CEO ATASANKU ITU SUAMIKU

CEO ATASANKU ITU SUAMIKU

Oleh:  SHOFWATA AYUN  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
26Bab
192Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mahardika, seorang CEO sangat mencintai Arsyila yang statusnya sebagai office girl di perusahaannya. Mahardika selalu menerima penolakan dari Arsyila karena status mereka yang berbeda. Menjadi seorang istri CEO tidaklah membuat Arsyila merasa bangga, bahkan mereka merahasiakan pernikahan mereka hingga sebuah gosip miring akan hubungan mereka tersebar. Mampukah Arsyila mengakui dirinya sebagai istri dari seorang CEO?

Lihat lebih banyak
CEO ATASANKU ITU SUAMIKU Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
26 Bab
BAB 1. CEO ATASANKU
“PANAS! Kerja itu yang becus!” Amira memandang Arsyila dengan tatapan dengki. “Lihat, gara-gara kamu, tanganku jadi merah ketumpahan air panas! Matamu ditaruh mana, sih?”"A-aku bisa jelaskan," ucap Arsyila dengan tubuh gemetar saat semua orang mengerubunginya."Apa? Apalagi yang ingin kamu jelaskan? Semua orang melihat, kamu sengaja nyiram teh panas itu ke tanganku, kan? Berani sekali karyawan sepertimu berbuat lancang!?" Amira ingin menampar pipi Arsyila, tapi tangan kanannya tidak kuasa menahan panas."Maaf, Non. Saya tidak sengaja. Sungguh, saya berani sumpah, saya tidak pernah bermaksud menyiram tangan Nona Amira.” Arsyila ingin memaki Amira, tapi dia sadar, dia hanya pegawai biasa yang beruntung bisa bekerja di sini karena ayah gadis sombong itu.Arsyila adalah anak yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan. Dia bekerja di tempat Pak Handoko tak lain ayah dari Amira karena permintaan Pak Handoko sendiri karena mengetahui jika Arsyila ingin melanjutkan pendidikannya di jenjang
Baca selengkapnya
BAB 2. DIA MENGENALIKU
“Terserah! Lebih baik aku pulang saja.” Arsyila bangkit dari duduknya dengan tergesa-gesa.“Tunggu!” cegah Kayla yang masih ingin melanjutkan ucapannya.“Semakin lama di sini, semakin membuatku emosi.” Arsyila pergi dan tak menghiraukan lagi ucapan dari Kayla.Sepanjang perjalanan, Arsyila masih mendengus kesal dengan kelakuan Amira.‘Ada gitu, ya, orang aneh kayak nenek lamper si Amira itu?’ monolog Arsyila sembari meremas-remas telapak tangannya sebagai pelampiasan perasaan marahnya.‘Dia yang merebut nampan, dia juga yang menyiram tangannya pakai air panas, kenapa jadi aku yang dimarahin?’ Dengusan rasa kesal masih terlihat jelas pada diri Arsyila.“Arsyila, kamu sudah pulang, Nak?” tanya Khotijah, ibu panti yang merawat Arsyila sejak masih bayi.Arsyila merasa kaget dengan sapaan dari Khotijah. Sejenak, Arsyila menata hatinya agar tidak terlihat sedang marah.“Iya, Ibu, Arsyila sedang tidak enak badan,” jawabnya bohong. Arsyila memang tidak ingin jika Khotijah mengetahui dirinya d
Baca selengkapnya
BAB 3. JATUH CINTA DENGAN OFFICE GIRL
Tak terasa Arsyila tersenyum mengetahui jika Mahardika telah mengenalinya.‘Ingat Arsyila, kamu hanya anak yatim piatu, tidak mungkin jika kamu akan berjodoh dengan Tuan Mahardika.’ Seketika Arsyila menepis jauh-jauh harapannya. Tentu bagi Arsyila itu hal yang sangat mustahil.Setelah menenangkan dirinya, Arsyila memilih menghabiskan waktunya untuk bermain dengan anak-anak panti dan sesekali dia membantu ibu panti menyiapkan makan sore untuk mereka semua.Terlihat Mahardika yang masih menasehati Amira. Amira yang keras kepala membuat Mahardika harus lebih sabar untuk menyikapinya."Kamu harus menemui Ayah dan meminta maaf atas kesalahan Kamu, lalu Kamu bilang sama Ayah untuk berjanji mengajak office girl itu masuk kerja lagi," kata Mahardika begitu santai.“Tidak! aku tidak mau,” tolak Amira membuat Mahardika mendengus kesal.“Terserah, Mas pastikan jika Fahri akan menjadi milik orang lain.” Tentu Mahardika punya seribu cara untuk mengatasi keegoisan Amira. Terlihat Amira yang mendeng
Baca selengkapnya
BAB 4. MENGABDIKAN HIDUPMU UNTUKKU
Amira masih ingat akan perkataan Handoko, setelah bilang ingin menjodohkan ke duanya anaknya, Handoko tidak memberi tahu dengan siapa mereka akan di jodohkan.Amira memilih menemui Mahrdika untuk menepati janjinya membawa Arsyila bekerja kembali."Ayo, Kak, Kita berangkat sekarang! Mumpung masih sore. Takut kemalaman malah enggak bisa bertemu dengan dia," ucap Amira sembari menarik tangan Mahardika."Kenapa bisa begitu?" tanya Mahardika penasaran."Dia harus merawat anak panti yang masih balita, kasihan benar nasib dia," jawab Amira diiringi umpatan terhadap Arsyila."Amira! Jaga ucapan Kamu, Dek!" Mahardika tidak suka mendengar Arsyila dihina seperti itu oleh Amira. Amira memang belum banyak berubah. Dia masih sering seenaknya sendiri jika berkata."Maaf," kata Amira meringis mendapat teguran dari Mahardika.Mahardika dan Amira baru saja keluar dari Kantor, tiba-tiba Fahri menelepon jika Dia ingin bertemu, dengan segera Mahardika menyanggupinya dan mengajak Fahri untuk ikut pergi."M
Baca selengkapnya
BAB 5. TERPESONA
Arsyila akhirnya memutuskan untuk bekerja kembali. Hal ini Arsyila lakukan agar terhindar ancaman dari pihak perusahaan. Sungguh Arsyila merasa lelah dihadapi dengan persoalan demikian. Seperti biasanya, pagi sekali Arsyila sudah berada di kantor. Dia bertugas untuk mengepel dan membersihkan semua ruangan yang ada di lantai empat. Tempat dimana jajaran terpenting dalam perusahaan ini berada di lantai tersebut.Semua ruangan sudah dibersihkan, termasuk ruangan pak Handoko, pemilik perusahaan.Hanya saja ada satu ruangan yang tidak bisa dibersihkan dan dikunci membuat Arsyila harus bersabar karena dia tidak akan bisa santai sebelum semua ruangan bersih.'Huh, kenapa musti di kunci? Dan kenapa dari banyak kunci cadangan tidak ada satupun yang cocok,' gerutu Arsyila yang masih berusaha membuka pintu ruangan yang terdapat tulisan ruang CEO ini.Tiba-tiba ada tangan yang menggeser tangan Arsyila, lalu memasukan kunci dan membuka pintunya. Kemudian Arsyila menoleh ke belakang."Tuan," denga
Baca selengkapnya
BAB 6. GENGGAMAN TANGAN SANG CEO
"kalau pakai lipstik yang benar, Arsyila," bisik Mahardika membuat Arsyila malu. Arsyila menutup mulutnya yang menganga karena kaget. "Segera masuk ke toilet atau biar saya yang membersihkannya?" ucap Mahardika membuat Arsyila ketakutan."Ti-dak, sa-ya bisa sendiri," jawab Arsyila sembari berlari meninggalkan Mahardika. Mahardika yang melihat sikap lucu Arsyila hanya bisa tersenyum sendiri.'Sepertinya kamu akan jadi penghiburku setiap hari, Arsyila,' gumam Mahardika sembari menggelengkan kepalanya sendiri merasa lucu.Tak lama kemudian Arsyila keluar dengan penampilannya yang terlihat sangat rapi."Kenapa ngelihatin Arsyila seperti itu, M-as?" tanya Arsyila gugup. Arsyila juga terlihat memepet tembok agar dirinya tidak kelihatan salah tingkah."Ayo berangkat!" ajak Mahardika membuat hati Arsyila lega. Arsyila pikir akan ada drama lagi yang akan membuat dirinya semakin malu."Sebentar, mas, tas mas ketinggalan," kata Ara yang ingin mengambilkan tas Mahardika, tetapi di cegah olehnya.
Baca selengkapnya
BAB 7. PANGGIL MAS ( SANG CEO)
"Bisa," jawab Arsyila membuat Mahardika tersenyum senang."Kita pulang ke apartemen," ucap Mahardika penuh dengan keyakinan. Arsyila hanya diam dan menuruti saja keinginan Mahardika. Bagi Arsyila di sini dia bekerja dan tentu harus menuruti semua keinginan atasannya selagi itu benar.Mahardika terlihat melajukan mobil dengan kecepatan sedang untuk menuju apartemen miliknya yang tak jauh dari kantornya. Sebelumnya mereka sudah terlebih dahulu membeli beberapa bahan untuk membuat sup iga."Apakah semua ini sudah cukup?" tanya Mahardika terlihat berpikir."Sudah, Pak," jawab Arsyila sembari tersenyum."Baiklah." Mahardika terlihat begitu semangat.Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di apartemen milik Mahardika. Arsyila terlihat canggung karena harus berduaan di dalam sebuah rumah."Masuklah! Tenang saja, semua akan baik-baik saja," kata Mahardika meyakinkan Arsyila. Arsyila tersenyum dan perlahan masuk ke dalam apartemen.Jika biasanya Mahardika akan bersikap cuek kepada bawahannya
Baca selengkapnya
BAB 8. NAMA BARU DARI SANG CEO
Mahardika sudah selesai sarapan yang cukup kesiangan. Berbagai drama telah terjadi hari ini dan hal itu membuat Mahardika ingin sejenak menenangkan diri."Jadwal saya selanjutnya apa Arsyila?" tanya Mahardika terlihat lelah.Arsyila masih bingung melihat jadwal yang ada pada ponsel miliknya yang sudah di kirim oleh sekretaris pribadi Mahardika.'Huh, kenapa harus saya sih? Padahal memiliki sekretaris pribadi, kalau begini kan aku terlihat bodohnya karena tidak lincah dalam mengatur jadwal,' batin Arsyila menahan kekesalannya."Bapak, hmm, maksudnya Mas ada pertemuan dengan PT. Mustika Putri untuk membicarakan bisnis fashion."Apa? Kapan mereka melakukan jadwal dengan kita? Kenapa tanpa sepengetahuan saya?" protes Mahardika terlihat tidak suka."Saya tidak tahu, mas," jawab Arsyila kaget karena Mahardika cukup keras dalam mengucapkannya.Mahardika segera menelepon seseorang . Dia tidak ingin berurusan dengan PT. Mustika Putri karena itu milik Gempita."Apa? Kenapa bisa begitu?Siapa yan
Baca selengkapnya
BAB 9. RENCANA SANG CEO
Mahardika telah menceritakan semuanya kepada Handoko. Dirinya semakin yakin untuk menjalankan ide dari Arsyila karena Handoko menyetujuinya.Selain bekerja di bidang property perusahaan Handoko memiliki usaha baru di bidang fashion yang baru saja beberapa tahun Mahardika dirikan.Niat awal memang usaha fashion milik Mahardika ini akan diberikan kepada istrinya kelak, tetapi sebelumnya Mahardika meminta bantuan Amira selaku adek perempuannya yang tentu jauh lebih paham persoalan fashion.Kini Arsyila di panggil pribadi oleh Handoko. Hanya ada Mahardika dan Arsyila."Bagaimana tanggapan PT Mustika Putri saat kamu tidak datang, Dika?" tanya Handoko ingin tahu terlebih dahulu persoalan kerja sama."Mereka sangat marah, mereka menuduh telah mempermainkan perusahaannya dan mereka mengancam akan menjatuhkan perusahaan kita.Handoko nampak menarik napasnya dengan kasar. Dia sendiri bingung dengan persoalan ini. Ini memang sebuah kecerobohan yang harus segera di atasi."Baik, kita harus cepat
Baca selengkapnya
BAB 10. GOMBALIN SANG CEO
Mahardika sangat menyukai gaya Arsyila yang demikian. Selain suka tantangan, Arsyila sebenarnya memiliki ide yang cemerlang."Apa yang kamu minta akan aku kasih," jawab Mahardika begitu mudah."Serius? Jika aku minta panti asuhan di bangun lebih besar dan layak?" Kata Arsyila yang sudah mulai tidak canggung dengan Mahardika, bahkan antara Mahardika dan Arsyila sudah menggunakan aku dan kamu sebagai bahasanya."Mudah saja bagiku," jawab Mahardika menyombongkan diri. Tentu hal itu semakin membuat Arsyila semangat karena baru itu impiannya saat ini.Handoko yang melihat sikap natural Arsyila dan Mahardika hanya bisa tersenyum. Dia hanya bisa berharap agar Mahardika dan Arsyila cepat bersatu tanpa ada paksaan."Dan satu lagi?" ucap Arsyila membuat Mahardika mengernyitkan keningnya."Apa?" Mahardika nampak serius memperhatikan Arsyila. Dia sudah tidak sabar untuk menunggu permintaan Arsyila selanjutnya."Aku ingin tetap kuliah," kata Arsyila yang takut jika profesinya ke depan akan mempe
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status