dengan wajah sendu."Apa kau tidak lagi memikirkan karirmu?" Ardiansyah bertanya dengan serius, mengenai keputusan istrinya.Lidya memandang suaminya dengan lembut, kemudian menggeleng perlahan-lahan. Ia tidak tahu apa yang menjadi jawaban pasti dari pertanyaan tersebut."Tentu saja suka dengan pekerjaanku ini, Ard. Tapi kadang-kadang rasanya terlalu berat untuk dijalani, karena apa yang dikatakan kakak itu benar." Lidya memahami dengan keinginan kakek Hendra."Sayang, aku mendukungmu sepenuhnya, tapi aku juga mendukungmu jika kamu ingin mencari jalan yang berbeda. Aku tahu bahwa kamu adalah seorang pejuang dan tidak akan mundur begitu saja." Ardiansyah mengambil n
Read more
60. Berita Tak Terduga
Lidya menarik nafas dalam-dalam, merasakan aroma yang familiar dari suaminya yang sedang memeluknya erat karena rasa bahagia mendengar keputusannya."Ard, aku merindukanmu," kata Lidya pada suaminya, sambil tersenyum malu-malu."Oh, sayang... Aku juga merindukanmu," ucap Ardiansyah sambil mencium bibir istrinya.Lidya tersenyum dan menyambut ciuman suaminya dengan lembut. Merasakan hembusan nafas dan sentuhan-sentuhan suaminya yang mulai bergerak dengan bebas keseluruhan bagian tubuhnya.Momen romantis dan intim akhirnya tak bisa dielakkan. Mereka menikmati kebersamaan tersebut dengan cara mereka sendiri, mengekplorasi beberapa titik yang sudah sangat mereka kenali untuk memuaskan satu sama lain.Setelah beberapa lama kemudian, sesi intim mereka selesai. Kini mereka saling berpelukan dan bersandar di atas tempat tidur. Ardiansyah memeluk Lidya dengan penuh kehangatan."Lidya, aku cinta kamu," ucap Ardiansyah dengan mengecup pucuk
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status