Lahat ng Kabanata ng Terjerat Hasrat Anak Magang: Kabanata 51 - Kabanata 60
61 Kabanata
51. Nightride?
Benda persegi yang menempel di dinding berwarna putih itu menunjuk angka 2, sudah menjelang pagi. Lelaki dengan tinggi seratus delapan puluh sentimeter itu tiba- tiba saja membuka mata dan tidak bisa tidur lagi. Salahnya karena begitu masuk ke dalam kamar pukul delapan petang tadi dia justru langsung lelap. Meninggalkan Mateo dan Mario yang sejak sore sibuk berdebat berdua tentang beragam teori konspirasi, anime, hingga memeprebutkan anggota girlgroup Korea yang katanya menjadi favorit mereka. Efek samping tumben tidur cepat, bangunnya juga jadi cepat. Sagara frustasi karena justru terbangun di jam- jam rawan begini. Melirik duo yang kini sudah terlelap pulas, Sagara memutuskan untuk keluar kamar. Dia hanya meraih ponsel dan rokok elektriknya. Mungkin sedikit udara dingin dan game di ponsel bisa membuatnya kembali mengantuk. Lelaki itu duduk di balkon belakang kamar, ada kursi panjang disana. Memilih untuk menyamankan diri sebelum pada akhirnya membuka ponsel yang telah dianggurkan
Magbasa pa
52. Menarik Batas
“Semalem lo kemana?”Baru saja menguap lalu menyuap nasi goreng pagi, tiba-tiba saja Mario datang dengan sebuah pertanyaan. Sagara bersikap santai, seolah kepulangannya ke kamar pukul lima pagi itu adalah hal biasa yang tidak disaksikan oleh siapapun. “Gue bangun jam tiga gitu, lo nggak ada di kasur,” tambah Mario. Sagara fokus pada makanannya, “nyebat bentar keluar.”Tak ada tanggapan lebih lanjut dari Mario, sepertinya laki-laki itu sudah cukup dengan jawaban Sagara. Keduanya melanjutkan sarapan mereka, sarapan terakhir sebelum rombongan kembali ke ibukota. Netranya melirik gerombolan wanita yang baru saja memasuki area resto hotel. Salah satunya ada Natalia yang tampil cantik dengan jeans warna gelap dan atasan ditutup outer serta syal. Sagara mengulas senyuman tipis. Tentu saja, mau bagaimana lagi Natalia harus keluar kalau semua tandanya kemarin terukir penuh hingga leher bagian atas? Sempat bersitatap sebentar sebelum akhirnya Natalia memalingkan wajah lebih dulu. “Outbond
Magbasa pa
53. Vitamin
Teh panas yang masih mengepul menggelitik hidung sang putri Xaviera. Rambutnya digulung asal dengan kacamata kerja membingkai wajahnya. Bibir yang tadinya pucat sudah mulai merona kembali. Bersamaan dengan ambisi kerjanya yang menggebu lagi.Natalia memutuskan untuk mengambil beberapa dokumen di ruang kerjanya dan memboyong mereka ke rumahnya. Kembali dari outbond siang tadi, Natalia tak mau buang-buang waktu lagi dan mentitahkan Deana untuk membawa berkas-berkas itu kedalam mobilnya. Sejujurnya Deana telah berulangkali menjelaskan padanya bahwa sebagian besar dari berkas-berkas tersebut masih bisa Natalia kerjakan perlahan di kantor. Namun apa daya? Memangnya siapa yang bisa mencegah Natalia Xaviera dan segala ambisinya?Wanita itu memendam rasa bersalah setelah menggunakan beberapa harinya untuk istirahat di tengah huru-hara dan ramainya proyek yang baru masuk—meskipun itu semua memang dapat diselesaikan dengan baik oleh timnya. Usai membersihkan diri dan sempat tidur selama kur
Magbasa pa
54. Anak Baru
"Kamu yakin sudah periksa proposal dengan teliti sebelum ajukan ke saya?" Natalia lincah mencoret-coret lembaran proposal yang baru saja diserahkan kembali oleh salah satu stafnya. Draf tersebut seharusnya untuk salah satu proyek terbaru mereka. Namun dari apa yang Natalia baca semalaman dan hingga kini, belum ada yang lolos kualifikasi standarnya. Natalia punya standar yang cukup tinggi untuk projek kali ini. "Sudah, bu." Koordinator itu berkeringat dingin. Timnya telah mengerjakan proposal itu selama lebih dari seminggu, namun karena Natalia sempat tidak berada di kantor, mereka baru bisa mendapatkan feedback hari ini. Natalia mendesah pelan, dia membuka kacamata kerjanya dan menatap lurus kearah pria berdasi dihadapannya. Wanita itu mengetuk-ngetukkan pulpen yang digunakannya tadi. "Begini—divisi dua, tim perencanaan," Natalia menutup berkas, sepertinya tidak akan melanjutkan untuk membaca draf tersebut lagi. "Saya berharap banyak pada kalian. Selama ini perusahaan kita
Magbasa pa
55. Pengumuman
Setelan baru karya tangan desainer ternama dan tampilan rambut klimis sempurna membuat penampilan Davian menyala luar biasa pagi ini. Dekorasi mewah dan tamu undangan yang berasal dari kalangan atas, Davian pikir dia tidak akan punya kesempatan berada dalam pesta mewah seperti ini. Tapi lihat? Justru kali ini dialah pemeran utamanya. Lelaki itu berdiri dengan percaya diri. Memperhatikan satu per satu tamu undangan yang nampak memandangnya lalu berhenti pada kedua orang tuanya yang duduk dengan tenang di bangku paling depan. Memberikan senyum terbaik meskipun dia tahu apa yang tengah dirasakan oleh mereka. Menahan sesak di dadanya, Davian tahu kedua orang tuanya itu berusaha keras memaksakan senyum. Telinga siapa yang tidak gatal? Ayah dan ibunya mati-matian menahan diri di tengah pesta megah yang sebenarnya justru menginjak-injak harga diri keluarga mereka. Omongan-omongan buruk para tamu telah sampai ke telinga keduanya. Terang saja, belum rela putra semata wayangnya menikahi
Magbasa pa
56. Minder
"Siapa tuh bule? Anak baru?" Mario baru saja bergabung duduk tepat disebelah Sagara yang memperhatikan secara seksama tawa Natalia terukir ketika ia berbincang dengan orang asing. Mereka baru saja kembali dari tugas luar dan kini memutuskan untuk makan di cafetaria perusahaan. Tepat kala ia menemukan Natalia Xaviera duduk berdua tengah makan bersama laki-laki lain yang tidak Sagara kenali. Siapa dia? Client? Tapi ada lanyard perusahaan yang juga tergantung di lehernya. Sup dalam mangkok kalah panas dari hatinya. Sagara merasakan panas merayap naik ke ulu hati. Hampir membakarnya hingga wajah dan kepala. Jelas sekali bahwa Sagara tengah berusaha menekan rasa cemburunya. "Oliv! Makan disini aja!" Sagara tak terganggu akan kehadiran tiga orang wanita muda yang dia ketahui merupakan staf junior di divisi sebelah. Mulai terbiasa dan memahami makna dari tindakan Mario setelah telinganya menangkap nada kepo dari kalimat sahabatnya itu.Terang saja! Mario mengundang mereka untuk mengo
Magbasa pa
57. Comeback Home
"Sam tinggal sama kita aja, gimana?"Suara sang mama terdengar begitu nyaring di telinga Natalia. Wanita itu hanya bisa mengaduk-aduk makanannya tak berselera. Netranya memang hanya fokus memandang daging dan sayur dihadapannya, namun sama sekali tidak ada suapan yang masuk ke dalam mulutnya. Setelah sekian lama, Natalia akhirnya kembali duduk disini lagi. Merasakan dinginnya meja makan panjang yang amat berjarak antar satu sama lainnya. Hanya ada lima orang yang duduk disana dengan tenang. Bahkan percakapan yang terjalin pun terkesan kering. Padahal katanya ini acara penyambutan, lho!"Nggak, ma! Sam mau tinggal di apart aja sendiri!" Bantah lelaki usia 25 tahun yang baru saja kembali ke Indonesia itu. Samuel boleh punya wajah pekat khas bule, namun entah mengapa logatnya terdengar sangat medok ketika ia bicara dengan bahasa.Airanata Xaviera melirik putrinya dengan tampang ketus, "pasti kamu kan yang pengaruhin Samuel supaya nggak pulang ke rumah?"Di mata Aira, putrinya selalu di
Magbasa pa
58. Dana Gelap
Davian melemparkan pakaian mahalnya sembarangan. Wajah lelaki itu benar-benar merah sekarang. Penampilan rapinya sudah tak tersisa, lelaki itu tidak bisa menyembunyikan kemarahan yang mengelilinginya sekarang. "Sialan!" Umpatan demi umpatan meluncur terus dari bibirnya. Lelaki itu hampir menghancurkan seisi kamar kalau saja dia tidak mendengar suara mobil lain yang kini memasuki pekarangan. Tidak bisa, Davian belum bisa bertindak sejauh itu sekarang. "Semua kepemilikan Ibu Viona sudah dibekukan. Ibu sudah tidak memiliki hak lagi terhadap perusahaan." Kalimat itu terus menggema di kepalanya. Sial, bagaimana bisa hak milik Viona justru dibekukan? Apa yang Viona miliki selama ini ternyata justru belum resmi menjadi miliknya? Jadi apakah pernikahan ini akan sia-sia dan hanya akan merugikan Davian? Dia menikahi janda yang ternyata kaya karena harta titipan saja? Viona memasuki kamar mereka dengan wajah masam. Wanita itu tidak jauh berbeda darinya. Kacau dan syok saat mendengar ke
Magbasa pa
59. Denial
"Lia! Tunggu!" Natalia yang tadinya hampir meraih pintu mobil kini kembali berbalik badan. Menemukan sang nenek berjalan tergopoh kearahnya, tentu saja Natalia tidak bisa tidak menghampiri. Angin malam tidak baik untuk kesehatan, apalagi untuk sang nenek yang nekat keluar tanpa syal ataupun pakaian hangat lainnya. Mobil yang mengantar Samuel sudah beranjak lebih dulu menuju apartmen yang katanya sudah dibelinya lebih dulu. Ada beberapa orang penjaga dan kepercayaan keluarga Xavier yang mengawasi. Tentu saja karena mereka tidak akan membiarkan Samuel berada dalam bahaya kali ini. "Besok malam datang, ya!" Sang nenek menyerahkan kartu nama yang berisi alamat dan nomor telepon disana dengan senyuman teduhnya. Natalia menghela nafasnya lelah, upaya perjodohan lagi. "Nenek, Lia kan sudah bilang tidak mau dijodoh-jodohkan!" Tolak Natalia halus. Nenek Natalia menggeleng, "sekali ini saja. Tolong temui dia besok! Setidaknya, kalau kalian memang tidak berjodoh, kamu akan menemukan se
Magbasa pa
60. Dua Dewasa Tantrum
"Sudah makan?" Perjalanan dari minimarket menuju kediaman Natalia seharusnya hanya memakan waktu lima menit. Namun dengan kecepatan yang justru sengaja Sagara lambatkan dan keheningan yang menguar, Natalia hampir berpikir bahwa dia berada dalam mobil selama lebih dari tiga puluh menit. Tak hanya itu, Natalia memang merasa tidak nyaman setelah hantaman perasaan aneh yang menderanya di minimarket tadi. Wanita itu sesungguhnya hanya ingin cepat-cepat membenamkan dirinya di bawah guyuran shower untuk menjernihkan pikirannya yang terlanjur tidak waras. Berada dalam satu mobil bersama Sagara jelas sama sekali tidak membantu. Nyerinya masih terasa. Ingatan bahwa gadis lain dengan santai menyentuh Sagara membuatnya terbakar amarah. Natalia berdehem tak nyaman saat Sagara secara terang-terangan melirik kearahnya. "Kenapa?" Tanya Natalia pada akhirnya. Sagara melepaskan satu tawa sinis pendek, "tidak dengar pertanyaanku?" Jurus yang membuat Natalia entah mengapa kembali berdesir aneh.
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status