Semua Bab Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya : Bab 31 - Bab 40
54 Bab
Bab 31. Menanti kehadirannya
Perjalanan selama tiga hari itu begitu sangat berkesan untuk Nayyara, banyak pelajaran yang ia dapatkan dari sana, dari anak-anak panti itu Nayyara semakin mengetahui banyak hal dan banyak bersyukur untuk kehidupannya yang sekarang. Dari keluarga umi Syafanah juga Nayyara bisa belajar banyak hal, seperti menyisihkan sebagian rezeki yang ia terima dari Allah untuk di bagi-bagikan kepada anak-anak ataupun orang-orang yang membutuhkanSetelah mengistirahatkan tubuhnya beberapa hari kemarin, maka hari ini Nayyara sudah harus kembali ke toko. Ia juga sudah rindu bekerja, dan yang pasti Nayyara juga sangat merindukan teman-temannya"MasyaAllah, sepertinya penjualan kita beberapa waktu ini terus meningkat ya," ucap Nayyara saat memeriksa beberapa catatan penjualan toko"Iya Nay, sepertinya usaha kamu akan benar-benar sukses kali ini. Ah, aku nggak nyangka kamu bisa sampai di titik ini sekarang," Zahira memeluk Nayyara dengan tersenyum lebar"Sepertinya sebentar lagi akan ada kenaikan gaji n
Baca selengkapnya
Bab 32. Apa hak-nya untuk terluka?
Fania dan juga Yacob masih sama-sama mematung saat Nayyara sudah menjulurkan tangannya ingin memberi salam pada kedua orang tua yang dulu sempat menyayangi nya meski hanya dalam waktu yang singkat. Ia masih tetap menghormati dan juga menyayangi keduanya, namun yang berbeda sekarang, tatapan mata Nayyara tidak lagi menunjukkan ekspresi takut ataupun tertekan."Apa kabar bunda, ayah? Selamat atas pernikahan putri kesayangannya, aku berdoa semoga kebahagiaan tetap membersemai keluarga baru mereka," ucap Nayyara meraih tangan wanita yang masih berdiri mematung di hadapannya itu"Sepertinya banyak yang berubah dari penampilan kamu yang sekarang? Apa kau sudah bertuhan? Atau menutupi jati dirimu yang sebenarnya?" Tanya Yacob dengan ekspresi dingin"Dari awal aku memang sudah bertuhan Ayah, hanya saja karena di asuh oleh keluarga yang jauh dari penciptanya, sebagai seorang anak yang tidak tahu apa-apa. Aku hanya bisa mengikuti tanpa banyak bertanya," ujar Nayyara masih dengan nada yang sopan
Baca selengkapnya
Bab 33. Gadis pujaan
Semenjak kejadian malam itu, dimana Yazdan mengenalkan Nayyara sebagai calon istrinya. Semenjak itu juga Nayyara sudah tidak pernah lagi berkunjung ke rumah umi Syafanah, Nayyara benar-benar sadar diri saat laki-laki itu mengatakan hanya berniat untuk menolongnya, ia tidak ingin berharap lebih Nayyara tidak ingin hatinya kembali terluka, untuk sementara waktu ia hanya butuh ruang sendiri untuk menghapus cintanya.Bahkan saat Yazdan berkunjung ke toko seperti biasanya, Nayyara akan beralih ke ruangannya. Hatinya masih belum baik-baik saja jika harus kembali bertemu Yazdan yang saat ini masih bertahta di hatinya, ia ingin sekali segera memupuskan cintanya sebagaimana saat ia menyadari rasa sukanya kala itu dengan sangat cepatNamun nyatanya, melepaskan tidak semudah saat menyadari mulai menyukai. Nayyara ingin berharap lebih, ia sangat ingin perasaannya di balas dengan rasa yang sama, namun mengingat ia tidak kuasa untuk memaksakan kehendaknya membuat Nayyara semakin di rundung rasa gal
Baca selengkapnya
Bab 34. Sebuah pernikahan
Sebelum kembali kebawah dan menjumpai Nayyara, Yazdan terlebih dahulu menjumpai pencipta-Nya. Ia mengerjakan shalat ashar nya dengan begitu khusyuk, sebenarnya sudah beberapa malam ini Yazdan mengerjakan shalat istikharah untuk memantapkan hatinya setelah menyadari jika ia memang benar-benar mencintai seorang Nayyara Naizha QotrunnadaIa tidak ingin mencintai dengan cara yang salah, itu sebabnya ia membutuhkan Ilahi Robbi untuk menuntunnya ke arah cinta yang di ridhoi-Nya. Sejenak, Yazdan terhanyut dalam doanya meminta semoga segala niat baiknya di permudah Allah, bayang-bayang wajah cantik Nayyara tiba-tiba saja berputar di kepalanya, mulai dari senyum manisnya, tawanya dan juga suaranya yang merdu membuat senyum dibibir Yazdan terbit begitu sajaSetelah selesai mengerjakan shalatnya, Yazdan merapikan penampilannya dan berdiri sebentar di depan cermin untuk melihat apakah ia sudah benar-benar rapi atau belum. Yazdan mengamati dirinya sendiri di depan cermin yang berukuran besar itu,
Baca selengkapnya
Bab 35. Mendebarkan
Nayyara masih bergeming, ia bingung harus menjawab apa pada pernyataan yang Yazdan utarakan padanya. Karena ini kali pertama ada laki-laki yang mengajaknya untuk mengenal satu sama lain namun bukan untuk berpacaran"Sepertinya bang Yazdan hanya terbawa perasaan saja padaku yang tiba-tiba merubah penampilan dan terlihat begitu giat belajar agama. Padahal sebenarnya kalau bang Yazdan mau menunggu sebentar lagi untuk memastikan kembali perasaan Abang yang sesungguhnya, aku yakin bang Yazdan tidak akan mengatakan hal yang seperti ini padaku. Tidak perlu tergesa-gesa, pahami saja dulu perasaan Abang dengan seyakin-yakinnya," cetus Nayyara, ini menjadi pembicaraan terlama yang ia utarakan selama beberapa bulan ini mengenal laki-laki baik di hadapannya itu"Nggak Nay, aku sudah memastikan perasaan aku sendiri. Bahkan sebelum aku mengutarakannya padamu, aku sudah lebih dulu meminta petunjuk dari Allah. Aku bukan terbawa perasaan Nayya, aku beneran sudah jatuh cinta sama kamu. Dan aku bersungg
Baca selengkapnya
Bab 36. Melamar?
Siang itu, udara sangat cerah. Daun-daun berterbangan memenuhi jalanan, Nayyara melihatnya dari balik kaca yang menghadap ke sisi jalan. Entah kenapa hari ini perasaan Nayyara begitu damai, hatinya masih berbunga-bunga di kala mengingat kejadian dimana laki-laki yang ia sukai itu mengutarakan perasaannyaSenyuman manis seakan tidak mau pupus dari wajah cantik Nayyara. Pipinya bersemu merah setiap ingatan itu kembali berputar di kepalanya"Kamu kenapa sih Nay, senyum-senyum sendiri dari tadi, aku ngeri loh liatnya," ucap Zahira merasa aneh dengan tingkah sahabatnya itu"Ah, tidak, aku hanya lagi merasa bahagia aja. Impian aku satu-persatu akhirnya di ijabah Allah," jawab Nayyara masih dengan senyum manisnyaZahira juga seakan ikut merasakan yang Nayyara rasakan, selama ini ia juga tahu bagaimana perjuangan Nayyara untuk sampai di titik ini. Tidak mudah hidup di atas kaki sendiri, menjalani hidup sendiri. Dan menyimpan segala sakit seorang diri, tapi Zahira merasa kagum pada sosok yang
Baca selengkapnya
Bab 37. Bersaing dengan sahabat
Yazdan masih menunjukkan wajah terkejutnya, bagaimana bisa adiknya itu tahu siapa orang yang ia maksud? Terlebih Alzena langsung menyebutkan namanya, apa memang ketara betul kalau dia memang menyukai Nayyara? Gumam Yazdan dalam hatinyaMelihat wajah terkejut saudara laki-lakinya itu, membuat Alzena terkekeh geli. Siapa yang tidak akan tahu jika laki-laki yang di depannya ini menyukai seorang gadis seperti Nayyara, dari tingkah laku, perhatian dan juga tatapan Yazdan saja sudah membuat Alzena tahu, bahwa ia memang menyukai Nayyara"Udah, Abang nggak usah terkejut seperti itu. Zena juga cukup mendukung kok, kalau Abang berniat melamar Nayyara, aku mendukung seratus persen malah," ucap Alzena mengancungi kedua jempol tangannyaSejauh ini, ia mengenal sosok Nayyara dengan begitu baik, kepribadian gadis itu membuat Alzena tidak perlu berpikir dua kali untuk mendukung niat baik Abangnya itu. Malahan Alzena ingin sesegera mungkin memiliki kakak ipar sebaik dan juga semenyenangkan Nayyara."T
Baca selengkapnya
Bab 38. Lelakinya
Yazdan pulang ke rumah lebih cepat dari biasanya, karena Umi menelponnya memintanya untuk segera pulang. Kebetulan sekali saat itu ia juga tidak memiliki pekerjaan yang banyak sehingga ia bisa pulang tanpa membebani asisten cerewetnya itu. Sesampainya di rumah, Yazdan melihat beberapa mobil sudah terparkir di garasi depan rumahnya. Mungkin saja itu alasan sang ibu memintanya untuk segera pulang karena ada tamu yang berkunjung, yang dia sendiri pun belum tahu siapa.Dengan langkah pasti, Yazdan memasuki rumah dengan tidak lupa mengucapkan salam seperti biasanya. Sebab ketika mengucapkan salam ketika masuk, maka akan melindungi pemilik rumah dari kejelekan, karena yang di ucapkan adalah doa keselamatan. Mengucapkan salam termasuk bentuk berbuat baik, serta yang mengucapkan salam akan mendapatkan pahala. "Assalamualaikum," ucap Yazdan melangkah mendekati ruang tamu"Waalaikumsalam," jawab Umi dan juga beberapa tamu yang ada disana serentak"Ya ampun Yazdan, ini kamu? Tante nggak nyangk
Baca selengkapnya
Bab 39. Sakit dan kecewa
Makan malam pun tiba, semua makanan yang menggugah selera telah tertata rapi di atas meja. Nayyara menyusun beberapa piring dan juga sendok di masing-masing tempat, untuk memudahkan. Dan yang pastinya di bantu Alzena dan juga seorang pekerja wanita yang memang di pekerjakan di rumah itu.Alzena selalu antusias jika Nayyara sudah ikut andil dalam hal masak-memasak. Baginya masakan Nayyara tidak ada yang pernah mengecewakan, ia bahkan heran dengan keahlian sahabatnya itu. Selain pandai dalam membuat beberapa jenis kue yang tak kalah enaknya, Nayyara juga sangat unggul dalam hal memasakGadis itu sepertinya memang sangat cocok menjadi menantu di rumah mewah itu. Selain memiliki hobi yang sama dengan Umi, Alzena juga bahagia sebab, jika Nayyara benar-benar menikah dengan Yazdan, maka uminya itu akan berhenti untuk memintanya belajar memasak. Karena pastinya umi akan lebih senang di temani oleh Nayyara dari pada dirinya."MasyaAllah, memang begini rasanya memiliki anak perempuan yang panda
Baca selengkapnya
Bab 40. Wanita hina!
Yazdan sudah sampai di kantor sejak pagi buta. Bukan tanpa alasan ia pergi di waktu yang tidak biasanya, hanya saja ia ingin menghindari Fahira yang selalu saja mencari kesempatan untuk bisa dekat dengannya. Bahkan yang lebih membuatnya tidak nyaman, gadis itu dengan beraninya memasuki kamar Yazdan saat ia masih tengah tertidur.Yazdan bukan tidak tahu jika Fahira menyukainya, ia juga tahu maksud dari kedatangan Fahira beserta kedua orangtuanya. Yazdan mengetahui jika kedua orang tua Fahira berniat untuk menjodohkan mereka berdua, hanya saja seperti yang di ketahui, Yazdan sudah terpikat pada gadis lain. Bahkan, Yazdan berniat ingin melamar Nayyara segera. Tapi ia juga tidak tahu apakah Nayyara akan bersedia dengan keputusannya yang terlihat terburu-buru, Yazdan ingin segera meminang gadis pujaannya itu. Yazdan tidak ingin menunda sesuatu yang hal yang baik, apalagi jika itu untuk menyempurnakan separuh Agamanya."Pagi-pagi dah kusut aja tuh muka, kali ini apa lagi," Arga seakan tahu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status