All Chapters of ANSEN Menantu Naga Merah: Chapter 11 - Chapter 20
31 Chapters
Bab 11
Seorang teman Willy tiba-tiba berbisik kepada Willy, Dia curiga Ansen telah menipu mereka. Apakah benar-benar tadi Ansen menghubungi Wujin? Dia merasa sebenarnya mereka dikerjai oleh Ansen? Willy mengernyitkan dahinya, Di satu sisi memang ada benarnya kecurigaan temannya. Wujin bukan orang sembarangan, Tidak semua orang kenal kepadanya. Willy tersenyum lebar, Dia benar-benar percaya dengan ucapan teman-temannya. Willy lalu menatap Ansen dengan marah, sebelum Dia berkata apapun tiba-tiba handphonenya berdering. Willy melihat Tanzie menghubungi dirinya. Willy terkejut, Sebab Tanzie adalah Boss Willy. Willy mengangkatnya dan terdengar suara Tanzie menggelegar penuh emosi. "Willy,....! Apakah benar engkau mengganggu Tuan Ansen? Apakah engkau ingin menghabisinya dan memperkosa Nyonya Anaya!" Tanzie marah-marah memaki Willy. "Aaa,......!" Willy menjawab dengan kelu. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi, ternyata Ansen benar-benar kenal dengan Wujin. "Dasar bodoh! Kau mau mati yah!
Read more
Bab 12
Ansen kembali ke rumah bersama Anaya, Begitu sampai diteras rumah ternyata keluarga besar Anaya sudah menunggu mereka berdua dan langsung menyambut mereka dengan semangat. Kini mereka semua sangat ramah kepada Ansen, Semua sikap mereka berubah drastis kepada Ansen. Mereka sekarang memandang Anden dengan sangat sopan dan hormat. "Ekh,..! Kalian sudah pulang yah? Ayo, Silahkan makan dulu! Mama sudah masakin makanan yang enak loh!" Marina berkata dengan sangat senang. Ansen telah begitu baik memberikan semua uang kemenangannya kepada Marina. Itu bukanlah uang sedikit, itu adalah uang yang sangat besar sekali. Sekarang Ansen telah menjadi menantu kesayangan Marina. "Ibu,...! Kami baru makan tadi, Masih kenyang loh!" Anaya menjawab cepat seraya tersenyum. "Hei,...! Gak boleh begitu donk, Mama sudah cape-cape masak loh! Ayo dimakan donk, Mama jamin pasti enak deh!" Marina kembali merayu mereka berdua. "Istriku sayang! Mama sudah begitu repot mempersiapkan makanannya! Ayo kita cobain yu
Read more
Bab 13
Wiradi dan Marina masuk ke sebuah rumah yang megah. Wiradi sudah beberapa kali datang ke rumah ini, jadi Dia bersikap biasa saja. Sementara itu, Bagi Marina ini adalah kunjungan pertamanya. Dia tidak bisa menutupi kekagumannya akan rumah mewah itu.Seorang pelayan muncul dan menyapa mereka, "Tuan Wiradi, Nyonya Marina! Silahkan ikut saya! Tuan Wujin sudah menantikan kalian!" "Oh Iyah! Baiklah! Silahkan pimpin jalannya!" Wiradi menjawab pelayan itu seraya membawa istrinya. Mereka sampai di sebuah ruang tamu yang dipenuhi dengan barang-barang antik. Disitu Wujin telah duduk menantikan mereka sambil menikmati segelas teh. Wiradi dan Marina kemudian duduk di dekat Wujin. Dengan cepat seorang pelayan menuangkan teh kepada mereka. Wiradi ingin bertanya kepada Wujin, Namun Wujin langsung berkata kepadanya, "Aku tahu tujuan kalian datang kerumahku!" "Benarkah Tuan Wujin! Kalau begitu bantulah kami Tuan Wujin!" Wiradi berkata kepada Wujin. "Hahahahahaha,............! Sayangnya aku diber
Read more
Bab 14
Di pagi hari yang cerah, Ansen dan Anaya beserta keluarga besarnya sudah berkumpul di ruang makan. Saat ini mereka semua sarapan dengan lahap, mereka sepertinya sedang menikmati makanan itu. Sudiro datang dan menyapa mereka semua, Dia segera bergabung dengan mereka. Dia ingin duduk namun semua kursi yang ada sudah terisi. Lalu Marina langsung berkata, "Sudiro kamu datang! Ada apa yah! Oh yah, Semua kursi sudah berisi yah! Silahkan tunggu di ruang tamu saja yah!" "Ibu mertua! Aku datang karena ingin melihat Anaya, Aku..........!" Sudiro berkata lembut namun Marina langsung memotongnya dengan marah. "Sudiro,.......! Jangan panggil aku ibu mertua lagi, Lalu kamu buat apa mengganggu Anaya! Dia kan sudah menikah, Kamu punya pikiran gak!""Ekh,.....! Apaaa,......! Ibu.....!" Sudiro sontak terkejut, mukanya langsung merah merona. Biasanya Marina akan sangat senang dipanggil ibu mertua, dan Dia segera mengusir Ansen lalu mempersilahkan Sudiro duduk di samping Anaya. "Itu benar Sudiro, Ka
Read more
Bab 15
"Yah ampun! Benarkah itu! Jangan katakan yang membatalkan itu adalah Tuan Bihong!" Wiradi berkata kepada Rean. "Ayah! Orang yang kumaksud justru Dia ayah!" Rean berkata dengan sangat sedih. "Gawat! Kita sangat membutuhkannya! Aduh, Bagaimana ini yah?" Wiradi berkata dengan penuh khawatir. "Papa! Apa ini semua ada hubungannya dengan Sudiro yah!" Marina tiba-tiba berkata kepada suaminya. "Aku yakin ini semua karena ulahnya! Bukankah Tuan Bihong memiliki seorang putri bernama Gilga yang sangat tergila-gila kepadanya!" Wiradi berkata menjawab istrinya. "Sudiro pasti merayu telah Gilga dan memanfaatkannya. Tuan Bihong sangat memanjakan putrinya dan akan mengabulkan semua permintaan putrinya!" Wiradi melanjutkan ucapannya. "Aduh,....! Kenapa jadi begini yah! Jadi gimana ini papa, Mama gak mau jadi orang miskin!" Marina berkata dengan sedih. Tiba-tiba Ansen berkata dengan penuh keyakinan, "Ayah Mertua, Ibu Mertua! Semuanya, Tenanglah! Aku akan mecarikan investor baru! Aku baru ingat,
Read more
Bab 16
Sudiro masih menikmati saat-saat menyenangkan ini. Tiba-tiba handphonenya berbunyi, Sudiro langsung mengangkatnya. Dia segera tersenyum gembira, ternyata yang menghubunginya adalah mata-mata yang ditugaskan untuk mengawasi Ansen dan keluarga Anaya. Dia mendapat berita bahwa Ansen dan Anaya akan pergi menginap di Hotel Ewall besok. Mereka akan menginap selama 2 hari disana. Sudiro begitu gembira, Ini adalah kesempatan yang bagus. Sebelumnya Dia mendapat berita yang buruk. Pembunuh yang disewa mereka sangat kesulitan untuk melaksanakan tugasnya. Anak buah Wujin selalu mengawasi Ansen dan Anaya terus-menerus. Sudiro segera menghubungi seseorang, Dia memberitahu berita tersebut dan menjelaskan semuanya kepadanya. Ansen sudah bersiap-siap diteras rumah, Di sampingnya Anaya menggenggam tangannya mesra. Wajahnya sangat bahagia, senyum mengembang lebar di wajahnya. Marina keluar dan melihat kemesraan mereka. Dia berkata, "Duh, Mesra banget yah! Mama jadi iri loh, Ciecie..............!
Read more
Bab 17
Ansen dan Wiradi serta Rean sekarang sudah dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Misi mereka berhasil dengan diselesaikan dengan sangat baik. Expoll Group langsung menyetujui proposal project mereka dan melakukan investasi langsung 2x lipat. Tentu ini berarti bahwa saat ini perusahan keluarga Anaya kembali menjadi perusahaan sehat dan bahkan mereka memiliki dana segar berlebih yang sangat banyak. Sepanjang jalan Wiradi dan Rean tak henti-hentinya memuji Ansen. Mereka sadar semua investasi ini berhasil hanya karena Ansen. Jika Ansen tidak berteman baik dengan Fenghui maka proposal mereka tidak akan berhasil. Mereka dengan jelas melihat Fenghui begitu percaya kepada Ansen, Dia bahkan tidak membaca proposal mereka sedikitpun. Dia hanya bertanya kepada Ansen, Setelah itu Fenghui langsung menyetujui proposal mereka dan bahkan Dia menambah investasi yang banyak. Sekarang mereka telah sampai dirumah. Anaya dan ibunya menunggu dengan cemas. Anaya dan ibunya heran karena mereka pulang sangat
Read more
Bab 18
Sesaat lagi pembunuh itu akan menarik pelatuknya, Tiba-tiba sebuah pistol dengan peredam suara menempel di kepala pembunuh itu. Seketika pembunuh itu terkejut bukan main, Dia tidak menyangka saat ini justru nyawanya yang berada di ujung tanduk. Sebelum Dia dapat mengatakan apapun pistol itu telah ditembakkan. "Syutttt,.......!""Dhuaarrr,.......!"Seketika kepala pembunuh itu pecah dan hancur tak berbentuk lagi. Pembunuh itu langsung meninggal di tempat. Dia bahkan tidak sempat melihat siapa yang telah membunuhnya. Dia mati dengan sangat penasaran. Orang itu kemudian segera menghubungi seseorang, "Boss,......! Aku telah membunuh pembunuh bayaran itu! Hampir saja Dia berhasil membunuh Tuan Ansen dan Nyonya Anaya! Semuanya sudah aman dan terkendali yah Boss!"Wujin menutup panggilan handphonenya dengan tersenyum lebar, Dia sangat senang akhirnya pembunuh yang mengincar nyawa Tuan Ansen dan Nyonya Anaya sudah mati. Kini tidak ada lagi ancaman buat mereka, Tetapi walaupun begitu Wujin
Read more
Bab 19
Ferrel terdiam membeku ditempatnya, Mukanya pucat pasi. Dia sangat ketakutan sekarang, Semua anak buahnya telah terbunuh. Sekarang nyawanya berada di ujung tanduk. Dia sekarang sangat menyesali tindakannya meninggalkan pengawalnya. Ferrel memang selalu ditemani oleh seorang pengawal yang kuat. Tugasnya adalah untuk memastikan keadaan Ferrel dalam keadaan sehat. Tapi Ferrel begitu membenci pengawal yang ditugaskan kepadanya, Dia adalah seorang tua bernama Ataluk. Seorang pria tua yang sangat cerewet sekali, Dia bahkan selalu memarahi Ferrel. Dia adalah pria jujur yang berdedikasi kepada kebenaran. Karena itu Ferrel tidak suka dengannya sebab Ferrel suka berbuat jahat sesuka hatinya. Dia selalu mengusir Ataluk, dan menggunakan trik untuk mengecohnya. Sering Ferrel bisa pergi tanpa sepengetahuan dari Ataluk. Ferrel sangat lihai di dalam hal itu. "Sonur! Kuharap engkau membunuhnya dengan cepat! Aku sudah lama ingin sekali melihat Ferrel mati!" Tiba-tiba seseorang mengirimkan transmisi
Read more
Bab 20
Ataluk memandang mereka bertiga dengan tatapan aneh, Sekarang posisinya menjadi serba salah. Dia tidak mungkin tidak mematuhi perintah Ferrel. Sejenak kemudian Dia menghela napasnya, Lalu Dia bersiap-siap menyerang mereka. "Sonur,..........! Majulah,.............! Aku akan berpura-pura kalah, Lalu setelah itu cepat bunuh Ferrel!" Ataluk mengirimkan transmisi suara kepada Songchai. Songchai lalu bersiap-siap, Dia mengerahkan semua tenaganya. Lalu Dia melesat menyerang mereka berdua dengan kekuatan penuh. "Hiatttttt,......?""Tenang Tuan Ferrel, Aku akan melindungimu!" Ataluk berdiri didepan Ferrel. Dia segera menghadang serangan itu. "Dhuar,...........!" "Hoekkkkk,........!" Ataluk terpental belasan langkah, Lalu Dia menjerit terkapar ditanah. Ataluk langsung muntah darah. Dia terluka dalam akibat menghadang pukulan Songchai. "Kuat sekali,.......! Maafkan aku Tuan Ferrel Aku tidak dapat melaksanakan tugasku!" Ataluk berkata terbata-bata. Darah membasahi bajunya, Segera Dia memuli
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status