Semua Bab Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku : Bab 161 - Bab 170
177 Bab
159. bertengkar dengan Mila
"Kulihat kau terus murung dalam beberapa hari terakhir, ada apa?" Tanya wanita itu saat menghampiriku. Dia membawakan secangkir kopi Dan menyapa diri ini yang masih duduk menyendiri di balkon."Aku sedang berpikir bagaimana cara menghasilkan uang yang banyak agen kita bisa segera melangsungkan resepsi pernikahan dan segala sesuatu berjalan sesuai ekspektasi orang tuamu. aku tahu mereka mengidamkan menantu yang mapan dan bisa mencukupi segala kebutuhan keluarga tapi sayang sampai saat ini aku belum memenuhi kriteria itu," balasku pelan.wanita itu tertawa sambil menggenggam tanganku, dia menggeleng pelan lalu berkata. "Jangan pikirkan ucapan mereka, kau hidup denganku bukan dengan ayah dan ibuku.""Andai kau tidak perlu menggadaikan apartemen untuk biaya pernikahan Mungkin kita bisa tinggal di sana untuk sementara waktu, agar aku tidak merasa malu atau risih!""Mengapa kau harus risih pada orang tuaku sendiri, apa kau tidak menyukai mereka?"'bukan begitu? aku hanya kecewa pada diri
Baca selengkapnya
160. sebuah musibah.
demi permintaan mertua dan kegengsiannya yang begitu tinggi, mereka melarangku untuk terus bekerja di kantor swasta sebagai cleaning service. mereka tidak ingin di cemooh apalagi kalau semua orang tahu jika menantu kebanggaan mereka bukan lagi pegawai negeri, tapi hanya babu tukang bersih-bersih dan tukang buat kopi. ego dan harga diri mereka tidak ingin ditampar, mereka tidak mau dipermalukan sehingga mereka mendesakku untuk berhenti bekerja untuk sementara waktu. sudah kukatakan aku tidak masalah dengan jenis pekerjaan apapun asal menghasilkan uang tapi ibunya miya Allah bersih keras bahwa mereka tidak mau dipermalukan. "kok mungkin memerlukan uang untuk makan dan rokokmu sendiri tapi aku tidak akan mempermalukan nama baik suamiku!""tapi Tante, bukankah saya dan Mila butuh makan?""aku tahu tapi tidak dengan cara seperti itu. pekerjaanmu sangat rendah dan bisa mempermalukan kami. dulu aku selalu meletakkan kriteria tinggi untuk calon menantu, semua orang tahu kalau aku ingin suam
Baca selengkapnya
161. Kevin!!
"Kevin, selamatkan dia!" aku terhenyak, itu lemes akan riuhnya suara-suara yang ada di sekitarku hilang seketika, mendadak telinga menjadi tuli jantungku berdebar kencang dan Aku gemetar melihat Mila yang ditumpangi minyak sebanyak satu kuali. dia menggepar seperti ikan yang diangkat ke daratan, orang berteriak panik sibuk menyiramkan air dan berusaha menolongnya sementara aku masih jatuh lemas dan menatap semua kejadian itu dengan nanar. "Kevin!" sekali lagi calon suami fatiah mengguncang bahuku, "ayo selamatkan dia!"aku tersadar pada ucapan kakak sepupuku itu, contoh kesadaran itu kembali dan aku segera membantu orang-orang untuk menggosok Mila ke atas sebuah contoh kesadaran itu kembali dan aku segera membantu orang-orang untuk menggotong Mila. kularikan istriku itu ke rumah sakit dalam keadaan dia sudah tak sadarkan diri, wajahnya godong, pun pakaiannya yang jadi kaku karena minyak panas. di UGD keadaannya chaos luar biasa, keluarga dan orang tua Mila datang lalu mereka berta
Baca selengkapnya
162. Mila siuman
Beberapa jam menunggu di ruang perawatan hingga istriku kemudian sadar, tubuhnya kami letakkan di atas pelapis yang bisa menyerap cairan dan mempertahankan kelembaban tanpa lengket sedikitpun. kami tidak memakaikan dia pakaian melainkan hanya menutup tubuhnya dengan kain tipis. jangan minta aku untuk menggambarkan keadaannya karena istriku sudah seperti udang yang direbus, seketika jadi merah, kulit-kulit yang rontok karena minyak panas jadi kehilangan epidermis dan bagian kulit dalamnya yang putih terekspos jelas. aku tidak bisa bayangkan betapa sakitnya itu, betapa lama pemulihan dan bagaimana Mila akan mengalami proses agar dia bisa kembali sembuh seperti semula. mungkin terlalu mengerikan kalau aku bilang bahwa harapanku sangat sedikit dan dia bisa saja meninggal tapi, aku terus berdoa bahwa Tuhan memberi kami kesempatan sekali lagi. Mila terlihat mengerjakan mata selang oksigen yang terpasang di hidungnya terlihat tak mampu memberinya bantuan yang memadai. "mas...." wanita i
Baca selengkapnya
163. kebingungan
"kita harus menyelamatkan Mila," ucap ibu mertua. Aku dan Dia duduk di kursi, di sepanjang lorong hanya aku dan beliau yang ada di sini. wanita itu masih menangis, kutawari sedikit makan dan minum tapi dia sama sekali tidak berselera. hanya memandangi anaknya dengan wajah iba lalu kembali menangis. "saya akan usahakan Tante.""jual saja mobil, uang penjualan apartemen kemarin bila digabungkan dengan mobil, maka kita bisa melakukan operasi pertama untuknya.""iya, Tante, nanti aku Carikan pembeli.""semoga bisa," desah wanita itu sambil menggelengkan kepalanya, putus asa dan tidak tahu lagi apa yang harus kami lakukan. "bahkan kalaupun Aku menjual seluruh perhiasanku, itu tidak akan mencukupi untuk operasinya. jadi, sebagai suami, lakukan sesuatu agar kau bisa menyelamatkan istrimu.""baik, Tante." *menimbang keadaan Mila yang sangat memprihatinkan, terus merintih kesakitan dan merasa perih, aku jadi bertekad untuk menghilangkan gengsi dan sungkan, aku harus menemui semua keluarg
Baca selengkapnya
164. menemui kakak sepupu.
Mungkin nasibku baik ataukah ini jalan agar aku segera mendapatkan bantuan dan menyelamatkan Mila. kebetulan minggu ini Mas Fadli ada di ibukota sehingga aku tidak perlu berangkat ke Surabaya untuk menemui dan minta bantuan. Tapi saat kutemui dia di hotelnya, dia tidak ada, aku juga menghubungi ponselnya, tapi dia tidak menjawabnya. mungkin sudah mengunjungi lahan yang akan dia gunakan untuk membangun pabrik atau mungkin di tempat lainnya, bisa jadi berkunjung ke rumah ibu atau malah sedang bersama Fathia. kemungkinan-kemungkinan itu mungkin saja terjadi karena dia masih keluarga kami dan Fatia adalah calon istrinya. tidak ada yang menghalanginya untuk menemui wanita itu. jadi, mengikuti insting dan langkah kaki ku arahkan diriku untuk meluncur menuju rumah mantan istri. rumah yang kami cicil bersama dengan gaji yang pas-pasan, lalu sekarang jatuh ke tangan Fatia. proses jatuhnya pun tidak mudah, karena fitnah ya yang telah dibuat Mila di pengadilan, Fatia mengancamku dengan m
Baca selengkapnya
165. ketemu kakak
"mas, aku pinjam uangnya yaa," ucapku setelah mendatangi kantornya dan minta maaf atas perbuatan istriku. aku benar-benar malu pada kakak sepupuku karena Mila telah menghina Fathia tapi aku tak punya pilihan lain. lelaki itu tidak menjawabku sedikitpun hanya menatap diri ini lalu mengalihkan pandangannya."dia harus dioperasi dan saya bingung sekali mau pinjam uang di mana Mas, saya akan membayarnya bagaimanapun caranya?""Aku bukannya meremehkanmu tapi sampai saat ini kau belum bekerja. apa yang akan kau lakukan?""kalau begitu tolong bantu saya saya akan bekerja pada Mas Fadli dan anggap gaji saya itu untuk pembayaran utang.""begitukah?""kurasa itu satu satunya cara, jika mas berkenan membantu kami, saya mohon Mas....""aaah, baiklah," balas lelaki itu setelah mendesah panjang. "Aku hanya bisa memberimu 150 juta. tidak bisa lebih karena aku harus bangun pabrik.""iya, Mas, tak apa.""bekerjalah denganku, kau jadi pengawas gudangku. aku ada dan Fatia akan menikah dan membangun pa
Baca selengkapnya
166. hilang satu
seolah tak berhenti dirundung kesialan, hilang satu datang yang lain, gugur satu tumbuh seribu beban baru. berhasil membayar operasi untuk Mila kini aku harus membayar uang perawatan harian, itu tagihannya besar 250.000 semalam, belum lagi uang makan dan biaya mertua yang harus juga ikut makan. HP aku kebingungan mencari solusi sementara satu-satunya orang yang bisa kuandalkan dalam keluarga kami hanya Mas Fadli. memang ada banyak sepupu lain yang Kaya dan mau membantu tapi aku sungkan pada mereka, lagi pula aku tidak begitu akrab selain dengan Mas Fadli. ironisnya kini lelaki itu akan menjadi suami dari mantan istriku. dan sebentar lagi mereka akan menikah. Sebenarnya aku tidak pantas terus menerus datang ke dalam kehidupan Fathia, secara tidak langsung masuk ke dalam hidupnya tapi satu-satunya yang jadi tumpuan harapan hanya orang yang sedang berkaitan dengan wanita itu. * "mas, saya datang dan berterima kasih atas bantuan mas, Mila akan dioperasi untuk untuk tahap kedua di
Baca selengkapnya
dan Fatiya makin jauh
Di mana aku sekarang, di mana Aku terjebak dan keputusan Apa yang telah kau ambil sampai hidupku. Kenapa semuanya berantakan tak tersisa termasuk karir, uang tabungan Yang selalu kuandalkan dan kecerdasanku yang sudah kepastikan akan menyelamatkan hidupku. semuanya hilang, kemampuanku seakan tumpul dan keberuntunganku pergi begitu saja seiring dengan kepergian Fathia. di sini Aku terjebak, di lorong Rumah Sakit sambil menatap istriku dari balik jendela kaca, dia terbaring lemah tapi banyak merinti daripada tertidur dan bisa istirahat. Aku mengerti bahwa apa yang ia rasakan adalah sakit luar biasa yang tidak bisa ditangani sendiri atau digantikan oleh orang lain. Aku hanya bisa menatapnya dengan iba sambil menyesal di bawah semua yang terjadi ini dikarenakan olehku. Andai Mila tidak terbakar cemburu dan merasa tersaingi oleh Fatia, tentu wanita itu tidak akan menghardik dan menghina, hingga berujung terkena musibah akibat perkataannya sendiri. "Apa yang kau lakukan di situ?" ibu mer
Baca selengkapnya
168. fat datang
aku masih menerawang tentang dirinya dari balik meja kerja sampai siluet wanita itu terlihat turun dari mobil, karena lamunanku, tetap penuh mata dan objek yang ada di hadapanku terlihat samar. antara percaya dan tidak, antara kenyataan atau tatapan mata yang di awang-awang, aku seakan melihatnya mendekat dengan baju putih yang anggun, berjalan dengan dua orang staf di belakangnya, sambil memegang tas mewah. tok tok! aku tersentak dan nyaris jatuh dari kursi, ternyata Melamun membuat pikiranku mengambang dan apa yang ku pikirkan barusan terjadi di mataku. Fathia mengetuk meja dan menatap diri ini dengan tajam. "maaf, Apa Anda kepala gudang?" "ya, betul, Nyonya." "Apakah sepanjang hari kepala gudang hanya duduk dan melamun seperti ini?" "tidak maafkan saya, kami baru saja menghitung stok barang dan sedang menunggu truk pengiriman," jawabku gagu, aku duduk begitu dia memergoki diri ini dalam keadaan galau. "atas perintah suami saya saya diminta untuk datang dan melihat-
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status