Semua Bab Diam-Diam Jatuh Cinta: Bab 21 - Bab 30
318 Bab
Masalah Harga Diri
Zoia baru saja turun dari taksi. Hari ini ia sengajak tidak memakai sepeda motornya karena gerimis mulai turun begitu ia keluar dari rumah. Sebenarnya Zoia memiliki mobil, hanya saja sejak pernah mengalami kecelakaan Zoia sedikit trauma untuk menyetir sendiri.“Suit … suit …”Zoia terperanjat ketika mendengar suara itu. Siulan tersebut menghentikan langkahnya. Zoia memandang ke belakang dan mendapati Zach baru saja turun dari mobilnya.Tanpa sadar Zoia tersenyum. Zach menyiulinya seakan Zoia adalah seorang remaja putri. Zoia menunggu sampai Zach mendekat dan mensejajarkan langkah dengannya.“Kamu naik taksi, Zoi?” Tadi Zach melihat dari mobilnya Zoia turun dari taksi.“Iya.”“Aku pikir kamu bawa mobil sendiri. Tahu begitu mending tadi kujemput aja kali ya? Eh, sorry, aku lupa. Kamu kan ada herdernya.”Zoia tertawa mendengar kata-kata Zach. Zoia tidak bisa membayangkan seperti apa reaksi Javas seandainya tahu julukan sang adik untuknya.“Kenapa berangkat sendiri? Nggak bareng dia?” tan
Baca selengkapnya
Modus Ala Javas
Taksi yang membawa Zoia menurunkannya tepat di depan kantor Javas. Zoia setengah berlari demi menghindari gerimis yang belum berhenti. Di sela langkahnya memasuki gedung Zoia teringat pada Zach serta Khanza. Mungkin saat ini mereka sudah tiba di pantai dan mandi gerimis di sana. Kliennya ingin foto pre wedding di pinggir pantai dalam keadaan gerimis agar lebih estetik. Begitu katanya.“Selamat pagi, Ibu Zoia!”Langkah Zoia terhenti tepat di sisi lobi ketika mendengar sapaan ramah yang ditujukan padanya. Ia tidak mengira jika ada yang mengenalinya di sini.Zoia memandang ke arah kiri dan mendapati seorang perempuan tersenyum padanya dari balik counter resepsionis.“Pagi, Mbak …” Zoia menjawab tidak kalah ramah.“Bapak Javas sudah menunggu Ibu dari tadi, mari saya antar Ibu ke ruangannya.”“Nggak usah, Mbak, saya bisa sendiri kok,” jawab Zoia menolak. Ia tidak terbiasa diperlakukan dengan istimewa.“Tidak apa-apa kok, Bu. Tadi Bapak berpesan pada saya agar mengantar Ibu ke ruangannya ka
Baca selengkapnya
Boleh Aku Menyentuhmu?
Dari tadi entah sudah berapa kali Javas membuat jantung Zoia meloncat-loncat. Namun puncaknya adalah ketika Javas meminta agar Zoia tidur di kamarnya.Setelah membaringkan Zoia di ranjang Javas keluar dari sana. Untuk sesaat ia merasa bingung harus bagaimana. Masih ada yang harus dilakukannya di kantor, tapi ia juga tidak mungkin meninggalkan Zoia sendiri di rumah. Di saat-saat seperti ini Javas menyesali tindakannya yang telah memberhentikan semua pekerja di rumah itu.Alhasil setelah bergumul dengan pikiran panjang Javas memutuskan untuk tetap berada di rumah.Zoia tampak sedang berbicara di telepon dengan seseorang ketika Javas kembali ke kamar dan mencuri dengar dari balik pintu. Tapi Javas tidak tahu Zoia yang menelepon atau menerima telepon. Javas tetap berdiri di sana. Ia ingin tahu dengan siapa istrinya berbicara.“Kayaknya gue nggak bakal balik lagi deh, Ca. Kaki gue sakit banget. Javas juga nggak ngizinin gue ke mana-mana.” Terdengar suara Zoia.‘Ca? Siapa Ca itu?’ tanya Jav
Baca selengkapnya
Malam Pertama Yang Sesungguhnya
Zoia tercenung.Jadi … mereka betul-betul akan berpisah. Ia akan kehilangan Javas sebentar lagi. Mereka akan kembali menjalani kehidupan masing-masing. Tiba- tiba saja Zoia merasa dadanya sangat sesak membayangkan semua itu.Zoia bangun dari berbaring lalu duduk sambil menyandarkan punggungnya ke headboard.Javas ikut bangun dan duduk memosisikan dirinya di sebelah Zoia. Pria itu tidak berkata apa-apa. Hanya bola matanya yang berekspresi menatap Zoia dengan tatapan sangat mesra, yang membuat Zoia menjadi salah tingkah.Zoia menundukkan kepala, menyembunyikan muka dari pesona Javas yang terasa sangat menyiksa. Di saat itulah kesadaran memberitahu Zoia, bahwa dirinya benar-benar sudah jatuh cinta pada seorang Javas Mahanta, suaminya sendiri.Javas mengangkat dagu Zoia dengan ujung telunjuknya sehingga wajah mereka saling bertatapan. Javas memamerkan senyum lembutnya yang membuat Zoia langsug lumer.“Aku nggak akan memaksa, itu bukan sifatku. Laki-laki sejati tidak akan pernah memaksa wa
Baca selengkapnya
Butuh Jasa Gue Nggak Buat Nemenin Istri Lo?
Javas memandangi Zoia yang sudah terlelap dalam pelukannya. Perempuan itu betul-betul polos. Tingkahnya membuat Javas terharu sendiri. Zoia dengan patuhnya melakukan apa saja yang Javas suruh tanpa protes. Jauh berbeda dengan Prilly yang suka membantah dan sering berdebat dengan Javas.Andai saja Prilly bisa seperti Zoia …Javas menepis Zoia pelan-pelan dari dekapannya ketika ponselnya berbunyi. Seperti dugaannya, Rosella yang menelepon.“Halo, Mi …”“Kamu di mana, Jav? Dari tadi Mami tunggu!” Suara Rosella terdengar kesal.“Iya, Mi.”“Apanya yang iya?”“Iya, aku ke sana sekarang.”“Tadi kamu juga bilang begitu. Tapi sudah berjam-jam kamu masih belum datang. Sebenarnya kamu lagi di mana?”“Aku di rumah, Mi. Ini lagi siap-siap mau ke sana. Sudah ya, jangan marah-marah.”“Mami tunggu sekarang. Mami nggak bisa menjaga Prilly sendiri. Kamu ke sini gantiin Mami!”“Baik, Mi, siap. Udah ya, aku matiin dulu teleponnya. Aku udah mau berangkat nih.”Javas meletakkan ponselnya setelah selesai me
Baca selengkapnya
Tatapan Buaya Yang Meluluhkan
Javas kembali ke ruang rawat Prilly setelah adik dan ibunya pergi. Meskipun tadi Zach hanya bercanda tapi berhasil mengguncang emosinya.Begitu melihat Javas masuk, Prilly langsung mengembangkan tangan, isyarat agar Javas memeluknya.Javas tersenyum kemudian memeluk Prilly seperti keinginan perempuan itu lalu duduk di kursi yang berada di sisi ranjang.“Mami udah pergi?” “Udah,” jawab Javas pelan. “Gimana keadaan kamu? Masih sakit kepala?”“Masih,” jawab Prilly sambil cemberut. Lalu diambilnya tangan Javas dan diletakkannya di dada. “Kamu jangan pergi ya, Jav, jangan tinggalin aku sendiri …” Perempuan itu merengek manja.“Nggak, aku akan di sini nemenin kamu.”“Janji?”“Ya, janji. Sekarang kamu istirahat biar cepat sehat.”“Tapi kamu tidur di sini ya, di sebelah aku.” Prilly menarik tangan Javas dari kursi agar berbaring di ranjang bersamanya.“Nggak muat, aku di sini aja,” jawab Javas menolak.“Muat kok.” Prilly menggeser badannya memberi tempat untuk Javas.Javas terpaksa pindah da
Baca selengkapnya
Candu
Suara alarm yang menjerit mengusik pendengaran Zoia. Membuatnya terbangun dari tidur yang lelap. Dengan mata yang masih tertutup ia tersenyum membayangkan kejadian semalam.Dirinya dan Javas sudah menyatu …Cara Javas menyentuhnya tidak akan pernah Zoia lupakan. Cara lelaki itu menatap, bagaimana bibirnya melengkungkan senyum mesra melekat selamanya di benak Zoia. Dan saat ini ia berada di dalam dekapan hangat lelaki itu. Ia tidur semalaman dengan nyaman karena Javas memeluknya dengan erat.Perlahan Zoia membuka matanya. Ia ingin menyaksikan sendiri wajah Javas saat lelap memeluknya. Dan begitu kelopak matanya terbuka, Zoia terperanjat, tidak ada Javas di sebelahnya. Yang ada hanya permukaan kasur yang kosong. Ternyata Zoia memeluk guling.‘Ke mana Javas?’ Zoia bertanya sendiri di dalam hati.Mata perempuan itu menyisir ke setiap sudut kamar mencari sosok yang dicintainya. Tapi ia tidak menemukan apa-apa. Hanya dirinya makhluk bernyawa di ruangan itu.‘Mungkin Javas sedang di kamar ma
Baca selengkapnya
Aku Mencintai Dia Tapi Tidak Bisa Kehilangan Kamu
"Jav, aku mau ke kantor.” Zoia menahan dada Javas agar tidak menyentuhnya.“Apa aku harus mengingatkanmu lagi kalau kita sama-sama owner?” balas Javas tidak ingin mengalah. “Jangan katakan kalau kamu ada janji sama klien lagi. Apa itu yang lebih penting?”“Tapi aku masih ngerasa sakit …”“Kan sudah aku bilang, pertama, kedua dan ketiga memang sakit. Biar sakitnya cepat hilang kita harus sering-sering melakukannya. Okay?”Zoia meneguk saliva menyadari ia tidak bisa membantah. Ia hanya bisa pasrah menuruti keinginan Javas. Bukankah tadi hatinya ingin mengukir kisah manis itu?Pada akhirnya Zoia mengizinkan Javas melakukannya. Meski masih terasa perih namun Zoia mencoba menikmatinya. Senyum lembut dan tatapan super mesra lelaki itu menjadi penawar rasa sakit yang dirasakannya.Zoia mendekap erat tubuh Javas ketika mereka sama-sama mencapai pelepasan. Namun ia mengendus aroma amber dari tengkuk Javas ketika pria itu merebahkan kepala di dadanya. Seketika Zoia menjauhkan hidung.“Kamu ken
Baca selengkapnya
Lehermu Adalah Bagian Favoritku
Setelah mereka bicara dari hati ke hati atau lebih tepatnya setelah Javas bicara terbuka padanya, Zoia menjadi jauh lebih ringan. Ia merasa memiliki peluang untuk mempertahankan hubungannya lebih lama dengan Javas. Tapi Zoia tidak ingin berharap terlalu banyak. Walau bagaimanapun perempuan yang dicintai Javas adalah Prilly, bukan dirinya. Sedangkan ketika Zoia bertanya apa arti dirinya, Javas tidak mampu menjelaskan selain mengatakan bahwa statusnya hanyalah sekadar seorang istri. Tidak lebih. "Kamu nggak usah berharap apa-apa dari hubungan kita. Apa pun yang sudah kita lakukan, tapi aku nggak cinta sama kamu, aku nggak ada perasaan apa-apa." Itu yang dikatakan Javas tadi.Zoia mencatat di benaknya semua perkataan Javas agar ia tidak lupa diri dan terbuai oleh pesona lelaki itu.“Biar aku yang antar kamu ke kantor,” ucap Javas setelah mereka berdua selesai mandi.“Aku bisa sendiri,” jawab Zoia menolak.“Kenapa nggak mau? Kamu ada janji sama Zach? Dia yang bakal jemput kamu dan kalian
Baca selengkapnya
Kenapa Terasa Berat?
Zoia melangkah pelan di sepanjang jalan raya. Ia terkejut ketika mendengar suara klakson dari kendaraan yang melintas di dekatnya. Padahal Zoia berjalan di trotoar, bukan di badan jalan.Bulir keringat mulai mengalir di pelipisnya. Maklum saja, saat itu matahari hampir berada di puncak kepala. Zoia bisa saja memesan taksi. Tapi ia pikir tanggung memesannya, belum lagi menunggunya akan menghabiskan banyak waktu. Andai saja ada seseorang yang lewat di saat-saat seperti ini dan memberinya tumpangan. Entah itu teman atau hanya sekadar kenalan.“Ck!” Zoia berdecak kesal ketika mendengar rentetan suara klakson yang ditujukan padanya. Paling itu hanya orang usil yang mau mengganggu.“Zoia!”Zoia merotasi bola matanya. Bersama dengan itu langkah kakinya memelan. Siapa yang mengenalinya di sini dan memanggil namanya?Zoia memandang ke kanan. Tampak sebuah sepeda motor sport hitam berhenti di dekatnya. Zoia tidak tahu dia siapa. Sampai pengendaranya yang memakai jaket kulit hitam membuka kaca h
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
32
DMCA.com Protection Status