All Chapters of Suamiku Pewaris Kaya Raya: Chapter 51 - Chapter 60
211 Chapters
Bab 51 - Meyakinkan Vania
Tiba di dekat motor yang terparkir di halaman rumahnya Haryadi Bintoro, Vania langsung melepaskan tangan dengan paksa dari genggaman tangan Aditama.Hal tersebut membuat Aditama terkejut dan balik badan. Vania lalu menatap Aditama tajam. "Tama! Jelaskan kepadaku ... apa maksud dari perkataanmu tadi di dalam?!" pekik Vania tertahan. Dia kemudian menambahkan. "A-ku sungguh tak paham denganmu, Tama! A-a-pa kamu ... sudah gila, hah!? K-kamu ... " Vania seketika terbata, tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Mendadak, ia merasa tidak karu-karuan. Geregetan pula dengan sang suami. Alhasil, ia pun memilih memalingkan muka sambil mengurut keningnya. Sementara Aditama menatap Vania lembut. Tidak terlihat tersinggung sedikit pun dengan kekesalan yang sedang ditunjukan Vania kepadanya. Selagi Vania tengah mengurut kening, Aditama mengeraskan rahang. Dia kemudian berkata. "Kamu kecewa dengan Pamanmu yang telah memecatmu dari perusahaan, 'kan, Van?" tanya Aditama dengan hati-hati.Ucapan Adita
Read more
Bab 52 - Sudah Tidak Peduli Lagi
Sementara itu, ketika seluruh anggota keluarga Hermanto telah tiba di kediaman Kakek Hermanto, Bastian langsung marah-marah di hadapan anggota keluarganya sebab perjanjian bisnis antara keluarga mereka dengan keluarga Bintoro telah berakhir."Jika Ayah sudah pulih dan membaik, pulang ke rumah ini ... pasti dia akan marah besar jika mengetahui keluarga kita sudah tidak bekerja sama dengan keluarga Bintoro lagi!" seru Bastian, yang membuat semua orang yang ada di situ terdiam dan memilih menundukan kepala. Mereka begitu menghormati dan menghargai Bastian sebagai sosok pengganti Kakek Hermanto di keluarga tersebut. Bastian terus mondar mandir dengan gelisah di ruang tamu dengan wajah mengeras. Ia sedang kalut bukan main karena selagi sang Ayah tidak bisa mengurus masalah perusahaan, maka, dia lah orang yang bertanggung jawab penuh atas hal tersebut. Apalagi ia adalah presiden direktur perusahaan keluarga Hermanto. Bastian lalu menatap Aditama dan Vania secara bergantian dengan tajam
Read more
Bab 53 - Menjenguk Sophia
Aditama dan Vania tampak berdiri di depan sebuah rumah kecil, tengah menunggu sang tuan rumah membukakan pintu untuk keduanya. Ketika mendapati pintu telah dibuka, membuat Aditama dan Vania menoleh dan menampilkan seorang wanita paruh baya dengan ekspresi wajah yang langsung berbinar-binar dari balik pintu kala melihat siapa yang datang. "Aditama ... " pekiknya riang sebelum kemudian pindah menatap Vania. "Vania ... " pekiknya lagi. "Ibu ... " balas Vania, ekspresi wajahnya mendadak sendu.Lalu, secara refleks, keduanya langsung berpelukan dengan erat dan saling mengusap punggung satu sama lain. Wanita paruh baya itu tak lain dan tak bukan adalah Sophia, ibunya Aditama. Hari itu, Aditama dan Vania mengunjungi sang ibu karena hendak memastikan keadaanya semenjak keluar dari rumah sakit setelah menjalani operasi. Sementara Aditama memilih terdiam di tempat, membiarkan keduanya melakukan hal tersebut.Pemandangan itu ... membuat Aditama terenyuh.Walau selama ini sikap Vania terke
Read more
Bab 54 - Putusnya Kerja Sama Antara Gandara Corporation Dengan Perusahaan Keluarga Bintoro
Tiba-tiba kening Edward berkerut, kemudian matanya memicing dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak mungkin ... itu tidak mungkin!Pasalnya, ia merasa tidak bertemu dan tidak ada menyinggung satu pun seseorang berpengaruh belakangan ini. Dan ... pihak Gandara corporation mengatakan hal demikian?Tentu saja ia merasa begitu heran mendengar hal itu dan langsung membantah karena ia merasa belum pernah bertemu dengan pewaris keluarga Gandara sebelumnya. Soal perkataannya kepada Kakek Hermanto pada saat berada di hotel Gandhi Life jika ia mengenal pewaris keluarga Gandara, itu hanya karena semata-mata mau mengambil hati dan membuat Kakek Hermanto supaya senang saja. Sebenarnya, ia sama sekali belum pernah bertemu dengannya.Ia berpikir, perusahaan keluarganya bekerja sama dengan Gandara corporation. Maka, pasti, suatu saat nanti ia akan bisa bertemu dengan pewaris dari keluarga kaya raya tersebut.Maka dari itu, ia berani berkata demikian kepada Kakek Hermanto waktu itu. Dan tanp
Read more
Bab 55 - Black Card Dan Uang 1 Triliun
Haryadi Bintoro dan Edward keluar dari ruangan wakil direktur Gandara corporation dengan perasaan carut marut. Hancur sudah perusahaan keluarga Bintoro karena Gandara corporation memutuskan kerja sama secara sepihak.Haryadi Bintoro tidak tahu apa yang terjadi dengan perusahaannya setelah ini.Di sisi lain, ia merasa masih ada yang mengganjal dengan semua ini dan ia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba Edward melambatkan langkah kala teringat sesuatu. Dia kemudian berkata sambil mensejajarkan langkah sang Ayah. "Pa ... apa menurut Papa ... hal ini ada kaitannya dengan ... perkataan Aditama ... suami sampahnya Vania ... kemarin malam itu?" kening Edward berkerut, ingin mendengar pendapat sang Ayah mengenai hal tersebut. Seketika Haryadi Bintoro menghentikan langkah mendengar hal itu dan langsung menghadap Edward yang membuat Edward juga ikutan menghentikan langkah.Haryadi Bintoro lalu menatap sang anak untuk beberapa saat dan mencerna apa yang baru saja dikatak
Read more
Bab 56 - Menusuk Dari Belakang
Sementara itu, di ruangan Presiden Direktur perusahaan keluarga Hermanto, sang Presiden Direktur yang tak lain dan tak bukan adalah Bastian tengah tertegun sebab mendengar apa yang barusan Haryadi Bintoro dan Edward ceritakan. Bastian terkejut bukan main mendengar cerita soal perkataan Aditama ketika berada di rumah mereka berdua yang katanya benar-benar menjadi kenyataan.Namun, tiba-tiba ia mengerjap kala teringat dengan perkataan Haryadi Bintoro dan Edward yang lain, jika Gandara corporation telah memutuskan kerja sama dengan perusahaan mereka. Sementara Haryadi Bintoro dan Edward merasa semakin gelisah. Pasalnya, mereka tak mendapat informasi yang diinginkan dari Bastian karena ia juga tidak tahu banyak. Lalu, Bastian memperbaiki posisi duduk, menatap Haryadi Bintoro dan Edward bergantian dengan saksama. Dia kemudian berkata. "Jadi perusahaan kalian ... sudah tidak lagi bekerja sama dengan Gandara corporation?" tanya Bastian dengan senyum penuh arti di bibirnya sambil membusung
Read more
Bab 57 - Hadiah Pertama Untuk Vania
Akan tetapi, Bastian buru-buru menggeleng. Ia langsung mengelak dan membantah dugaan mereka berdua. Itu pasti hanya sebuah kebetulan saja. Pemutusan kerja sama antara Gandara corporation dengan perusahaan keluarga Bintoro tidak ada kaitannya dengan perkataan Aditama kemarin malam itu. Lagi pula, perkataan Aditama ... hanya lah sebuah lelucon belaka!** Sebelum melangkah masuk ke dalam unit apartemennya, Aditama memilih berdiri di depan pintu lebih dulu dengan senyum lebar yang tengah menghiasi bibirnya, sambil mengamati tas berisi kalung mahal merek terkenal di dunia yang ada di genggaman tangannya itu untuk nantinya ia berikan kepada Vania. Pasti Vania akan suka dengan kalung ini. Gumam Aditama dalam hati.Setelah bertemu dengan Panji dan menerima dua kartu darinya, Aditama langsung membeli kalung tersebut untuk Vania. Ia begitu bersemangat karena ini pertama kali baginya memberikan barang mahal dan mewah untuk sang istri. Akhirnya, setelah siap, Aditama melangkah masuk ke dal
Read more
Bab 58 - Uang Warisan
Alhasil, Aditama harus mendapat cercaan pertanyaan dari Vania setelah sang istri tersadar. "Kamu meminjam uang kepada kenalanmu lagi cuma untuk membeli kalung mewah ini, Tam?!" seru Vania tertahan. Ia langsung berpikir demikian.Kemudian, ia menggeleng dengan perasaan tak karu-karuan. Jika hal itu benar, bukannya malah senang karena mendapat hadiah kalung mahal dan mewah. Akan tetapi, ia akan mengatai suaminya bodoh dan memarahinya habis-habis san.Kenapa demikian? Dengan keadaan mereka berdua saat ini yang sedang kesusahan ... seharusnya uang 31 miliar bisa digunakan untuk keperluan lain yang lebih penting lagi!Vania lanjut berkata. "Tam ... kamu tau, 'kan? Kalau kamu sendiri juga masih mempunyai hutang yang begitu banyak dan kita sama-sama sudah tidak beker --""Aku baru saja mendapatkan warisan, Van." Aditama langsung memotong perkataan Vania yang membuat wanita itu terdiam. Sontak, Vania langsung mendelik ke arah sang suami mendengar hal itu, mencerna perkataan sang suami dal
Read more
Bab 59 - Siapa Aditama Sebenarnya?
Vania tengah mencerna dan mencoba mempercayai apa yang terjadi dengan ; menepuk-nepuk pipi, mencubit kulit, hendak memastikan ia sedang bermimpi atau tidak.Dan ... ouch! rasanya sakit! Itu berarti ... ia sedang tidak bermimpi!Melihat Vania bersikap demikian, Aditama pun mengulas senyum tipis sambil geleng-geleng kepala. Selagi Vania mematung kembali setelah mendapatkan jawaban jika apa yang terjadi itu adalah nyata, tiba-tiba ponselnya berbunyi tanda ada panggilan masuk yang membuatnya tersadar. Begitu pula dengan Aditama, ia pun melirik ke arah ponsel milik sang istri. Dengan masih setengah tak sadar, Vania menarik punggung dari sandaran sofa dan meraih ponsel dari atas meja untuk mengecek siapa yang menghubunginya. Nama Bella terpampang jelas di layar ponsel. Kak Bella? Ada apa Kak Bella menghubunginya? Bertanya-tanya. Vania lalu menoleh ke arah Aditama sebentar sambil berujar. "Kak Bella, Tam yang menelfon ..." Setelah berkata, tanpa menunggu sang suami menjawab, pandanga
Read more
Bab 60 - Edward Dan Haryadi Bintoro Tak Berkutik!
"Bagaimana mungkin menantu tak berguna sepertimu bisa tinggal di apartemen elit ini?!" tanya Haryadi Bintoro dengan menautkan alis sambil berkacak pinggang yang langsung diangguki oleh Edward setelahnya. Edward dan Haryadi Bintoro begitu terkejut setelah mengetahui jika Aditama dan Vania tinggal di apartemen khusus para konglomerat dan pembisnis yang harga sewa setiap bulannya bisa mencapai jutaan dan harga satu unit apartemennya mencapai miliar an. Sebelumnya, mereka mengira jika Aditama tinggal di apartemen biasa. "Unit apartemen yang kami tinggali ini adalah milik kenalannya suamiku dan dia meminjamkannya kepada kami dengan harga sewa yang murah." Vania lah menjawab yang membuat dua orang itu pindah menatap Vania. Setelah mengatakan hal itu, ia menatap sang suami, seakan meminta pendapat atas apa yang barusan dikatakannya. Aditama balas mengangguk pelan seraya tersenyum. Menandakan kalau tak mempermasalahkan jawaban sang istri.Mendengar hal itu, Edward dan sang Ayah terdiam,
Read more
PREV
1
...
45678
...
22
DMCA.com Protection Status