Semua Bab DINIKAHI PUTRA SUAMIKU: Bab 21 - Bab 30
48 Bab
Bab 21 : Hasrat Liar Devan
Luna memandang dan semakin menenggelamkan tubuhnya ke dalam buih sabun yang ada di bathup tersebut. Devan yang masuk ke dalam bathup tersenyum samar ikut masuk ke dalam bathup dalam posisi berbeda. Devan kini berada di hadapan Luna. Saat dirinya duduk di hadapan Luna, lelaki tampan itu meraih kaki jenjang Luna dan mengelusnya hingga Luna pun berkomentar atas apa yang dilakukan oleh Devan. Seorang lelaki berusia 23 tahun yang kini masih menjalankan study nya di sebuah universitas negeri jurusan komunikasi.“Kamu pasti udah biasa berhubungan dengan pacarmu, ya?” tanya Luna saat jemari Devan mengelus-ngelus betis dan memijat telapak kakinya yang berada dalam air hangat berbuih sabun aromatik.Devan hanya menggelengkan kepalanya dan menatap tajam pada Luna seraya berkata, “Berdirilah di hadapanku.”“Apa?!” pekik Luna yang tak menyangka atas apa yang diminta Devan.“Ya, berdirilah...,” pintanya datar.“Aku lagi dalam keadaan bugil. Bagaimana juga aku harus berdiri di hadapanmu?” tanya Luna
Baca selengkapnya
Bab 22 : Terusik pacar Devan
Devan memegang jemari Luna yang menoleh ke arahnya. Lalu, lelaki tampan itu meletakkan jemari tangan Luna tepat di atas batang kenikmatannya yang masih terlihat tidur bagai ujung belalai gajah.“Luna..., elus dia. Aku mau kamu merasakan bentuk punyaku,” pinta Devan mengelus lengan mulus Luna dengan rambut tergerai setengah basah membuat wanita berusia 35 tahun terlihat semakin seksi.“Van..., kayaknya aku nggak bisa. Aku ... Uhm... Maaf, Aku ... Ji-jik...,” ucap Luna terbata-bata sembari menggigit bibir bawahnya dan memandang ke arah Devan yang menatap lekat ada dirinya.Devan yang mendengar ucapan Luna kembali meraih jemari tangan wanita cantik itu dan mengajari Luna cara mengelus batang kenikmatan miliknya, sesuai dengan yang dibaca dan dilihat pada sebuah video. Tampak Luna memejamkan matanya dengan menelan salivanya dalam posisi bugil dan kini duduk di hadapan Devan yang memandang lurus ke arah kedua payudara Luna yang penuh dengan tanda merah. Melihat hal itu, lelaki muda berusi
Baca selengkapnya
Bab 23 : Cemburu? Kamu yang GR!
Luna melangkah panjang keluar dari kamar menuju lift. Melihat hal itu Devan pun bergerak cepat saat melihat Luna telah menekan tanda turun pada lift.Ting!Luna masuk ke dalam lift dan menekan tanda tutup pada lift, padahal dirinya melihat Devan berlari kecil meraih tombol pada lift agar tidak tertutup. Tepat saat berada di depan lift, Devan loncat masuk ke dalam lift kala lift hampir tertutup hingga membuat lelaki muda itu hampir terjatuh.“Ooh!” teriak seorang wanita berusia 40 tahun yang melihat Devan dipegangi oleh suaminya yang berada di dalam lift. Di dalam lift tersebut hanya berisi 4 orang, wanita berhijab dengan seorang lelaki berusia 50 tahun dan Luna serta Devan.“Anak muda, berhati-hatilah. Siapa kamu kejar sampai loncat ke dalam lift seperti itu? Kalau kamu jatuh dan patah pasti orang tuamu yang pusing. Belum lagi kamu buat istriku terkejut. Pastinya mbak itu juga terkejut,” ujar lelaki berkemeja memandang ke arah istrinya yang tampak terkejut dan menunjuk ke arah Luna ya
Baca selengkapnya
Bab 24 : Bertengkar
Luna mengambil satu potong lapis legit yang telah dihidangkan pramusaji dan Devan pun melakukan hal yang sama dengan Luna. Baik cara mengambil kue lapis tersebut dengan meletakkan tisu makanan pada kue lapis tersebut sampai cara menikmatinya yang terkesan berkelas dari orang kebanyakan dengan memakan sedikit demi sedikit.Luna yang merasa Devan meniru caranya menikmati kue lapis legit melotot ke arah lelaki tampan itu dan berkata, “Kamu tuh ... Bikin orang bete amat sih! Liat orang makan ... Ikut cara orang makan. Emang kamu pikir, cara aku makan, aneh?!”“Justru nggak aneh. Kamu cuman terlihat berbeda dengan orang lain. Enak aja aku lihat, makanya aku belajar cara makan seperti kamu,” jawab diplomatis Devan dengan senyum manisnya.“Dasar anak sekolahan,” sungut Luna sembari memasukkan sisa kue lapis legitnya dan diikuti pula oleh Devan.Ketika Luna melirik ke piring ceper putih dengan satu potong sisa kue lapis legit, tangan wanita cantik itu pun meraih kudapan tersebut dan menggigit
Baca selengkapnya
Bab 25 : Devan suami idaman
Tok ... Tok ... Tok ...“Permisi..., Service Room.”Pintu kamar Luna diketuk dan terdengar panggilan dari luar kamar tersebut. Luna yang telah mendapat panggilan telepon dari bagian resepsionis keluar dari kamar dan berjalan menuju pintu kamarnya. Saat berjalan menuju pintu kamar hotel tersebut, Luna terkejut kala melihat Devan terlelap di sofa depan televisi.“Dasar lelaki labil! Tadi ngomongnya mau pulang. Bikin kesel hatiku aja,” ucap Luna bermonolog sembari berjalan.Pintu kamar pun dibuka oleh Luna. Terlihat seorang pegawai hotel memberikan satu buket bunga mawar pink dan menyerahkannya pada Luna.“Ibu ini ada kiriman buket bunga,” ucap bagian Service Room.“Terima kasih, Mbak...,”jawab Luna meraih buket bunga tersebut dan menutup kembali pintu kamarnya.Kemudian, wanita cantik itu melangkah menuju kamar tidurnya dan melirik ke arah Devan yang terlihat mendengkur dengan tubuh memeluk bantalan di sofa tersebut dalam posisi tubuh seakan kedinginan.Sesampai di dalam kamar tidurnya,
Baca selengkapnya
Bab 26 : Riak-riak kecil Rumah tangga
Devan yang sama sekali tidak mengetahui tindakan Luna menaruh uang di dompetnya, langsung mengambil dompetnya dan memasukkan ke saku celananya. Mereka pun keluar dari dalam kamar hotel menuju lift tanpa berkata sepatah mata pun hingga sampai ke mini market. Di dalam mini market, Luna tampak mengambil keranjang belanjaan dan mengambil beberapa camilan dan buah sembari bertanya pada Devan.“Dev, kamu mau camilan apa?” tanya Luna menoleh ke sisi kanan, dimana Devan berdiri di sisinya.“Apa aja boleh, aku nggak ada pantangan makanan,” jawab singkatnya.Luna hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan Devan. Luna pun membeli buah yang telah dipotong dan beberapa kue kering dan cake coklat. Setelah itu, kedua pasangan pengantin itu menuju kasir. Usai menghitung seluruh biaya yang harus dibayarkan, kasir pun memandang ke arah Devan dan berbicara pada lelaki tampan itu.“Silakan, totalnya dua ratus tiga puluh ribu lima ratus, Pak,” ucap kasir mini market tersebut.Dengan wajah panik dan ragu
Baca selengkapnya
Bab 27 : Minta Bantuan Luna
“Kenapa? Nggak terima kamu dengan apa yang aku katakan padamu?” tanya Devan menatap tajam wajah Luna yang menuding dengan telunjuknya pada lelaki tampan tersebut.“Kasar sekali kamu bicara seperti itu sama aku. Emang apa sih salahnya kalau aku isi uang ke dompet kamu? Aku masukkan uang ke dompetmu itu karena kamu suamiku. Kalau tadi belanja uangmu kurang gimana? Pikir dulu sebelum bicara,” jawab Luna menatap dengan wajah kesal.“Ya ampun Luna..., masa iya sih ucapanku kasar? Aku cuman minta sama kamu untuk minta izin kalau memutuskan sesuatu. Hmmm..., apa sebaiknya kita buat perjanjian di antara kita aja biar kita bisa saling tau batas-batasannya? Uhm, ini uangmu..., ambillah. Kekurangannya akan aku ganti. Kasih aku kesempatan dua sampai tiga hari lagi,” ujar Devan yang tahu kalau Luna sangat kesal dan ingin membuat perjanjian di antara mereka perihal rumah tangga mereka.“Terserah! Sekarang aku mau pulang. Tadi aku udah ngomong sama mama kamu, kalau seminggu ini kamu di rumahmu. Jad
Baca selengkapnya
BAB 28 : Silvi Pacar Devan
Di hari Senin, Devan kembali ke kampus. Pernikahan yang dilakukan oleh Devan minggu lalu, hanya diketahui oleh Silvi, kekasih hatinya. Hal itu sengaja di rahasiakan oleh Devan dari teman-temannya, karena ia merasa malu jika teman-temannya tahu kalau ia menikahi istri muda papanya. Begitu juga dengan Silvi yang akan jadi omongan teman kampusnya perihal pernikahan Devan, lelaki tampan yang selama ini banyak yang menggandrungi wanita di universitas tersebut.Silvi yang mencintai Devan, ikhlas menerima keputusan kekasih hatinya untuk menjalankan amanah almarhum Reza dengan menikahi Luna. Devan sendiri sudah berjanji pada Silvi, kalau ia akan meninggalkan Luna, saat wanita cantik itu hamil. Karena itu, Silvi sangat yakin, kalau hati Devan tetap akan mencintainya.Namun, sejak kemarin kegusaran hati Devan mulai muncul saat lelaki tampan itu kembali ke rumahnya usai menghabiskan malam panjang bersama Luna dengan melakukan kewajibannya sebagai suami di malam pertama. Pikiran Devan kini telah t
Baca selengkapnya
Bab 29 : Devan jadi Tukang Ojek?
Devan yang mendengar teman satu kampusnya memperhatikan Silvi saat melihat foto Luna yang dikirim pamannya ketika mereka makan bersama, membuat Devan meraih ponsel tersebut dan berkata pada temannya.“Bukan siapa-siapa. Ini foto adik misan dan pamanku,” jawab Devan kala wajah Diah mendekati ponsel yang di raihnya dari tangan Silvi.Namun Diah yang memandang ke arah Silvi menaruh curiga kala melihat sahabatnya, masih termenung dan tampak shock usai melihat foto di ponsel Devan.“Hey! Silvi ... Kenapa sih sampai bengong seperti itu? Emang apa sih yang kamu lihat dari ponselnya Devan?” tanya Diah menepuk tangan Silvi yang langsung menoleh ke arah sahabatnya dengan linangan air mata yang jatuh membasahi pipi Silvi dengan ke dua netra tampak memerah menahan tangisnya.Silvi yang tak sanggup melihat kenyataan atas kecantikan paripurna Luna, membuat hatinya begitu tercabik-cabik. Terlebih, saat dirinya teringat atas Devan yang telah melewati malam pertama dengan wanita cantik itu, hingga dir
Baca selengkapnya
BAB 30 : Rencana Silvi & dua sahabatnya
Tanpa sepengetahuan Devan yang tengah mengambil penumpang demi mendapatkan uang dan ingin mengembalikan uang Luna serta ingin membiayai hidup wanita cantik yang kini telah jadi istrinya. membuat Devan lupa, kalau Luna tidak membutuhkan uang darinya. Karena Luna adalah seorang wanita yang telah kaya raya sejak lahir dan memiliki segalanya dibandingkan Devan. Namun, jiwa idealis Devan yang menikahi Luna, tetap ingin menafkahi wanita kaya raya itu, walaupun Devan tidak tahu, apakah uang yang akan diberikan ke Luna untuk menafkahi wanita itu diterima atau tidak.Disisi lain Silvi sang kekasih Devan, yang telah dipacari Devan selama dua tahun, akhirnya memutuskan untuk menceritakan seluruh kejadian yang sebenarnya telah disepakati bersama sebagai rahasia yang harus ditutup rapat-rapat. Namun, rasa sakit yang teramat sangat dalam hati Silvi usai melihat kecantikan paripurna Luna, membuat wanita muda itu berniat membuka rahasia tersebut pada kedua sahabatnya dengan mengusir kedua ke kasih ha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status