All Chapters of Inikah Rasanya Cinta: Chapter 21 - Chapter 30
100 Chapters
Bab.21
Geo dan Frans berusaha menahan tawa sementara Ryan dan Leon tersenyum geli. Louis menatap meminta maaf padaAeron." Louis, kau tidak membunuh orang, kan? Apa kau akan membunuh orang juga?" Clara menatap Louis." Kau jangan membunuh orang. Itu hanya akan membuatmu merasa bersalah. Kau tidak sekuat Aeron, kau tahu itu, kan?" Sekarang mereka semua ternganga menatap Clara yangdengan santai kembali berbaring." Aku masih mengantuk," katanya."Louis…"" Ya, Clara?" Louis duduk di samping Clara.Clara meraih tangan Louis dan menggenggamnya." Kaujuga harus beristirahat," katanya. Lalu Clara menarik tangan Louis dan memeluk lengannya, membuat Louis harus membungkuk di atasnya, sebelum kembali jatuh tertidur." Kenapa bisa seperti ini" tanya Frans penasaran." Dia kelelahan. Sudah 2 hari ini dia nyaris tidak tidur dan bekerja terlalu keras. Apalagi selama 4 hari sebelumnya dia juga menjagaku di rumah sakit. Dia pasti sangat kelelahan. Selain itu… kenangan masa lalunya tampaknya juga memeng
Read more
Bab. 22
" Kau nyaris tidak pernah tidur selama seminggu. Aku tidak heran jika sekarang kau harus berbaring di tempat tidur," sahutLouis." Oh, dan aku belum memberi kabar ke kantorku," kata Clara seraya berusaha bangun lagi.Louis menahannya." Aku sudah mengabari kantormu danmengatakan bahwa kau sakit," katanya." Bosmu berkata kau bisa beristirahat sampai kau benar-benar pulih. Dia ingin aku menyampaikan padamu bahwa berkat dirimu, perusahaankalian mendapat kontrak dengan GM Group. Itu kan, yang kau inginkan?" Clara tak dapat menahan senyum lebar di wajahnya." Baguslah. Jadi tidak sia-sia kerja kerasku. Tapi aku harus berterima kasih padamu. Ini semua berkatmu juga, Louis. Desain itu adalah desainmu. Aku tidak menduga kau begitu mengenal Presdir GM itu," kata Clara riang." Kau ini sedang sakit. Tidak bisakah bersikap seperti orang sakit pada umumnya?" protes Louis seraya memaksa Clara kembali berbaring ketika gadis itu berusaha duduk." Kau ini keterlaluan sekali. Kau sendiri juga sepe
Read more
Bab. 23
" Ada apa?" tanyanya dengan ekspresi datar." Aku… ini… terima kasih, karena telah merawatku," Clara berkata seraya menunduk, tak berani menatap mata Louis.Selama beberapa saat Louis tidak menjawab, membuat Clara gugup. Tapi kemudian Louis berkata," Habiskan makan siangmu lalu minum obatmu. Dan cobalah untuk istirahat. Akuada di ruang tamu jika kau membutuhkanku. Jika kau merasa enggan berteriak, kau bisa mengirim pesan ke ponselku."" Aku harus mengerjakan pekerjaanku," refleks Clara menjawab.Menyadari kesalahannya, Clara mendongak untuk melihat Louis mendengus kesal sebelum akhirnya benar-benarmeninggalkan kamar Clara. Clara mengerang seraya menutupi wajahnya dengan bantal. Dasar bodoh, Clara memaki dirinya sendiri. Suara dering ponsel yang menandakan ada pesan masuk di ponselnya membuat Clara duduk tegak. Ia kembali mengerang pelan demi membaca pesan dari nomor yang belum tersimpan di ponselnya itu. Jangan coba-coba meninggalkan tempat tidurmu!***Setelah memastikan Clara t
Read more
Bab. 24
" Kau ini luar biasa keras kepala, ya!" bentaknya seraya berdiri menghampiri Clara.Keriangan Clara beberapa saat lalu pudar seketika. Berani-beraninya dia membentak Clara seperti itu. Dia bahkan menyebut Clara luar biasa keras kepala. Itu sudah sangatketerlaluan." Louis, aku tidak… astaga, Louis! Turunkan aku!" Clara menjerit panik ketika Louis mengangkat tubuhnya dan memanggulnya di bahunya.Kepala Clara kembali pusing karena posisi tubuhnya kini terbalik dari pinggang hingga kepalanya. Keterlaluan sekali pria ini, kesal Clara. Seenaknya Louis mengangkat Clara, seolah Clara adalah karung beras yangbisa diangkutnya ke mana-mana. Clara memukul punggung Louis keras-keras, membuat pria itu mendesis.' Sudah kubilang, turunkan aku!" teriak Clara.Lalu detik berikutnya, Clara merasakan tubuhnya melayang sebelum mendarat di atas tempat tidurnya. Clara meringis." Berani-beraninya kau mengangkat tubuhku di bahumu seperti itu dan membantingku di atas tempat tidurku!" tunjuk Clara kesal.
Read more
Bab. 25
Seraya mengucek matanya, tampak sangat mengantuk seraya bangun dan duduk. Ia mendongak untuk menatap Clara." Ada apa? Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Louis dengan suara mengantuk.Louis benar-benar hebat. Dia bisa berakting sempurna. Tidak ada tanda-tanda dia baru saja keluar rumah. Dia tampak seolah sudah tertidur sejak jam 10 malam dan masih mengantuk karena terbangun dini hari. Clara mengangkat gelasnya." Aku terbangun karena haus. Tadinya aku berniat untuk minum, tapi aku ingin mengecek keadaanmu. Kurasa kau juga tidak banyak tidur karena merawatku semalaman," kata Clara." Maaf karena mengganggu tidurmu. Kau bisa melanjutkan tidurmu. Aku harus kembali bekerja," pamit Clara seraya berlalu." Clara," suara Louis di belakangnya menahan Clara." Apa ada sesuatu yang meresahkanmu?" tanya Louis.Clara berdiri di tempatnya, memejamkan mata dan menggigit bibirnya." Tidak," jawabnya, berharap suaranya terdengar cukup mantap." Selamat malam, Louis," katanya sebelum me-ninggalka
Read more
Bab. 26
" Tidak. Aku baik-baik saja. Tapi ada hal lain. Bisakah kau pulang sekarang?' pinta Clara lagi." Aku sangat sibuk, Clara," jawab Louis.Tidak ada jawaban selama beberapa saat. Lalu…." Apa kau sesibuk itu bahkan untuk menemui kakakmu, Dik?" Suara itu membuat Louis membeku.Ia bahkan tidak menunggu lebih lama lagi untuk menutup teleponnya dan berlari keluar.Louis tak memedulikan panggilan dan pertanyaan teman-temannya. Yang terpenting saat ini, ia harus pergi sebelum Clara…. Tidak, dia tidak boleh menyakiti Clara. Jangan gadisitu….Louis mengemudi dengan kecepatan penuh. Kecemasan tampak jelas di wajahnya. Dan begitu mobilnya sudah berhenti di depan gerbang rumah Clara, Louis berlari masuk. Ia melompati pagar alih-alih membuka pagar dan menghabiskan semakin banyak waktu. Ia berlari semakin cepat melihat pintuyang terbuka. Ia tidak bisa membayangkan jika…." Louis?" suara kaget Clara begitu Louis masuk ke dalam rumah membuat langkah Louis terhenti.Louis terengah kehabisan napas
Read more
Bab. 27
Sudah hampir jam 11 malam, tapi Louis belum juga pulang. Karena lapar, Clara makan lebih dulu. Tapi ia tidak bisa tenang sebelum ada kabar dari Louis. Pria itu bahkan tidak mengabari Clara jika akan pulang selarut ini. Memangnya pekerjaannya itu sesibuk apa sih, pikir Clara kesal.Clara berbaring di sofa sambil membaca majalah seraya menunggu Louis pulang. Tapi ketika pikirannya kembali melayang pada kakak Louis, majalah di tangan Clara itu menjadi tidak menarik lagi. Alex, pria itu memperkenalkan dirinya bernama Alex. Priaitu tampaknya pria yang baik, tapi kenapa sikap antara kakak-adik itu tampak aneh di mata Clara? Apa salah, jika Clara berpikir bahwa mereka saling membenci? Tidak, Alex tidak tampak membenci Louis. Tapi ketika mereka berbicara di luar tadi,Clara bisa melihat betapa Louis sangat marah pada kakaknya itu. Tapi Alex tampak santai meski tidak sedikit pun kewaspadaannya berkurang. Alex mungkin memiliki refleks gerak yang sangat bagus. Dia pasti selalu waspada, dalam set
Read more
Bab. 28
" Maksudmu tentang kepergianmu yang mendadak dan tiba-tiba tadi? Apa ada hubungannya dengan Clara? Dia baik-baik saja, kan?" tanya Aeron, terdengar sungguh-sungguh cemas." Dia masih baik-baik saja, setidaknya sampai Alex memutuskan untuk melibatkannya dalam urusannya denganku," jawab Louis." Alex?" Aeron terdengar waspada." Sore tadi, Clara meneleponku dan memintaku untuk segera pulang karena… Alex ada di sini," Louis berkata.Selama beberapa menit Aeron tidak menjawab, tampaknya masih terkejut dengan apa yang dikatakan Louis." Alex… datang ke rumah Clara?" tanya Aeron ngeri." Ya. Dan, entah kenapa Clara sama sekali tidak bisa merasakan sosok Alex yang sebenarnya. Dia bahkan tampak cukupakrab dengan Alex," Louis menjawab." Aku ingin segera menyelesaikan kasus GM agar bisa memusatkan perhatianku padamasalah Alex, Aeron. Karena itu, selama aku tidak bisa berada disini, adakah salah satu dari anggota kita yang bisa mengawasiClara ketika aku sedang tidak bisa mengawasinya?""
Read more
Bab. 29
Louis menggeleng." Kenapa kau berpikir begitu?" Louis balas bertanya." Kau melakukan apa yang tidak pernah kau lakukan selama ini. Kau melamun di tengah pekerjaanmu," jawab Aeron.Louis menggeleng pelan. Ini benar-benar sudah keterlaluan, pikirnya kesal."Aku baik-baik saja, Aeron. Omong-omongtentang apa yang kukatakan semalam, apa kau sudah mengatakan pada yang lain?" Louis bertanya." Sudah, dan mereka menyetujuinya. Dengan satu syarat, suatu hari kau harus memperkenalkan mereka pada gadismuitu," jawab Aeron." Dia bukan gadisku," sergah Louis seraya kembali menatap layar laptopnya.Aeron mengangkat alis di belakangnya." Akan kusebarkan kabar gembira ini pada yang lain agar mereka bisa mendekati Clara. Dia gadis yang baik dan.…"" Jangan sentuh dia, Aeron," Louis memperingatkan seraya memutar kursinya dan menatap Aeron tajam." Siapa pun yang berani menyentuhnya, akan berhadapan denganku." Aeron mendengus." Dan kau bilang dia bukan gadismu," dengusnya sebelum meninggalkan
Read more
Bab. 30
Louis menatap ponselnya dengan muram. Seandainya situasi mereka tidak seperti ini, seandainya mereka memiliki kesempatan itu, seandainya takdir tidak begitu kejam padamereka, seandainya…. Louis melempar ponselnya ke kursi sebelahnya karenakesal. Untuk apa dia berandai-andai jika kenyataannya tidak seperti itu? Untuk apa Louis mengharapkan sesuatu yang tidakbisa didapatkannya? Apakah Clara bisa membaca sikap Louis padanya? Louismungkin telah menyakitinya. Tentu saja, Louis pasti telah menyakitinya. Louis menambah kecepatan mobilnya untuk melampiaskan kekesalannya.Louis hampir saja menerobos lampu merah karena tidak berkonsentrasi dengan jalanan. Akhirnya Louis memutuskan untuk menepikan mobilnya dan menenangkan diri sejenak. Louis bersandar dan menatap lurus ke depan. Louis mengambil napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Ini bahkanlebih berat dari latihan-latihannya selama ini.Louis baru saja hendak kembali melajukan mobilnya ketika melihat sosok Presdir GM keluar dari sebua
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status