All Chapters of Ditalak Usai Akad: Chapter 61 - Chapter 70
84 Chapters
Part 61
Tanpa sepengetahuan Ela, ada mata yang mengerjap kaget melihat seseorang yang begitu dirindukannya muncul di kampus tempatnya mengajar. Wanita itu mengucek matanya untuk memastikan penglihatannya itu benar. Setelah diperhatikan dengan seksama, tak salah lagi, pria di dalam mobil itu adalah lelaki yang ditunggunya sekian tahun. Dadanya bergemuruh hebat, pancaran kelegaan tercetak di wajahnya. Tapi... Wanita itu termenung sesaat, apa benar pria itu orang dicarinya selama ini.Ia yakin, ia tidak salah lihat. Mobilnya persis berada di depan mobil yang ditumpangi Ela mahasiswinya. Tadi ia tak sengaja melihat pantulan wajah lelaki itu dari kaca spion di atas dasbor mobilnya. Ia menoleh kembali ke belakang dengan cepat, memastikan penglihatannya. Ternyata benar lelaki itu adalah Faiq sahabat sekaligus cinta pertamanya."Ya tuhan, tak menyangka bisa bertemu dengannya di sini. Padahal hampir sekian tahun dan sekian bulan aku mencari keberadaannya. Allah maha baik, terima kasih ya Allah kau per
Read more
Part 62
“Kalau begitu, kamu jangan kasih tahu nomor ponsel mas Faiq, kok gue malah curiga. Bu Widuri itu ada hubungan dengan suamimu. Apalagi waktu kamu bilang, Bu Widuri itu tahu banget bagaimana kehidupan mas Faiq waktu di panti. Apa kamu tidak curiga sedikit pun pada suamimu itu, bahkan Bu Widuri sampai mengira kamu adiknya segala." Farah berhenti bicara sejenak untuk mengambil napas, setelahnya, kembali bicara. "Benarkan dugaan gue, menurut kamu bagaimana?" Ela menanggapi dengan gelengan seakan mengatakan tidak mengerti alias bingung. Ya sampai saat ini, Ela belum mengetahui ada hubungan apa antara suaminya dan Bu Dosen yang kata Farah itu killer dan pertu alias perawan tua."Jangan-jangan mas Faiq itu mantan pacarnya dan mungkin saja mereka masih berhubungan sampai sekarang. Kamu harus hati-hati Ela, jangan sembarangan kasih nomor ponsel suamimu padanya. Jangan sampai kamu menyesal nanti, sesal belakangan tiada berguna." nasehat Farah panjang kali lebar yang ditanggapi anggukan oleh gad
Read more
Part 63
“Oh ya Ela, mama dan papa menanyakan kapan kamu mau ikut tinggal bersamaku di rumah. Mama sepertinya keberatan, kalau kita tinggal terpisah.” Faiq menatap sang istri, menunggu jawaban, tentu saja jawaban yang sesuai dengan keinginan orang tuanya.Ela mendadak diam, dadanya berdebar kencang. Tak menyangka suaminya membicarakan hal yang ingin dia utarakan lebih dulu. Pucuk dicinta ulampun tiba. Kini ia tak perlu repot membicarakan pesan Abi dan umi. Padahal dia sedang mencari waktu yang tepat, keberuntungan berpihak padanya. Mas Faiq sendiri yang telah memintanya. Paling tidak ia tidak perlu menjilat lidah sendiri, awalnya menolak sekarang malah ngebet. Ih kesannya gimana gitu, itu yang membuatnya ragu ingin mengatakan permintaan orang tuanya itu dari pagi tadi. Tapi sekarang ia tak perlu pusing memikirkan, karena solusinya datang sendiri melalui Faiq. Lelaki itu sendiri yang memulai pembicaraan yang ingin ia sampaikan. Kok bisa gitu ya.Beberapa saat menunggu, Ela tak kunjung menjawab
Read more
Part 64
“Mas! Sepertinya ada tamu. Siapa ya Mas, ramai sekali?” tanya Ela menatap wajah suaminya. Faiq membalas dengan gelengan kepala tanda tak tahu.keduanya mendadak berhenti melangkah dan saling pandang, sesekali mata Ela melirik ke kaca jendela. Tapi karena mereka persis di depan pintu, jadi mereka tidak bisa melihat siapa saja orang di dalam sana, meskipun pintu terbuka.“Mungkin keluarga besar kamu yang datang. Untuk mengucapkan selamat atas pernikahan kita.” tebak Faiq terus saja menggenggam telapak tangan Ela. “Tidak mungkin Mas, kan keluargaku jauh tinggalnya dari sini? Atau justru keluarga besar kamu mas?" balas Ela juga menebaknya."Ke sini? mana mungkin? untuk apa? keluarga besarku tak mungkin datang ke sini, paling ke rumah sana. Ngapain coba keluarga besarku ke sini?""Bisa jadi mereka tak sabar menunggu di rumah sana, makanya ke sini.""Gak mungkin?" Keukeh Faiq yakin banget dengan perkataannya."Mungkin temanmu?" tebak Faiq lagi."Temanku hanya Farah yang tau, sedangkan yang
Read more
Part 65
“Mas Faiq, rumahnya bagus sekali, apa mas Faiq tidak menyesal membawaku ke sini?” tanya Ela sungkan merasa tidak pantas berada di rumah suaminya. Langkahnya jadi ragu untuk terus masuk ke dalam. Matanya terus memindai rumah sang suami yang lebih mirip istana.Ia merasa, keberadaan dirinya di rumah besar kek istana ini hanya akan mempermalukan suaminya sendiri. Ia tidak yakin bisa beradaptasi di rumah mewah suaminya. Selama ini ia hanya tinggal di rumah sederhana milik Abinya. “Kenapa menyesal, kamu kan istriku? Jadi sudah seharusnya kamu tinggal di sini bersamaku-kan?”“Iya, tapi aku pikir rumahnya tidak sebagus ini. Aku khawatir hanya akan menjadi perusak pemandangan. Lagian aku tak terbiasa tinggal di rumah bagus, yang ada nanti aku hanya mendatangkan malu pada keluargamu.” Ela kembali menunduk setelah mengatakan keraguannya tinggal di sana. Ia lebih nyaman tinggal bersama keluarganya di rumah sederhana milik orang tuanya.“Kamu keberatan untuk tinggal di sini?” tanya Faiq menatap
Read more
Part 66
Faiq pun tersadar tengah menguping, dia tidak ingin ketahuan oleh kakak perempuan dan kakak iparnya. Lalu buru-buru turun beberapa undakan tangga untuk menyamarkan perbuatannya dan diam di sana sampai terdengar derit pintu yang dibuka Davit dan Faiq pun menaiki tangga persis kayak orang yang baru saja menaiki tangga. Faiq berharap aksinya tidak ketahuan.Biar tidak ketahuan menguping, Faiq buru-buru menyapa Davit. Senyum semringah terbingkai di bibirnya. Tampak oleh Faiq wajah Davit mendadak pias dengan kemunculannya yang tiba-tiba. Faiq berharap semoga kakak iparnya itu tidak curiga, kalau barusan dia tengah menguping.“Eh! Mas Davit. Baru saja aku berniat memanggil, eh orangnya keluar. Mas, diminta mama sekarang turun untuk makan malam. Oh ya, Mbak Erika mana mas, gak sekalian turun?” tanya Faiq menoleh ke arah pintu saat tidak melihat kakaknya di belakang tubuh Davit.Bukannya menjawab pertanyaan Faiq, Davit malah balik bertanya. “Sejak kapan kamu berada di tangga,” tanya Davit cur
Read more
Part 67
“Ela? Maksudmu Ela Almahera.” Tanya Davit cengo.Lelaki itu sungguh tak percaya, bisa bertemu langsung dengan penulis 'Ditalak Usai Akad', penulis yang hampir merebut semua perhatiannya. Lebih tak menyangka lagi, ternyata perempuan itu adik iparnya sendiri. Pria itu menggeleng sesaat, rasanya tak mungkin. Ia kurang yakin dengan pikirannya. Sebaiknya ia pastikan dulu kebenarannya.Faiq mengernyit bingung mendengar pertanyaan lelaki itu, bagaimana mungkin Davit kakak iparnya mengenal Ela. Bukannya selama ini ia tinggal di Paris. Bagaimana caranya mengenal istrinya. Ternyata dunia sesempit ini, sangat mencurigakan. Batin Faiq dalam hati.Apalagi bila mengingat pertengkaran kecil keduanya tadi di atas, membuat Faiq menduga-duga. Meskipun mbak Erika tidak menyebut langsung nama tetangga sebelah yang dimaksud, bisa jadi tetangga sebelah itu tetangga sebelah kamar maksudnya. Kebetulan sekali kamar dia dan mbak Erika memang berdampingan. “Iya mas, nama lengkap istriku memang Ela Almahera. M
Read more
Part 68
“Mau kemana?” tanya Faiq dengan pandangan fokus ke laptop. Lelaki itu sebenarnya sedang melanjutkan pekerjaan yang terbengkalai siang tadi. Baru sekarang bisa ia lanjutkan kembali. Meskipun matanya fokus ke laptop, namun telinganya bisa mendengar baik, kalau barusan ada yang memasuki kamarnya. Dan ia sangat yakin yang baru saja memasuki kamarnya itu, wanita yang telah resmi menjadi istrinya. Langkah Ela mendadak terhenti dan menoleh ke asal suara. Ia bingung siapa yang mengajaknya bicara? Sementara suaminya masih larut di depan laptop tanpa melihat ke arahnya. Dan tidak ada orang lain selain mereka berdua. Ela tampak bingung dan heran, apa di rumah ini ada hantu, batinnya dalam hati. Tapi tidak mungkin, rumah sebagus ini ada makhluk halusnya. Pasti tadi yang bicara mas Faiq, duganya yakin sekali. Tak mau menduga-duga, Ela akhirnya bertanya.“Mas Faiq yang bicara barusan,” tanyanya heran. Wanita itu hanya berdiri saja tak berniat mendekati suaminya.“Menurutmu, emang ada orang lain s
Read more
Part 69
“Kamu yakin! Jika ada yang kamu ketahui, atau ada seseorang yang mempengaruhi pikiranmu, katakan saja terus terang. Aku janji tidak menyembunyikannya dari kamu,” ucap Faiq kembali meyakinkan istrinya. Lelaki itu menatap sang istri lekat-lekat mencari jawaban dari wajah istrinya.“Tidak ada Mas, serius,” ucap Ela meyakinkan suaminya. Saat ini lebih baik dia cari tahu dulu kebenaran perkataan wanita itu sendiri tanpa melibatkan suaminya. Ia tak ingin terburu-buru mengambil langkah yang hanya akan menjadi penyesalan. Lagian mas Faiq kurang apa coba, dia lelaki yang baik dan perhatian serta bertanggung jawab. Jadi tidak perlu ragu."Baiklah kalau begitu, aku tidak bisa memaksamu. Terserah kamu saja, asal jangan menyesal nanti."Ela membalas dengan anggukan.“Sekarang giliran kamu yang bicara Mas. Tadi mau bicara apa?” “Oh itu ... Tentang perkataan Mas Davit bahwa kamu adalah seorang penulis. Aku serius tidak menyangka kamu seorang pengarang cerita handal. Istriku ternyata hebat bercerita
Read more
Part 70
“Lalu kenapa tadi mas bilang mau menikahiku karena ingin membalas semua kebaikan Abi?”“Perkataan aku tadi tidak semuanya benar, kamu jangan mudah percaya begitu saja. Aku menikahimu bukan semata hanya membalas budi, tapi karena memang dari awal pertama bertemu denganmu hatiku merasa klik. Bahkan jantungku sempat berdetak tak karuan waktu itu.”Jantung Ela bergemuruh hebat mendengar pengakuan cinta dari sang suami. Mimpi apa dia semalam, hingga pagi ini ia mendengar pengakuan cinta Faiq. Hatinya begitu menghangat, tak menyangka ternyata suaminya juga mencintai dirinya. Ia pikir tadi cintanya bertepuk sebelah tangan. Ternyata sang suami hanya bercanda doang.“Klik? Maksudnya?”“Entahlah, bingung juga menjelaskannya. Yang pasti aku merasa cocok dan jantungku berdebar kencang kala itu. Apa itu yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama.”“Benarkah, mas serius, tidak bercanda lagi kan,” balas Ela singkat dengan wajah merona kemerah-merahan. Wanita itu tidak yakin begitu saja, apala
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status