All Chapters of Sistem Pewaris Terhebat: Chapter 711 - Chapter 720

Saat matahari baru saja terbit di ufuk timur, Harold berlari terburu-buru menuju ruangan, melewati para penjaga. Wajahnya tampak sangat tegang dan ketakutan. Harold bergegas mendekati Henry Tolando, mengabaikan seorang dokter yang sedang melakukan pemeriksaan. “Aku mendapatkan kabar buruk, Tuan,” ujar Harold. Henry Tolando sontak terdiam, memberi tanda pada dokter untuk pergi. Ia memaksakan diri menoleh, menatap tajam Harold. Kepalanya mendadak kembali pusing. “Seburuk apa berita yang kau bawa, Harold?” Henry Tolando memaksakan diri untuk duduk bersandar di tumpukan bantal. Ia melihat kedua tangannya bergetar hebat. “Katakan sekarang!” Harold mengembus napas panjang. “Aku baru saja mendapatkan kabar jika musuh berhasil menculik Lucas, Liam, dan juga Levon. Sebuah pasukan mendadak menyelinap setelah meretas sistem keamanan. Semua penjaga yang berada di sana tidak sadarkan diri.” “Apa?” teriak Henry Tolando sembari memegang dadanya. “Sial, kabar ini membuat lukaku terasa

“Kau melamun, Davis,” ujar Alex sembari menyamakan langkahnya dengan Davis. Ia mengendalikan napas terengah-terengah, menyeka keringat di dahi. “Apa kau baik-baik saja, Davis?” tanya Jacob, “kau tampak pucat.”Carlos muncul di belakang Davis. “Kau sebaiknya kembali ke rumah untuk beristirahat agar kondisimu segera pulih.”“Aku akan membuatkan sup lezat untukmu, Davis. Kau juga bisa meminta makanan apa pun yang kau mau.” Hans bergabung beberapa waktu kemudian. “Aku baik-baik saja.” Davis melirik Sammy dan yang lain sekilas. “Aku hanya penasaran dengan Sammy dan yang lain. Mereka ... tampak sangat kelelahan sekarang.”“Apa mereka baik-baik saja, Jacob?”Jacob, Alex, Hans, dan Carlos saling berpandangan sekilas. Mereka mengintip pertemuan rahasia antara Sebastian, Sammy, dan yang lain semalam. Mereka langsung pergi saat melihat Sammy dan yang lain mendapatkan hukuman. Sayangnya, Sebastian mengetahui aksi mereka semalam, dan mengancam mereka dengan hukuman keras jika mereka membocorkan

Daniel terdiam saat melihat Darius di kursi roda. Semua kenangan masa lalunya seketika bermunculan. Bara dendam kembali menyala, membakar hati dan logika. “Semua dosaku berasal dari ketidakadilanmu, Ayah. Kaulah yang paling bersalah sehingga aku harus menyingkirkan Damian dan keluarganya!” batinnya. Darius melihat pantulan Daniel di jendela, terdiam selama beberapa waktu. Ia sebenarnya tidak ingin bertemu dengan putra sulungnya itu sekarang, tetapi ia harus memastikan sesuatu. “Aku di sini, Ayah. Apa yang ingin kau bicarakan denganku?” tanya Daniel sembari mendekat, mengepalkan tangan erat-erat. Darius perlahan berbalik, mengembus napas panjang. Ia sudah mendapatkan informasi mengenai hubungan Daniel, Donald, dan yang lain dari Chris dan Adrian. “Aku bermimpi buruk akhir-akhir ini, Daniel. Kau dan adik-adikku saling berkelahi satu sama lain hingga kalian hancur karena ulah kalian. Aku sungguh tidak ingin mimpiku menjadi kenyataan. Di usiaku sekarang, aku tidak ingin melihat hal b

Hujan mengguyur deras sejak sore hingga waktu makan malam. Petir menggelegar berkali-kali, disusul oleh angin kencang. Media terus memberitakan kejadian bom, teroris, dan para tahanan kabur. Situasi di beberapa kota tampak masih belum aman. Beberapa kerusuhan terjadi sehingga pemerintah belum mencabut status darurat. Di tengah hujan yang masih mengguyur, Red baru saja tiba di sebuah bangunan. Ia memasuki rumah, merenggangkan badan beberapa kali. “Dasar brengsek! Kau pasti bermalas-malasan sehingga kau datang terlambat,” ketus Blue. “Aku sudah membaca detail informasi darimu. Saat aku dalam perjalanan, aku bertemu Ryan Buldone. Aku mendapatkan informasi darinya. Dia memang pernah bertemu dengan Dylan secara langsung dan berbincang dengannya. Dylan memberikan sebuah alat penyamaran padanya.”Red mengamati Lucas, Liam, Levon, Logan, dan Ludwig, yang tidak sadarkan diri di sofa. Ia memanggil sebuah robot, mengamati informasi di layar hologram. “Informasi yang kau kirimkan padaku ter

“Sammy, Don, dan yang lain berada di lokasi kejadian. Apa mungkin mereka sudah tahu jika aku adalah bayi laki-laki itu?”“Tunggu!” Davis memejamkan mata erat-erat. “Apa yang mereka lakukan di sana? Apa mungkin mereka bekerja untuk ayah dan ibuku?”“Tapi, mereka masih remaja saat itu. Mereka terlalu muda untuk bekerja.”Davis sontak terdiam. “Sammy mengatakan dia dan yang lain pernah bergabung di sebuah pasukan milik sebuah keluarga. Pasukan itu bubar karena sebuah insiden yang menimpa keluarga bosnya. Apa mungkin Sammy, Don, dan yang lain adalah anggota pasukan keluargaku?”“Jika benar, itu berarti mereka mengenal orang tuaku.” Davis tersenyum. “Ya, mereka pasti mengenal orang tuaku. Mereka mungkin saja menyadari jika aku adalah anak dari master mereka. Aku harus bertanya pada mereka.”[Peringatan!][Host tidak boleh bertanya soal keluarga Miller pada siapa pun]“Sistem masih melarangku untuk bertanya.”Davis mengamati keadaan sekeliling, mengembus napas panjang, berbaring di ranjang.