Lahat ng Kabanata ng Tujuh Kakakku yang Super Cantik dan Lancang: Kabanata 31 - Kabanata 40
530 Kabanata
Bab 31
Julio tidak bisa menahan diri untuk tidak mengucek mata. Setelah itu raut wajahnya berubah drastis. Dia tidak menyangka bahwa pemukul orang yang dikatakan Bagas adalah David. Perlu diketahui bahwa David adalah majikan mudanya. Jangankan memukul seorang Bagas, bahkan jika membunuh dirinya, Julio Sianturi, dia juga tidak akan keberatan.Pada saat ini, hanya terlihat David dengan satu tangan di saku seolah tersenyum sambil berkata kepadanya, “Kak Julio, ‘ya? Akulah yang memukul orang. Mau dibunuh atau dipenggal, lakukan sesukamu.”Julio hampir muntah darah. Membunuh dia? Jangan bercanda. Bahkan jika meminjamkanku 100 buah nyali, aku juga tidak berani!Julio diam-diam menyeka keringat dan dengan penuh hormat membuka mulut berkata, “Tuan……”Tiba-tiba Hasan dengan langkah cepat berdiri ke depan David dan memaksa diri berkata, “Raja Jayanegara, masalahnya sama sekali tidak seperti yang dia katakan. Anda tolong dengarkan penjelasan saya……”Wulan terkejut seketika dan tidak bisa menahan diri
Magbasa pa
Bab 32
Julio kembali membungkuk menghadap David sambil berkata, “Maaf, sudah membuat Anda terkejut. Ini adalah kesalahan saya. Saya meminta maaf kepada Anda di sini.”Surya yang berdiri di samping David masih mengira Julio membungkuk kepadanya. Dia buru-buru melambaikan tangan dengan penuh semangat sambil berkata, “Tidak, tidak. Kak Julio, Anda terlalu sungkan. Anda bisa bertindak seperti ini, kami sudah sangat berterima kasih.”Meskipun berkata demikian, matanya justru dipenuhi kegembiraan yang tidak dapat disembunyikan. Seorang Raja Jayanegara bahkan meminta maaf kepadanya. Ini adalah kehormatan yang begitu besar!Julio tidak melihatnya sama sekali dan langsung memalingkan wajah berkata kepada Hasan dan Wulan. “Kalian tenang saja. Aku jamin nggak akan ada orang yang mencari masalah dengan kalian lagi di kemudian hari.”Hasan dan Wulan hingga saat ini tetap tertegun dan hanya mengangguk linglung.“Kemarilah, lempar orang ini ke luar. Mulai hari ini dia bukan manajer utama Emgrand Group lagi
Magbasa pa
Bab 33
Surya mencibir. “Kalau tidak? Memangnya dia mempertimbangkan mukamu?”David dengan wajah serius berkata, “Tentu saja, karena dia adalah bawahanku.”Setelah omongannya selesai diucapkan, Surya tercengang. Hasan bertiga yang berada di sampingnya juga tecengang. “Apa katamu?” Surya masih mengira dirinya salah dengar dan menggaruk telinganya sambil berkata, “Kamu bilang Raja Jayanegara adalah bawahanmu?”“Benar.” David mengangguk.“Puch!”Surya tertawa menyembur di tempat. “Nggak bisa, aku benar-benar sudah nggak tahan. Hahaha, lucu sekali.”“Om Hasan, Wulan, kalian sudah dengar? Bocah ini bahkan mengatakan Raja Jayanegara adalah bawahannya. Aku pernah melihat orang membual, tapi ini pertama kalinya melihat orang yang membual seperti ini.”Dia memegang perut dan tertawa terpingkal-pingkal, seolah tak lama kemudian akan putus nafas karena tertawa.Heni juga dibuat tersenyum marah. “Makhluk nggak berguna. Kamu benar-benar sembarangan membual. Jika Raja Jayanegara adalah bawahanmu, maka pres
Magbasa pa
Bab34
David segera menuju toko karangan bunga terbesar di sekitar dan membeli banyak lilin.”Hari ini adalah tahun ke-12 sejak panti asuhan terbakar, sekaligus peringatan hari meninggalnya kepala panti terdahulu dan yang lainnya.”Setengah jam kemudian, di depan sebuah kuburan di posisi paling tengah Taman Pemakaman Umum Kalibata area B.Di tengah keheningan dan kesedihan yang mematikan, terlihat seorang gadis muda berlutut di depan batu nisan sebuah kuburan sambil terisak, “Kakek kepala panti, hari ini adalah hari peringatan meninggalnya kalian. Ria kembali datang melihat kalian lagi.”Di hadapannya, terletak 7 buket bunga dan 7 batang lilin.“Maaf, Ria tidak berguna. Tidak hanya tidak berhasil menemukan adik Kerikil Kecil dan 6 kakak lainnya, tapi juga tidak bisa membalaskan dendam kalian.”“Aku benci Keluarga Camin. Merekalah yang menghancurkan segalanya dan mencelakai kalian. Selama 20 tahun ini Ria selalu memikirkan pembalasan dendam, tapi Ria benar-benar tidak punya jalan keluar.”“Kak
Magbasa pa
Bab 35
Di titik kumpul lereng bukit Taman Pemakaman Umum Kalibata, Yuni duduk di dalam mobil. Dia sesekali menunduk untuk melihat waktu dan sesekali mengangkat mata melihat ke luar mobil.Pada saat ini, Ria berjalan kemari.“Bu, Anda tidak apa-apa? Kenapa mata Anda begitu merah?” kata Yuni tidak tahan. “Aku tidak apa-apa.”Ria buru-buru mengucek mata dan berkata memaksakan senyuman. “Mungkin kelilipan.”Dia kembali mengalihkan pembicaraan dan berkata, “Oh ya, pelelangan Keluarga Camin akan dimulai dalam waktu berapa lama lagi?”“Masih tersisa kurang dari setengah jam.” kata Yuni terburu-buru.“Ayo jalankan mobil.”Ria mendesak. Yuni melihat seseorang berjalan kemari dari kejauhan ketika hendak menyalakan mesin mobil.Ternyata itu David.Yuni duluan berteriak, “David.”Ria sedikit tertegun. Dia segera menurunkan kaca jendela mobil dan menatap orang itu dengan dingin. David yang baru saja turun dari Taman Pemakaman Umum Kalibata berbalik badan dan berkata dengan tampak sedikit tak berdaya. “
Magbasa pa
Bab 36
Plak!Suaranya nyaring dan kelenturannya penuh. Untuk sesaat, Jodi terdiam, Ria terdiam, Yuni yang berada di samping juga terdiam.Ria seperti disambar petir, tubuhnya bergetar tak tertahankan. Warna merah tak berujung menjalar dari leher hingga telinganya. B*jingan ini bahkan……bahkan menepuk……menepuk bagian itunya di depan umum!Terkejut, marah, malu, tidak percaya dan berbagai perasaan lainnya terjalin di matanya.Dia menahan keinginan untuk mencincang-cincang David dan memaksakan sebuah senyuman kaku sambil berkata, “Benar. Jadi, Jodi, kamu jangan menaruh niat padaku lagi.”Setelah itu, dia diam-diam menjulurkan tangan dan mencubit lengan David dengan keras, disertai rotasi cubitan 360 derajat.Dia bahkan mengerahkan seluruh tenaganya. Tapi, ekspresi David malah tidak berubah seperti orang yang tidak bermasalah.“Nggak, aku nggak percaya!”Jodi meraung dan dengan wajah muram berkata, “Ria, beri tahu aku bagian manaku yang nggak sebanding dengan bocah ini?”“Sangat sederhana, karen
Magbasa pa
Bab 37
Jodi masih mengira David takut dan dia semakin merasa puas. “Benar. Sekarang sudah takut? Selama kau bersujud sembah kepadaku 3 kali, kemudian membiarkanku memainkan Ria beberapa hari, aku akan melepaskanmu. Bagaimana menurutmu?”“Nggak tahu malu!”Ria marah hingga tubuhnya bergetar. Meskipun demikian, dalam hatinya jusru merasa tidak berdaya.Keluarga Camin juga merupakan keluarga konglomerat di Jayanegara. Kekuatan mereka tidak lebih kecil daripada Keluarga Nastoro sebelumnya.Sayangnya, setelah kakek Chandra Nastoro tidak sadarkan diri karena mengidap penyakit ALS, Keluarga Nastoro mulai mengalami kemerosotan, kemudian tersaingi oleh Keluarga Camin. Ini juga alasan dia tidak berani menyinggung Jodi saat menghadapi pelecehannya yang berulang kali.Plak!Tiba-tiba, terlihat David yang mengangkat tangan dan langsung melayangkan sebuah tamparan kepada Jodi.Dengan satu tamparan ini, setengah wajah Jodi membengkak dan beberapa buah gigi bercampur darah segar melayang keluar.“A*njing, k
Magbasa pa
Bab 38
Ria tampak putus asa. “Bu, ayo kita segera pergi.” kata Yuni mendesak. Ria melihat David sejenak. Ekspresi berjuang melintas di wajahnya, kemudian ditutupi oleh ketegasan. “Nggak, aku nggak akan pergi!”Pada dasarnya masalah ini terjadi karena dia. Bagaimana mungkin dia meninggalkan David tanpa tanggung jawab. Terlebih lagi, David merupakan calon suaminya secara formal.Dengan cepat, 10 menit telah berlalu. Sebuah suara yang sangat berat terdengar dari kejauhan. “Siapa yang berani berselisih dengan Keluarga Camin?”Begitu suara itu terdengar, tampak 1 orang tua yang mengenakan pakaian batik memimpin belasan orang pengawal berjalan kemari dengan aura membunuh.Orang tua itu tampak acuh tak acuh. Tatapannya tajam bagaikan elang dan membuat orang tidak berani menatap langsung kepadanya. Dialah kepala pelayan Keluarga Camin, Evan Camin!Belasan pengawal di belakangnya penuh tatapan dingin dan niat membunuh.“Om Evan, bocah inilah yang memukulku.” Jodi seperti melihat bintang penolong d
Magbasa pa
Bab 39
“Baik!”Dalam sekejap, belasan pengawal maju bersamaan. Tanpa ngomong kosong, mereka langsung mengepung ke arah David.Sekumpulan orang yang hanya punya nama tapi tidak berkemampuan!Ketidaksudian melintas di mata David, dia sudah mau turun tangan. Tepat pada saat ini, terdengar sebuah suara jeritan. “Semuanya berhenti!”Sesaat kemudian. Terlihat seorang wanita berseragam berjalan kemari dengan membawa 7-8 orang pria yang sama-sama berseragam. Wanita itu melangkah dengan kaki panjang ramping dan dengan tatapan yang sangat dingin berkata, “Nyali kalian sungguh besar. Bahkan berani mengumpulkan massa untuk bertarung di siang bolong?”“Kak Mayang.” Wajah Ria tampak gembira. Wanita itu mengangguk kepadanya dan melihat ke arah David setelahnya. Emosinya langsung melunjak. “Seingatku kau bernama David, ‘kan? Ada apa denganmu, setiap kali bertemu denganmu selalu nggak ada hal yang baik?”“Terakhir kali kamu ditangkap olehku dan diberi pelajaran begitu lama karena membawa senjata rakit. Ka
Magbasa pa
Bab 40
“Lagipula, sebentar lagi pelelangan Keluarga Camin akan dilaksanakan. Aku perlu membawa orang untuk menjaga ketertiban lokasi. Setelah urusan selesai, kita cari kesempatan untuk membuat bocah itu mati juga nggak terlambat.”Evan menatapnya seperti sedang menatap orang idiot. Jika tidak mempertimbangkan dia adalah anak sah Keluarga Camin, dia benar-benar ingin memberinya sebuah tamparan.Begitu mendengar omongan ini, suasana hati Jodi baru berubah dan dia tersenyum dengki. “Baik, tunggu pelelangan selesai, aku akan menyiksanya dengan sebaik mungkin.”“Dan juga Ria, wanita jalang itu. Aku akan menindihnya di bawah tubuhku dan menghancurkannya dengan keras.”Berbicara sampai di sini, matanya dipenuhi kegembiraan dan tampak tidak sabaran. Evan mendengar omonganya dan menggelengkan kepala lagi.Makhluk bodoh. Sepanjang hari hanya memikirkan sedikit hal rongsokan itu dan tidak akan menjadi orang hebat sama sekali. ……Hotel Jeranding merupakan salah satu hotel bintang lima teratas Jayanegar
Magbasa pa
PREV
123456
...
53
DMCA.com Protection Status