All Chapters of Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Chapter 41 - Chapter 50
541 Chapters
Bab 41
Hari ini matahari bersinar dengan sangat terik. Sekalipun sudah terbenam, hawa panas yang melingkupi udara tidak kunjung hilang.Dimas sengaja menyimpan sebotol minuman dingin. Dia membuka tutupnya, lalu menyodorkannya ke hadapan Amel. "Di luar panas. Minumlah ini. Aku akan mengantarmu ke kantor."Amel menerima botol air itu. Sensasi dingin dari botol tersebut membuat kegelisahan dan kekhawatiran di hatinya banyak berkurang.Amel mengikuti Dimas menuju kantor kontainer, lalu berkata dengan emosional, "Hari pertama bekerja, kamu bisa menjalin hubungan baik dengan karyawan di lokasi konstruksi. Dimas, kamu pasti bisa memenuhi syarat untuk pekerjaan ini."Saat ini, senyum Amel yang cerah, cemerlang dan memesona memancarkan cahayanya sendiri di mata Dimas.Sudut bibir Dimas terangkat dan seulas senyuman muncul di wajahnya yang tampan.Saat keduanya berjalan berdampingan, sayup-sayup terdengar suara di kejauhan."Bahan baku ini dikirim oleh pemasok yang mana lagi?""Aku dengar harga bahan b
Read more
Bab 42
Begitu melihat Dimas, Amel langsung menghampirinya dengan khawatir. "Apa kamu baik-baik saja?"Dimas menggelengkan kepalanya sambil menjawab, "Aku nggak apa-apa.""Apa kamu juga mendengar yang dikatakan barusan?"Amel tidak menyangkal dan mengangguk.Dimas agak menundukkan kepalanya. Dia berpikir sebentar sebelum akhirnya berkata, "Perusahaan punya tanggung jawab besar atas masalah ini. Aku ingin menyelesaikan masalah ini, meskipun itu sulit."Dimas mendongak. Bayangan Amel terpantul di matanya. "Kalau aku memilih untuk berdiri di pihak para pekerja dan menyinggung orang-orang di perusahaan, apa kamu akan keberatan?"Pendidikan moral yang diterima Amel sejak kecil membuatnya tahu jika dunia ini dibagi menjadi hitam dan putih. Jika ada yang melakukan kesalahan, akan ada orang yang memperbaikinya. Jadi, jika Dimas ingin menjadi orang yang membenahi kesalahan, Amel tidak melihat ada yang salah dengan semua itu.Amel menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tegas, "Aku nggak keberatan. Y
Read more
Bab 43
Amel berinisiatif menunjukkan niat baik. Penampilannya yang manis dan menyenangkan itu membuat Dimas tidak bisa menolaknya.Dimas mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Amel. Telapak tangan Dimas yang lebar dan panas itu terasa agak dingin di tangan Amel yang mungil itu."Hmm." Dimas menganggukkan kepalanya tanpa mengatakan apa pun. Sebenarnya dia merasa sangat senang di dalam hati.Pada saat itulah, ponsel Amel tiba-tiba berdering.Amel melihat nama si penelepon dan menjawab telepon tersebut dengan perasaan aneh, "Halo, Bu?"Begitu Amel berkata seperti itu, terdengar suara tajam manajer toko. "Amel, apa yang kamu lakukan? Apa kamu nggak menyelesaikan semua pekerjaanmu tepat waktu saat pulang kerja? Cepat kembali! Kamu lembur malam ini."Amel berada dalam situasi yang sulit. Tokonya selalu sepi, untuk apa harus lembur?Amel merasa bingung. Setelah berpikir keras, dia memutuskan untuk kembali dan melihat situasinya terlebih dahulu.Amel memasukkan ponselnya ke dalam tas dan memand
Read more
Bab 44
Amel terkejut. Bagaimana bisa dia tidak tahu kapan dirinya sudah mendapatkan pelanggan sebesar itu?Amel mengambil lembaran kertas yang diberikan oleh kasir. Melihat jumlah pesanan yang tertera pada kertas itu, Amel pun menjadi terkejut. "Ini .... Pesanan ini salah, 'kan?"Selama bekerja di toko makanan penutup itu, ini pertama kalinya Amel melihat pesanan sebesar itu. Bahkan, pelanggan tersebut memintanya secara khusus dengan menyebutkan nama Amel.Amel masih merasa ragu-ragu. Namun, dia mendengar kasir itu berkata, "Nggak salah. Pesanan itu memang buat kamu. Kalau nggak, apa menurutmu dengan sifatnya itu, manajer toko akan menyerahkan pesanan ini untuk kamu tangani?""Waktu pelanggan itu datang, aku melihat manajer toko juga memastikannya beberapa kali."Baru pada saat itulah, Amel menunjukkan senyuman di wajahnya.Toko mereka berkecimpung di bidang makanan penutup kelas atas. Setiap makanan penutup yang disajikan toko ini bernilai sangat tinggi. Namun, yang membuat Amel bersemangat
Read more
Bab 45
Wajah Amel langsung menjadi tegang.Melihat Amel menunduk dan tidak mengatakan apa pun, manajer toko itu mengangkat sudut mulutnya dengan bangga dan menatap Amel dari atas hingga ke bawah.Setelah memperhatikan cincin di jari Amel, manajer toko itu tidak bisa menahan diri untuk tidak melipat kedua tangannya di depan dada dan mengejek Amel, "Amel, kamu harus mengerti niat baikku. Aku nggak tahu kamu bergaul dengan orang macam apa akhir-akhir ini. Kamu sudah menjadi liar. Yang kamu pakai di tanganmu itu barang palsu, bukan? Aku nggak mau bilang, karena nggak mau mempermalukanmu. Tapi, kamu harus tahu cara membalas budi."Amel langsung mengepalkan tangannya yang mencengkeram sarung tangan. Cincin itu memang palsu. Tidak heran jika manajer toko bisa mengetahuinya dalam sekejap.Namun, sebenarnya manajer toko itu hanya tahu sedikit mengenai perhiasan. Dia yakin jika cincin yang dikenakan Amel itu palsu, hanya karena dia merasa jika Amel sama sekali tidak mampu untuk membeli cincin."Aku ini
Read more
Bab 46
Namun, meski manajer toko itu sudah berpose dengan anggun untuk waktu yang lama, pria di depannya itu sama sekali tidak melihat ke arahnya.Manajer toko itu tidak menyerah. Dia berjalan melewati meja dan berdiri di depan pria itu. Manajer toko itu mengulurkan tangan dan memegang brosur kue. Dia hendak mendekati Dimas.Amel yang berada di ruang pembuatan kue melihat adegan tersebut, diam-diam berteriak dan tidak tahan melihatnya.Dimas adalah suaminya. Logikanya, Amel seharusnya marah dan kesal saat ini. Namun, anehnya, ketika dia melihat Dimas bahkan tidak mau melihat sedikit pun ke arah manajer toko, Amel malah ingin tertawa.Amel yakin jika Dimas berbeda dari pelanggan pria yang memiliki niat buruk. Dimas tidak tertarik pada manajer toko.Melihat tatapan Amel, Dimas merasa tidak berdaya. Wanita ini benar-benar percaya pada suaminya. Ada orang yang terang-terangan menggoda suaminya di depan matanya sendiri, Amel bahkan masih bisa tersenyum dan melihatnya saja seperti ini. Sepertinya D
Read more
Bab 47
Amel kembali ke dapur, lalu memecahkan beberapa butir telur dengan terampil. Dia memisahkan kuning telurnya, lalu memasukkannya ke dalam adonan kue dan berkata, "Kue untuk anak-anak nggak terlalu susah untuk dibuat."Amel tahu bahwa Dimas datang ke sini khusus untuk mempromosikan toko kuenya. Amel jelas mengerti, jadi dia pasti akan menganggap serius hal ini. Dia pun memilih membuatkan kue untuk Dimas terlebih dahulu.Tentu saja, saat menunggu kuenya selesai dipanggang, Amel tidak berdiam diri. Dia mulai membuat pesanan lainnya.Amel menuang adonan, lalu menguleninya dengan terampil.Dimas mengerutkan kening, lalu mengambil inisiatif untuk berkata, "Apa manajer toko tadi ... selalu seperti ini?"Amel tidak menyembunyikan apa-apa. Dia mengangguk sembari menjawab, "Ya, dia manajer di toko ini, sementara kami semua adalah bawahannya. Jadi, kami harus melakukan apa yang dia mau."Sederhananya memang seperti itu. Namun, sebenarnya manajer toko itu bersikap bagaikan dewa di sini.Jika dia in
Read more
Bab 48
Wanita itu mengangguk dengan mata penuh antisipasi, jelas bahwa dia sangat menantikan hari di mana dia memiliki tokonya sendiri.Begitu Amel selesai berbicara, oven di dekatnya mengeluarkan bunyi dentingan.Amel mengenakan sarung tangan tebal dan mengeluarkan adonan kuenya. Kemudian, dia dengan hati-hati mengoleskan krim serta hiasan coklat. Terakhir, dia menaruh hiasan untuk anak kecil sebelum dengan hati-hati memasukkan kue itu ke dalam kotak.Sebelum kuenya siap, Dimas sudah menelepon mandor. Dia meminta mandor datang ke alamat ini untuk mengambil kue itu.Saat sampai, sang mandor ragu-ragu di depan toko sebelum akhirnya mendorong pintu, lalu masuk.Bagaimanapun juga, toko ini kelihatannya mahal. Mereka biasanya memesan kue dari toko kue seperti Toko Kue Bahagia. Mana pernah mereka pergi ke tempat mewah seperti ini?Manajer baru itu sungguh murah hati.Begitu sang mandor masuk, dia melihat apa yang terpajang di etalase.Begitu mandor itu melihat kue itu, jantungnya langsung berdebar
Read more
Bab 49
Dimas memegang kunci dengan gantungan boneka beruang itu, mengguncangnya, lalu berkata, "Urusan seperti ini harusnya dilakukan oleh pria."Setelah mengatakan itu, Dimas menaiki motor.Sosok ramping dan wajah tampan pria itu sangat tidak sesuai dengan motor kecil ini. Entah kenapa, Amel berpikir bahwa Dimas lebih cocok menaiki mobil.Namun, Amel tidak memikirkan hal ini lebih jauh lagi. Dia dengan patuh duduk di belakang sambil memegang kue dan tempat makanan penutup.Motor kecil yang ditinggalkan rekan kerja Dimas itu berukuran relatif besar, dengan rak kecil di depan. Amel jadi bisa duduk di belakang sambil memegang kue dengan tenang."Duduk baik-baik."Suara lembut dan rendah pria itu terdengar dari depan.Amel menjawab dengan gumaman lembut, lalu meraih sudut baju Dimas dengan tangannya.Dimas yang menyetir di depan jelas merasakan pakaiannya ditarik. Dia menundukkan kepalanya, melirik pakaiannya yang ditarik ke belakang dengan sedikit ketidakpuasan di matanya.Apa cukup aman hanya
Read more
Bab 50
Irfan yang tidak bisa menahan tekanan itu langsung menerobos kerumunan, lalu menuju ke meja makanan penutup. Dia mengulurkan tangan, mengambil kue dan mulai memakannya.Begitu kue itu masuk ke dalam mulut Irfan, krimnya yang lembut dan manisnya susu membuatnya tidak bisa menahan diri untuk memuji, "Kue ini enak sekali. Ayo cepat kalian coba."Irfan mengambil sepotong kue lagi, lalu kembali mempromosikannya dengan penuh semangat, "Enak sekali. Rasanya nggak terlalu manis, kuenya empuk, lalu krimnya juga lembut."Pria itu memperhatikan saat semua orang mulai mengambil kue satu per satu. Dia berpikir dalam hati, 'Ayo cepat, cepat cobalah. Katakan bahwa kuenya enak segera setelah kalian makan. Ini adalah buatan nyonya bos kalian!'"Benar, enak.""Kue dari toko mana ini? Enak sekali."Dengan kata pujian dari Irfan, tak ada yang berani mengatakan kue ini tidak enak.Amel tidak menyangka para pelanggan ini akan sangat menyukai kuenya. Dia merasa tersanjung dan segera merekomendasikan tokonya,
Read more
PREV
1
...
34567
...
55
DMCA.com Protection Status