All Chapters of Pesona Istri Bayaran CEO Arogan: Chapter 51 - Chapter 60
104 Chapters
BAB 51 Ingin Berpisah Saja
"Kenapa harus dengan Tante Amanda?" Tampak gurat kekecewaan memenuhi ekspresi wajah Ronald. Lelaki berusia matang itu sebenarnya tak ingin mengecewakan keponakannya, tapi rasanya untuk kali ini dia tidak bisa membiarkan begitu saja istrinya ke Jerman dalam kondisi rumah tangga mereka bermasalah."Aku bosan sama Oma." Jawaban Mila menunjukkan betapa di usianya memang dia tidak bisa mengalah.Bosan? "Mila, kamu jangan membebani Om Ronald dengan situasi sulit begini..." Ronald menekuk kakinya sehingga dia sejajar dengan Mila yg duduk di kursi."Kan Tante kalau sama aku dan Papa selalu happy, kalau pas barengan sama Om Ronald cemberut terus gitu kan wajahnya. Nggak pernah senyum!" Alasan Mila seperti membuat jantung Ronald berhenti berdetak. Kalimat dari seorang anak kecil yang terlihat jujur apa adanya dan tidak ditutup-tutupi membuatnya tak kuasa berkata.Ronald terus terang tidak pernah memikirkan soal ini. Baginya Amanda di manapun selalu terlihat datat tanpa ekspresi. Dia tak meny
Read more
BAB 52 Bak Sambaran Petir
"Ada masalah apa memangnya Bu?" Amanda tak sempat menyuruh keluarganya masuk ke dalam rumah. Nafasnya belum stabil karena dia baru saja bertengkar hebat dengan suaminya. Ronald nampaknya masih memilih untuk diam tak berkata-kata. Ibunya hanya merangkul dengan pelukan erat. "Bu, katakan padaku, ada masalah apa? Aku akan segera kembali ke rumah untuk pulang. Aku akan membantu kalian." Amanda menenangkan Ibunya yang sedang bersedih. "Keluarga almarhum Ayahmu... meminta kita untuk mengganti tanah dan bangunan rumah kita, sementara kamu tahu sendiri kita tidak punya apa-apa lagi. Uang dari Ronald kemarin sudah Ibu jadikan DP-nya, tapi tetap saja mereka minta pelunasan secepatnya. Kalau tidak, maka kita akan diusir..." Kakaknya menjelaskan karena ibunya sudah tak bisa berkata-kata lagi. Tangisannya membuat Amanda kehilangan kendali atas dirinya. Amanda yang baru saja sampai dari luar negeri, seketika ambruk ke tanah. Kakinya tak sanggup menopang tubuhnya. Dia rubuh! "Amanda!" Ibunya
Read more
BAB 53 U-Turn
"Kalau ada waktu, mainlah ke rumah. Jangan sungkan-sungkan, langsung main saja kalau mau mampir." Pesan ibunya saat masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan oleh Ronald. "Pasti, Bu. Terima kasih atas kunjungannya, jaga kesehatannya!" Ronald melambaikan tangan. Ketika mobil yang ditugaskan untuk mengantar itu telah pergi meninggalkan pelataran rumah, Ronald langsung masuk ke dalam tanpa memperhatikan istrinya. Amanda tetap terpaku di teras depan dan kini bingung sendiri. Dia tadi sebelum keluarganya datang sudah meledak-ledak untuk minta diceraikan. Lantas, sekarang apa yang akan dia lakukan? Jika melanjutkan peperangan untuk minta cerai, rasanya akan menambah masalah baru karena sekarang keluarganya sedang dirundung masalah. Tapi, jika Amanda diam itu tandanya dia lemah dan kalah dari Ronald. Harga dirinya sudah pasti jatuh dan Ronald akan semakin semena-mena padanya. "Non, nggak mau makan lagi? Tadi saya sudah buatkan kwetiaw kesukaan Non Amanda." Seorang pembantunya menawari
Read more
BAB 54 Butuh Uang Lagi
Kapan lagi Amanda menerima perlakuan seperti putri raja dari suaminya? Setiap sentuhan kali ini terasa begitu berbeda dari biasanya.Apakah karena mereka beberapa hari ini baru saja perang dingin, sehingga dia merasa hubungan kali ini terasa begitu istimewa?"Pak, jangan... Sudah, Pak!" Amanda tak sanggup lagi jika harus menambah durasinya.Ronald hanya tersenyum mendengar respon istrinya yang masih belum terbiasa dengan permainannya."Kamu masih muda, segitu saja sudah nggak kuat lagi?" Ronald menggelitiki pinggang istrinya sehingga keduanya berebut selimut yang menutup sebagian tubuhnya."Pak, jangan gitu, saya dingin ini. Pak Ronald harus mengalah dong sama saya!" Tangan Amanda menarik terus selimut sehingga Ronald tak begitu mendapatkan bagiannya."Kamu rakus sekali, Amanda. Apa kamu tidak kasihan padaku. Lihat, aku sekarang jadi kedinginan begini. Kamu memonopoli selimutnya untuk dirimu sendiri. Jahat kamu!" Ronald menyerobot sehingga tubuh Amanda terekspos sebagian."Paaaak, say
Read more
BAB 55 New Contract!
"Pak?" Amanda melihat lampu kamarnya masih mati padahal seharusnya saat pintunya terbuka, Ronald harusnya sudah di dalam dan tak biasanya lampu dibiarkan mati dan ruangan gelap gulita."Pak Ronald?" sekali lagi dia berjalan masuk. Karena tak mendapatkan balasan, Amanda duduk berdiam diri saja di tempat tidurnya.Memendam pikirannya sendiri, entah darimana nanti dia akan mendapatkan uang yang jumlahnya miliaran itu.Kalaupun bekerja saat ini, dalam setahun mungkin hanya mampu menabung seratus juta. Kalau begitu, makin lama lagi dia bisa membayar hutangnya.Wanita berbalut busana hitam itu menyerahkan diri seutuhnya pada takdir. Dia bentangkan kedua kanannya ke tempat tidur dengan wajah menghadap ke atas."Amanda?" Rupanya Ronald lebih dulu berbaring di balik selimut.Barulah dia bereaksi ketika Amanda bergerak."Pak, kenapa gelap-gelapan begini?" Tanya Amanda.Melihat suaminya di kegelapan, dia terkejut dan segera menyalakan lampu meja."Aku tadi ketiduran nungguin kamu pulang. Kupiki
Read more
BAB 56 Rajutan Malam
Dua minggu berlalu. Mila batal pulang ke tanah air karena Simon belum sepenuhnya pulih pasca operasinya. Suasana rumah masih sunyi karena di rumah sebesar itu, hanya ada Amanda dan Ronald saja."Apa Mila tidak ingin pulang?" Amanda melakukan panggilan video call dengan keponakannya sebagai obat rindu."Aku masih harus di sini, Tante. Oma dan Opa nggak mau pisah sama aku katanya..." Amanda hanya tertawa kecil saat keponakannya pintar bercerita."Begitu ya? Apa kira-kira akhir bulan ini kamu belum pulang juga? Tante sama Om kangen banget..." Amanda mencoba menggoda Mila yang masih senyum-senyum sendiri karena bercerita baru saja diberikan boneka baru oleh Opanya."Aku tahu kalian pasti kangen aku..." Mila ikut-ikutan tersenyum geli. "Boleh saja aku pulang. Tapi aku tidak berani sendirian, kan?" Mereka berdua tertawa-tawa. "Mila, di sini sudah malam. Kamu harus istirahat dulu." Omanya terdengar mengingatkan."Iya, Oma. Tapi aku masih mengobrol dengan Tante ini..." Terlihat ekspresi
Read more
BAB 57 Bukan Pelacur
Amanda penat karena semalam menjalankan tugas pertamanya di kontrak baru. Tak tanggung-tanggung, Ronald sudah membuatnya lemas karena berkali-kali membuatnya mengerang dan mendapatkan hal yang sering hanya dia khayalkan di imajinasi liarnya."Kamu belum capek?" Amanda sudah mulai akrab dengan bosnya, karena sudah menghilangkan kata ganti 'Anda' dengan Ronald."Kalau nggak ingat kamu ini perempuan, mungkin sudah aku lanjutkan lagi peperangan kita." Sahutnya dengan bangga karena sekarang dia tak perlu lagi menahan diri atau pura-pura tidak tertarik pada pesona Amanda yang menggiurkannya."Terima kasih, masih mau mengingat kalau aku hanyalah makhluk lemah yang harus dilindungi..." Kata Amanda merajuk. Batinnya sedang was-was bagaimana caranya dia bisa mendapatkan uang sepuluh Miliar untuk melunasi hutang keluarganya secepat mungkin."Sama-sama. Aku harus ke kantor pagi ini. Kemungkinan aku akan pulang agak terlambat." Ronald bangkit dari pembaringan dan meluncur ke kamar mandi untuk mem
Read more
BAB 58 Ujian Istri Berbakti
Rutinitas baru sebagai istri dalam kontrak yang telah diperbarui tentu berbeda dari yang sebelumnya. Selain Amanda memang jelas-jelas akan diberikan keuntungan nominal yang fantastis, dia juga tentu sudah harus sadar untuk memberikan pelayanan lebih pada suaminya. Masa kontrak yang tak terbatas dengan kondisi yang dia harus setuju pada apapun yang diperintahkan suaminya. "Masih beres-beres Nona?" Pembantunya ikut kasihan melihat Amanda menyetrika baju-baju Ronald sendirian. Setelah bajunya beres, ia menata agar setiap baju berada di bagian-bagian yang sudah diklasifikasikan sesuai dengan jenis dan warnanya. Wardrobe milik Ronald memang sudah seperti toko berjalan. "Ini saya kurang setrika kemeja sama kaos saja Bik..." Tangannya sudah terlalu kelelahan sejak tadi menyetrika manual. Belum lagi bagian beberapa baju yang tidak boleh kena setrika langsung dan harus diberi alas dulu. "Kalau kecapekan, mending saya aja." Bibinya menawarkan diri. Dia tahu betul kalau Amanda tak terbia
Read more
BAB 59 Cek Sepuluh Miliar (I)
"Lihat itu!" Ronald dengan mata memerah memperlihatkan lagi sederetan foto-foto saat dirinya sedang terbaring di sebelah Simon.Siapa sebenarnya yang mengambil gambar se-private ini, dan dalam keadaan keduanya masih tertidur.Ini adalah kejadian ketika "malam kecelakaan" itu berlangsung. Amanda di foto itu tampak tak mengenakan apapun, untunglah tubuhnya masih ditutup dengan selimut untuk bagian bawahnya. Lalu Simon tampak bertelanjang dada. No!"Aku bisa jelaskan..." Amanda sendiri tak paham siapa pelakunya. Mereka saat itu masih berada di Jerman dan jelas-jelas ketika melakukan hubungan terlarang itu, Amanda dalam keadaan marah. Karena Ronald kedapatan bermalam dengan wanita sok elite dulu itu."Jelaskan apanya! Kamu mau menjelaskan gaya apa yang kamu lakukan dengan Simon saat berduaan di tempat tidur? Atau mau membandingkan aku dengan Simon, begitu maksud kamu?" Kata Ronald membelalakkan mata sampai bola matanya hampir keluar.Amanda tak mau kalah. Dia mengingatkan suaminya denga
Read more
BAB 60 Cek Sepuluh Miliar (II)
"Bu, tadi Amanda ke sini?" Anak lelakinya bertanya karena melihat adanya bekas ban mobil yang lewat di depan rumah. Halaman depan masih belum diberi paving, sehingga masih terjejak jika ada kendaraan besar yang terparkir."Iya." Jawab Ibunya ketus. "Uangnya sudah dikasih?" Dia bertanya lagi sambil berharap ibunya sudah memegang uang yang dibutuhkan."Dikasih apanya? Lha wong tadi pas ke sini ibu lihat ada cek sepuluh miliar di tas, tapi tidak dikasih juga ke ibu." Ibunya curhat perihal Amanda yang diduganya 'lupa' memberikan cek tersebut."Kenapa tidak Ibu ambil saja tadi? Biar semua beres." Anaknya memprotes."Kita tidak boleh segegabah itu. Kalau sampai aku mengambilnya langsung di tas, Amanda pasti akan marah dan tidak jadi memberikan uang itu. Sepuluh Miliar bukan angka yang sedikit, terlebih untuk kita..." Ibunya duduk dan meminum segelas air putih yang sedari tadi digenggamnya."Iya. Itu memang jumlah yang tidak sedikit." Lelaki muda itu mendesah pelan. Membayangkan kalau uang
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status