Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya

Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya

last updateLast Updated : 2024-05-22
By:  PenasayaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
54Chapters
814views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Apa salah jika ia yang seorang anak angkat mengharapkan kebahagiaan? Dulu, awalnya kehidupan gadis cantik bernama Nayyara Naizha Qotrunnada begitu indah karena mendapatkan kasih sayang kedua orang tua angkatnya. namun seketika semuanya berubah saat kehadiran Rania Ishani yang merupakan seorang anak kandung yang selama ini sudah begitu di nanti-nanti, perlakuan mereka kian berubah seiring berjalannya waktu. Nayyara kerap kali di salahkan dan di anggap seolah tidak ada, karena tidak tahan lagi dengan semua penyiksaan yang ia terima. Nayyara memilih untuk pergi, untuk apa ia bertahan dalam keluarga yang tidak lagi menginginkan hadirnya? bagaimanakah kisah perjalanan kehidupan Nayyara selanjutnya? akankah kebahagiaan itu akan ia rasakan saat memutuskan untuk pergi?

View More

Chapter 1

Bab 1. Nayyara Naizha Qotrunnada

Langit malam yang hitam pekat menggelayut, tiada cahaya yang menyinari. Bahkan, bintang-bintang pun seakan tidak sudi menampakkan keindahannya. Warna yang suram bagaikan kehidupan seorang gadis yang sedang duduk di pinggir jendela dengan menatap kosong ke depan. Hari ini, dia lalui seorang diri, begitu juga hari kemarin, dan hari-hari yang sudah berlalu. Bagi Nayyara, sendiri adalah kehidupannya yang sesungguhnya.

Nayyara Naizha Qotrunnada, gadis yang biasa dipanggil Nayyara itu berulang kali menghela napas panjang, mencoba untuk menghirup udara dan mengisi rongga dadanya yang terasa sangat sesak. Kehidupannya benar-benar berubah drastis, saat kedua orang tuanya yang sudah mengadopsinya sewaktu kecil tidak lagi menyayanginya. Hanya dengan alasan, hadirnya buah hati yang sudah dinanti-nanti selama ini.

Gadis bertubuh tinggi dengan rambut panjang yang dia ikat asal itu masih setia memandangi langit malam dengan tersenyum miris. Dia menertawakan dirinya yang terlihat sangat menyedihkan sekarang ini. Bahkan, dia seperti seorang anak yang mengemis kasih sayang pada kedua orang tuanya.

Mengapa orang tua yang teramat sangat dia sayangi itu tidak bisa adil dalam membagi kasih sayang? Apa salahnya jika dia tetap dianggap ada dan tetap disayangi meski pun kini sudah tak lagi menjadi putri satu-satunya? Mungkin ini terlihat hanya sebuah masalah kecil, tetapi bagi Nayyara, dia benar-benar kehilangan sesuatu yang besar dalam hidupnya.

Sejak kehadiran Rania Ishani—putri kandung dari kedua orang tuanya. Nayyara menjadi orang asing di rumah, tidak adalagi perhatian yang biasanya selalu dia dapatkan dulu saat dia masih sendiri. Kini, semua perhatian itu berpindah kepada Rania dan Nayyara hanya bisa menonton saja.

Seakan tidak cukup dengan rasa sakit yang sudah Nayyara terima dari keluarganya. Hari ini ia kembali melihat kenyataan bahwa dirinya telah dikhianati oleh laki-laki yang selama ini dia percaya selalu ada dan mengerti semua tentangnya. Semesta seakan mempermainkan kehidupanya. Seluruh mentalnya dihajar habis-habisan dari sisi manapun. Nayyara selalu bertanya akankah kebahagiaan itu bisa kembali menghampirinya seperti saat dulu di mana ia begitu dipuja? Rasanya akan sangat sulit untuk mengembalikan situasi seperti dulu lagi.

Nayyara kembali menghela napas panjang. Setelah dia menghapus air mata yang membasahi pipinya. Dia beranjak dari duduknya dan menutup tirai jendela kamar. Daripada mengingat segala sakit yang dirasakannya hari ini, lebih baik baginya untuk tidur dan melupakan sejenak rasa sakitnya. Berharap, esok harinya disambut dengan kenyataan yang lebih baik meskipun hatinya tidak sepenuhnya yakin.

***

Pagi-pagi sekali, Nayyara sudah berpakaian rapi. Setelah selesai menyelesaikan pekerjaan rumah dan membuatkan sarapan untuk kedua orang tuanya dan juga Rania adiknya. Dia segera bersiap untuk berangkat bekerja. Nayyara memiliki usaha kecil-kecilan yang mana dia mendirikan sebuah Toko Kue dari hasil tabungannya sendiri dan juga hasil kerjanya saat menjadi seorang asisten dosen saat ia kuliah dulu. Nayyara sangat suka memasak meskipun Bundanya tidak setuju dengan pilihannya yang menolak untuk bekerja di bawah naungan Ayahnya.

“Bunda, Nayya berangkat kerja dulu, ya,” pamit Nayyara pada Bundanya yang masih sibuk merapikan kamar tidur Rania. Ya ... Rania memiliki kebiasaan buruk, yaitu saat bangun dia tidak membereskan tempat tidurnya sendiri. Walaupun begitu Bunda tidak akan pernah memarahi putri kesayangannya itu, sangat berbeda jika itu terjadi pada Nayyara sudah pasti Bunda akan memarahi Nayyara jika Nayya melakukan hal yang sama seperti yang Rania lakukan.

“Kalau mau pergi, ya, pergi saja. Kamu tidak lihat Bunda lagi ngapain? Kamu tidak punya mata?” ketus Bunda Fania seraya kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa melirik sedikit pun keberadaan Nayyara.

Nayyara terdiam mendapati jawaban ketus dari Bundanya itu, rasanya sedih sekali jika diingat-ingat bahwa dulu Bunda sangat memperhatikan dirinya sama seperti Bunda yang memperhatikan Rania, tetapi sekarang Nayya mendapati kenyataan bahwa kedua orang tuanya itu seakan sudah tidak menyayanginya lagi.

“Bun, kopi Ayah mana?” teriak Yacob Ayah Nayyara dan juga Rania yang sedang buru-buru dikarenakan hari ini ada jadwal dadakan di perusahaan miliknya.

“Iya, bentar!” Bunda Fania berlalu begitu saja dari hadapan Nayyara tanpa memperdulikan keberadaan Nayyara di sana, padahal Nayya hanya ingin berpamitan karena akan berangkat bekerja.

Nayyara pun memutuskan untuk langsung pergi saja, lagi pula tadi Bundanya itu sudah tahu bahwa Nayyara akan pergi untuk bekerja, alhasil Nayyara pun berlalu keluar rumah untuk segera berangkat.

Nayyara pergi mengendarai sepeda motor Matic kesayangannya, yang mana dia dapatkan sebagai hadiah ulang tahun yang Nayyara terima dari sang Nenek beberapa tahun lalu. Bahkan, sekarang benda itu menjadi sebuah kenangan baginya saat ia merindukan sang Nenek yang baru saja meninggal beberapa bulan yang lalu.

Nayyara tiba di depan toko dengan disambut ketiga orang pekerjanya. Meskipun Tokonya terlihat kecil namun Nayyara memiliki banyak pelanggan tetap yang selalu setia membeli dan memesan untuk acara-acara tertentu. Nayyara tidak hanya menyediakan berbagai kue untuk dijual, namun ia juga menerima segala bentuk pesanan yang datang ke tokonya.

“Nayy, hari ini banyak pesanan yang berdatangan untuk dibagi-bagikan ke panti asuhan dan juga kepada anak-anak yang hidup di jalanan. Pemesan ingin bersedekah untuk menyambut putri pertama mereka setelah sekian lama menunggu,” ucap Salwa menjelaskan dan member tahu bahwa ada pesanan yang baru masuk, Salwa adalah salah satu pekerja Nayyara yang bekerja di toko milik Nayyara.

Nayyara tidak ingin di panggil dengan sebutan lain selain namanya sendiri, karena baginya. Mereka semua ini sama, sama-sama saling membutuhkan dan juga sama-sama mencari uang jadilah para karyawan hanya memanggilnya dengan nama Nayyara walaupun Nayyara termasuk atasan mereka.

“Apa kalian sanggup mengerjakannya? Kalau kalian bilang iya, maka aku akan mengikut saja,” ujar Nayyara tersenyum dengan ramah, Nayya tidak mau membebani mereka dengan nekat mengambil banyak pesanan, jika mereka tidak sanggup maka Nayyara pun tidak mau memaksa.

“Iya, kami sanggup.” Mereka menjawab dengan bersemangat membuat Nayyara pun jadi ikut bersemangat.

“Baiklah, mari kita kerjakan,” ucap Nayyara sambil merangkul bahu Salwa menuju dapur, sedangkan Zahira dan juga Keisha menjaga di depan untuk melayani pembeli yang datang.

Di tempat lain, seorang laki-laki sedang bermesraan dengan wanita yang tak lain adalah Rania. Keseharian Rania sepulang kuliah adalah keluyuran bersama teman-temannya dan juga pacar barunya. Ya seperti yang terlihat sekarang ini, Rania selalu merasa iri dengan kehidupan Nayyara, ia merasa insecure setiap bersampingan dengan Nayyara yang terlihat lebih cantik, pintar dan juga disukai oleh banyak orang. Bahkan Rania tidak segan-segan untuk mengambil segala milik Nayyara termasuk Zio kekasih dari kakaknya sendiri dan pastinya hal itu diketahui oleh Bundanya, biarpun begitu Bunda selalu berpikir bahwa kebahagiaan Rania adalah nomor satu.

“Sayang, setelah ini kita akan pergi ke mana?” tanya Zio pada Rania yang masih sibuk menyeruput minuman miliknya hingga tandas tak tersisa.

“Ada satu tempat yang ingin aku kunjungi,” jawab Rania dengan senyum yang sulit diartikan.

“Baiklah princess, aku akan menemani kemana pun kamu pergi,” ujar Zio dengan mengelus lembut punggung tangan Rania membuat Rania tersenyum.

Nayyara sedang beristirahat dan juga mencoba untuk merenggangkan otot-ototnya, ia merasa sangat kelelahan dengan pesanan yang sedang mereka kerjakan sekarang ini. Namun meski begitu Nayyara merasa bahagia, dengan begitu ia akan dengan mudah mengumpulkan uang untuk merenovasi Toko Kue miliknya dan mengubahnya sesuai dengan kesanggupannya.

Saat sedang sibuk menikmati makan siangnya, Nayyara kedatangan tamu yang membuatnya kehilangan selera makan. Ia menatap kedua orang itu dengan wajah datarnya, mereka adalah Rania dan Zio mantan pacarnya itu, sepertinya Rania sengaja datang ke toko bersama Zio hanya untuk memanas-manasi Nayyara saja.

“Mau apa ke mari?” tanya Nayyara ketus.

“Aku hanya ingin melihat keseharian Kakakku di tempat yang tak layak ini,” ucap Rania meremehkan sambil menatap sekitar, sedangkan Zio masih terdiam menatap wajah lelah Nayyara gadis yang dulu pernah mengisi hatinya itu sebelum Rania.

“Kalau tidak ada keperluan, lebih baik sekarang kamu pulang dan bawa pacar kamu ini. Aku sedang tidak menerima tamu,” ucap Nayyara mengusir mereka dari hadapannya.

“Ck! Sombong sekali, aku juga tidak sudi berlama-lama di tempat kumuh ini, aku hanya ingin memberitahu bahwa sekarang aku sudah resmi pacaran sama Zio,” ujar Rania bergelayut manja di lengan Zio sengaja ingin membuat Nayyara cemburu.

“Oh, selamat ya, semoga kamu tidak mengalami hal yang sama sepertiku. Ditinggalkan saat mendapatkan pengganti yang lebih menguntungkan,” ucap Nayyara berlalu meninggalkan kedua orang itu dan melanjutkan pekerjaannya.

Sedangkan Rania merasa sangat kesal pada Nayyara, awas saja ia akan mengadukan sifat Nayyara pada Bundanya. Dia yakin saat tiba di rumah nanti Nayyara akan mendapatkan hadiah yang spesial darinya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Penasaya
semoga suka ...️
2024-01-03 12:40:46
1
54 Chapters
Bab 1. Nayyara Naizha Qotrunnada
Langit malam yang hitam pekat menggelayut, tiada cahaya yang menyinari. Bahkan, bintang-bintang pun seakan tidak sudi menampakkan keindahannya. Warna yang suram bagaikan kehidupan seorang gadis yang sedang duduk di pinggir jendela dengan menatap kosong ke depan. Hari ini, dia lalui seorang diri, begitu juga hari kemarin, dan hari-hari yang sudah berlalu. Bagi Nayyara, sendiri adalah kehidupannya yang sesungguhnya.Nayyara Naizha Qotrunnada, gadis yang biasa dipanggil Nayyara itu berulang kali menghela napas panjang, mencoba untuk menghirup udara dan mengisi rongga dadanya yang terasa sangat sesak. Kehidupannya benar-benar berubah drastis, saat kedua orang tuanya yang sudah mengadopsinya sewaktu kecil tidak lagi menyayanginya. Hanya dengan alasan, hadirnya buah hati yang sudah dinanti-nanti selama ini.Gadis bertubuh tinggi dengan rambut panjang yang dia ikat asal itu masih setia memandangi langit malam dengan tersenyum miris. Dia menertawakan dirinya yang terlihat sangat menyedihkan s
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more
Bab 2. Bukan milik bersama
Nayyara tiba di rumah pukul tujuh malam, biasanya dia akan pulang sebelum matahari terbenam. Namun, akhir ini, kesibukannya di toko yang harus mengerjakan pesanan yang banyak, membuatnya telat sampai ke rumah hingga pulang malam.“Bagus, ya. Apa kau pikir aku pembantu di rumah ini. Hah?” bentak Fania pada Nayyara yang baru saja masuk ke dalam rumah, membuat Nayyara terkejut.“Maaf, Bun. Tadi banyak pesanan di toko, itu sebabnya Nayyara pulang terlambat,” ucap Nayyara mencoba menjelaskan.“Apa kau pikir aku peduli dengan itu? Cepat buatkan makan malam. Rania sudah sangat kelaparan sedari tadi,” ujar Fania yang hanya memperdulikan Rania, padahal Nayyara baru saja pulang dan tubuhnya terasa pegal-pegal semua karena seharian bekerja di toko dengan pesanan yang begitu banyak yang harus dikerjakan secepat mungkin.“Tapi, Bun. Aku baru saja sampai dan aku masih harus bersih-bersih dulu. Rania kan juga sudah besar, sudah pasti dia bisa memasak untuk dirinya sendiri,” ucap Nayyara mencoba untu
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more
Bab 3. Serba salah
Nayyara duduk termenung di ruangan kecil miliknya. Sebuah foto dengan menampilkan senyum manis ketiga orang di dalamnya membuat Nayyara menatap sendu. Bagaimana tidak, kebahagiaan yang dirasakannya saat itu seakan tidak mau jauh darinya. Nayyara kecil sangat dicintai saat itu, bahkan tidak sekalipun ia mendengar suara bentakan yang ditujukan padanya. Nayyara mengingat semua kenangan manisnya kala itu yang kini hanya tinggal tangis berselimutkan tawa yang perih.Pernah sekali Nayyara berdoa minta waktu untuk di kembalikan ke belakang, dia meminta supaya adiknya Rania tidak pernah ada di antara mereka. Namun, sesaat kemudian Nayyara menarik kembali doanya, biar bagaimanapun dirinya juga sangat menyayangi Rania, walaupun Rania selalu berbuat masalah kepadanya.“Ada masalah lagi di rumah?” tanya Salwa yang sudah mengerti dengan permasalahan hidup Nayyara.“Seperti biasa,” jawab Nayyara pelan seraya menyimpan kembali foto yang dia pegang itu kedalam dompet miliknya.Nayyara dan juga Salwa
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more
Bab 4. Ajakan makan malam
Isak tangis masih terdengar di sudut kamar Nayyara, sesekali ia meringis mengobati luka dari Fania Bundanya. Nayyara tidak tahu bahwa membuat mood Rania buruk juga akan menjadi kesalahannya. Nayyara bukan lagi anak kecil yang tidak bisa membela diri. Akan tetapi, percuma saja jika kenyataannya pembelaannya tidak berarti apa-apa.“Terlepas dari apapun yang sudah terjadi dan melukaiku, Nayya akan tetap sayang, Bunda,” ucap Nayyara lirih sambil menahan rasa perih pada lukanya.Setelah puas menangis dan juga mengobati lukanya, Nayyara turun ke bawah menuju dapur untuk mengambil air minum yang selalu ia sediakan di dalam kamarnya. Saat melewati ruang tamu, Nayyara melihat pemandangan yang lagi-lagi menyesakkan dadanya. Kedua orang tuanya sedang bersenda gurau bersama adiknya dengan Fania mengelus lembut rambut Rania yang berada di pangkuannya seketika air mata Nayyara kembali menetes dari mata indahnya padahal dirinya sudah terbiasa dengan pemandangan itu. Namun, tetap saja hatinya kembali
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more
Bab 5. pelampiasan
Mobil Faris berhenti di depan pagar rumah mewah yang menjulang tinggi, membuat siapapun yang melihatnya akan terpukau dengan kemewahannya. Nayyara memperhatikan dengan seksama seakan-akan dia baru melihat rumah sebegitu mewahnya.“Ini rumah Kak Faris?” tanya Nayyara dengan wajah polosnya.“Iya ini rumah aku, tidak lucu dong aku mengundang kamu makan malam dengan menumpang di rumah orang lain,” jawab Faris tersenyum geli melihat wajah lucu Nayyara."Yaudah, yuk, masuk." Nayyara mengikuti Faris memasuki rumah mewah tersebut, di dalam sana Nayyara disambut oleh Delia dan juga Frans yang sudah menunggu di meja makan dengan tersenyum ramah ke arah Nayyara.“Malam, Om, Tante,” sapa Nayyara ramah sembari mencium punggung tangan sepasang suami istri itu dengan sopan.“Malam, Sayang. Ayo silahkan duduk Tante tidak tahu makanan kesukaan kamu apa. Jadi, Tante persiapkan saja segala jenis makanan yang mungkin salah satunya ada yang kamu sukai,” ujar Delia mempersilahkan Nayyara untuk duduk."Teri
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more
Bab 6. Kembalikan barang yang bukan milikmu
Hujan kembali menyirami kota Jakarta. Nayyara mengeluarkan sepeda motor nya untuk memulai aktivitas nya seperti biasa, tak lupa ia memakai helm dan juga pelindung hujan untuk melindungi dirinya. Hujan itu tipis, namun bisa membuat pakaian basah bagi yang berjalan di bawahnyaBelum sempat Nayyara menaiki sepeda motor nya, seseorang menarik tangannya dari belakang menampilkan sosok Rania dengan wajah yang terlihat merah menahan amarahnya"Apa yang kau lakukan?" tanya Nayyara berusaha melepas cekalan tangannya"Sudah berulangkali aku katakan jangan pernah sekali-kali mencari kesempatan untuk mendekati kak Faris, perempuan murahan!" bentak Rania geram kala mengingat Nayyara pulang bersama Faris "Apa hubungannya denganmu? Apa kamu punya hubungan spesial sama kak Faris? Tidak, kan?" jawab Nayyara setenang mungkin walaupun sebenarnya ia merasa kesal Rania menyebutnya sebagai wanita murahanKemarahan Rania semakin memuncak melihat Nayyara yang sudah mulai berani padanya, dengan cepat ia meng
last updateLast Updated : 2023-12-31
Read more
bab 7. Mari bertempur
Ada apa ribut malam-malam begini?" suara berat itu menghentikan aksi tarik menarik di antara mereka berdua. Keduanya menoleh kearah suara dengan dua tatapan yang berbedaTak kunjung mendapat jawaban dari Rania ataupun Nayyara membuat Yacob semakin murka, bukan apa-apa. Ia baru saja mengistirahatkan diri seusai satu harian menghabiskan waktu di perusahaan dengan pekerjaan yang kian menumpuk, niat hati ingin mencari kedamaian di rumah. Namun nyatanya ada saja yang mengganggu acara tidurnya"Nayya! Apa kau tidak mempunyai mulut untuk menjelaskan apa yang terjadi?" kali ini suara Fania yang menginterupsi, wanita berusia senja itu keluar setelah mendengar suara ribut-ribut di luar kamarnya"Ini bukan kesalahan Nayya bunda, Rania! Dia memasuki kamar aku dan membuatnya sangat berantakan, bahkan barang milik-ku juga di ambil olehnya" jelas Nayyara berharap bundanya mau membujuk putri kesayangannya itu untuk mengembalikan apa yang bukan menjadi miliknya"Bukannya bunda yang bilang, bahwa apapu
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more
Bab 8. Merebut perhatian Faris
Nayyara memasuki gedung mewah yang menjulang tinggi di depannya, ia melangkahkan kakinya menuju meja resepsionis yang terletak tidak jauh dari tempat dimana ia berdiri. "Assalamualaikum, Mbak," sapa Nayyara ramah melihat petugas resepsionis nya memakai hijab, sudah pasti wanita itu beragama Islam. Pikir Nayyara."Waalaikumsalam, ada yang bisa saya bantu?" balas wanita berhijab itu tak kalah ramah."Saya ingin mengantarkan pesanan dari Umi Syafanah. Apa beliau ada?""Oh, iya, mari mbak saya antar."Nayyara mengikuti langkah wanita yang berjalan mendahuluinya itu dengan sesekali menatap kagum interior bangunan itu. Banyak orang yang berlalu lalang, sepertinya sedang sibuk dengan urusan masing-masing."Silahkan masuk, Mbak," ujarnya mempersilahkan."Terima kasih, Mbak," balas Nayyara."Sama-sama." Resepsionis itu pun berlalu meninggalkan Nayyara seorang diri.Nayyara mengetuk pintu bercorak abstrak tersebut dengan hati-hati, takut membuat orang yang didalamnya merasa terganggu. Dengan g
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more
Bab 9. tatapan penuh permusuhan
Nayyara telah selesai mengerjakan segala pekerjaannya dengan sempurna tanpa tertinggal apapun. Ia merasa perutnya sangat perih karena belum di isi makanan sama sekali, Nayyara berjalan menuju meja makan dan mendapati pemandangan yang kembali membuat kesedihan itu terpancar di mata indahnyaEntah kapan terakhir kali ia duduk dan makan bersama keluarganya, yang pasti Nayyara sangat merindukan saat-saat itu. Dimana ia masih diperlukan selayaknya seorang anak yang begitu di cintaiNayyara berniat ingin melewati ruang makan itu dengan hati-hati dan tanpa mengeluarkan suara. Namun, belum sempat melangkah menuju kamarnya Faris menghentikannya, membuat Nayyara seketika menoleh ke arah suara itu"Nay, kamu sudah makan? Sini gabung sama kita, masa kami makan kamu malah sibuk dengan pekerjaan kamu sih,?" ujar Faris tanpa tahu kalau sebenarnya hadirnya Nayyara akan membuat kedua orangtuanya dan juga Rania kehilangan selera makan jika ia turut andil bersama mereka"Aku sudah lebih dulu sarapan ta
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more
Bab 10. Melewatkan jam makan
Faris menyudahi pembicaraannya dengan Rania dalam sambungan telepon, ada rasa bersalah dalam hatinya yang membatalkan janjinya secara sepihak. Tapi mau bagaimana lagi, malam ini ia memang benar-benar merasa sangat kelelahan Faris berbalik dan segera merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur king size miliknya. Bayang-bayang wajah teduh Nayyara terus berputar di pikirannya, bagaimana bisa seorang Nayyara yang ia kenal dengan sifat ramah dan juga rendah hati itu bisa berubah seperti yang di katakan oleh Fania dan juga Rania? Ada keraguan dalam hatinya, tapi mengingat kembali wajah sedih Fania juga membuat hatinya semakin dibuat bingung harus mempercayai yang manaFaris yang masih setia dengan tatapan lurus memandang langit-langit kamarnya itupun terkejut dengan sebuah tangan yang mengelus lembut bahunya. Faris pun menoleh pada pemilik tangan yang sangat di kenali nya itu"Anak mama ini lagi mikirin apa,?" tanya Delia lembut, seraya memindahkan kepala anak laki-laki satu-satunya itu kepan
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status