All Chapters of TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU: Chapter 51 - Chapter 60
67 Chapters
Part 51
Saat tengah menunggu Mbak Linda tiba-tiba ada polisi yang menghampiri kami. Mereka meminta penjelasan atas kasus yang tengah viral hari ini. Sungguh aku sangat terkejut. Mengapa menjadi viral? Tujuanku hanya ingin menjatuhkan Upik abu, tapi malah berbuntut pada polisi datangnya pihak kepolisian. "Iya Pak, kakak saya sedang mengalami tindakan saat ini." ucapku pada Polisi berseragam. "Betul pak. Gara-gara Anisa, istri saya menjadi keguguran. Dia sudah dua kali membun*h anak saya. Belum lagi Satria juga sempat menghajar say. Mereka itu keluarga bermasalah, Pak." mas Bagas begitu menggebu menceritakan keburukan upik abu. Aku rasa mereka berdua akan masuk kedalam penjara atas laporan Mas Bagas kali ini. "Kita bahas di kantor, Pak. Bapak juga bisa membuat laporan tambahan tentang kasus pembun*han ini." Dengan semangat Mas Bagas mengangguk. Aku dan juga Ibu hanya diam tanpa menimpali. Aku yakin tindakan mas bagas kali ini sangat tepat. Biar tahu ra
Read more
PART 52
MUSIBAH dan BAHAGIATak terasa sudah 2 hari semenjak kejadian yang viral terjadi, Satria maupun Anisa telah memenuhi panggilan dan menjawab berbagai pertanyaan yang telah diberikan oleh pihak penyidik. Bahkan rekaman CCTV toko pun tak luput dari penyelidikan polisi. Ponsel Anisa juga menjadi barang bukti, para karyawan juga telah dimintai saksi atas kasus Anisa dan keluarga Bagas. Linda, Bagas, Bu Mutia bahkan Nana juga telah melakukan panggilan pihak polisi. Pak Karyo lebih memilih mendampingi Anisa dan Satria, ia merasa bahwa pihak Nisa dan Satria adalah yang benar. Sedangkan pihak keluarga Bagas memilih mencari pengacara lain sebab dengan tegas Pak Karyo menolak. Hari ini adalah putusan dari pihak polisi, Anisa telah bebas dari tuduhan Bagas yang mengatakan ia penyebab meninggal kedua anaknya. Bahkan tak ada bukti jika Anisa telah membunuh kedua anak Bagas. Anak pertamanya meninggal karena Linda melahirkan prematur, dan memaksakan membawa pulang, pada
Read more
Part 53
Nana HamilJeritan Bu Mutia mengundang tanya bagi Bagas dan Linda. Segera Bagas dan Linda berlari menuju kamar Nana sang adik. Bu Mutia menggedor pintu kamar mandi yang mana didalamnya ada Nana. "Nana keluar kamu! Cepat keluar!" teriak Bu Mutia"Nana keluar!" Lagi dan lagi Bu Mutia menggedor pintu kamar mandi. "Bu.... Ibu kenapa sih? Ada apa, Bu?" tanya Bagas yang begitu heran dengan kemarahan sang Ibu."Bu, tenang dahulu. Ada apa ibu semarah ini?" Linda juga ikut bertanya dan mencoba menenangkan sang ibu. "Kamu lihat ini. Ini ibu temukan dibawah bantal adik kamu. Kamu jelas tahu apa ini dan apa maksud ini semuanya?" ujar Bu Mutia yang masih menangis."Astaga. Nana hamil." pekik Linda, ia cukup terkejut akan kenyataan yang menimpa adik iparnya."Nana keluar kamu!" Bu Mutia tak berhenti menangis sambil berteriak memanggil Nana. Sedangkan didalam kamar mandi tampak Nana ketakutan akan kemarahan s
Read more
Part 54
Kedatangan WulanSetelah mendengar kabar ibunya sakit, Wulan lekas kembali menemui sang ibu, tentu sebagai anak ia juga memiliki rasa kasihan dan khawatir. Apalagi Bagas juga memberitahu bahwa Nana kini tengah hamil diluar nikah. Tentu hal tersebut juga membuatnya emosi dan kemarahan dari Wulan. Jujur ia tak pernah memperhatikan adiknya itu, tapi jika sudah melewati batas tentu tak bisa lagi ia menahan semuanya. Wulan datang sendiri tanpa ditemani suami dan anaknya. Anaknya ia titipkan pada mertuanya, ia tak mungkin membawa anaknya untuk perjalanan jauh sendirian. "Bu.... Ibu bagaiman keadaannya?" tanya Wulan yang ketika datang langsung masuk kedalam kamar sang ibu. "Adikmu, Lan. Ibu tak menyangka ia akan berbuat sejauh ini." Lagi dan lagi Bu Mutia menangis mengingat nasib anak perempuannya itu. Bahkan semenjak dirinya sakit anak terakhirnya itu tak pernah menengok dan menanyakan kabar sedikitpun. "Ibu sangsi lelaki itu akan
Read more
Part 55
Pindah rumah Baru "Na, kamu mau kemana? Mengapa bawa koper begini?" "Loh mbak Wulan sudah datang, ya aku mau kerumah suamiku lah." Jawab Nana santai tanpa rasa bersalah pun. "Suamiku siapa? Harusnya kamu kasih tau kami, kami keluarga mu, Na. Jangan bertindak bod0h jadi perempuan." "Haduh, Mbak Wulan ini ya. Sidah lah urusi keluarga mbak saja gak usah urusi aki. Aku tau mana yang benar atau enggak." "Kamu gak mikir Ibu, Na. Ibu sakit kamu tak menengoknya?" Akhirnya Linda bersuara, sejak lama ia hanya diam tak mau ikut campur masalah Nana, adik iparnya. Namun saat ini dirinya harus turun tangan langsung. Sedangkan suaminya entah kemana raibnya. "Lagian sudah ada Mbak Linda dan Mbak Wulan bukan? Ya sudah buat apa aku repot mengurusi Ibu. Sudahlah, aku mau pergi." "Nana jangan kurang ajar kamu, ya!" Nana tak menghiraukan ucapan Wulan. Ia terus saja melangkah keluar rumah dimana mobilnya berada. Dengan c
Read more
Part 56
Nasi sambal BelutHari terus berlalu dengan cepat bulan kini silih berganti, tak terasa hampir enam bulan lamanya Anisa mendirikan usaha barunya. Tokonya kian lama kian ramai pembeli bahkan aneka kosmetik selalu bertambah seiringnya berjalannya waktu. Setelah kejadian itu Anisa dan Satria memutuskan untuk menetap di kampung halamannya demi keselamatan dan kebahagiaannya, mereka akan datang ke kota satu bulan dua sampai tiga kali, dan tak pernah lama, hanya satu hari dan keesokan harinya mereka akan langsung pulang. "Yank, kok masih di kamar? Sakit?" tanya Satria yang mana ia telah pulang dari masjid.Satria cukup heran dengan sang istri, biasanya setelah sholat subuh dirinya langsung berkutat di dapur, namum sudah satu minggu ini setelah sholat sang istri tertidur kembali. Hal itu cukup membuat Satria khawatir tentang keadaan sang istri."Hmmm Mas sudah pulang. Maaf aku tidur lagi, rasanya kepalaku setiap pagi pusing." keluh Anisa.
Read more
Part 57
Hamil"Astagfirullah, istriku akhirnya ketemu." Ucap Satria sambil bersujud syukur saat bertemu kembali dengan istrinya. Anisa tentu heran menatap sang suami yang melakukan sujud syukur di hadapannya."Loh kamu apa-apa sih, Sat. Orang sejak pagi istri kamu disini. Kamu yang kemana aja." Bu Tari menyanyi Satria yang datang kerumahnya.Ya setelah kepergian Satria, Anisa lekas bangun dari tidurnya. Walau kepalanya masih berdenyut. Ia membuka jendela rumah dan memperhatikan sekitar. Suasana pagi yang tampak sejuk, apalagi udara masih belum tercemar seperti di kota. Niat hati ingin menyapu halaman namun tetangganya datang membawa kue yang diberikan pada Anisa lalu mengobrol sebentar. Setelah kepulangan tetangganya, Anisa membawa kue itu kerumah sang mertua sambil menunggu suaminya datang. "Aku pergi membelikan sarapan untuk Anisa, Bu. Subuh tapi katanya ia ingin makan nasi sambel belut, ya aku beli dahulu ke rumah Pak Sabar penjual
Read more
Part 58
Ngidam "Mas.... Mas bangun dong." Anisa menepuk pelan pipi sang suami untuk membangunkannya. "Hmmm kenapa sayang," lirih Satria dengan mengusap kedua matanya. Ia baru saja tertidur dan sudah di bangnkan. "Mas, aku lapar," ucap Anisa sambil tersenyum. "Hmmm ini masih jam satu malam sayang. Ya udah ayo, Mas, temani kamu makan. Atau mau Mas ambilkan makan dan makan dikamar?" "Tapi aku mau makan rawon masakan Ibu, Mas. Kita kerumah Ibu ya sekarang," "Haaa. Astaga Yank, ini jamnya tidur, besok pagi-pagi kita kerumah Ibu ya." bujuk Satria."Tapi aku pengen sekarang, Mas." rengek Anisa, ia menampilkan wajah memelasnya pada sang suami. "Kita pesan saja ya." "Ya sudah, terserah kamu saja, Mas. Katanya mau siap siaga 24 jam, nyatanya istri lagi pengen makan disuruh besok." Anisa langsung merebahkan dirinya, menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Satria masih terbengong melih
Read more
Part 59
Pergi ke Kota"Ini pesanan kamu, Nis." Mbak Lala menyerahkan paper bag kepada Anisa. "Wah, terimakasih, Mbak." "Kamu pesan apa, Yank? Kok gak bilang- bilang sih," ucap Satria."Taraaaaa. Lucu kan Mas. Ini satu buat kamu. Buruan dipakai sekarang," pinta Anisa sambil menyerahkan barang pada Satria.Satria membulatkan matanya menatap ngeri pada baju yang diberikan oleh istrinya. Disisi lain, Mas Amor dan Mbak Lala menahan tawanya. Bagaimana tidak satu set pakaian berwarna pink yang harus digunakan oleh Satria. "Astaga istriku. Yank, aku rela di gigit semut loh," tolak Satria dengan halus."Sudahlah Sat, istri kamu lagi ngidam loh." ucap Mas Amir. Sedangkan Anisa menatap penuh harap pada sang suami untuk memakainya. Bukan maksud hati untuk membuat sang suami malu, tapi entah mengapa ia hari ini ingin menggunakan couple baju berwarna pink beserta kelengkapannya. Satria meraup wajah lalu menghe
Read more
PART 60
Nana Kritis Anisa kini tengah berkeliling disalah satu pusat pembelanjaan khusus bayi. Ia berkeliling mencari beberapa baju dan kelengkapannya. Ia memang belum tahu jenis kelamin sang anak yang tengah dikandungnya, maka dari itu ia memilih warna netral agar bisa digunakan baik laki-laki maupun perempuan. Satria dengan senang hati menemani sang istri berbelanja, ia juga sesekali mengambil barang yang lucu dan memasukannya kedalam keranjang belanjaannya. "Mas, kok semuanya dimasukin?" protes Anisa. "Gak pa-pa, lucu loh, Yank. Mumpung kita di kota." ucap Satria yang mana langsung mendapatkan cubitan kecil dari Anisa. Brukk"Awwh,,,, to,,,,, tolong." "Astagfirullah. Mas tolongin Ibu hamil itu." ucap Anisa yang melihat wanita hamil terjatuh dan memegangi perut besarnya. Anisa dan Satria bergegas menghampiri wanita yang tengah kesakitan, ada karyawan juga yang sudah menolong, namun hati nurani Anisa m
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status