Semua Bab Miracle Doctor's (System) Livestreaming: Bab 31 - Bab 40
55 Bab
31. Interaksi yang Canggung
Dalam pusat kantor MediSync, para staf terlihat dalam kondisi yang berbeda-beda. Ada yang terlihat penuh semangat sambil mengalami tekanan yang terasa begitu nyata. Mereka seakan hidup dalam dualitas yang membingungkan.Di dunia maya, di seberang jendela komputer, netizen berada dalam keadaan euforia. Pesan-pesan yang dikirim dengan cepat, riuhnya percakapan, dan rasa gembira yang tak tertahankan memenuhi platform online.Namun, di sudut kota, dalam suatu apartemen, suasana sama sekali berbeda. Agatha, yang sebelumnya berada di tengah segala kegaduhan dan pertengkaran dengan kerabat pasien, kini menemui keheningan.Di dalam mobilnya, ia melihat ke luar jendela, menyaksikan cahaya lampu jalan yang tertutupi oleh kegelapan malam. Ditemani oleh dentingan musik yang lembut mengalun dari audio mobil, suasana hening itu semakin terasa mendalam.Sejajar dengan Agatha, Angga, sosok yang duduk di sampingnya, tampak lelap dalam tidurnya. Wajahnya tercermin dalam cahaya redup dari layar mobil, s
Baca selengkapnya
32. Mengambil Inisiatif, Menghapus Prasangka
Angga terbangun saat fajar mulai menerangi kamar tidurnya. Jam biologisnya telah teratur, mengingatkannya untuk memulai hari dengan rutinitas pagi. Dengan gerakan yang lembut, dia menarik selimut, merenggangkan tubuhnya, dan duduk di tepi tempat tidur.Alisnya tertaut ketika menyadari ada yang tidak biasa. Tubuhnya benar-benar patuh pada Agatha, bahkan kata-kata yang hanya diucapkan Agatha sambil lalu diambil sebagai titah.Mimpi indah, eh? Benar-benar ada mimpi?Dengan wajah masam dan tak berdaya, Angga hanya dapat memilih berkemas secepatnya, menghilangkan 'barang bukti' yang mungkin akan menjadi olok-olok Agatha jika sampai ketahuan.Kemudian, dia membuka jendela, membiarkan semilir angin pagi menyapa wajahnya. Udara segar dan cahaya mentari yang mulai menyinari langit memberinya semangat. Setelah membereskan tempat tidur dan mengenakan pakaian olahraga, dia berniat pergi ke area terbuka hijau di sekitar apartemennya.Angga membuka pintu dengan hati-hati, khawatir akan mengganggu
Baca selengkapnya
33. Transformasi Melalui Kencan Belanja
Di pusat perbelanjaan yang terkesan eksklusif, suasana tenang dan elegan terpancar dari pencahayaan hangat yang lembut dan dekorasi yang menawan. Beberapa pramuniaga yang terampil dan berpengetahuan tentang produk yang mereka jual bersiap dengan senyuman ramah dan sikap profesional untuk menyambut para pengunjung.Untuk destinasi pertama, Agatha memilih mengunjungi pusat optik terlebih dahulu. Mereka tiba di pusat optik yang terletak di pusat perbelanjaan."Angga, kita harus mengganti kacamatamu, maafkan aku harus jujur, tapi aku tidak menyukai kacamatamu yang sekarang," ujar Agatha sambil berjalan dan menggandeng lengan Angga. Langkah mereka terarah ke area toko kacamata di pusat optik. Di tengah kesibukan di pusat perbelanjaan yang terorganisir, Agatha dengan tegas menyampaikan opininya.Tokonya memancarkan kesan elegan dan terorganisir dengan baik. Cahaya yang hangat dan lembut menyoroti sejumlah bingkai kacamata yang dipajang di dinding, menyoroti berb
Baca selengkapnya
34. Perjalanan Bertemu Mentor
Seseorang duduk di kursi yang nyaman di barbershop. Kursi kulit hitamnya cukup luas, memberikan kenyamanan ekstra yang sempurna untuk menikmati pengalaman potong rambut. Ruangan ini dipenuhi dengan aroma campuran antara minyak rambut dan produk perawatan pria yang harum, menciptakan atmosfer yang begitu khas.Barbershop ini memiliki interior yang klasik dengan dinding bata merah ekspos, lantai kayu elegan, dan jendela-jendela besar yang membiarkan cahaya alami masuk. Pada dinding-dinding itu terdapat cermin berbingkai hitam, dipadu dengan gambar-gambar vintage alat cukur dan aksesori pria yang menggantung dengan rapi. Ada bar sederhana di sebelah meja-kasir yang menyediakan kopi, teh, dan minuman keras untuk pelanggan yang ingin menikmati segelas minuman selama potong rambut mereka.Angga duduk di kursi, hairstylist berdiskusi pada Agatha, lalu terdengar komentar Agatha, "Rambutnya dipotong pendek dengan kesan bersih, detailnya terserah padamu, tapi aku ingin dahinya dibuka, seperti i
Baca selengkapnya
35. Solidifying Medicine: Facing Your Mentor
Ruang kantor Akademisi Ling terlihat tenang dengan sentuhan klasik. Dindingnya dilapisi oleh rak-rak kayu tua yang penuh dengan berkas dan literatur medis yang teratur.Di seberang meja sang mentor, terpampang beberapa penghargaan dan sertifikat atas kontribusinya dalam bidang kedokteran. Dua kursi berbahan kulit tampak nyaman di tengah ruangan, menawarkan nuansa profesionalisme. Jendela-jendela kaca menghadap ke taman di luar yang menambah kesan sejuk dan damai.Suasana ruangan tersebut menggambarkan kesederhanaan dan kearifan seorang yang telah lama berkecimpung dalam bidangnya.Angga mulai merasa ada yang salah ketika menyadari bahwa Akademisi Ling tidak mengizinkan Agatha menemani mereka. Hal ini menciptakan rasa ketidakpastian dalam pikirannya, mengingatkannya pada kemungkinan bahwa mentor barunya mungkin tidak memiliki kesan baik terhadapnya.Puluhan pertanyaan melintas dalam benaknya saat dia duduk di ruang kantor Akademisi Ling, mencoba me
Baca selengkapnya
36. Tantangan di Pusat Gawat Darurat
Angga berada di samping Akademisi Ling saat mereka memasuki pusat gawat darurat rumah sakit. Langkah kakinya terasa berat, dan perasaan gugupnya semakin menguat ketika mereka masuk ke dalam ruangan tersebut."Siapkan pengamanan jalan napas!""Siapkan infus segera!"Sesaat setelah memasuki ruangan, Angga terkejut tapi dengan cepat kembali tenang dan mengamati situasi dengan intensitas dan keriuhan di sekitarnya.Pasien-pasien dalam kondisi darurat ditempatkan di setiap sudut ruang, beberapa di antaranya dalam kondisi terbaring di atas tempat tidur sambil dikelilingi oleh perawat dan tim medis lainnya yang berusaha memberikan perawatan secepat mungkin."Periksa tekanan darah dan detak jantung!""Berikan oksigen secepatnya!"Sorot lampu yang terang, alarm monitor yang berdering, dan latar belakang suara berbeda dari setiap alat medis menambahkan kekacauan yang terkendali di ruangan tersebut. Baik dokter maupun perawat terli
Baca selengkapnya
37. Resolusi Masa Depan
Sejenak, Angga memandang ke luar jendela, matanya menatap langit yang kini mulai berubah warna, merah senja menyapa di kejauhan. Kritik lembut dari mentornya memberikan pertanyaan yang menggelitik.Apa yang telah terlewatkan? Begitu banyak hal untuk dipelajari."Apakah ada yang salah dari tindakanku tadi, guru?" Angga bertanya, nada ragu terdengar dalam suaranya. Matanya mencerminkan kebingungannya, tanpa usaha untuk menyembunyikan perasaan tersebut.Gurunya, Akademisi Ling, tersenyum simpul dan menggeleng pelan. Wajahnya yang berumur menunjukkan sedikit kekecewaan, namun juga kesabaran mendalam yang tak tertandingi. Matanya terlihat penuh pengertian, mencerminkan kekhawatiran atas kebingungan yang masih terus tersirat dalam sikap Angga.Seperti melihat seorang anak yang belum menemukan kejelasan dalam dirinya, dia menghadapi Angga dengan tatapan yang penuh rasa hormat."Sebagai dokter, berapa banyak operasi dalam sehari yang menjadi reko
Baca selengkapnya
38. Tantangan Tanpa Batas
"Angga, sekarang aku tahu apa yang membuatmu kurang diterima rekan-rekanmu," kata-kata Akademisi Ling tampaknya mengkritik Angga, tapi nadanya sangat lembut.Kata-kata Akademisi Ling menciptakan keruwetan yang mendalam dalam benak Angga. Meskipun disampaikan dengan nada lembut, sindiran tersirat dalam kata-kata gurunya ini menimbulkan kekagetan yang tak disangka. Sesaat, Angga merenung, mencari maksud dari kata-kata itu.Belum sempat ia memikirkan pernyataan gurunya, Kata-kata Akademisi Ling berlanjut."Namun aku mengapresiasi fokus mu pada pasien," Akademisi Ling memberikan anggukan puas untuk Angga."Awalnya aku heran bagaimana kemampuanmu bisa tumbuh dalam waktu cepat, tapi sepertinya kau sangat serius ketika kau mengatakan platform bedah adalah impianmu." kata-kata sang guru disampaikan sembari merenung."Jadi, bolehkah ku tanyakan, berapa banyak operasi yang kau lakukan dalam sehari pada rekormu?" pertanyaan Akademisi Ling penuh kese
Baca selengkapnya
39. Tekanan Detik Kritis
[Terimakasih pada Dokter Ajaib karena akhirnya melakukan siaran langsung di siang hari, aku selalu melewatkan siaran malam /awkward/][Aku turut berduka untukmu /chuckle/][Sebaiknya jangan mengejek, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Mungkin akan tiba giliranmu yang melewatkan sesuatu /smirk/]Saat Profesor Li menerima undangan dan memasuki siaran langsung, sudah ada beberapa komentar saling menyapa dari para pengikut akun Dokter Ajaib.Beberapa masih menebak-nebak operasi seperti apa yang akan disiarkan langsung hari ini. Antusiasme para pengguna ini juga menulari awam industri medis dari tim MediSync.Tiba-tiba layar gelap langsung menyala, menandakan dimulainya siaran langsung.Yang tersaji di layar adalah gerakan cepat yang dinamis, bukan siaran langsung di ruang operasi?[Sial! Ini adalah suasana pusat gawat darurat! Siaran langsung kasus gawat darurat? /sweat//sweat/][Gila! Apakah Dokte
Baca selengkapnya
40. Ketepatan Kilat: Misi Ujian
[Siaran langsung ini selalu membuka mataku. Menghentikan pendarahan dengan tangan kosong? Puja Dokter Ajaib!! /worship/][Ternyata benar, melihat satu kali lebih baik daripada membaca seribu buku. Benar-benar tidak pernah terpikirkan akan se-intens ini dalam kenyataannya /sweat//sweat/]Dengan Dokter Ajaib yang menghilang dari tampilan siaran langsung, ketegangan di ruangan virtual mereda, mengikuti pengecekan waktu yang menetapkan batas tidak lebih dari 300 detik.Suasana menjadi lebih tenang saat Dokter Ajaib memberikan komando kepada seorang ahli anestesi, memberi keyakinan bahwa kondisi pasien telah lebih stabil. Ini menciptakan gelombang kelegaan di antara para tenaga medis virtual yang menonton, memungkinkan mereka bernapas lega sementara mereka menunggu langkah berikutnya.Karena tekanan intens telah terangkat, mereka yang tidak mengerti, mulai memberanikan diri untuk bertanya.[Tidak ada operasi lanjutan?]Beberapa orang yang memiliki pengetahuan mulai berbagi informasi, meneka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status