All Chapters of CEO ATASANKU ITU SUAMIKU: Chapter 21 - Chapter 29
29 Chapters
BAB 21. TULUS MENCINTAI SANG CEO
"Apakah Kak Dika tetap akan bekerja? Mengingat nanti ada pertemuan dengan rekan bisnis dari luar negeri?" tanya Fahri yang sudah memanggil Mahardika dengan sebutan 'kak'."Tentu aku akan berangkat, ini rekan bisnis kita sejak lama dan tidak boleh di sia-siakan," jawab Mahardika tegas."Apa tidak sebaiknya kak Dika cuti dulu, tentu capek dan kalian butuh momen berdua," kata Fahri yang tidak habis pikir dengan Mahardika yang semangat dan keseriusan dalam berbisnis tidak perlu di ragukan."Aku akan mengajak dia juga, jadi jangan khawatir," jawab Mahardika dengan wajah dinginnya."Biar ayah yang menemui mereka, sekalian ayah mau mengajak paman Anton untuk bertemu mereka," ucap Handoko yang mengagetkan Mahardika dan Fahri."Serius? Ayah enggak keberatan? Dan Paman apa tidak capek?" tanya Mahardika karena pamannya baru datang pagi dan belum sempat istirahat."Tenang saja anak muda, paman akan baik-baik saja dan rasanya itu akan lebih mengasikkan," kata Anton yang akhirnya di setujui oleh Ma
Read more
BAB 22. TERPESONA DENGAN USTADZ
"Mmuuah, makasih sayang sudah memberikan untukku," bisik Mahardika dengan mencium pipi putih Arsyila. Arsyila masih nampak ngantuk karena begadang semalaman."Hmmm, ngantuk, Mas," ucap Arsyila nampak manja, dia bahkan menarik Mahardika untuk dia peluk."Hmmm, sekarang manja, ya?" Mahardika membalas dengan pelukan. Dia sendiri jadi malam untuk bangun. 'Untung di beri cuti 1 minggu sama ayah,' gumam Mahardika yang masih bisa di dengar oleh Arsyila. Arsyila membuka matanya, lalu melihat ke arah suaminya."Kita di beri cuti 1 minggu, mas? Lama banget," protes Arsyila membuat Mahardika mengernyitkan keningnya merasa bingung."Apakah kamu tidak suka?" tanya Mahardika heran."Bukannya tidak suka, tapi rasanya bahaya untuk kita." Mahardika merasa bingung."Kenapa bisa begitu?" Arsyila menarik napasnya dengan panjang mendengar pertanyaan dari suaminya."Apakah kita akan selalu melakukan seperti semalam?" Arsyila terlihat meringis mengucapkannya. Mendengar itu, Mahardika tersenyum gemas."Tent
Read more
BAB 23. BIDADARIKU
Mahardika mengajak Arsyila ke Villa milik keluarganya. Arsyila nampak menikmati pemandangan selama perjalanan. Kali ini Mahardika sengaja tidak membawa supir, dia hanya ingin menghabiskan waktu berdua bersama Arsyila.Arsyila membuka jendela mobilnya, dia melihat pemandangan yang nampak hijau dengan di kelilingi tumbuhan teh dan ada beberapa orang yang memetik teh di sana.Arsyila sendiri terlihat tersenyum kagum dengan pemandangannya.“Apakah kamu suka, Sayang?” tanya Mahardika begitu antusias“Sangat suka sekali, Mas,” jawab Arsyila sangat bahagia.Arsyila menyandarkan kepalanya pada pundak Mahardika membuat Mahardika memperlambat laju kendaraan mobilnya.“Makasih, Mas,” kata Arsyila sembari mengecup singkat pipi kiri Mahardika.“Yang kanan belum, Sayang,” ucap Mahardika penuh canda.“Nanti saja saat di Villa kita lanjut.” Dengan beraninya Arsyila berkata demikian. Mahardika tertawa merasa gemas dengan ucapan dari Arsyila.“Sekarang sudah berani, ya?” Arsyila dengan segera membungka
Read more
BAB 24. FAHRI & AMIRA
“Amira apa yang kamu lakukan?” gertak Fahri yang menemukan Amira dalam pengaruh alkohol bersama dengan beberapa teman cewek lainnya.“Sayang, kamu datang? Ayo kemarilah bergabung dengan kita,” ucap Amira separo dalam kesadarannya.“Ayo kita pulang,” ucap Fahri sangat marah. Inilah yang menjadi tugas beratnya dalam menghadapi Amira, bahkan setahu Fahri Amira tidak pernah minum alkohol sebelumnya.“Cowok kamu ganteng sekali, Mir, boleh enggak buat aku?” ucap salah satu teman Amira membuat Amira sedikit sadar.“Apa kamu bilang? Dia hanya milikku, aku sangat mencintainya,bahkan aku rela berjuang untuk mendapatkannya,” ucap Amira marah, bahkan Amira telah menggandeng tangan Fahri dengan agresif.“Santai cantik, bercanda saja,” ucap teman Amira tak ingin Amira marah.Fahri tak berkata lagi. Dia segera menggendong Amira untuk segera dia bawa pulang.Amira terlihat memukul-mukul punggung belakang Fahri karena memberontak, tetapi fahri tak menghiraukannya.Fahri segera membawa masuk Amira ke d
Read more
BAB 25. MENJAGA KESUCIAN
"Ini tidak boleh di biarkan, aku harus video call Fahri untuk memastikan jika mereka tidak sedang berbuat yang tidak benar," ucap Mahardika membuat Arsyila takut."Maksud aku bukan begitu, Mas. Maksud aku Amira tentunya akan di jaga oleh kak Fahri. Tahu sendiri bukan jika kak Fahri orang yang sangat bertanggung jawab dan tertib," kata Arsyila sembari menarik tangan Mahardika agar tidak menghubungi Fahri."Tapi, tetap saja aku tidak tenang." Mahardika segera menghubungi Fahri.Namun, sudah berkali-kali menghubungi Fahri, dia tak kunjung menjawab panggilannya."Mas, ini masih jam dua malam, tentu mereka masih nyenyak dalam tidurnya," kata Arsyila mencari alasan yang masuk akal agar suaminya bisa mengerti.Mahardika nampak mengacak rambutnya asal. Dia bingung sendiri. Ingin pulang juga tidak mungkin karena jarak villa dengan kota mereka cukup jauh, belum kagi ini momen honey moon untuk mereka."Tenanglah, percayalah pada kak Fahri," Arsyila mendekati suaminya, lalu mengelus dada Mahardik
Read more
Bab 26. KEPERGOK KERAMAS
Pagi harinya, Fahri lebih dahulu bangun.Fahri tersenyum saat melihat Amira tidur pulas dengan membawa kaos oblong miliknya yang terlihat kebesaran pada tubuh Amira."Hmmm," ucap Amira sembari menggerakkan tubuhnya hampir mengenai Fahri yang saat ini duduk di samping Amira yang berniat untuk membangunkannya."Mas," ucap Amira bersamaan dirinya mengucek mata agar lebih mudah melihat Fahri. Fahri terlihat hanya tersenyum.Tiba-tiba Amira memeluk Fahri begitu erat, entah apa yang Amira pikirkan sehingga Amira terlihat ketakutan."Kita sudah jadian kan mas?" tanya Amira seolah memastikan dengan apa yang telah terjadi semalam.Fahri membalas pelukan dari Amira, lalu melerai pelukannya dan membingkai wajah Amira serta merapikan rambut Amira yang berantakan."Iya, kita sudah jadian." Amira meneteskan air matanya saking terharunya. Dirinya merasa perjuangannya selama ini tidak sia-sia."Mas," ucap Amira lagi dan memeluk Fahri lagi. Fahri kini membalas pelukan Amira karena merasa jika Amira ga
Read more
BAB 27. TANDA CINTA
Mahardika merasa kesal karena momen honey moon mereka harus diganggu oleh Amira dan Fahri yang tiba-tiba datang."Huh, kenapa datang enggak bilang-bilang?" tanya Mahardika dengan muka juteknya."Mas..." Arsyila nampak menenangkan sang suami. Tentu Arsyila paham sikap sang suami saat tidak mau di ganggu."Biasa,enggak kaget. Memang sikap kak Dika terkadang seperti itu," ucap Amira membuat Fahri tertawa. Tentu Amira dan Fahri paham bagaimana sikap Mahardika."Ganggu saja," umpat Mahardika semakin membuat Amira, Fahri dan Arsyila tertawa."Kenapa tertawa? Aku lagi marah lo ini," ucap Mahardika di buat sedingin mungkin wajahnya."Memang kita datang sengaja ingin mengganggu pengantin haru. Takut kakak terlalu menyiksa kak Arsyila," canda Amira dengan tertawa. Amira sendiri senang jika harus membuat Mahardika kesal."Kesel benar. Fah, ajari tu calon istri lo, jangan suka ganggu. Lagian lo juga di ajak jemput ke sini mau-mau aja," protes Mahardika sembari menoyor kening Fahri membuat Fahri m
Read more
BAB 28. SAKA AL-GHIFARI
Kini Mahardika, Arsyila, Fahri dan Amira pulang bersama. Walaupun Mahardika masih marah, dia tak berani berucap kasar lagi seperti sebelumnya."Kak, kak Dika masih marah kah?" tanya Amira berbisik di telinga Arsyila."Sudah, tenang saja, itu urusan kakak." Tiba-tiba Arsyila menjadi sosok yang dewasa di depan Amira. Amira tersenyum bahagia sembari memeluk Arsyila. Sedangkan Fahri dan Mahardika hanya bisa meliriknya dari kaca dalam mobil karena posisi mereka berada di depan."Hmm, rasanya sangat lapar," kata Arsyila membuat Mahardika mengerem mobilnya secara mendadak."Aww! Kenapa ngerem mendadak sih?" Protes Arsyila dan Amira hampir bersamaan, begitupun dengan Fahri juga ingin protes."Sayang, kamu lapar?" Mahardika seolah cuek akan komplen dari Arsyila dan Amira. Mahardika hanya ingat jika pagi tadi Arsyila hanya makan dikit karena tidak enak badan."Iya, aku sangat lapar," kata Arsyila menggemaskan."Baiklah kita makan dulu," jawab Mahardika sembari mengelus ujung kepala Arsyila pe
Read more
BAB 29. GEMPITA DI USIR DARI RUMAH
"Iya, yah, aku mencintai laki-laki lain, aku tidak mencintai Mahardika. Aku bersikap begitu karena ambisi ayah yang menginginkan aku menikah dengan Mahardika," ucap Gempita jujur. Selama ini dia tertekan dengan perasaannya sendiri.“PLAK!” tamparan melayang pada pipi Gempita, membuat Gempita terkejut dengan tamparan itu.“Ayah! Apa yang ayah lakukan? ayah menamparku?” Gempita begitu kaget mendapatkan perlakuan demikian dari sang ayah.“Dasar anak bodoh, kenapa kamu mencintai laki-laki lain? Sedangkan kamu akan menikah dengan Mahardika. Dia penyelamat perusahaan kita, Gempita. Kamu harus ingat itu, jika tidak bisa kamu harus siap hidup gelandangan,” ucap ayah Gempita begitu egois.“Terserah ayah, yang jelas, ayah terlalu ambisi. Asal ayah tahu, Mahardika sudah memiliki kekasih,” jawab Gempita sesuai dengan apa yang dia lihat waktu itu.“Ayah tidak mau tahu, yang jelas kamu harus mendapatkan Mahardika, jika kamu masih membantah, silakan pergi dari rumah ini!” usir ayah Gempita membuat G
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status