All Chapters of Jerat Cinta Dokter Tampan: Chapter 21 - Chapter 30
39 Chapters
21. Perempuan Tanpa Mahkota
Karena merasa khawatir maka setelah merebahkan tubuh Kia di atas ranjang Bimo tak langsung mandi. Bimo hanya melepaskan bokser basah yang dikenakannya lalu membalut tubuhnya dengan handuk. Gegas Bimo ke luar dari kamar mandi."Sayang jangan menangis lagi please.." mohon Bimo yang kini duduk di tepian ranjang sembari membelai rambut Kia yang masih basah."Maafkan aku Mas, pasti Mas Bimo marah dan kecewa sama aku kan?" ucap Kia dengan memeluk kedua lututnya. Bahkan Kia tak peduli lagi dengan penampilannya yang tak bisa dibilang berantakan lagi. Kia tampak kacau dan frustasi padahal baru beberapa menit yang lalu ia begitu terlena dengan perlakuan Bimo kepadanya. Kia benar-benar takut saat dalam benaknya terus berdengung, "Kamu perempuan kotor. Perempuan hina!""Cukup Kia! Jangan ucapkan kata-kata itu lagi! Sudah ku katakan padamu jika aku menerima dirimu apa adanya," tukas Bimo sembari memeluk tubuh Kia dengan erat. "Apa yang selama ini aku yakini kini telah terbukti Sayang
Read more
22. Perempuan Tanpa Mahkota 2
Tubuh Kia seketika menegang. Ucapan nakal Bimo tentu saja menghadirkan desiran dalam dirinya. Kia perempuan dewasa yang tentu saja paham ke mana arah pembicaraan Bimo. Tapi Kia ragu dan malu untuk mengakui jika semua kata-kata manis dan nakal yang selalu dilontarkan oleh Bimo mempengaruhi hatinya."Tenanglah! Aku cuma bercanda. Masih banyak waktu untuk kita mengulangnya. Jadi sekarang mari kita istirahat." Bimo memaksa Kia untuk kembali merebahkan tubuhnya. "Sekarang pejamkan matamu!" Titah Bimo seraya memeluk tubuh Kia layaknya guling."Jangan gini Mas! Aku gerah tidur pakai jubah mandi gini!" Keukeuh Kia merasa tak nyaman dengan bathrob yang dipakainya.Terdengar Bimo menghela napas panjang lalu melepaskan Kia dari dekapannya. Tapi bukan berarti Bimo melepaskan Kia begitu saja. Bimo mengambil kaos miliknya yang berada di gantungan lalu memberikan kepada Kia. "Malam ini aku nggak akan kasih izin kamu turun dari ranjang!" ucap Bimo seraya menyerahkan kaos tersebut k
Read more
23. Laki-Laki Posesif
Kia menatap Bimo yang tengah menelepon pengirim pesan misterius tersebut dengan gelisah. Kia takut Bimo salah paham padahal dirinya pun tak tahu siapa pengirim pesan misterius tersebut. Apalagi dari tadi Bimo menatapnya tanpa jeda dengan ekspresi yang tak mampu didefinisikan. Tatapan yang baru pertama Kia terima dari laki-laki itu."Siapa kamu?" ucap Bimo dingin ketika panggilan teleponnya diterima oleh seseorang entah berantah tersebut."Jangan pernah mengganggu Kia lagi! Klo ada urusan penting silahkan bicara dengan saya, suaminya," imbuh Bimo seraya menahan emosi karena tak ada suara apapun dari seberang sana kecuali suara musik yang sedang diputar. Lalu tak lama sambungan telepon itu terputus yang sukses meloloskan umpatan kasar dari bibir Bimo.Kia tercengang melihat ekspresi Bimo ketika marah yang baru pertama kali dilihatnya. Laki-laki yang biasa mengumbar senyuman manis dan jenaka itu seketika berubah menakutkan. Kia mengamati secara detail setiap perubahan wajah
Read more
24. Laki-Laki Posesif 2
"Oya? Mas Bimo percaya dengan cinta pada pandangannya pertama?" sahut Kia merasa penasaran. "Aku sih nggak. Bagiku cinta itu lahir dari sebuah kebiasaan," imbuh Kia mengatakan apa yang dirasakannya. Dua kali Kia merasakan jatuh cinta dan semua berawal dari pertemanan. Pertama teman SMA dan terakhir Zyan teman satu organisasi di kampusnya."Percaya karena aku telah mengalaminya sendiri," jawab Bimo lalu memberi jeda. "Tapi sayangnya perempuan itu tidak pernah peka. Aku jatuh cinta pada seorang perempuan yang bahkan tak pernah menganggap ku ada.""Ya ampun kasihan banget Mas Bimo. Itu namanya karma, makanya jadi laki-laki itu jangan pernah mempermainkan hati perempuan," timpal Kia dengan tergelak. Sungguh Kia tak menyangka laki-laki playboy penebar pesona seperti Bimo pernah diacuhkan seorang perempuan. Secara fisik Kia akui Bimo jauh di atas standart. Tampan dan seksi tentunya. Hanya saja selama ini Kia paling menghindari laki-laki tipe seperti Bimo. Penebar pesona, bermulut
Read more
25. Mawar Kuning
Warning 18++Kia duduk di bibir ranjang dengan ekspresi dingin saat Bimo masuk ke dalam kamar. Perlahan Bimo menutup pintu kamar lalu berjalan mendekat. Kia bergeming seolah tak menyadari Bimo di sana. Bimo lalu duduk di samping Kia.“Kamu kenapa? Apa aku berbuat salah?” ujar Bimo yang tetap diacuhkan oleh Kia. “Aku minta maaf klo salah. Tapi aku mohon jangan ditunjukkan di hadapan Ayah dan Bunda. Aku nggak mau mereka khawatir,” imbuh Bimo seraya perlahan meraih jemari Kia. Ia bawa jemari lentik itu di pangkuan lalu menggenggamnya dengan kedua tangan.Kia masih saja acuh. Perempuan itu menatap lurus dengan pandangan menerawang. Membuat Bimo merasa khawatir. Sebenarnya apa yang membuat perasaan hati Kia berubah dengan cepat. Padahal tadi pagi mereka masih baik-baik saja, bahkan mereka kembali bercinta dengan penuh hasrat. Bukan dari paksaan atau sekadar melaksanakan sebuah kewajiban. Percintaan mereka tadi benar-benar murni kemauan mereka berdua.“Kia sayang, bicarala
Read more
26. Mawar Kuning 2
WARNING 18++Kia menelan saliva saat melihat sesuatu yang menantang itu tepat di depan matanya. Tiba-tiba Kia ingin mencoba hal yang pernah dibacanya dari novel. “Lakukan!” Bimo mendekatkan tubuhnya. Lalu dengan memejamkan mata Kia mulai membuka mulutnya. Ada yang aneh memang tapi rasa keingintahuan Kia jauh lebih besar. Maka Kia mulai menggerakkan lidahnya. Membelai milik Bimo di dalam mulutnya. Menyadari Kia mulai mengerti keinginannya Bimo memegang kepala Kia dan mulai menggerakkan tubuhnya. Kia yang mulai terbakar gairah terus memberikan kenikmatan yang Bimo inginkan.“Ini sangat nikmat Sayang,” racau Bimo dengan mata terpejam kala sensasi luar biasa ia dapatkan. Tak salah dirinya menikahi perempuan yang cepat belajar dan beradaptasi seperti Kia.Saat Kia terengah-engah Bimo segera menarik miliknya lalu menunduk. Menatap ke dalam mata sebening madu yang telah berkabut gairah di hadapannya. Sekarang giliran Bimo beraksi untuk memanjakan Kia. Laki-laki itu mulai m
Read more
27. Firasat Buruk
Satu bulan kemudian….“Sayang seingat aku tamu bulanan kamu belum datang sejak kita melakukan hubungan yang pertama ya?” ujar Bimo yang saat ini tengah duduk di kursi ruang makan seraya memperhatikan Kia yang sedang memasak.Setiap pagi seperti itulah yang Bimo lakukan bersama sang istri. Kia memasak untuk sarapan sedangkan Bimo melakukan pekerjaan rumah yang lain bisa mencuci dan menjemur pakaian, menyapu, membersihkan kamar mandi, merapikan kamar, atau jika tidak ada pekerjaan lain Bimo lah yang memasak. Rutinitas sederhana yang berhasil membangun kedekatan emosional di antara mereka berdua. Yang Bimo suka dari Kia itu adalah, perempuan itu tidak pernah sungkan-sungkan mengatakan apa yang diinginkan atau dirasakannya. Misal Kia tidak menyukai pakaian yang dikenakan Bimo maka Kia akan secara langsung mengatakan dan memilihkan pakaian lain untuknya. Urusan ranjang pun mereka sepakat untuk berkata jujur seandainya merasa tidak nyaman. Dengan begitu hubungan mereka kini kian a
Read more
28. Firasat Buruk 2
Siangnya ternyata rencana Kia gagal. Tanpa memberikan kabar Bimo tiba-tiba datang ke kantornya dengan membawa nasi kotak untuk makan siang mereka berdua. Jadi agar tidak mengganggu waktu mereka berdua Kia kembali menghubungi kepala HRD untuk datang ke ruangannya esok harinya.“Mas Bimo kenapa datang nggak bilang-bilang sih?” tegur Kia sembari melihat nasi kotak yang dibawa sang suami.Bimo mengulas senyuman lantas berujar, “Emang nggak boleh aku datang?”“Bukan gitu Mas. Kan Mas Bimo nggak perlu repot-repot gini. Aku bisa pesen go food aja,” tukas Kia khawatir Bimo tersinggung. Kia lantas beranjak untuk mengunci pintu dan memeriksa gorden untuk berjaga-jaga jika tiba-tiba ada orang masuk. Menjadi istri Bimo hampir dua bulan tentu Kia sudah hapal kebiasaan suaminya. Mana bisa Bimo diam ketika mereka sedang bersama.“Aku kangen aja sama kamu,” jujur Bimo lalu menarik tangan Kia yang baru saja menutup pintu. Membawa sang istri ke atas pangkuannya.“Iseng banget, bar
Read more
29. Terulang Kembali
Bimo langsung saja menuju rumahnya. Mencoba tetap tenang dan berpikir positif jika Kia sudah berada di rumah. Mungkin saja ponselnya sedang kehabisan daya dan atau Kia sedang mandi. Selagi perjalanan pulang Bimo menelepon Azka untuk memastikan keberadaan Kia. Ternyata Kia tidak berada di sana, membuat Bimo semakin cemas.“Mas kencengin dikit ya?” ucap Bimo kepada driver ojek yang ditumpanginya.“Baik Mas,” sahut driver tersebut lalu menambah kecepatan motornya.Jantung Bimo berdebar kencang saat mendapati rumah mereka dalam keadaan sepi dan gelap, yang berarti Kia belum pulang. Gegas Bimo masuk dan menyalakan semua lampu. Kembali Bimo menghubungi Kia dan hasilnya sama. Ponsel Kia masih tidak aktif. Bimo segera mengeluarkan motornya. Berniat mendatangi rumah mertuanya karena Bimo sendiri tidak mengetahui teman-teman Kia selama ini.Sekitar 10 menit Bimo baru sampai di kediaman Alfarizi yang mewah. Tepat saat Bimo hendak memencet bel pintu terbuka.“Ada apa Bim?” t
Read more
30. Terulang Kembali 2
Bimo hanya bisa terdiam. Tak mampu berbuat apa-apa. Hanya deru napasnya yang memburu sebagai tanda jika laki-laki itu telah dikuasai oleh amarah. Arfan menatap semua yang ada di sana lalu berjalan ke luar dari ruang monitor tersebut kemudian disusul dengan yang lain. Sembari berjalan Bimo membayangkan Kia yang sedang menangis dan ketakutan. Air matanya pun menetes begitu saja tanpa mampu dibendungnya. Baru saja mereka merasakan kebahagiaan. Baru saja Bimo hampir berhasil menyembuhkan rasa trauma Kia. Tapi laki-laki bajingan itu justru kembali datang ingin merusak semua usaha yang telah dilakukannya.***Lamat-lamat Kia membuka kedua mata. Namun rasa sakit di kepala yang membelenggu membuatnya kembali memejamkan mata. Hanya kesunyian yang ia rasakan. Perlahan Kia memulai mengingat-ingat kegiatannya hari ini. Dimulai dari bangun tidur, salat, menyiapkan sarapan, berangkat ke kantor, dan bercumbu bersama suaminya di kantor. Semua kegiatan itu memutar di benak Kia secara be
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status