Semua Bab Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar: Bab 11 - Bab 20
97 Bab
Gibahan Mantan Mertua
#11Laras merebahkan tubuh lelahnya di kasur kesayangannya. Tangannya segera meraih sebuah guling dan memeluknya erat. Penat yang dirasakan setelah seharian berdiri di panggung perlahan sirna. Semua itu menghilang perlahan setelah tubuhnya menyentuh kasur empuk yang menjadi alasnya tidur.Waktu seperti inilah yang sangat Laras sukai. Setelah bernyanyi, bertemu dengan teman-teman sesama biduan, juga mengenal beberapa orang baru dengan karakter yang berbeda. Laras mencurahkan segala perasaannya pada seonggok guling yang dipeluknya.Bukan karena Laras kehilangan kewarasannya. Ia hanya sedang berupaya untuk menjaga kewarasannya dengan senantiasa mengeluarkan semua unek-unek dan keluh kesahnya pada benda mati itu.Dulu, Laras akan menceritakan apa saja yang ada di pikiran dan hatinya pada Angga. Dulu sekali, saat hubungan mereka masih hangat dan membara. Cara itulah yang Laras lakukan untuk membuat hubungan rumah
Baca selengkapnya
Dilabrak Mantan Adik Ipar
#12 Setelah resmi menjanda, Laras kembali disibukkan dengan aktivitasnya. Dia lebih sering menghabiskan waktunya di luar rumah untuk bekerja demi menghindari berinteraksi dengan para tetangga yang membencinya karena status barunya itu.Hal itu juga bertepatan dengan musim hajatan seperti saat ini, jobnya selalu mengalir deras seperti air. Setidaknya lima hari dalam seminggu dia akan manggung dari satu tempat ke tempat yang lain. Begitulah hari-hari yang dijalani oleh Laras setelah dirinya bercerai.Hari itu dia sengaja datang ke cafe milik Galih karena kebetulan hari itu dia memiliki waktu senggang. Laras juga tak segan untuk membantu menjadi pramusaji dadakan di Cafe. Semua itu ia lakukan untuk mengisi waktu. Mengusir kejenuhan dan juga untuk menafkahi dirinya sendiri.Laras sudah terbiasa mandiri sejak dulu sehingga saat perceraian itu menimpa dia tidak perlu kaget harus bekerja keras sendirian. Sama seperti saat dirinya masih lajang.Sebenarnya, Ayah tiri Laras juga baik. Ia menga
Baca selengkapnya
Angga Berulah
#13 "Nasi goreng seafood di sini rasanya masih sama kayak dulu, ya, Gal," ujar Laras berkomentar setelah menghabiskan seporsi nasi goreng seafood kesukaannya."Hem, bener, Ras. Cita rasanya masih sama walaupun desain tempat ini sudah banyak yang berubah, ya," sahut Galih menimpali ucapan Laras.Keduanya sudah menghabiskan menu yang mereka pesan. Mereka merasa seakan terlempar pada kenangan masa lalu. Masa-masa mereka masih muda dengan segala problematika kecil yang kadang datang menerpa."Aku sudah mendengar semuanya, Ras." Galih berucap tiba-tiba. Ia segera memanfaatkan waktu yang ada untuk mengutarakan sesuatu pada Laras.Bicara empat mata seperti ini, dan dari hati kehati. Galih rasa ini adalah waktu yang tepat."Dengar apa, Gal? Kenapa wajahmu jadi keliatan serius banget?" tanya Laras tak mengerti dengan arah pembicaraan Galih."Aku sudah dengar kalau kamu udah cerai dari Angga.""Terus?" Laras bertanya acuh. Dia sempat terkejut saat Galih membahas tentang perceraiannya dengan An
Baca selengkapnya
Panik
#14Laras pun meyakinkan dirinya dan memutuskan untuk tidak memedulikan Angga yang pingsan tepat di depan rumahnya. Ia masih sangat ketakutan atas tingkah Angga tadi yang tampak bukan seperti Angga yang Laras kenal. Ia merasa Angga sudah banyak berubah.Wanita itu merasa begitu banyak yang berubah sampai-sampai Angga pun berubah di saat mereka sudah resmi bercerai.Laras masuk ke dalam rumah lalu segera membersihkan dirinya di kamar mandi lantas bersiap untuk mandi. Laras ingin sekali bersikap tegas dan menghiraukan keadaan Angga di luar. Akan tetapi, rupanya ia tetap tak bisa begitu saja abai.Sebuah kekhawatiran terbit di hatinya yang terlampau lembut itu.“Kira-kira dia sudah sadar belum ya?” tanya Laras begitu dia keluar dari kamar mandi. Rambutnya yang basah digulung dengan handuknya.Tiba-tiba saja ia menjadi khawatir dan memikirkan Angga.“Biarin aja, deh, Aku udah nggak ada urusan lagi sama dia, ‘kan?” Laras bermonolog lagi untuk sekadar menenangkan kekhawatiran yang muncul.“
Baca selengkapnya
Sugar Baby?
#15“Bu, pelan dong jalannya,” protes Tasya saat langkahnya tak dapat menyaingi langkah Bu Intan yang memburu dan cepat.Bu Intan mengayun langkahnya cukup cepat layaknya orang yang ingin melabrak.“Hih, kamu ini bawel banget, Sya. Bentar lagi mau turun hujan, makanya kita harus cepat-cepat bawa abang mu pulang,” omel Bu Intan menimpali protes dari Tasya.“Iya, Bu, tapi rumah Laras juga nggak jauh dari sini, ‘kan? Ngapain buru-buru coba,” ketus Tasya bersungut-sungut.Waktunya untuk me time terganggu oleh telepon Laras dan hal itu yang membuat Tasya kesal bukan main dengan abangnya."Udah kamu diem deh, jangan ngomel terus. Ibu pusing, tahu! Lagian abangmu itu ngapain coba malah dateng ke rumah Laras bukannya langsung pulang. Malu-maluin aja, sih!" omel Bu Intan sepanjang membawa langkahnya menyusuri jalanan yang sepi dengan Tasya."Tau tuh, Bang Angga nyebelin banget deh!" timpal Tasya.Tak lama keduanya sudah sampai di depan rumah Laras. Mereka langsung menghambur ke tempat Angga te
Baca selengkapnya
Aluna Panik
#16“Eh, malah ngelamun ni anak,” ujar Lis seraya menggerak-gerakan tangannya di depan wajah Laras.Ia menyadari jika Laras mulai diam membisu saat dirinya menceritakan tentang mantan suami Laras.“Ih, siapa yang melamun, Lis,” tolak Laras tak mau membenarkan dugaan Lisa.“Ya, siapa lagi kalau bukan lo yang ngelamun,” sahut Lisa.“Nggak kok.” Laras mengalihkan tatapannya sembari menikmati jus jeruk kesukaannya.“Maaf ya, bukan maksud gue buat lo sedih lagi, Ki. Tapi, gue seneng sih akhirnya lo cerai dari Angga. Pengganti Angga juga nggak lebih baik dari lo. Pokoknya gue yakin deh Angga bakalan nyesel kalau tau boroknya perempuan yang dia pacari itu,” ungkap Lisa membesarkan hati Laras.“Biasa saja kali, Lis. Aku nggak marah juga nggak sedih. Gue sama dia udah cerai, jadi ya masing-masing aja. Sebisa mungkin gue nggak mau ikut campur urusan dia, pun sebaliknya.” Laras berucap tegas, meyakinkan Lisa jika dirinya baik-baik saja walau kini sudah tak lagi bersama Angga.“Udah ah, kita baha
Baca selengkapnya
Masa Lalu Aluna
#17"Gawat!" keluhnya frustrasi.Aluna benar-benar bingung sekarang. Ia harus pergi dan segera menemui Angga di kosannya. Ya, dia sedang berbohong saat ini. Karena sebenarnya dia tidak sedang berada di kosan. Tetapi, ia sedang berada di hotel bersama seorang pria hidung belang yang sudah menjadi langganannya.Ia memutar otak agar bisa pergi dari hotel ini dan segera pulang ke kosan agar Angga tidak menaruh curiga padanya.'Duh, gimana dong! Apa yang harus kulakukan?' desahnya bingung dalam hatinya. Aluna terus berpikir hingga tiba-tiba ia menemukan ide untuk bisa pergi dari hotel ini."Om, maaf banget ya, aku harus pergi sekarang. Ada urusan penting yang mendadak buat ngerjain tugas ngampus." Aluna memulai aksinya berbohong pada pria paruh baya yang tengah duduk menyandarkan punggungnya di tepi ranjang.Ia melangkahkan kaki jenjangnya menghampiri pria itu dan merayunya agar membiarkan dirinya pergi untuk mengurus sesuatu yang berkaitan dengan kuliahnya."Om, kayaknya Aluna nggak bisa
Baca selengkapnya
Masuk Perangkap
#18Saat mendengar keluh kesah Angga yang mengatakan jika lelaki itu sangat ingin memiliki anak. Aluna langsung segera berpikir untuk memanfaatkan situasi. Ia merasa jika mungkin hadirnya Angga adalah jawaban dari semua masalahnya'Aku harus mendapatkannya malam ini juga.' Ia menggumam dalam hati. Isi kepalanya seakan penuh dengan rencana-rencana bagus untuk menjerat Angga. Ia menyeringai licik.Aluna telah menemukan seseorang yang akan bertanggung jawab atas kehamilannya. Ia tak peduli jika perbuatannya ini akan membuat sebuah rumah tangga akan hancur atas kehadirannya yang tiba-tiba datang tanpa permisi.Ia sempat berpikir tentang sosok Laras, yang namanya selalu disebut oleh Angga beberapa kali. Aluna dapat membayangkan bagaimana cantiknya wajah istri Angga, hanya dengan mendengar namanya. Sekali lagi, Aluna tak mau peduli.Tujuannya malam ini adalah membuat Angga menyentuhnya dengan penuh gairah malam ini. Ia sudah tak dapat berpikir dengan jernih lagi, dan siap dengan konsekuensi
Baca selengkapnya
Melamar Aluna
#19Sejak kejadian di hotel malam itu, hubungan Angga dan Aluna semakin dekat. Walaupun Angga tak seloyal layaknya om-om yang dikencaninya, tapi Aluna tak pernah mempermasalahkan hal itu. Dia hanya butuh Angga sebagai ayah bagi bayi yang sedang dikandungnya sekarang.Aluna memang licik. Dia sengaja menipu Angga habis-habisan. Dia bahkan telah merencanakan segalanya dengan matang saat menjebak Angga.Saat Aluna mengabarkan jika dirinya tengah hamil, Angga pun begitu bahagia. Angga tak pernah menaruh sedikitpun rasa curiganya pada Aluna saat gadis itu positif hamil."Mas, aku hamil!" pekik Aluna girang saat menyodorkan stik test pack dengan garis dua yang menghiasinya. Ia segera memeluk Aluna saat kabar itu datang. Lengkungan di bibir Angga mengembang dengan sempurna.Angga yang sedang berkunjung di kosan Aluna pun, tersenyum sumringah. Kabar itu bagaikan angin segar untuk hidupnya yang sempat hampa. Ia dapat membuktikan jika dirinya tidak bermasalah meskipun tidak pernah memeriksakan k
Baca selengkapnya
Ide Licik Tasya
#20Angga sebagai lelaki satu-satunya di keluarga mereka, merasa sangat bertanggung jawab untuk memastikan agar Tasya, adiknya tidak salah dalam pergaulan. Mengingat pergaulan yang saat ini sudah cukup bebas. Membuat Angga takut jika Tasya akan terjerumus dalam pergaulan yang salah.Dan jika sampai itu terjadi, Angga tidak akan memaafkan dirinya sendiri. Jika terjadi sesuatu pada Tasya karena kelalaiannya sebagai seorang kakak, Angga akan mengutuk dirinya sendiri.Setelah perbincangannya dengan Bu Intan malam itu, Angga dan keluarganya sudah mulai disibukkan dengan mempersiapkan pernikahannya dengan Aluna. Terhitung setelah sebulan resmi bercerai dari Laras, Angga akhirnya akan menikah lagi dengan wanita pilihannya.Kabar pernikahan Angga dan Aluna juga berembus di telinga Laras. Tentu saja hal itu pasti terjadi karena mereka memang tinggal bertetangga. Kabar seperti itu jelas akan mudah untuk diketahui walaupun Laras tak pernah mencari tahu.Ia tak mau peduli dengan kabar itu, dan ha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status