All Chapters of Dinikahi Calon Kakak Ipar: Chapter 31 - Chapter 40
42 Chapters
Dokter
Mobil Kei terhuyung ke depan dan berhenti tepat di samping sebuah truk yang telah menabrak mobil Gabriel Maharani dari arah kiri. Sedangkan mobil yang berada di belakangnya, terguling ke selokan yang lumayan dalam disertai rerumputan meninggi. “Astaghfirullah,” lirih Kei sembari membangunkan kepalanya dari setir mobil. Tangan kirinya mengurut pelipis, hingga mendapat sesuatu yang merah disana. Ia melihat ke depan dengan tatapan kosong, Gabriel Maharani yang dijanjikan akan ia lindungi, telah meregang nyawa di depannya. Dan sekarang, dirinya pun hampir mengalami hal yang sama jika Tuhan tak berkehendak lain. Nyawanya, masih ada. Kei keluar dari mobil, berjalan patah-patah untuk melihat keadaan artis terkenal itu. Keadaan wanita malang itu begitu berantakan, kepalanya terjepit oleh kemudi. Beberapa orang yang berada di sana berlarian, langsung melihat ke arah korban tanpa berani menolong.“Tunggu polisi saja,” ujar
Read more
Kepergok
Hari ini, Safir akan berkunjung ke rumah seorang wanita yang begitu minat dengan produk kecantikan yang dihasilkan oleh perusahaan Yamamoto. Selain bergerak di bidang kontruksi dan pertambangan, Yamamoto juga melebarkan usahanya dengan bekerjasama dan menanam saham di perusahaan-perusahaan kecantikan semisal Cantika Grup."Senangnya bisa liat-liat apartement mewah," ucap Rini seraya terkagum-kagum menatap apartemen dua puluh lantai di depannya."Ya, lumayan mencuci mata Rin," ucap Safir. Yang menenteng tote bag, berisi produk kecantikan andalan Yamamoto grup."Mbak, impianku dulu, pengen tinggal di apartemen begini. Kayaknya indah gitu, liat pemandangan dari lantai paling atas," ucap Rini sambil masuk kedalam lift.Safir tersenyum, "sekarang, tanpa duit pun kamu udah bisa ngerasain nginjek di apartemen ini Rin," ucap Safir."Kalau mbak gimana?" tanya Rini. "Ah, mbak 'kan istri direktur, udah biasa kali ya ngerasain bangunan mewa
Read more
Cemburu
“Hai apa kabar saudaraku?” Elan tersenyum lebar sembari melambaikan tangan kepada Kei. Safir mundur beberapa langkah, ia menunggu apa yang akan dikatakan Kei. “Sedang apa di sini?” tanya Kei, menatap Safir.Istri Kei itu melirik sebentar ke arah Elan, lalu menatap sang suami. “Aku habis bertemu dengan Miss Lyn. Istri dari seorang pengusaha yang minat dengan produk kecantikan perusahaan."“Ada perlu apa dengan istriku?” Kini Kei melayangkan pertanyaannya kepada Elan.“Silaturahmi, bukannya kita keluarga? Dia Kakak Iparku, wajar ‘kan?” Elan menyeringai. Kei kembali menatap Safir.“Masih ada yang mau kamu bicarakan dengan dia?” tanya Kei menatap Safir dengan lembut. Tidak seperti tatapan tajam yang diberikannya kepada sang adik. Safir menggeleng.“Aku belum selesai bicara dengan istrimu,” tahan Elan, membuat Kei semakin menatap dingin ke arah sang adik.“Dia bilang, masih ada yang mau kalian bicarakan.” Kei kembali menatap sang istri, meminta kepastian.“Nggak, kami udah selesai.”Kei m
Read more
Dada yang Bergetar
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Edward untuk mendapatkan bukti rekaman yang menunjukkan Elan telah membunuh seseorang. Pulpen mini itu ia masukkan ke dalam saku celana, memberi kecupan sebentar ke dahi Emira lalu berpamitan pergi dari kediaman Keiji Salim Yamamoto.Safir dan Kei yang tengah berada di apartemen namun terasa seperti hotel, kini mereka sedang menikmati makan malam mereka. “Mas, kira-kira kenapa ya Mas El ingin tahu target kamu selanjutnya?” tanya Safir. Kei yang sedang fokus dengan makanannya mendongak, ia memang cenderung sangat diam dan tenang jika sudah berhadapan dengan makanan. “Kamu lupa Fir? Aku nggak suka bicarain bisnis di meja makan,” ucap Kei datar. Safir hampir saja tersedak, pria itu tetaplah seorang Keiji Salim Yamamoto yang sedari awal ia temui bersikap dingin dan tidak suka terganggu. “Maaf,” ujar Safir, menunduk.“Bicarakanlah hal lain,” ucap Kei, bukan berarti ia
Read more
Bukti
Kei menyugar rambutnya sendiri bisa-bisanya iaupa jika di apartemen yang ditinggali olehnya tersimpan bukti-bukti mengenai kecelakaan orang tua Safir. Ia belum sempat memindahkan bukti-bukti itu ke tempat yang aman.Sepulang dari kediaman Sugi Yamamoto yang berakhir dengan dirinya yang mendapat ancaman bahwa semakin Kei memberontak, Sugi akan benar-benar melenyapkan orang-orang terdekatnya. Ia bergegas untuk segera sampai ke apartemennya.Setelah membuat laju kendarannya di atas rata-rata membelah jalanan kota. Kei akhirnya sampai di apartemen mewah bak hotel bintang lima tempat dimana ia tinggal sementara itu. Ia segera menaiki lift dengan dada bergemuruh dan pikiran yang berkecamuk. Berharap Safir tidak menemukan apa-apa di tempat tinggalnya.Saat Kei memeriksa laci di dekat ranjang, matanya membelalak. Dokumen-dokumen termasuk flashdisk yang ia simpan sudah menghilang. Semuanya. “Safir!” pekik Kei dengan suara berat.Ia segera menelpon Soni
Read more
Pelaku 7 Tahun Silam
Safir menutup mulutnya sendiri begitu rekaman yang di dapat dari daschcam mobil seseorang menangkap beberapa kejadian termasuk kecelakaan orang tuanya. Mobil itu terlihat bergerak hingga terdengar pecakapan pengemudinya. “Aku akan membunuh direkturnya, dengan tanganku sendiri.”Lalu kemudian mobil bergerak dengan kecepatan diatas rata-rata. “Aku akan mengahancurkan kalian semua!” geram seorang pria yang wajahnya terlihat jelas di kamera.Pria itu adalah Keiji Salim Yamamoto. Wajahnya masih khas asia timur. Matanya masih terlihat sedikit sipit dan tidak ada jambang yang menghiasi wajahnya. Potret pria itu ketika masih muda. Terlihat, Kei mengambil minuman beralkohol dengan botol mini, lalu meneguknya beberapa kali.Mobil itu semakin dilajukan dan secepat kilat menabrak sebuah mobil di depannya dengan sengaja. Namun sepertinya karena mabuk keseimbangan Kei terganggu begitu pula mobil yang ditumpanginya, hingga ketika a
Read more
Saudara Sedarah
Safir yang sudah terbebas dari Edward, menghela nafas lega. Bukti yang kini di tangannya ia apit kuat-kuat, jangan sampai ada yang mengambil, karena ia takut justru akan berakibat fatal nantinya. Baru saja keluar dari kantor polisi, saat ia hendak mencari taksi, tangannya ada yang mecekal tiba-tiba. Bahunya dipeluk dari belakang, sebuah lengan kekar, melingkar di lehernya. "Jangan banyak gerak, ikuti aja kemana aku membawamu.""Siapa kamu?!" sentak Safir, berusaha melepaskan diri. Namun, kungkingan pria itu terlalu kuat. Akhirnya dengan jantung berdegup, ia pasrah saja."Berani berteriak, aku akan memenggal lehermu disini," ancamnya. Safir mengangguk, mencari aman sementara, juga ia ingin tau siapa pria yang kini menyeretnya ke dalam mobil. "Kamu..." Safir kehabisan kata. Pria itu, adalah pria bertopi coboi yang pernah menemuinya di atas balkon. Kei sudah menceritakan padanya, jika pria bermata tajam dan berkulit vampir itu bernama Aoshi, tema
Read more
Pertemuan Safir dan Edward
"Kei kamu mau pergi?" Mata Sonia berkaca-kaca, tangannya mengelus lengan keponakannya yang selama ini telah menampungnya.Kei mengangguk, "iya, aku minta maaf jika selama ini, belum bisa menjadi anak yang baik bagimu. Belum bisa menjadi Kakak yang baik untuk Emira dan Nania."Sonia menatap lekat-lekat wajah Kei, tangannya kini menangkup wajah pria itu. Laki-laki kecil yang dulu pernah ia rawat setelah kepergian saudaranya. Kini ternyata sudah menjelma menjadi pria dewasa. Namun, kehidupannya tidak berjalan selalu mulus. Sonia sangat tahu, Kei selalu berurusan dengan dunia hitam yang tidak tahu kapan akan berakhir.Sedari awal, ia mendukung semua apapun yang dilakukan Kei. Selama dirinya bisa mendapat perlindungan dan tumpangan. Ia tidak ingin bernasib sama dengan Ayah maupun Ibu Kei yang menentang Kakeknya, Sugi Yamamoto. Ia ingin hidup kaya dan bahagia. Wajar, jika dirinya selama ini, sangat tidak suka dengan kedatangan Safir yang bisa jadi merebut harta yang selama ini ia idamkan da
Read more
Pelabuhan
“Jadi, kamu benar mau menipuku Safir?” Edward menyeringai, dalam sedetik ia sudah menyudutkan Safir ke dinding dan menatapnya tajam.“Kenapa kamu berubah pikiran hah? apa kini kamu sudah mencintai suamimu yang jahat itu? atau kini kamu sudah bermimpi untuk menguasai hartanya?” geram Edward. Tangan pria itu merembet untuk mencekik Safir.Brak!Pintu besar yang terbuat dari kayu itu terbuka, Elan berada disana dan langsung mengeluarkan tinjunya kearah Edward.“Bos, kenapa kamu disini?” Edward terkejut.“Safir, pergilah.” Elan menatap Safir menyuruh wanita itu pergi. Sedangkan Safir yang masih terkejut menggeleng tidak percaya, bagaimana bisa Elan berada disini dan malah memihak padanya?“Safir! tunggu apa lagi, cepat bawa dokumen-dokumen itu dan pergi dari sini!” teriak Elan menggema diruangan kedap suara itu. Edward yang hendak menarik tangan Safir, tidak mampu karena Elan mendorongn
Read more
Terbunuh
“Seorang Alexander tidak benar-benar mempercayaimu Edward, mereka akan membunuhmu perlahan. Seharusnya yang kau hancurkan adalah mereka,” ucap Elan berjalan mendekat ke arah Edward agar pria itu mengurunkan niatnya dan tidak buta karena ambisi pribadinya. Sementara pria dengan jas hitam dan bergaya rambut top knot itu terkekeh, bahkan meringis senang karena bisa mengubah posisi antara dirinya dan atasannya dimasa lampau. Dunia memang berputar, ia sudah percaya dari sejak lama pepatah itu, hanya saja ia perlu sabar dan terus berusaha.“Apa kamu tahu Elan, kakakmu bukan hanya pembunuh berdarah dingin, tapi dia binatang yang tidak seharusnya hidup di dunia ini. Dia telah membunuh banyak orang dengan tangannya. Sekarang, apa kamu membelanya karena Alex sudah tidak percaya padamu lagi Elan?” sindir Edward dengan nada meremehkan. Matanya menyalang dengan kaca-kaca, ia merasakan betapa pahitnya kehidupannya selama ini dikejar-kejar rentenir, dikejar polisi pu
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status