Lahat ng Kabanata ng Suami Pengganti untuk Adara: Kabanata 51 - Kabanata 60
316 Kabanata
51). Menyambut Mertua
***"Dan."Danendra yang sedang mengeluarkan barang belanjaaan dari bagasi seketika menoleh ketika Adara menghampirinya."Kenapa, Ra?""Degdegan.""Hah?"Adara menyimpan telapak tangannya di dada. "Jantung aku degdegan, Danendra," ucapnya. "Ngobrol sama Mama Teresa aja udah buat aku keringat dingin, apalagi sama Papa Adam."Danendra terkekeh. "Sebegitu takutnya kamu sama Papa aku?" tanyanya dan Adara mengangguk sebagai jawaban. "Papa aku enggak nyeremin kok, Ra.""Tapi wajahnya-""Garang?" potong Danendra. "Tenang aja, wajah Papa aku emang gitu, tapi baik kok. Percaya deh sama aku, lagian Papa aku masih makan nasi, jadi enggak usah takut.""Dih, kamu tuh.""Boleh minta tolong?""Apa?""Bawain ini," pinta Danendra sambil memberikan kresek putih berisi dua buah cake.Setelah mendapat telepon dari kedua orang tuanya yang akan datang ke apartemen, Danendra dan Adara memang sengaja mampir ke supermarket karena stok makanan di apartemen menipis.Tak pandai membuat makanan, tentu saja Adara
Magbasa pa
52). Perihal Mandi
***"I love you, Ra."Di akhir penyatuan mereka, sebuah ungkapan cinta kembali dilontarkan Danendra untuk Adara dan tentu saja ungkapan tersebut membuat Adara tak bisa menahan lagi senyumannya."I love you too, Dan."Menyudahi semuanya secara perlahan, Danendra menyingkir dari atas tubuh Adara setelah hampir setengah jam kegiatan mereka berlangsung. Menetralisirkan napas, dia memandang langit-langit kamar sambil mengukir senyum."Capek juga ya," ucap Danendra—masih dengan napas yang memburu."Buru-buru banget sih," celetuk Adara.Danendra tersenyum lalu mengubah posisi tidurnya menjadi miring—menghadap Adara. Tersenyum, dia menopang kepalanya sambil memandangi sang istri."Belum puas, ya?"Sadar Danendra sedang memandangnya, Adara ikut mengubah posisi tidurnya sehingga kini dia dan Danendra saling memandang dengan jarak yang dekat."Belum puas apa?" tanya Adara."Itu," kata Danendra sambil menaik turunkan alisnya. "Lanjut nanti malam deh.""Ck, kamu tuh ya. Nanti malam kan kamu jemput
Magbasa pa
53). Memojokkan?
***"Lama banget kalian mandinya, ngapain aja sih?"Keluar dari kamar dengan wajah yang segar, Danendra maupun Adara hanya bisa mengukir senyuman tipis ketika pertanyaan tersebut dilontarkan Teresa yang sudah menunggu selama hampir dua puluh menit di ruang tamu."Enggak ngapa-ngapain, Ma. Mandi aja," kata Danendra.Menuntun Adara, dia mengajak istrinya itu duduk di sofa yang berhadapan dengan Adam juga Teresa. Berbeda dengan Teresa yang protes, Adam justru terlihat santai karena memang sambil menunggu, dia menonton sebuah film."Kaya enggak pernah muda aja kamu," kata Adam pada Teresa. "Pengantin baru biasalah, mandinya pake bumbu-bumbu cinta. Lihat aja rambut mereka basah.""Eh?" Adara refles menyentuh rambutnya yang memang masih basah, karena setelah mandi dia tak sempat menggunakan hairdryer untuk mengeringkan rambut."Ya tapi kan-""Sssst, enggak usah ngomentarin apa yang mereka lakuin, kita juga sering dulu," kata Adam. "Buktinya ada Danendra sama Danish kan, sekarang?""Apa sih,
Magbasa pa
54). Perebut Pacar dan Perebut Suami
***"Lho kok lurus sih, Dan? Kan harusnya masuk?"Felicya mengerutkan keningnya ketika Danendra terus mendorong kursi rodanya. Padahal, seharusnya dia berhenti persis di depan pintu unit apartemen yang baru saja mereka lewati."Kita belum sampai, Fel.""Maksudnya?" tanya Felicya tak paham.Danendra berhenti mendorong kursi roda lalu berdiri, sementara Felicya langsung menoleh ke arahnya."Maksud kamu apa?" tanya Felicya."Lupa tadi siang aku bilang apa?" tanya Danendra. "Sebagai hukuman atas apa yang kamu lakuin ke Adara, aku mau kamu pindah dari apartemen aku.""Kamu serius soal itu?" tanya Felicya.Teresa tak bisa dihubungi sejak sore tadi, Felicya menyangka perempuan itu berhasil membujuk Danendra untuk tak mengusirnya dan ketika Danendra datang untuk menjemput, keyakinan Felicya akan batalnya pengusiran semakin kuat.Namun, kini dia justru dibuat bingung dengan Danendra yang tak membawanya masuk ke apartemen milik pria itu."Kamu pikir aku becanda?" tanya Danendra. "Aku emang baik
Magbasa pa
55). Adara Sakit?
***"Ra, are you okay?"Berdiri di depan pintu kamar mandi, raut kekhawatiran begitu nampak di wajah Danendra ketika kini di dalam kamar mandi sana, Adara terdengar muntah-muntah.Mengeluh tak enak badan sejak semalam, Danendra pikir Adara kelelahan. Namun, pagi ini dia dibuat khawatir karena istrinya itu tiba-tiba saja merasa mual lalu muntah-muntah."Sebentar, Dan."Beberapa menit menunggu, pintu kamar mandi terbuka dan yang dia lihat adalah wajah pucat Adara yang nampak begitu lemas setelah memuntahkan semua isi perutnya."Kamu baik-baik aja?" tanya Danendra khawatir."Perutku masih enggak enak sih," kata Adara sambil mengelus perutnya yang masih dibalut piyama satin."Ke dokter ya," ajak Danendra. "Aku takut kamu kenapa-kenapa.""Aku harus ngantor," kata Adara. "Kerjaanku lagi banyak.""No," jawab Danendra dengan segera. "Gak ada ngantor hari ini, kamu ke rumah sakit sama aku. Kita ke dokter.""Tapi Dan-""Tunggu," pinta Danendra.Berjalan menuju meja nakas, Danendra mengambil pon
Magbasa pa
56). Tes Darah
***"Tahu gini aku naik taksi aja, sama-sama duduk di belakang."Omelan itu akhirnya dilontarkan Felicya ketika dia, Danendra, juga Adara sedang berada dalam perjalanan menuju butik.Adara ikut bersama Danendra, tentu saja yang mengalah untuk duduk di belakang adalah Felicya karena Danendra akan selalu mengutamakan Adara.Sebaik apapun sikapnya pada Felicya, bagi Danendra istri adalah yang utama dan tentunya di atas segalanya. Sedarurat apapun itu, dia tak akan pernah menomor duakan Adara karena kenyamanan perempuan itu paling penting baginya.Apalagi sekarang Adara sedang tak baik-baik saja."Mau turun?" tanya Danendra tanpa menoleh, sementara Adara hanya duduk bersandar sambil menikmati rasa pusing juga mual yang masih ada."Maksud kamu?" tanya Felicya."Barusan kan kamu bilang mendingan naik taksi aja daripada sama aku, tapi duduk di belakang," ucap Danendra. "Kali aja mau turun?""Kamu tega emangnya nurunin aku di jalan?""Daripada kamu enggak nyaman, kan?""Ish." Memeluk kedua ta
Magbasa pa
57). Kabar Mengejutkan
***"Saya sakit apa?"Tak langsung menjawab ucapan Adara, dokter perempuan bernama dokter Ria itu justru mengukir senyuman tipis sambil memandang Adara dan Danendra secara bergantian."Menurut hasil test darah yang baru saja dilakukan, Ibu Adara tidak sakit apa-apa," ucap dokter Ria. "Tapi ibu Adara sedang mengandung."Raut wajah Adara dan Danendra sama-sama terlihat cukup terkejut dengan pernyataan yang baru saja dilontarkan dokter Ria.Tentu saja, tak ada angin, tak ada hujan—bahkan tak pernah disangka sebelumnya, Adara tiba-tiba saja dinyatakan hamil. Bukankah itu terlalu mengejutkan?Apalagi, baik Adara maupun Danendra belum berencana untuk memiliki momongan dalam waktu dekat. Namun, karena semua sudah terjadi, bukankah tugas keduanya sekarang adalah menjaga?"Me-mengandung?" tanya Danendra sedikit tergagap. "Maksud dokter istri saya hamil?""Betul, Pak," kata dokter Ria. "Jika dihitung dari tanggal terakhir Bu Adara menstruasi, sekarang usia kehamilan Bu Adara itu hampir menginja
Magbasa pa
58). Nasehat Danendra
***"Dan, maaf."Dua kata itu akhirnya diucapkan Adara untuk Danendra yang sejak tadi hanya diam sambil mengemudikan porsche hitamnya meninggalkan rumah sakit.Setelah ungkapannya, Danendra memang tak menunjukkan rasa marah sama sekali. Namun, dari diamnya pria itu, Adara cukup sadar jika suaminya itu kecewa dengan ucapannya.Tentu saja. Pria mana yang tak akan kecewa ketika di tengah rasa bahagia karena kehadiran calon buah hati, sebuah ucapan tak siap justru diucapkan dari calon ibu dari anaknya.Sekali lagi, Danendra manusia biasa. Dia tak sesempurna malaikat yang tak bisa marah atau kecewa."Maaf buat apa?" tanya Danendra tanpa menoleh pada Adara."Yang tadi," ucap Adara. "Aku minta maaf, seharusnya aku enggak ngomong gitu sama kamu.""Enggak apa-apa," kata Danendra. "Kamu belum siap itu wajar kok.""Dan.""Hm?""Jangan marah," kata Adara. "Aku seneng kok sama kehadiran janin di rahim aku, cuman aku emang belum sepenuhnya siap, tapi aku janji aku akan menyiapkan diri aku untuk ana
Magbasa pa
59). Permintaan Resign
***"Jadi kapan mau berhenti kerja?"Adara yang sedang menyantap makan siangnya seketika langsung terbatuk ketika pertanyaan tersebut diucapkan Teresa secara tiba-tiba.Mengambil segelas air yang diberikan Danendra, dia berusaha menenangkan dirinya dulu sebelum kembali bertanya pada sang mertua."Maksud Mama?" tanya Adara."Kamu kan hamil, kapan mau berhenti kerja?" tanya Teresa—mengulang lagi pertanyaannya, membuat Adara melirik Danendra dan tentunya yang dilirik cukup paham karena setelahnya dka langsung buka suara."Dara enggak akan berhenti kerja, Ma," kata Danendra."Lho, kok enggak berhenti?" tanya Teresa. Dia kemudian menatap Adara. "Lagi hamil lho kamu ini, enggak boleh capek-capek.""Kerja Dara enggak capek kok, Ma," ucap Adara. "Kan kerjanya di ruangan, jadi irit tenaga.""Tenaga irit, tapi otaknya kerja," ucap Teresa. "Justru lebih bahaya kalau otak yang kerja. Stress dikit, kamu bisa pendaraha.""Jangan ngomong yang jelek dong, Ma," kata Danendra.Teresa mendesah. "Bukan n
Magbasa pa
60). Danendra Tega?
***"Kancingin yang bener sweaternya, Sayang."Danendra mengukir senyum lalu meraih satu persatu kancing cardigan rajut yang dipakai Adara malam ini, untuk menutupi piyama satin abu yang dia pakai.Katanya, hormon selama masa kehamilan bisa berpengaruh pada sikap seorang perempuan. Terkadang berubah menjadi lebih manja, ataupin sebaliknya.Dan sepertinya masa itu sedang terjadi pada Adara, sekarang. Dia yang biasanya memilih tinggal di apartemen ketika Danendra menjemput Felicya, malam ini berbeda.Dengan alasan klasik—tak mau ditinggal sendiri di apartemen, Adara tiba-tiba saja merengek pada Danendra untuk meminta ikut menjemput Felicya.Sadar apa yang dilakukan istrinya bisa saja bagian dari ngidam, tentunya Danendra tak banyak protes dan langsung mengiakan permintaan Adara dengan syarat; perempuan itu harus mau memakai jaket karena cuaca malam ini bisa dibilang cukup dingin."Udah selesai," kata Danendra setelah cardigan yang dipakai Adara berhasil dia kancingkan."Makasih, Dan," k
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
32
DMCA.com Protection Status