Saat memutuskan menikah, Ela dan Erlangga berharap menuai kebahagiaan, seperti pernikahan orang pada umumnya. Siapa sangka takdir berbicara lain, bukan kebahagiaan yang mereka dapatkan tapi derita dan air mata. Sanggupkah Ela bertahan dengan cibiran warga, dalam sekejap mata ia menjadi biar bibir. ikuti kisah sedih Ela, dengan cara subcribe, rate, like dan komen juga ya. Terima kasih atas perhatiannya.
Lihat lebih banyakBismillahirrahmanirrahim.
“Aku terima nikah dan kawinnya Ela Almahera binti Hisyam dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas murni seberat 20 gram dibayar tunai.”“Sah.”“Sah,” teriak para saksi serentak dengan wajah sumringah. Beberapa tamu ikut merasakan kebahagiaan pasangan pengantin baru. Kedua keluarga saling melempar senyum dan berjabat tangan, sebagai ungkapan rasa haru dan bahagia.“Alhamdulillah, Barakallah,” ucap beberapa tamu yang menyaksikan jalannya akad nikah.Ela tersenyum bahagia, akad nikah berjalan dengan lancar. Bahkan hanya dengan satu tarikan napas. Kini ia telah resmi menyandang status istri Erlangga. Senyum bahagia terpancar dari wajah cantiknya. Gadis berhijab coklat susu itu bertekad akan melayani sang suami dengan sepenuh hati. Meskipun belum ada cinta di hatinya, demi bakti pada orang tua, ia terima dengan tulus. Ela memandang wajah lelaki yang terlihat tenang dan meneduhkan dengan senyum terbingkai di bibir. Binar mata sang pengantin wanita menghanyutkan semua orang, termasuk Erlangga.Begitu juga dengan Erlangga, senyum menawan terukir dari bibir sang lelaki yang kini telah resmi menjadi seorang suami. Mereka saling pandang sejenak, mengirimkan energi positif, bahwa mereka tengah berbahagia.Pernikahan Ela dan Erlangga terjadi, memang berawal karena perjodohan kedua orang tua. Meskipun keduanya belum saling mengenal karakter satu sama lain, mereka bertekad akan menghadirkan cinta dalam hati mereka. Tergantung niat awal membina rumah tangga. Cinta bisa hadir dan dipupuk seiring berjalannya waktu. Tapi sungguh disayangkan, kebahagiaan yang baru saja mereka reguk tidak berlangsung lama. Seorang pria hadir menghancurkan mimpi sang pengantin baru. Tidak ada yang menduga, Pernikahan yang seharusnya berakhir bahagia berganti derita, luka lara dan air mata.Prok prok prok.Tepuk tangan membahana seketika. Sontak semua perhatian beralih ke seorang pria yang datang tiba-tiba. Pria tinggi semampai dengan kemeja hitam membungkus tubuhnya. Senada dengan celana levis berwarna biru tua. Bila disandingkan dengan Erlangga, pria ini tak kalah ganteng dan tampan juga menarik.Pria itu melangkah jumawa, mendekati sepasang pengantin. Ia berjalan dengan gagah tanpa rasa takut melewati kerumunan tamu yang hadir menyaksikan jalanya proses akad pernikahan. Pria itu datang dengan penuh percaya diri.Sejenak pria itu memandang sang pengantin lelaki dengan pandangan meremehkan. Senyum menyeringai terlukis dari sudut bibirnya.“Selamat atas pernikahanmu Bung, semoga kamu tidak MENYESAL.” Ucap pria yang baru datang itu dengan menekan kata “Menyesal.”“Apa maksud Anda.” Tanya Erlangga seraya bangkit berdiri dengan wajah bingung. Ia menatap pria itu dengan banyak pertanyaan yang muncul dibenaknya.Bagaimana bisa lelaki ini bilang dia akan menyesal menikahi Ela. Ada apa sebenarnya. Rahasia apa yang pria itu ketahui tentang wanita yang kini telah resmi menjadi istrinya. “Kenapa aku akan menyesal menikahi wanita ini, apa sebenarnya maksud perkataan anda tadi.” tanya Erlangga akhirnya, karena tidak mau mati penasaran. Ia harus tahu rahasia dibalik itu.“Perempuan yang kamu nikahi itu tidak secantik rupanya. Aku tahu betul bagaimana orangnya. Kamu mau tahu rahasia besarnya?""Iya, rahasia apa?""Wanita itu telah melewati malam panjang denganku, tapi ia justru menikah denganmu. Ibarat kelapa kau hanya dapat ampasnya." ucap pria itu lantang. Semua tamu yang hadir terkesiap kaget.“Wanita seperti itukah yang kamu nikahi, apa kamu tidak takut kena penyakit.” Sambung lelaki itu dingin sekaligus datar."Kalau boleh saya kasih saran, mending batalkan sekarang juga. Maaf maksud saya ceraikan sekarang juga. Dia tak pantas disandingkan denganmu," ucap pria itu menghasut Erlangga.Duaarrr.Berita itu bagaikan petir di siang bolong. Semua tamu yang hadir nampak terperanjat kaget. Bisik-bisik antar sesama tamu dan para tetangga mulai terdengar.“Tidak menyangka Ela kelakuannya bejat ya.” Kata wanita berbaju kuning seraya menggeleng-geleng kaget.“Percuma pakai jilbab, tapi tak bisa menjaga murwah.” Timpal sese-ibu berbaju ungu.“Kasihan Abi Hisyam dan Umi Rosida, nama baiknya pasti tercoreng.” Balas seorang bapak yang lebih arif dan bijaksana.“Itu akibat terlalu memanjakan anak,” timpal Pak Oyong yang tidak suka melihat keluarga Abi Hisyam bahagia. Entah ada dendam apa antara Pak Oyong dan Abi Hisyam. Seringai kecil tampak jelas terpampang di wajah lelaki yang kini tak lagi muda. Sepertinya Pak Oyong puas sekali melihat keluarga Abi Hisyam dipermalukan di depan orang banyak. Harga diri pak Oyong sedang dipertaruhkan.Semua warga sudah lama mengetahui, kalau Abi Hisyam dan Pak Oyong tidak pernah akur. Hanya saja warga tidak mengetahui penyebab pertikaian antara kedua lelaki itu.Ela yang mendengar komentar pedas warga, hanya bisa terdiam tanpa dapat berkata-kata. Percuma ia jelaskan, situasinya tidak memungkinkan. Sekarang dirinya jadi santapan empuk untuk dipergunjingkan, tentu sulit menjelaskan kebenarannya pada warga. Jadi biarkan saja mereka berkata apapun tentangnya.Ela memandangi kedua orang tuanya yang tampak terpuruk dan tertunduk diam mendengar komentar warga. Mereka tertunduk malu. Itu sudah pasti.Begitu pun dengar Erlangga. Badannya huyung dan limbung. Perkataan lelaki itu masih terekam kuat di hatinya.“Apa? Apa maksud Anda? Anda hanya ngasih Frank-kan. Bukan sebenarnya.”“Apa kurang jelas perkataan saya, apa perlu saya ulang lagi.”“Tidak perlu,” sahut Erlangga cepat dengan napas mendadak sesak.Erlangga berjengit kaget. Baru saja akad nikahnya berlangsung khidmat, sekarang muncul berita yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Berita itu sangat menghancurkan mimpi indah, yang telah ia rancang sedemikian rupa untuk membina sebuah keluarga sakinah, mawadah dan warohmah dengan Ela. Tapi sekarang, dalam sekejap mata hancur bagaikan serpihan debu.Erlangga memijit kepalanya yang mendadak pusing. Ia pandangi Ela yang tertunduk diam. Benarkah wanita ini seperti yang lelaki itu bilang, ucapnya dalam hati mungkin.“Ela, lihat aku. Apa benar yang dikatakan pria ini.”Bersambung...Ini cerita baru, mohon dukungannya...Terima kasih!!Lelaki itu akhirnya pergi juga meninggalkan kamar, meninggalkan Ela dengan degup jantung yang menderu. Bibir wanita itu kembali tersungging manis. Membayangkan tingkah agresifnya tadi sungguh membuatnya malu. Ia sungguh tak percaya, bisa melakukan hal yang sangat tabu untuknya. Wajahnya memerah, sontak ia menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.Setelah mengatur debar di dada, Ela mulai siap-siap seperti permintaan suaminya. Ia beranjak ke lemari, meraih kado dari Farah yang dulu hampir saja ia buang. Tapi setelah ia tahu kegunaan pakaian tipis menerawang itu, ia menyimpannya kembali di lemari. Kini ia berniat memakainya untuk menyenangkan sang suami. Yah, kini hatinya telah mantap, siap sempurna tanpa ada keraguan sedikitpun.Hampir 20 menit ia bersiap-siap dan menunggu kedatangan sang suami di kamar tepatnya di tempat tidur. Beberapa kali ia menguap, tapi sayangnya orang yang ditunggu tak kunjung datang. Ela menarik selimut hampir menutupi seluruh badannya. Ia belum siap menu
“Mas, kok berhenti, gak jadi masuk?” tanya Ela bingung. Wanita itu memindai area ruang keluarga, dan tatapannya melongo kaget, menyaksikan pertikaian antara kakak ipar dan suaminya.Bukannya menjawab pertanyaan Ela, Faiq justru berbisik di telinga sang istri. “Lihat itu, mereka lagi berantem. Kita dengarkan dari sini.”“Menguping pembicaraan orang diam-diam itu tidak baik Mas, apalagi mereka tengah berantem. Ayo kita keluar saja,” ajak Ela cepat seraya berbisik. Tangannya tak lupa menarik tangan sang suami dan mengajaknya keluar. Tapi sayang, Faiq tak bergerak dari posisinya. Ela menatap suaminya dengan perasaan kalut, takut ketahuan oleh kakak ipar dan suaminya.“Ayo Mas, tunggu apa lagi. Sebaiknya kita pergi sekarang,” pinta Ela memelas.Faiq mendekatkan bibir ke telinga sang istri lalu berbisik, “Ini kedua kalinya mereka berantem, aku harus tahu apa yang mereka debatkan.”“Tapi....”“Syut... Diamlah. Nanti kita ketahuan, bahaya!” pinta Faiq menutup mulut sang istri. Akhirnya Ela men
“Bunda,” ucapnya terbata-bata. Wanita itu lantas membuka pintu dan memintanya mamanya masuk ke dalam. Perempuan yang dipanggil bunda itu pun lantas masuk ke apartemen sang putri. Lalu mendaratkan bokongnya di kursi tunggal yang ada di sana. Matanya memindai area ruang keluarga yang tertata dengan rapi dan juga bersih. Meskipun rapi dan bersih, tetap saja tinggal sendiri itu tidak menyenangkan.“Betah kamu tinggal menyendiri di sini?”“Maksud bunda?”“Kamu jangan pura-pura tidak tahu apa maksud perkataan bunda.”“Menikah!! Itu yang ingin bunda katakan bukan?”“Iya, apalagi.”“Kapan kamu bisa memenuhi permintaan bunda, Nak? Kamu itu bukan ABG labil lagi. Kamu itu sudah kelewat dewasa.”Widuri tersentak kaget, ia sangat paham dengan maksud perkataan sang bunda, memang dirinya sudah kelewat dewasa, bahkan sebentar lagi usianya mencapai 29 tahun. Tapi mau bagaimana, lelaki yang ia sukai dari dulu bahkan sampai sekarang tidak berubah, namun tidak direstui oleh sang bunda hanya karena lelak
“Baiklah! Saya mengerti. Sebenarnya apa yang hendak kamu bicarakan?” tanya Widuri menatap lekat sang mantan. Dadanya sampai sekarang masih bergetar hebat, saat menatap lelaki di depannya itu. Rasa cinta itu semakin menancap dalam hati, meskipun tidak terlihat rasa rindu itu di mata Faiq. Tak membuat rasa cintanya padam, tapi terus saja menyala terang. Apalagi setelah melihat keberhasilan dan kesuksesan yang pria itu sandang sekarang menambah rasa kagum dan keinginan untuk memiliki lelaki itu sepenuhnya semakin tertancap kuat dalam dadanya. Terlebih setelah mendengar perkataan Ela, kalau Faiq belum menikah dan tidak punya wanita spesial. Ia berharap, dialah wanita yang mendampingi Faiq melewati fase kehidupan berumah tangga. Ia merasa, Faiq masih mengharapkannya, belum bisa move on, buktinya sampai sekarang Faiq masih betah menyendiri. Bisa seyakin itu Widuri memahaminya, padahal andai ia tahu, jika Faiq sudah memiliki wanita spesial yang bergelar istri, entah bagaimana perasaan per
“Ela, Maaf! Tadi gak bangunin kamu, soalnya tidurmu pulas banget,” ucap Faiq menyesal seraya mendaratkan bokongnya di kursi tak jauh dari Ela. Lelaki itu menatap sang istri yang tak menoleh sedikit pun padanya.Sebenarnya tadi Faiq ragu untuk masuk ke dalam ruang keluarga, ulahnya semalam yang pura-pura pingsan membuatnya enggan bertemu dengan Ela. Ia khawatir Ela mengetahui kepura-puraannya dan bisa saja wanita itu menceritakan kepada orang tuanya. Tapi bila tetap diam dan menunggu di luar juga akan membuat kedua orang tuanya pasti bertanya-tanya. Makanya Faiq memberanikan diri masuk bergabung dengan istri dan kedua orang tuanya. Ia tak hiraukan, meskipun nanti pandangan buruk yang dilayangkan Ela.“Tidak apa-apa Mas.” Jawab Ela singkat, setelah terdiam cukup lama. Itu pun karena tak enak pada kedua mertuanya, bila Ela menampakkan kekesalan di depan sang mertua. “Oh iya Mas, nanti kita jadi pergi menemui Bu Widuri?” tanya Ela memastikan. “Kalau jadi, aku mau siap-siap sekalian mau ka
“Bukan begitu, sekarang sudah terlalu larut. Bagaimana kalau besok saja,” ucap Faiq bernegosiasi. Lelaki itu bicara tanpa beban, seolah sang istri tidak marah dituduh tidak virgin.Bukan tanpa alasan Faiq menunda sampai besok, malam ini karena sudah terlalu malam dan ia juga dari tadi menguap terus, maka tercetuslah ide menunda malam pertama itu sampai besok pagi.Lelaki itu berusaha membujuk Ela, tapi sayangnya Ela sudah terlalu kesal. Akhirnya ia bicara dengan ketus. Bahkan terkesan mengancam. Ela jelas tak bisa terima begitu saja, di mana harga dirinya. Kehormatannya dipertanyakan.“Sekarang! Atau tidak sama sekali,” ancam Ela tak terima dicurigai tidak perawan oleh lelaki yang baru beberapa hari ini sah menjadi suaminya.Sebagai wanita yang selalu menjaga kehormatannya, jelas kecewa dibuatnya.Sakit hatinya dituduh tidak perawan apalagi oleh suami sendiri. Rasanya Ela ingin menjambak rambut lelaki itu untuk melampiaskan kekesalan hati, tapi ia tak punya keberanian melakukannya. Si
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen