Semua Bab Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire: Bab 51 - Bab 60
163 Bab
BAB 51 Salah Duga
Komplotan pria kekar yang rupanya debt collector itu tak mengerti dengan maksud perkataan Aliesha."Hah, kami bukan suruhannya. Bos kami bukan orang sembarangan!" ucap salah satu di antara debt collector itu."Tidak perlu menutup-nutupi. Berapa upah yang kalian terima sebagai tukang tagih hutang, hah?" Giliran sekarang Aliesha yang menaikkan volume suara.Noah mencegah untuk tidak cari gara-gara dengan para debt collector itu."Sudahlah." Noah berencana untuk menyudahi saja huru-hara yang terjadi malam-malam. “Sekarang apa mau kalian?”Khawatir nanti akan mengganggu ketenangan tetangga, Noah berupaya mencari jalan tengah saja.“Kamu anak muda, jangan macam-macam sama kami!” pria berperawakan seperti algojo itu mendekati Noah dan mencengkram lehernya. “Mau aku lumat dengan tangan kosongku?”Bukannya takut, Noah justru makin melawan. “Hajar saja kalau kamu berani! Siapa yang menyuruhmu, katakan sekarang dan aku akan menemuinya!”“Dasar anak muda kurang ajar. Berani-beraninya kamu sama a
Baca selengkapnya
BAB 52 Fatherhood Papa Berondong (I)
Goresan dan gesekan dengan lantai paving yang mengena di tubuhnya menyisakan rasa pedih luar biasa.Berkali-kali Noah hanya meringis saat Aliesha membersihkan lukanya dengan alkohol.“Pelan-pelan saja!” Rutuknya karena menganggap Aliesha masih terlalu kasar mengoleskan cotton bud ke lukanya.“Ini sudah pelan-pelan. Kamu jangan banyak gerak!” Aliesha merasa apa yang dia kerjakan tidak ada yang salah.Sudah sesuai dengan prosedur yang seharusnya. Walau bagaimanapun dia dulunya berpengalaman sebagai seorang PMR di masa sekolah.“Kalau tidak ikhlas menolongku, biarkan saja luka-luka ini. Kamu tidur saja sana! Aku bisa membersihkannya sendiri.” Noah makin cerewet seperti balita.“Heran aku! Bukannya berterima kasih malah ngomel dan ngeluh terus.” Aliesha membuang cotton bud itu ke dalam keranjang sampah.Lalu beranjak pergi meninggalkan Noah terbaring di sofa ruang keluarga.“Apa
Baca selengkapnya
BAB 53 Noah VS Benedict
“Noah, badanmu masih demam!” Aliesha mengecek dengan satu tangannya ke dahi. “Kenapa kamu bangun? Tidur lagi sana!”Layaknya seorang anak kecil, dia menuruti perintah mantan istrinya.Tubuhnya terasa belum seimbang saat digunakan untuk berjalan. Ada gaya tarik untuk merasa miring condong ke kiri atau kanan sehingga dia hampir saja jatuh.“Tapi, aku mau memegangnya dengan tanganku!” sebagai seorang papa muda, tentunya dia ingin merasakan bagaimana itu menggendong anaknya sendiri.“Sudahlah, urusi dirimu dulu. Jangan sok-sokan mau gendong bayi. Memangnya kamu bisa?” perkataan itu terdengar sangat menyakitkan dan setelah mengucapkannya Aliesha membawa anaknya jalan-jalan keluar.Sengaja sekali untuk menjauhkannya dari darah dagingnya sendiri.Barulah Noah ingat kalau semalam dia belum makan. Tak ayal rasa pusing dan perut pedih kini dirasakannya.Belum pernah dia skip kalau untuk urusan mak
Baca selengkapnya
BAB 54 The Intruder
“Bagaimana kamu bisa di sini dan berada di lantai dua?”Noah bertanya dengan nada tinggi. Ingin dia marah dan meluapkan emosi pada sepupunya itu.“Pertanyaan yang sama, bagaimana Aliesha bisa membiarkan kamu duduk manis di ranjangnya? Ini hal yang aneh menurutku.” Desis Ben tak kalah murka.“Sebentar, kamu mengatakan ini seolah-olah sudah terbiasa berada di tempat ini!” Meski Noah terkesan menuduh, dia mengatakannya karena melihat gelagat Ben yang tak terlihat kaku saat berada di sini.Sementara dirinya sendiri masih sedikit kaku dan tak terbiasa menginvasi ruangan paling privasi milik Aliesha.Baginya dia harus tahu diri dan tak terlalu banyak menyelidik apa saja yang terdapat di ruangan ini.“Sudahlah, Noah. Sebaiknya kamu segera angkat kaki dari sini. Kakek pasti akan sangat marah melihat kamu ada di sini.” Ben menggunakan dalih kakeknya untuk menakut-nakuti Noah. “Kamu sudah harus tidak berhubungan dalam bentuk apapun dengan Aliesha, bukan?”Noah tentu saja tak bisa berkata apa-ap
Baca selengkapnya
BAB 55 Asal Bukan Ben
“Noah? Kamu masih di sini?” Aliesha tak tahu menahu bagaimana bisa dia masih di sini dan tak beranjak pergi?“Memangnya kenapa kalau aku di sini? ini kan rumahnya a-…“ tangan Aliesha segera membekap mulut Noah yang mau mengatakan kalau ini adalah rumah anak-anaknya.“Uk…uk…” Noah berbicara tapi dalam kondisi bungkam. Tidak ada kata yang terdengar jelas.“Ben, sebaiknya kamu pergi dulu. Aku harus menyelesaikan urusan dengan adik sepupuku ini.” Tangan Aliesha menarik kuat-kuat lengan Noah untuk kembali masuk ke rumahnya.Ben pura-pura tak mengenal Noah dan menuruti Aliesha.“Aliesha, kalau begitu… aku izin pamit saja. Semoga kamu dan si kembar sehat-sehat selalu. Tadi aku menitipkan sesuatu pada Bi Lastri.” Ben akhirnya pamit dan pergi dari kantor.Suasana kantor sudah panas seperti sisi di sekeliling api unggun.“Ke mana saja lelaki itu saat kamu dalam masalah? Saat semua sudah damai, baru dia berani unjuk gigi!” Noah seenaknya sendiri berkomentar.Beberapa anak buah Aliesha tertawa sa
Baca selengkapnya
BAB 56 Cinta atau Nafsu
Benarlah apa yang dikatakan pepatah. Gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di seberang lautan tampak.Bagi Aliesha, Noah tak ubahnya seperti kuman kecil yang hanya terlihat kesalahannya. Apapun yang dia kerjakan akan selalu tidak benar di matanya."Kamu sudah tahu kalau Ben itu suruhan kakek?" Ricky muncul dari balik pintu. Siapa yang menyangka dia akan membagikan fakta ini? "Dari mana kamu tahu?" Noah yang baru saja membersihkan luka-lukanya yang telah kering dua hari yang lalu."Jangan jadi cucu lugu, Noah. Bagaimana mungkin dia bisa terjun ke lapangan setelah kalian bercerai? Aku yakin Ben menyandang misi sama sepertimu. Kakek belum puas setelah memporak-porandakan keluarga Martin."Ricky yang sudah tahu betul bagaimana perasaan Noah terhadap Aliesha, dia merasa tidak tega kalau melihat saudara sepupu terdekatnya menderita."Apa rencana kakek memangnya?" Noah meletakkan lap yang awalnya dia gunakan untuk bersih-bersih kaki."Ben sebenarnya diutus untuk menaklukkan hati Aliesha
Baca selengkapnya
BAB 57 Rencana Rujuk
Aliesha tak tahu jawaban apa yang akan diberikannya pada Ben setelah pertanyaan tempo hari.Baginya Ben adalah seorang teman yang selalu ada untuknya dan bersikap baik. Aliesha paham kalau dia tak pernah mengecek backgruund siapa sebenarnya lelaki yang dekat dengannya beberapa bulan terakhir itu."Kalau menurut Bi Lastri gimana? Apa saya perlu bertanya tentang kepastian ini?" Aliesha gamang haruskah dia seriusi hubungan ini atau sekedar di perbatasan pertemanan saja."Non, kalau Bibi boleh usul, apa tidak sebaiknya diselesaikan dulu urusan proyek-proyeknya itu? Bagaimana nanti kalau sewaktu-waktu Non Aliesha malah terteror lagi?" Apa yang dikatakan Lastri ada benarnya juga.Jika dibiarkan berlarut-larut, masalah bukannya selesai tapi justru akan semakin rumit dan menumpuk."Iya, Bi. Betul juga saran Bibi sekarang." Aliesha menyambung pernyataan Lastri tadi. "Setahu saya, Noah sudah berusaha keras untuk menyelesaikan. Kapan hari saya ketemu di swalayan tempat saya belanja bulanan itu,
Baca selengkapnya
BAB 58 Cucu Kakek
"Rujuk bagaimana maksud kamu, Noah?" Ayah Aliesha rupanya masih jeli dengan kalimat yang dia dengar."Kamu bisa saja seperti orang pernah menikah sebelumnya, Noah. Hahahaha..." Dia masih bisa mencerna kalimat yang diucapkan oleh lawan bicaranya.Dia masih bisa mencerna kalimat yang diucapkan oleh lawan bicaranya.Tawa ayahnya untuk pertama kali terdengar. Bi Lastri yang beberapa hari ini uring-uringan tampak bersemangat mendengar babak baru yang seru ini."Ya..." Noah tersipu malu. Sementara Aliesha sudah seperti orang kebakaran jenggot. Kalau dia tidak ingat sedang menggendong anaknya, mungkin dia sudah memukul kuat-kuat berondong muda itu."Kamu mau? Menikahi anakku yang sudah janda ini?" Ayahnya terlihat serius saat menanyakan itu pada Aliesha."Yah, aku kan harusnya juga ditanya. Jangan hanya Noah saja yang Ayah tanya-tanya." Protes Aliesha pada sang ayah.Sari dan Lastri saling berpandangan lalu tertawa."Kamu sudah tidak punya hak untuk menolak, Aliesha. Kamu itu janda. Kalau
Baca selengkapnya
Bab 59 Bertemu Kakek Noah
"Jadi, semuanya ini..." Aliesha tak mampu melanjutkan kalimatnya."Semua pemuda yang di sini adalah sepupuku. Dan Benedict, kekasihmu itu adalah salah satu tangan kakekku. Orang yang menyuruhku untuk masuk ke keluargamu juga." Noah seolah mengejek Aliesha yang selama ini telah bodoh dan mudah diperdaya."Jadi, kalian sebenarnya saling mengenal?" Aliesha menutup mulutnya dan tak kuasa berlama-lama di situ."Betul, kekasihmu itu menjalankan misi yang seharusnya aku selesaikan..." Ucap Noah lagi.Telinga Aliesha seperti ditusuk dengan jarum."Tidak mungkin... bagaimana bisa...." Aliesha lagi-lagi menangisi hal ini.Dia tak bisa membiarkan ini terjadi di keluarganya. Bagaimana bisa dia membiarkan lelaki asing yang merupakan musuh keluarganya masuk di kehidupannya setelah Noah?Betapa dirinya telah dibutakan oleh cinta."Kalian semua tidak ada yang bisa dipercaya!"Aliesha berlari ke luar ruangan.Dia menuju parkiran depan yang tak lagi terlihat dari dalam. Dia berlari sekuat tenaga untuk
Baca selengkapnya
BAB 60 Menjadi Menantu
"Kakek, apa maksud Kakek dengan memberinya penawaran?" Noah meragukan kalimat kakeknya sendiri. Dia tahu betul kelihaian dan kelicikan kakeknya dalam berbicara. Ricky juga sudah mengingatkannya berkali-kali agar tidak menelan kalimatnya mentah-mentah. "Noah, kuharap kamu sebagai cucu kandungku, kamu tidak gegabah juga. Hahaha." Tawanya terdengar menggema di seluruh ruangan yang kosong itu. "Kakek, suruh Benedict juga untuk menghentikan aksinya. Biarkan Aliesha hidup tenang. Aku berjanji aku tidak akan menghubungi dia lagi. Aku akan melupakannya dan menikah dengan siapapun yang Kakek mau!" ucap Noah sungguh-sungguh. Dia ingin Aliesha tak lagi menderita dan kena karma yang sebenarnya adalah kesalahan yang harusnya ditanggung akibatnya oleh ayahnya saja. Sejak ayahnya menikah lagi, Noah tahu betul penderitaan dan kerja keras yang harus dilalui oleh Aliesha saat dia menjadi sopir pribadinya. "Ckckck, mantra apa yang digunakan oleh Aliesha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status