All Chapters of Ranjang Panas Milik Tuan Lukas: Chapter 41 - Chapter 50
173 Chapters
URUS SAJA URUSANMU SENDIRI!
URUS SAJA URUSANMU SENDIRI!"Bagaimana menurutmu?" tanyanya. Davina mengepalkan tangannya, dia mencoba menahan semua emosinya. Dia mencoba untuk menahan semua emosinya, Ibu tiri nya ini benar-benar tak tahu diri. Saat dia tadi baru saja datang, tiba-tiba Ibu angkatnya ini sudah murka dan menamparnya lalu sekarang tiba-tiba Ibu nya itu memberikan ide konyol."Sungguh aku benar-benar murka dengan wanita di depannya ini," batin Davina."Tidak bisa, Bu. Aku baru mau menikah belum menjadi istrinya. Aku ini tidak mau dianggap sebagai seorang wanita matre dan tak tahu diri. Selain itu untuk urusan pernikahan semua nya sudah di atur oleh Tuan Lukas. Buku yang Mama serahkan padaku kemarin sudah aku berikan kepada Wedding Organizer pilihan mereka," tolak Davina."Mereka sudah menyewa dan menyerahkan semuanya kepada wedding organizer terbaik, Ma. Aku tak bisa berbuat banyak. Kalau tidak percaya haruskah kita menghubungi Tuan Lukas? Mama bisa melihat sendiri bagaimana semua sudah diatur oleh mer
Read more
PERTEMUAN DUA KELUARGA INTI
PERTEMUAN DUA KELUARGA INTI"Kau mengkhawatirkanku sekarang?" tanya Davina sambil tersenyum kecut ke arah Leon."Bahkan kalau itu hanya sekedar berbahasa-basi maka tak akan bisa membuatku tersentuh dengan semua ucapanmu, Leon," kata Davina."Aku selalu khawatir kepadamu. Aku hanya tidak menunjukkan saja, Kak," kata Leon. Davina pun berpaling dan berjalan begitu saja."Aku rasa itu adalah sedikit hal yang bisa melegakanku. Setidaknya di rumah ini ada yag mengkhawatirkan aku," ujar Davina sambil melangkah ke kamar mandi."Pulanglah lebih cepat lain kali, Kak. Aku benar-benar khawatir jika kau selalu pulang malam seperti ini. Kau adalah seorang wanita, Kak. Aku takut jika terjadi apa-apa denganmu," jelas Leon."Sepertinya akan sulit karena hari H pernikahanku dengan Tuan Lukas sudah sangat dekat," sahut Davina."Sungguh ini pernikahan yang gila! Apa kau benar-benar akan melakukannya?" tanya Leon setengah tak percaya degan keputusan kakaknya. Bukan tanpa
Read more
CINCIN PERNIKAHAN
CINCIN PERNIKAHAN"Menjijikkan sekali," batin Davina dalam hati. Mereka semua duduk saling berhadapan. Kali ini Davina hanya terus diam dan menunduk kepalanya. Tampak tak nyaman sekali, Lukas bisa melihat dari tingkah Devina tetapi dia kali ini dia tak ingin menolong Davina karena ingin melihat seberapa benar ucapan Davina saat mereka terakhir kali menginap bersama. Sekarang terlihat sekali Mama Davina sangat mencari muka di hadapan keluarga Liem."Ma, maafkan aku. Tapi sepertinya aku dan Davina harus pergi lebih dahulu karena ada beberapa pekerjaan. Ya bagaimanapun juga meskipun kami akan menikah tetapi di kantor Davina masihlah sekretarisku. Bagaimana jika kami pergi lebih dulu?" tanya Lukas. Davina mendongakkan kepalanya."Aku harus bicara denganmu tentang persiapan pernikahan nanti dengan WO, biarkan para orang tua membahas masalah ini. Toh ini masalah tamu undangannya, tak ada kaitannya dengan kita," jelas Lukas."Kenapa kau tak mengatakan kepada Mama Lukas
Read more
GAUN PENGANTIN DAVINA
GAUN PENGANTIN DAVINA"Mengapa Tuan Lukas tiba-tiba baik begini? Mengapa dia memanjakanku begini? Apakah dia memang memperlakukan wanita seperti ini? Tuhan, jaga perasaanku agar tak goyah ketika mendapatkan semua perlakuannya yang manis ini," batin Davina. Sungguh pemandangan yang tidak sesuai dengan kafe kantor yang cukup kecil lalu diatas meja terpampang perhiasan yang cukup mentereng seperti itu. Bahkan dari jauh saja semua sudah bisa menebak ya harga perhiasan itu pastilah sangat mahal karena dari salah satu brand lumayan terkenal dengan kemewahannya."Maafkan saya ya, Kak. Saya tahu pasti kau merasa tertekan membawa perhiasan tersebut hanya untukku ke sini. Saya tidak mengerti jika Tuan Lukas harus meminta saya memilih cincin pernikahan itu, dia tak memberi tahu. Bahkan tak mengira juga Tuan Lukas endingnya harus memaksamu datang kemari seperti ini. Lain kali bahkan kau bisa menelponku saja agar tak kerepotan. Maka aku akan datang ke galeri wedding kalian saja untu
Read more
MERENGGUT DAVINA DIATAS RANJANG
MERENGGUT DAVINA DIATAS RANJANG"Masuk!" perintah Lukas. 'Ceklek' tampak Sean sedang melambaikan tangan ke arahnya dan mengintipnya."Kenapa kau tak pulang? Bukankah ini sudah jam pulang? Aku ingin kita pergi minum sebelum kau pergi menjadi seorang pengantin," ujar Sean."Hmmm," sahut Lukas memejamkan matanya dan bingung."Kenapa? Apakah kau punya janji dengan orang lain?" tanya Sean melihat ke arah adiknya."Ini bukan janji tapi ada hal yang harus ku lakukan sepertinya," jawab Lukas."Lalu kenapa? Apa kau akan segera menikah dan melupakan itu semua?" cerca Sean."Hah?" sahut Lukas."Alexandria.""Ck! Tak usah membahas itu lagi, Kak. Menurutmu ketika seorang akan menikah haruskah dia datang memilih gaun dan membantu mempelai wanita untuk memilih gaun pengantin?" tanya Lukas. Jujur saja, ucapan Sean sedikit membuat hati Lukas tergelitik juga. Nama Alexandria ini sudah beberapa hari tak terlintas di pikirannya dan Lukas baru saja menyadarinya.
Read more
FITTING PENGANTIN SENDIRI?
FITTING PENGANTIN SENDIRI?"Padahal aku sangat tahu, pasti kau melakukan unboxing Davina kan sebagai kado ulang tahunmu? Kau asik sendiri dengan duniamu sekarang. Tapi aku sedikit senang kau bisa melupakan Alexandria," lanjutnya."Apakah benar aku menyukai Davina karea permainan ranjangnya? Apakah aku benar-benar melupakan Davina?" batin Lukas."Tidak. Belum ada yang bisa menggantikan posisi Alexandria di hatiku. Aku takut dia akan kecewa kalau aku tidak pergi, tapi aku juga tidak tahu haruskah aku pergi atau tidak," ujar Lukas mencoba menutupinya."Halah bilang saja kau sangat ingin pergi tapi kau tidak berani karena Davina tidak mengajakmu. Benar kan?" tebak Sean."Bukan begitu Kak, mengapa sedari tadi kau terus mengejekku! Ck, payah. Aku memang tidak bisa pergi karena aku sibuk dengan beberapa jadwal meetingku, sebagai sekertaris tentu lah Davina tahu. Tapi bukan berarti Davina tak mengajakku, dia hanya ingin aku fokus dan tak mengangguku dengan hal-hal remeh.
Read more
KEDATANGAN LUKAS!
KEDATANGAN LUKAS!"Sebenarnya lelaki seperti apa yang akan menjadi suamimu itu?" ledek Gina."Mengapa sebelum resmi menikah saja kau sudah tahu dia tidak akan pernah punya waktu untukmu? Apakah kau yakin lelaki macam itu? Kau mau kau nikahinya? Apakah kau yakin nanti akan hidup bahagia? Jika aku menjadi dirimu mah, aku sudah mundur jauh-jauh hari sebelum menikah daripada harus bercerai di tengah jalan," ujar Gina."Baiklah kalau begitu, aku akan menemanimu! Aku tak tega jika temanku sendirian menghadapi harinya. Tunggu sebentar aku beres-beres dulu," ujar Gina."Aku ikut dengan kalian juga," kata Eca. Selama ini memang Eca lah yang sangat perhatian dengan Davina dibanding dengan Gina. Meski begitu Eca dan Gina adalah dua orang yang sangat baik kepada Davina, hanya mereka berbeda watak saja dan berbeda cara perhatiannya."Bukankah kau ada rapat besok? Kau sendiri kan yang bilang kau sedang menyiapkan datanya," ucap Davina. Gina berdiri sambil mengemasi b
Read more
MENCARI SIAPA DAVINA SEBENARNYA?
MENCARI SIAPA DAVINA SEBENARNYA?"Sudahlah aku akan mencari solusinya nanti. Memang aku tidak memiliki uang untuk melunasi sepenuhnya. Tapi setidaknya aku memiliki uang yang cukup untuk membayar satu kali dendanya. Sudahlah ini akan baik-baik saja, tak usah kau pikirkan," jelas Davina."Davina kau harus segera keluar dari jeratan belenggu ibumu, sumpah. Ini melebihi yang aku kira. Kau bukan lagi generasi sandwich namun sudah masuk kategori toxic! Jika tidak mereka akan terus memanfaatkanmu dan kau akan lelah sendiri," ujar Gina. Menjadi seorang anak juga tidak mudah. Mereka harus selalu mentaati dan mendengarkan apa kata orang tua meski terkadang tidak sesuai dengan keinginannya. Kata berbakti pun sering dilontarkan oleh orang tua agar supaya si anak terus menurut. Apalagi berbakti itu sering kali disertai dengan berbagai ‘ancaman’ dan ‘peringatan’, agar tidak dilaknat oleh Tuhan atau menjadi seperti Malin Kundang. Sering kali orang tua tidak menyadari bahwa hal-hal yan
Read more
KEDATANGAN DEA!
KEDATANGAN DEA!"Anda memang manis sekali Tuan Lukas. Itu sebabnya mungkin Nyonya Davina datang bersama dua orang temannya," ujar nya."Benarkah? Di mana mereka sekarang?" tanya Lukas."Ada di dalam sana, Tuan," jawab wedding organizer itu. Lukas pun penasaran, "Selain Davina ada siapa lagi? Apa mungkin itu Eca karyawannya juga?"Mereka tampak seperti teman yang sangat dekat karena membantu mengganti bajunya juga, Tuan," jawab wedding organizer itu. Lukas menganggukkan lagi."Aku senang dia punya teman seperti itu. Setidaknya itu akan menjadi pelipur untuk Davina. Kasihan jika dia harus menghadapi semua sendiri," batin Lukas. Tiba-tiba HP wedding organizer itu berdering, "Direktur saya harus permisi dulu, karena menjawab telepon.""Silakan kalau Anda ingin melihat Nyonya Davina," sambungnya. Lukas pun hanya bisa menganggukkan kepalanya. Wedding organizer itu pun segera pergi meninggalkan Lukas dan Davina."Apakah mungkin cinta terjadi
Read more
DEA DAN LUKAS?
DEA DAN LUKAS?"Davina aku datang. Maafkan aku, aku telat," ujar Dea yang tiba-tiba datang. Lukas terkejut dengan kedatangan Dea. Davina sebenarnya memang sengaja hanya akan mengajak Dea namun berhubung Eca dan Gina yang ingin ikut. Maka dia juga tidak bisa untuk menghalanginya."Ah Dea kau akhirnya datang," ucap Dea."Aku tidak mengira temanmu sebanyak ini," ujar Lukas."Oh iya Tuan Lukas, kenalkan dia adalah sahabatku, Dea. Dia sahabatku dari aku masih berada di bangku sekolah dasar," ujar Davina memperkenalkan Dea. Lukas tersenyum kecut sambil memandangi Dea."Selamat malam Tuan Lukas," ujar Dea."Maaf ya jika aku mengganggu kalian. Aku tidak tahu jika Davina sudah ditemani oleh teman-teman kantornya, bahkan TUAN LUKAS juga datang," tegas Dea."Davina bilang jika hari ini adalah hari penting baginya. Dia akan melakukan fitting baju pengantin. Aku tak ingin dia sendirian, merasa tak memiliki siapapun. Jadi aku menemaninya dan dia bilang teman kanto
Read more
PREV
1
...
34567
...
18
DMCA.com Protection Status