Diam-Diam Jatuh Cinta

Diam-Diam Jatuh Cinta

Oleh:  Zizara Geoveldy  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9
2 Peringkat
207Bab
6.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Akibat kecerobohannya Zoia yang merupakan pemilik wedding organizer membuat calon pengantin wanita jadi kabur. Zoia dipaksa untuk menggantikan calon istri Javas yang merupakan kliennya sendiri. Setelah menikah, Javas dan Zoia membuat kesepakatan pernikahan yang hanya berlangsung selama satu tahun. Isinya adalah: 1. Zoia harus menuruti semua keinginan Javas termasuk berhubungan seks. 2. Dilarang melibatkan perasaan dalam hubungan mereka karena ini hanya pernikahan sementara. 3. Dilarang jatuh cinta satu sama lain karena pada akhirnya mereka akan berpisah. Namun, tidak ada yang tahu kapan cinta akan datang, kan? Di luar dugaan, salah satu di antara mereka diam-diam jatuh cinta. IG Author: zizarageoveldy

Lihat lebih banyak
Diam-Diam Jatuh Cinta Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Debora Susana
Suka sama certa nya
2024-03-14 11:15:18
0
user avatar
Zulkifli Supriadi
good cerita
2024-02-26 06:31:40
0
207 Bab
Married to a Psychopath
“Prilly! Kenapa manjat jendela?” Zoia terkejut begitu menemukan calon pengantin wanita yang tak lain adalah klien atau pemakai jasa wedding organizer-nya hendak meninggalkan kamar melalui jendela. “A—aku ….” Prilly terbata-bata. Zoia langsung berjalan menghampiri Prilly dan menariknya dari jendela. “Aduh, Pril, kamu mau ngapain pake manjat jendela kayak gini? Apa coba yang mau diambil? Duduk anteng aja kenapa sih? Kalau kamu celaka gimana? Sebentar lagi kan kamu mau akad.” Tentu Zoia tidak ingin kliennya ini kenapa-kenapa. Ia harus memastikan bahwa calon pengantin sempurna sampai berada di pelaminan. Prilly memandang Zoia dengan tatapan kosong lalu melepaskan tangan dari genggaman Zoia yang khawatir akan keadaan dirinya dengan begitu saja. Prilly tampak sedih dan berkata pada Zoia. “Aku mau pergi dan aku mohon jangan halangi.” “Memangnya kamu mau pergi ke mana? Ini kan hari bahagiamu. Sebentar lagi penata rias akan datang untuk mendandanimu.” “Hari bahagia?” Prilly menggelengkan
Baca selengkapnya
Pria Frustasi Yang Posesif
Zoia bergidik ngeri. Seringai lebar yang tercetak di wajah Javas membuatnya ketakutan. Apa laki-laki itu benar-benar menginginkannya?Pria itu semakin dekat. Jarak wajahnya dan muka Zoia hanya terhitung beberapa sentimeter. Sedikit lagi maka kulitnya dan Javas benar-benar akan bersentuhan.Sebelum itu terjadi, Zoia mendorong Javas dengan sekuat tenaga sehingga laki-laki itu tersingkir darinya. Begitu mendapat kesempatan untuk lepas, Zoia mengangkat diri dan menjauh dari Javas.“Kamu jangan macam-macam. Jangan pernah menyentuh saya!” hardik Zoia dengan sorot mata ketakutan.“Saya berhak melakukannya dan kamu nggak boleh menolak.” Javas membalas ucapan Zoia sambil turun dari ranjang dan berjalan mendekatinya.“Tapi nggak pernah ada di dalam perjanjian kalau saya harus melayani kamu seperti ini.”“Apa kamu amnesia? Di dalam surat itu tertera bahwa kamu harus melakukan apa saja yang saya perintahkan. Apa pun!”Dengan tenaganya yang kuat Javas menarik tangan Zoia ke ranjang dan membaringka
Baca selengkapnya
Dia Yang Kembali
Zoia keluar dari kamar menuju ruang depan menemui Zico yang sedang menantinya. Melihat Zoia muncul Zico langsung berdiri dan bersiap-siap untuk pergi.“Co, sorry banget, kamu duluan ya, nanti aku nyusul ke sana,” kata Zoia tidak enak hati. Zico jauh-jauh menjemputnya.“Kenapa begitu?” tanya Zico heran. Hari ini ia dan Zoia sudah berjanji akan menemui temannya yang akan memakai jasa wedding organizer milik Zoia.“Aku berangkat sama suami dan harus ke kantor dulu. Setelah dari kantor aku baru ke sana. Nggak apa-apa kan?”“Nggak apa-apa.” Zico tersenyum pengertian lalu masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan Zoia hanya bisa memandangi kepergian lelaki itu dengan perasaan bersalah.Javas muncul tidak lama kemudian. Tanpa memedulikan Zoia ia masuk ke dalam mobilnya dan menyuruh supir agar segera berangkat.Melihat mobil Javas sudah bergerak, Zoia terkejut. Kenapa Javas tidak menunggunya?“Javas! Javas!” Zoia berteriak sekeras mungkin memanggil Javas, namun mobil yang membawa lelaki itu terus me
Baca selengkapnya
Menunjukkanmu Pada Dunia
“Prilly?” Zoia mengulangi dengan dahi berkerut penuh tanda tanya. “Jadi kamu mau pura-pura lupa siapa aku?” kata Prilly ketika mendengar nada heran dari suara Zoia. Zoia sama sekali tidak lupa, ia hanya terkejut atas telepon tidak terduga dari mantan calon istri suaminya. “Nggak lupa, aku masih ingat kok. Ada apa ya, Pril? Ada yang bisa dibantu?” tanya Zoia ingin tahu apa tujuan perempuan itu menghubunginya. “Aku dengar kamu menggantikan posisiku. Apa itu benar?” Entah mengapa Zoia mendengar ada nada tidak suka dari suara Prilly. “Kenapa nggak dijawab?” ucap Prilly lagi ketika tidak mendengar respon apa pun dari Zoia. “Benar, aku yang menggantikanmu.” “Selamat kalau begitu. Gimana? Udah disiksa sama Javas?” “Maksudmu apa?” Zoia ingin diperjelas. “Jangan pura-pura bego, Zoia. Bukankah sebelumnya aku sudah katakan kalau Javas adalah psikopat? Makanya aku nggak mau menikah dengan dia. Hanya perempuan bodoh yang mau menikah dengan laki-laki seperti Javas.” Prilly mengejek Zoia de
Baca selengkapnya
Berdua Di Toilet
Mobil berbelok memasuki komplek sebuah butik. Zoia ikut turun disaat Javas membuka pintu. Setelah perdebatan mereka tadi Zoia mengunci mulut. Ia tidak ingin berdebat dengan pria itu karena hasilnya Zoia yang selalu kalah. “Silakan, Pak, mau cari baju untuk siapa?” Penjaga butik yang ramah menyambut kedatangan keduanya. “Saya mau cari gaun malam untuk istri saya,” jawab Javas sambil merengkuh Zoia agar berdiri lebih rapat dengannya. Penjaga butik memindai tubuh Zoia dari puncak kepala hingga bawah kaki seakan sedang memikirkan gaun model apa yang pantas untuk perempuan itu. “Kalau yang ini Ibu suka?” tanyanya pada Zoia sambil menyodorkan tube dress berwarna nude. Zoia hampir saja menganggukkan kepala ketika Javas lebih dulu menjawab. “Jangan yang itu. Tolong kasih warna yang agak terang soalnya acaranya malam. Ada warna merah?” Zoia sontak melebarkan matanya menatap Javas. “Saya nggak mau pakai warna merah.” Ia menolak sebelum penjaga butik mengambilkannya. “Kenapa?” Javas meman
Baca selengkapnya
Luluh
“Kenapa? Sedang mencari apa?” Suara Prilly menghentikan Zoia yang sejak tadi menatap ke sekitarnya seakan sedang mencari pertolongan. Zoia mengalihkan pandangannya pada Prilly. “Ada apa ya? Kok kayaknya kebetulan banget kita bisa ketemu di sini?” “Aku juga nggak tahu.” Prilly mengangkat bahunya. “Kamu udah ketemu Javas? Kamu nggak takut muncul kayak gini? Gimana kalau Javas melaporkan kamu karena membawa kabur uangnya?” Prilly tertawa lepas seakan baru saja mendengar sebuah lelucon yang membuatnya geli. “Harus berapa kali sih aku bilang? Javas itu pembohong. Aku sama sekali nggak melarikan uangnya. Jadi kenapa harus takut?” jawabnya ringan sambil mengembangkan kedua tangannya. Cara perempuan itu meyakinkan membuat Zoia kembali meragukan Javas dan memercayai Prilly. Kalau benar Prilly menipu dan membawa lari uang Javas tidak akan mungkin ia berani berkeliaran seperti saat ini. Logikanya begitu kan? “Aku ke sini karena kasihan sama kamu, Zoi. Aku takut Javas menyiksa kamu. Sebagai
Baca selengkapnya
Suamimu Di Atas Ranjangku
Javas melepaskan diri dari dekapan Prilly. Ia harus pulang sekarang. Sudah terlalu lama ia berada di mobil perempuan itu. Padahal tadi ia menjanjikan hanya lima menit saja.“Jav, kamu mau ke mana?” Prilly menahan tangan Javas agar tidak pergi darinya.“Aku mau pulang, sudah malam.” Javas ingat jika tadi ia datang bersama Zoia. Mungkin Zoia sudah keluar dari toilet dan saat ini sedang menunggunya.“Tapi aku masih kangen sama kamu, Jav,” ujar Prilly dengan suara manjanya.“Besok kita kan bisa ketemu lagi, sekarang aku harus pulang. Zoia sudah menungguku.”Prilly mendengkus mendengar nama itu disebut. Katanya hanya pernikahan sementara, tapi dari kata-kata Javas sepertinya perempuan itu begitu berharga sampai-sampai Javas memedulikannya.“Jadi sekarang aku udah nggak ada artinya lagi buat kamu? Padahal seharusnya aku yang menjadi istri kamu, Jav,” ucap Prilly sedih dengan suara yang lirih. Dan itu membuat Javas tidak tahan.“Dia nggak ada apa-apanya, Prilly. Buat aku kamu jauh lebih bera
Baca selengkapnya
Dia Bukan Perempuan Jalang, Dia Perempuan Baik-Baik
Zoia memasukkan ponsel ke dalam saku setelah selesai menerima telepon dari Prilly. Meski Zoia mencoba untuk tenang dan tidak memedulikan Javas, tak ayal kata-kata Prilly tadi bersarang di benaknya.Apa benar saat ini Javas sedang bersama perempuan lain dan menginap di sana?Zoia berbaring gelisah di tempat tidur dan mencoba memejamkan matanya. Namun ternyata hal tersebut adalah hal yang paling mustahil dilakukannya saat ini.Tidak tahan lagi, Zoia bangkit dari ranjangnya lalu keluar dari kamar. Zoia tidak tahu harus ke mana dan melakukan apa tengah malam begini. Begitu melihat kamar Javas yang terletak di sebelah kamarnya, Zoia melangkahkan kaki ke sana. Ia termangu di depan pintu kamar itu bermenit-menit lamanya.Dengan perasaan ragu Zoia memutar knop. Setelah daun pintu terbuka Zoia melangkah masuk ke kamar itu. Zoia tidak tahu entah apa reaksi Javas jika tahu dirinya berada di sana tanpa sepengetahuan lelaki itu. Biasanya Zoia baru ke kamar Javas hanya untuk membersihkannya.Duduk
Baca selengkapnya
Jatuh Di Pelukanmu
Pagi itu Javas terbangun lebih dulu. Sementara Prilly masih meringkuk di bawah selimut dan tampak pulas dalam tidurnya. Jika saja tidak ingat jika hari ini harus kerja, Javas masih ingin berlama-lama membagi kehangatan dengan perempuan itu.Javas bergerak sepelan mungkin agar tidak membangunkan Prilly. Akan tetapi, baru saja ia akan menyingkap selimut, Prilly menahan dengan melingkarkan tangannya ke tubuh Javas.“Mau ke mana, Jav?” Suara Prilly terdengar serak khas bangun tidur.“Kamu udah bangun?” balas Javas retoris. “Aku pulang ya? Hari ini harus ngantor.”Prilly menggelengkan kepalanya. “Jangan.”“Kenapa jangan?”“Aku masih kangen …”Javas tersenyum sambil membelai kepala Prilly. “Aku juga, tapi kita kan masih bisa ketemu.”“Janji ya?”“Iya, janji.”Barulah Prilly melepaskan Javas.Selagi Javas mandi Prilly bergerak ke belakang menyediakan sarapan bagi mereka berdua.Dua mangkuk oatmeal dengan taburan buah kering sudah tersedia begitu Javas selesai mandi. Makanan kesukaan mereka b
Baca selengkapnya
Khawatir
Zoia terkulai lemas di dalam pelukan Javas. Ia betul-betul tidak berdaya. Kepala pusing, pandangan berkunang-kunang serta beban berat yang ditanggungnya merupakan kombinasi yang membuat perempuan itu semakin lemah.Javas membaringkan Zoia di ranjang. Lalu dipanggilnya Reno dan meminta agar asistennya itu menghubungi dokter pribadi keluarga Mahanta.“Suruh dia datang sekarang. Cepat!” Entah mengapa melihat muka pucat Zoia membuat Javas menjadi khawatir. Hal yang sama sekali tidak direncanakannya.“Baik, Pak, saya akan telepon dokter Riki sekarang,” jawab Reno patuh, lalu mencari nomor dimaksud di dalam daftar kontak ponselnya. Ia memeng menyimpan nomor-nomor orang penting di sana, agar jika ada apa-apa bisa langsung dihubungi.Selagi Reno menelepon, Javas memandang Zoia dari jauh. Perempuan itu berbaring lemas dengan mata terpejam. Apa sekarang dia benar-benar pingsan?Javas kemudian mendekat dan duduk di pinggir ranjang. Ragu-ragu diulurkannya tangan untuk meraba dahi Zoia.Hangat.Te
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status