All Chapters of Penggoda Suamiku, Ternyata Sekretaris Pribadi: Chapter 51 - Chapter 60
102 Chapters
51. Rencana Jahat Deana Bersama Kelvin
Pertanyaan Deana yang tiba-tiba menyambar di antara rasa penasaran dua karyawan saat melihat mobil baru Alexa yang mewahnya membuat suasana menjadi hening dalam hitungan detik.Dua karyawan berbalik badan ke sumber suara yang tepat berada di belakang mereka. Alexa pun ikut berbalik badan dengan melirik dua karyawan yang masih membisu dan menatapnya sinis.“Kenapa diam? Aku salah bicara?” tanya Deana polos.“Ti—”“Tidak salah bicara, mobil Bu Alexa baru dan warnanya mencolok banget ditambah mobil mewah keluaran terbaru. Itu pasti hadiah dari Pak Barnett karena selain menjadi karyawan cerdas dan pandai mengelola dana perusahaan, pasti dia sayang dan mencintainya sebagai istri yang tidak banyak bicara dan berani dalam hal apa pun sekaligus jujur. Orang jujur, jarang ditemui di zaman sekarang karena banyak orang yang hanya bisa membual, bertindak dari belakang untuk mengambil pria kaya meskipun sudah tahu punya pasangan,” cerocos karyawan wanita sambil menoleh ke atas sekilas dan mendingi
Read more
52. Persetujuan Reynard
“Maaf, saya tidak tahu, Bu. Ibu ditunggu di taman belakang kantor.”“Oke, makasih, ya.”Rekan kerja keluar dari ruangan bersama Alexa. Ia berpisah arah ketika berada di depan pintu. Alexa melangkah perlahan dengan tubuh yang tegap dan tetap berusaha tenang.Tanpa sengaja, Alexa bertemu dengan Kelvin dan Deana di depan ruangannya ketika mereka keluar dari ruangan beberapa detik saat ia hendak melewati ruangannya. Kelvin menyapa Alexa dengan senyuman lebar.“Mau ke mana?”“Saya mau mencari angin,” jawab Alexa lalu tersenyum lebar dan melirik Deana yang berusaha menyembunyikan ekspresi yang tidak menyukainya.“Ah, begitu. Sudah makan siang, Alexa? Atau makan siang bersama Barnett?” Kelvin berusaha mencairkan suasana yang sedikit canggung.“Saya sedang tidak napsu makan di kantin karena membutuhkan udara yang sangat banyak untuk pernapasan saya. Kalian mau makan siang?”“Ah, begitu. Iya, saya mau makan siang.”“Deana sedang sakit? Kenapa dari tadi diam saja? Dia sakit apa, Kelvin? Ah, ata
Read more
53. Percaya Dengan Rumor Sampah?
“Ada. Aku sudah mencari tempat alternatif kalau tempat berkemah yang pertama sudah dipesan oleh orang.”“Di mana?”“Lokasinya sama dengan lokasi pertama, tapi bedanya adalah tidak menyediakan yang kita butuhkan,” jawab Frank sambil memerhatikan semua orang yang ada di ruang rapat.“Gak apa, kita bisa membawanya sendiri,” sahut Reynard santai.Perkataan Reynard yang tidak terdengar kecewa dengan alternatif membuatnya tersenyum tipis sambil mengangguk. Hal yang ditakutkan olehnya belum tentu terjadi, tetapi tim memiliki solusi lain untuk berjaga dari masalah yang tidak luput saat hendak menyewa tempat berkemah.“Syukurlah,” kata Alexa lirih sambil menulis nama tempat yang menjadi alternatif.“Jadi, apa pun yang diperlukan, dipersiapkan dengan baik. Jangan sampai membuat yang lain tidak nyaman. Karyawan saya ada yang usianya lebih tua dari kalian, kalau ada permainan yang memanjat tali atau apa pun jenisnya, biarkan yang muda saja, ya. Kasihan mereka.”“Siap, Pak.”“Oke, teruntuk anggara
Read more
54. Hadiah Mewah dari Frank
Senyuman lebar yang terlukis di bibirnya menjadi mengecil saat Alexa menyindir dia yang tidak bisa menjawab pertanyaannya. Ia hanya membutuhkan dua jawaban di antara salah satunya, tapi malah dijawab panjang dengan pertanyaan kembali.“Tidak.”Jawaban Deana sangat singkat dan ketus setelah disindir Alexa. Alexa mengangguk paham atas sikap yang ditampakkan oleh dia dengan sengaja atau pun tidak sengaja. Sikapnya sudah tergambar jelas bahwa dia menyembunyikan hubungan mereka.“Jika tidak ada kepentingan lagi di sini, bisa keluar dari ruangan saya,” usir Deana.Alexa melirik kotak berwarna merah muda yang terdapat lubang panjang berukuran lonjong itu sambil tersenyum miring. Semua akan terbukti pada kamera pengintai di beberapa ruangan yang peluangnya lebih besar untuk melakukan hal yang tidak pantas saat bekerja.Alexa hanya menunggu memainkan waktu dan membongkar pada waktu yang tepat. Ia bukan wanita bodoh yang tidak mengerti teknologi dan lebih cerdas dari pada Deana.Wanita yang ber
Read more
55. Menghabiskan Waktu Bersama Frank
“Iya. Hari ini, tepat tanggal empat belas Februari merupakan hari kasih sayang sedunia. Kamu lupa tanggal atau tidak pernah melihat tanggal?”Frank menggoda Alexa yang memang tidak pernah memeriksa tanggal dan hari di kalender. Alexa hanya mengandalkan waktu dengan melihat di layar handphone tanpa memerhatikan tanggal setiap bulan.Alexa tersenyum tipis sembari melirik karyawan perhiasan dan memukul lengannya pelan. Karyawan toko itu ikut tersenyum sambil terkekeh.“Wajar, ya, Kak tidak tahu tanggal,” kata karyawan toko perhiasan.“Iya. Biasa, kalau sibuk itu jarang memeriksa tanggal dan hari di kalender.”Alexa terkekeh lalu mencari perhiasan yang diinginkan olehnya. Ia menginginkan kalung yang kecil dan memiliki liontin yang manis dan imut. Bola mata sibuk mencari kalung di antara beberapa perhiasan yang menonjol dan mengkilap.Lima menit berlalu, ia menemukan kalung yang sesuai dengan keinginan lalu menunjuk dan diambilkan oleh karyawan yang melayaninya. Karyawan itu memperlihatkan
Read more
56. Pembuktian Cinta Frank
Alexa merasa ada yang menyentuh di lengan dengan tekstur lembut. Sontak, ia menoleh ke sisi kanan dan ditampakkan pemandangan boneka koala yang berukuran sama dengan tubuhnya. Garisan panjang terukir di bibirnya sembari menatap Frank yang tersenyum juga.Boneka koala adalah boneka kesukaannya. Karakter koala yang imut, lucu dan manis itu juga bisa dipeluk ketika di kamar dan dalam keadaan sendiri. Selain itu, koala juga termasuk hewan yang manja dan minta digendong tanpa seizin maupun tidak.Alexa mengambil boneka koala besar itu. “Terima kasih.”“Sama-sama. Kamu suka?”Alexa mengangguk cepat. “Suka.”“Aku memilih ini karena terlihat manis seperti kamu.”Lagi dan lagi, dia membuatnya tersenyum tanpa alasan. Tanpa sengaja juga, dia bisa menemukan boneka kesukaannya karena tidak pernah bertanya kepadanya.Perut Alexa berbunyi dengan keras sampai terdengar oleh Frank. Frank tertawa mendengar perutnya yang berbunyi keras.“Kalau lapar itu bilang dan jangan gengsi. Setelah makan, jangan lu
Read more
57. Ribut Besar di Malam Hari
“Tidak apa, artinya kamu tidak pernah menjadi milikmu dan siap menerima risiko yang pernah kulakukan padamu,” jawab Frank lembut.“Kamu ti—”Bibir Frank menempel dan mengecup bibirnya secepat kilat hingga membuat perkataannya terputus. Frank tidak ingin mendengar kalimat penolakan atas yang telah dilakukan. Dia siap bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi padanya.“Jangan menolak tanggung jawabku. Aku siap menerimamu dalam keadaan apa pun ketika kondisi ke depan semakin memburuk dan siap menerima anak yang ada dalam rahimmu,” ucap Frank dengan netra teduhnya seraya mengusap bibir Alexa.Alexa menatap Frank dengan kelopak mata yang dipenuhi dengan butiran bening. Ia mengecup bibirnya perlahan selama dua menit.“Terima kasih banyak untuk semuanya.”Frank mengangguk sambil tersenyum dan mengelus pipinya lembut. Sikap dewasa Frank membuatnya nyaman ketika berada di sampingnya. Dia sangat mengerti keadaannya untuk saat ini dan tidak pernah memaksa untuk melakukan apa pun.Alexa tidak i
Read more
58. Kelelahan
“Kalau nyari Pak Barnett tunggu saja dia datang karena dia pasti datang hanya saja tadi terlambat bangun karena ada hal yang dilakukan bersama saya semalam,” jawab Alexa yang menambahkan kalimat ambigu lalu tersenyum miring dan menatapnya lamat.Alexa ingin mengetahui reaksinya ketika mengatakan demikian. Bola mata membulat, mematung dan alis sedikit bertaut membuatnya tersenyum. Tidak lama, Deana mengeluarkan senyuman palsu dan nadanya bergetar ketika hendak pamit kepadanya.“Ah, begitu. Baiklah. Saya ke ruangan sebentar, Bu.”Deana meninggalkan Alexa yang telah mendekati pintu ruangannya lalu memasuki ruangan dengan senyuman lebar dan puas melihatnya yang sedang dikelilingi api. Sikap seperti itu tidak bisa disembunyikan sehingga dimanfaatkan olehnya untuk kepuasan diri dan melihat secara langsung ketika merespons ucapannya seperti itu.Uji coba Alexa ampuh seratus persen sehingga bukti itu semakin kuat untuk pisah dengan Barnett. Setelah acara di luar kantor berakhir, ia mengurus s
Read more
59. Peringatan Perjalanan
“Kelelahan saja, Pa.”“Bener?”“Iya, Pa. Alexa tadi juga sempat tidur di ruang kesehatan dan diberi vitamin juga sama Dokter yang jaga di sana.”“Syukurlah. Kalau kamu lelah, jangan ikut survey tempat, ya. Biar Deana dan yang lain berangkat ke sana.”Alexa melirik Barnett yang tertunduk sembari memerhatikan laptop dengan rahang yang keras hanya terdiam tanpa membantah satu kata pun. Kebisuannya membuat Alexa memikirkan hal yang akan dilakukan padanya atau yang diucapkan olehnya.“Tidak perlu, Pa. Alexa masih sanggup dan sesekali jalan-jalan juga,” tolak Alexa lembut lalu tersenyum lebar.“Sungguh? Kalau lelah dan sakit jangan dipaksa berangkat, Nak Alexa.”“Kamu jang—”“Aku gak apa.”Alexa memotong perkataan Barnett secepat kilat. Ia berusaha mempertahankan diri untuk tetap berangkat survey tempat dengan intonasi penekanan. Barnett terlihat berusaha perhatian kepadanya dengan cara melarang berangkat, tetapi ditolak dan disanggah olehnya.Barnett menatap heran ke arahnya ketika ia mena
Read more
60. Liburan Bersama Sahabat dan Orang Baru
“Orang dewasa sudah pintar argumentasi makanya sering melanggar,” balas Barnett ketus.“Bukan, seperti itu, Bar. Orang dewasa sering melanggar karena rasa penasarannya lebih besar dari pada anak kecil yang rasa takut terhadap banyak hal itu lebih besar sehingga sering patuh.”Kelvin mengeluarkan argumentasi tentang kalimat sindiran Alexa mengenai orang dewasa sering melanggar aturan. Alexa menoleh ke arah Barnett dan Kelvin dengan senyuman lebar sambil menggeleng pelan.“Ish, ketahuan sering melanggar aturan,” desis Alexa.“Memangnya kamu gak pernah melanggar aturan?” tanya Kelvin.Alexa menoleh ke arahnya. “Aku?” tunjuk diri sendiri.“Iya, kamu.”Alexa tertawa. “Jelas, pernah.”“Dasar,” celetuk Barnett sembari menoleh ke arahnya.Satu jam lebih lima belas menit, ia tiba di tempat berkemah pertama. Ia turun bersama Barnett dan Frank. Mereka mendatangi kantor pengelola tempat berkemah untuk meminta izin kepada karyawan untuk menyewa tempat dan peralatan dalam acara outbound kantor sert
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status