All Chapters of Kontrak Pernikahan Rahasia Sang Presdir: Chapter 21 - Chapter 30
118 Chapters
Bab 21
Nerissa masih sangat kesal sekali dengan Naven. Dia pikir Naven berbeda dengan orang-orang, tapi ternyata sama saja. Merendahkan dirinya. Andai Naven tahu bagaimana berdebar jantungnya kemarin, berada di pelukan Naven, apakah pria itu akan mengatakan hal itu. Andai Naven tahu jika adalah pria pertama yang memeluknya. Tapi, bagi Nerissa tak perlu harus menjelaskan hal itu pada Naven. Karena tidak ada manfaatkan sama sekali. Hari ini mood Nerissa cukup buruk. Karena itu dia memilih untuk membuat segelas coklat hangat di pantry. “Sepertinya kamu sedang kesal. Apa suamimu sudah bosan denganmu?” Mendengar pertanyaan itu membuat Nerissa melirik ke sumber suara. Seperti dugaanya, pemilik suara itu Harry. “Kamu pikir aku sedang melakukan pernikahan baik-baik sampai bosan.” Nerissa menyindir Harry. “Sebagai seorang pengusaha pasti dia punya banyak wanita.” Harry sengaja membuat hati Nerissa panas. Dia tahu jika Nerissa minum coklat hangat, mood-nya sedang tidak baik-baik saja. “Sayangn
Read more
Bab 22
Kiki yang mendengar ancaman Naven pun seketika takut. Apalagi dia bekerja pada Naven. “Maaf Bu Nerissa, demi keberlangsungan hidup saya, sepertinya saya akan ikut menu Pak Naven.” Kiki akhirnya harus menerima tawaran Naven. Nerissa melirik kesal. Bisa-bisanya Naven mengancam Kiki dengan memecatnya. Jika sudah begini, tentu saja dia tidak bisa berbuat apa-apa. Pasrah saja ketika Kiki tidak mau makan dengannya. Naven puas sekali karena pada akhirnya dia yang menang. Saat punya kuasa, tentu saja dia dapat banyak hal di dunia ini. Makanan yang dipesan mereka akhirnya datang juga. Mereka menikmati makan bersama. Kiki yang makan bersama dua orang yang sedang berperang tentu saja merasa tidak nyaman. “Kamu marah padaku?” Saat selesai makan, barulah Naven mulai membicarakan apa yang membuatnya mengajak Nerissa makan siang. “Menurut Pak Naven?” Nerissa balik bertanya dengan nada menyindir. “Dengar, itu adalah salahmu. Kamu yang masuk ke kamarku saat aku mabuk. Jadi jangan salahkan aku be
Read more
Bab 23
Nerissa segera membuka pintu agar orang di luar tidak terlalu lama menunggu. “Kenapa malam-malam ke sini?” “Saya diminta Pak Naven untuk mengantarkan makanan.” Kiki menjelaskan sambil menyerahkan makanan di dalam kantung plastik yang dibawanya pada Nerissa. “Makananku sudah datang?” Belum sempat Nerissa menerima makanan tersebut, suara Naven terdengar. Pria itu berjalan menghampiri Nerissa dan juga Kiki. Melihat Naven yang datang, Nerissa langsung memiringkan tubuhnya agar Naven dapat leluasa berbicara dengan Kiki. “Ini makanan pesanan Pak Naven.” Kiki memberikan plastik berisi makanan itu pada Naven. “Bagus kamu datang tepat waktu. Aku sudah lapar.” Naven menerima makanan tersebut. “Kalau begitu saya permisi dulu, Pak.” Kiki segera berpamitan. Dia tersenyum pada Nerissa yang berdiri di samping Naven. “Baiklah.” Naven segera berbalik. Nerissa masih berdiri di depan pintu. Menunggu Kiki yang benar-benar menjauh dari apartemen. Saat pria itu sudah pergi, barulah Nerissa menut
Read more
Bab 24
Nerissa yang mendengar Kiki mengatakan hal itu langsung menatap tajam pada Kiki. Pria itu tampaknya tidak bisa membantu Nerissa sama sekali. “Aku yang makan.” Dengan entengnya Nerissa menjawab. Mendengar suara Nerissa, Naven segera memutar tubuhnya. Dia sebenarnya tidak terkejut ketika Nerissa yang makan, tapi dia sedikit terkejut karena istrinya itu langsung mengakuinya. Dengan percaya dirinya Nerissa mengayunkan langkahnya melewati Naven. “Saya yang makan pizza Pak Naven. Apa Pak Naven mau protes?” Nerissa menatap Naven dengan tatapan menantang. “Tidak, aku tidak mau protes. Aku bisa beli banyak pizza. Kenapa hanya seloyang pizza aku protes?” “Bagus jika begitu. Karena artinya Pak Naven ingat dengan perjanjian jika akan menjamin kebutuhan saya. Artinya makan saya adalah tanggung jawab Pak Naven. Jadi jika saya makan makanan Pak Naven, itu bukan kesalahan.” Naven merasa aneh, kenapa juga pagi-pagi sekali Nerissa membahas sejauh itu, hanya karena pizza. Padahal jika dimakan ju
Read more
Bab 25
Nerissa masih bingung sekali kenapa Naven mau membantunya. Padahal tadi saja, pria itu tidak membantu sama sekali.“Ayo,” ajak Naven kembali.Nerissa pun kali ini pasrah ketika diajak bersama merapikan lemari pendingin. Dengan langkah malas, dia segera ke lemari pendingin. Dia berdiri untuk meletakan bahan makanan yang di atas lebih dulu.“Berikan beberapa jus kemasan dan minuman isotonik itu.” Nerissa meminta untuk Naven memberikan makanan.“Baiklah.”Naven segera memberikan satu per satu minuman. Keadaan masih aman, karena Nerissa hanya menata dengan posisi berdiri.Dua rak terisi dan Nerissa mulai beralih ke rak berikutnya. Nerissa segera setengah membungkukkan tubuhnya untuk mengisi rak berikutnya.Posisi Nerissa itu seperti membentuk angka tujuh. Namun, yang membuat perhatian Naven adalah bagian tubuh bawah milik Nerissa. Bokoong Nerissa tampak begitu kencang, bulat, dan padat sekali.Untuk ukuran seorang janda, tentu saja tubuh Nerissa termasuk bagus.Naven jelas tergoda ketika
Read more
Bab 26
“Memang kenapa, Pak?” Nerissa justru balik bertanya. “Jawab saja dulu. Kenapa kamu pakai artis itu?” Naven tidak suka pertanyaannya dibalas pertanyaan. “Karena Evelyn Manda sedang naik daun. Jadi saya pikir pas sekali jika mengundang bergabung event. Dengan begitu mal akan semakin ramai. Karena orang-orang akan melihat dia di mal kita.” Mendengar alasan Nerissa itu membuat Naven terdiam. Dari segi bisnis. Memang benar adanya jika mengundang Evelyn sangat menguntungkan. Namun, sejak menjalin hubungan dengan Evelyn, tak pernah sekali pun meminta Evelyn untuk bekerja sama dengannya. Naven juga tidak suka bekerja sama dengan Evelyn. Entah kenapa dia merasa tidak nyaman jika bekerja bersama kekasihnya. Takut ada gosip tentang dirinya dan Evelyn.“Apa Pak Naven tidak suka Evelyn Manda bergabung event kita?” Naven tidak mungkin menunjukkan rasa tidak sukanya. Itu akan membuat Nerissa curiga. “Tidak. Aku tidak masalah.” Dia pura-pura di depan istrinya. Nerissa cukup senang ketika suam
Read more
Bab 27
Nerissa yang menabrak seseorang pun seketika terkejut. Dia yang terburu-buru dari toilet, hendak ke tempat parkir, justru tidak menyangka jika menabrak seseorang. Segera Nerissa melihat siapa yang ditabraknya. Saat mendapati seorang pria yang ditabrak, dia semakin tidak enak. “Maaf, Pak.” Nerissa kembali meminta maaf. Naven melihat ke arah orang yang menabraknya itu. Alangkah terkejutnya ketika mendapati jika orang yang menabraknya adalah Nerissa. Nerissa memerhatikan pria di depannya. Topi, kacamata hitam, serta masker menutupi wajah pria itu, jadi dia tidak bisa melihat wajah pria yang ditabraknya itu. Saat melihat wanita yang menabraknya, Naven benar-benar sangat terkejut. Dia tidak menyangka jika akan bertemu dengan istrinya di restoran ini. Tak mau sampai Nerissa menyadari hal itu, Naven segera pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun. Tak mau sampai Nerissa menyadari siapa dirinya jika menjawab permintaan maaf dari Nerissa. Tentu saja apa yang dilakukan pria yang baru saj
Read more
Bab 28
Nerissa membulatkan matanya ketika mendengar hal itu. Dia tidak menyangka jika ternyata Evelyn tidak bisa datang.“Kenapa tidak bisa datang?”“Katanya pihak kita sudah membatalkan kerja sama. Jadi dia tidak datang.”Mendengar penjelasan Ana membuat Nerissa semakin terkejut. Seingatnya, tidak ada pihak Zorion yang membatalkan kontrak kerja sama. Tentu saja itu membuat Nerissa bingung.“Apa ada dari kita yang membatalkan kontrak kerja sama?” Nerissa menatap Ana.“Seharusnya tidak ada, Sa. Kita semua tahu ini event penting. Tidak mungkin sembarangan membatalkannya.”Nerissa merasa jika apa yang dikatakan Ana ada benarnya. Namun, tetap saja dia yakin ada yang tidak berpikir seperti itu.“Sebaiknya aku temui dia dulu. Aku harus tanya siapa yang mengajukan pembatalan kontrak.”Nerissa tidak bisa tinggal diam. Dia harus segera menemui Evelyn untuk segera membujuk Evelyn.Tak membuang waktu Nerissa segera menghubungi Evelyn untuk bertemu.“Halo, saya Nerissa, manajer pemasaran Zorion, apa say
Read more
Bab 29
Nerissa terus menangis. Dia tidak malu sama sekali menangis di hadapan Naven. Mungkin karena Naven pernah melihatnya menangis. Jadi tidak masalah jika sampai melihatnya kembali menangis. “Apa yang kamu bilang tadi?” tanya Naven memastikan. “Evelyn memutuskan kontrak dengan Zorion.” Nerissa kembali menjelaskan. “Kenapa dia memutuskan kontrak?” Naven tampak penasaran. “Katanya kekasihnya tidak mengizinkan untuk bekerja sama dengan Zorion.” Naven membulatkan matanya. Dia tidak mengerti kenapa Evelyn membatalkan dan memberikan alasan kekasihnya melarang. Padahal tak pernah dirinya melarang Evelyn. Memang benar waktu awal pertemuan dengan Evelyn, Naven meluapkan rasa tidak sukanya. Namun, setelah memikirkan dia memilih membiarkan. Naven memilih untuk tidak berkomentar tentang kontrak itu lagi dan membiarkan sang kekasih melakukan kerja sama itu. “Lalu dia tidak akan datang?” tanya Naven memastikan. “Iya, dia tidak akan datang.” Nerissa mengangguk. Naven masih penasaran alasan Evel
Read more
Bab 30
“Seorang wanita. Berambut panjang pirang. Kulitnya sedikit sawo matang.” Naven mendapati ciri-ciri itu merasa jika itu bukan Nerissa. Sejenak dia memikirkan siapa wanita yang ciri-cirinya seperti itu. Setelah mencari kepingan memorinya, dia menemukan siapa wanita yang persis disebutkan. Pikirannya tertuju pada selingkuhan Harry. Dia merasa jika bisa saja wanita itu yang melakukannya. Terlebih lagi memiliki motif kuat untuk membuat karier Nerissa hancur. “Lalu, kamu membatalkan kontrak dengannya?” tanya Naven memastikan. “Jadi waktu itu dia datang dan langsung menyodorkan surat pembatalan kontrak. Karena aku pikir itu orang suruhanmu, aku tanda tangani begitu saja tanpa banyak bertanya.” Naven akhirnya tahu kenapa kontrak itu bisa ditandatangani. Evelyn mengira jika orang yang membawa berkas pembatalan kontrak adalah orang suruhannya, dan orang tersebut memanfaatkan celah itu untuk melancarkan aksinya. Ini memang sebuah kebetulan dan tentu saja menguntungkan orang yang berniat m
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status