"Siapa?" Arion menarik tangan Airyn, tidak mengizinkan gadis itu beranjak sebelum menjawab pertanyaannya."Aldo."Arion memicing. "Cowok tengil itu lagi? Ngapain dia ke sini?""Aku nggak tahu, Pak, 'kan belum ngomong sama orangnya." Setelah itu Airyn terduduk di pangkuan Arion, pria itu melingkarkan lengan pada pinggangnya. "Pak Arion, jangan kayak gini. Nggak enak berduaan di kamar dengan posisi deket-deket. Lama-lama nggak salah aku bilang Pak Arion mesum."Senyum miring terlihat, Arion tidak marah dibilang mesum. Dia menganggap itu sesuatu yang normal sebagai seorang laki-laki. "Tidak usah keluar, nanti dia juga pergi sendiri.""Pak, nggak bisa. Aldo orangnya nekat. Aku tanya dulu dia mau apa, kalau ngajakin enggak-enggak, nanti aku tolak.""Sok-sokan. Memangnya kamu bisa nolak orang? Kamu paling lemah urusan seperti itu, Ai. Dibentak dikit saja nangis."Airyn melepaskan diri, menutup mulut Arion. "Diam deh, aku udah berkali-kali kok nolak Aldo, dia juga tau. Tunggu dulu di sini ya
Read more