"Dia belum bangun, Ai?" tanya Guntur saat sedang makan siang bersama Airyn. "Belum, Pa. Katanya jangan dibangunin sebelum Pak Arion yang bangun sendiri. Dari tadi ponselnya bunyi—Pak Bagas yang telepon, cuman aku nggak berani angkat. Nggak sopan.""Siapa tahu dia lapar, Ai, kasihan. Papa kaget dia di sini, apalagi sampai nggak tidur semalaman penuh. Pasti nggak terbiasa tidur di rumah sempit gini."Airyn terkekeh. "Kayaknya gitu, Pa, soalnya kursi depan 'kan sempit. Kaki Pak Arion aja sampai keluar, badannya juga besar. Kesian, tadi pagi kayak zombie.""Kamu udah sisain makan siang buat dia?" Airyn mengangguk. "Papa hari ini mau jalan-jalan ke luar, kayaknya mau ke rumah susun Anggrek liat kerjaan di sana. Papa mau hirup udara segar, biar cepat sembuh.""Jangan mabuk-mabukan dulu ya, Pa? Nggak boleh aneh-aneh. Kalau ngerasa udah pegel dan agak pusing, cepetan pulang.""Iya. Kamu nggak usah khawatir, nanti Papa minta temani Oni, dia santai siang ini."Sekarang Guntur melangkah tidak m
Baca selengkapnya