All Chapters of Penjara Cinta Tuan Billionare : Chapter 51 - Chapter 60
143 Chapters
Baru Pergi Sebentar Sudah Rindu
Willy menekan dada Marissa, memberikannya nafas buatan, hingga Marissa terbatuk dan mengeluarkan air dari mulutnya."Ma-Marissa, kau baik-baik saja," raut wajah Willy berubah pucat pasi, dia benar-benar panik takut terjadi sesuatu terhadap Marissa.Uhuk. Uhuk. Marissa menatap limbung sesaat suasana sekitar, di kepalanya muncul kembali bayangan dejavu yang hampir sama, lalu menghilang. 'Apa itu? Siapa orang yang kulihat tadi, kenapa wajahnya tak tergambar dengan jelas.' Batin Marissa."Sayang, kau dengar aku? Kau tidak apa-apa kan?" jantung Willy berdegup sangat kencang, dia tidak ingin kehilangan Marissa secepat itu."A-aku tidak apa-apa sayang," ucap Marissa, raut berubah sedikit saat menatap Willy, dia merasakan sedikit asing pada Willy."Syukurlah, syukurlah kalau kau tidak apa-apa!" Willy memeluk Marissa mengusap rambutnya dengan lembut, "Ayo kita ke dalam dan segera ganti bajumu nanti kau masuk angin!" Willy langsung memapah Marissa ala bridel style masuk ke dalam kamar mereka.
Read more
Bertemu Fans Gila
"Dominique, kau akhirnya pulang sayang," tanpa rasa ragu Haiden maju dan memeluk tubuh Marissa dengan erat.Marissa terkejut, segera menghempaskan jauh tubuh Haiden."Diana!" teriak Marissa segera mundur menghindari Haiden.Diana menghampiri Marissa, "Kau kenapa sayang? Ada apa?" suara Willy cemas dari sebrang ketika mendengar teriakan Marissa."Aku tidak apa-apa sayang, nanti setelah selesai rapat aku telpon lagi, bye sayang, muahh!" ucap Marissa lembut menutup telpon di telinganya."Kau tidak apa-apa Marissa?" ucap Diana sambil menatap kearah Haiden dan John, terutama Haiden yang terpaku melihat Marissa dan melewatinya begitu saja."Aku tidak apa-apa, sepertinya dia salah satu fans berat-ku!" lirik Marissa, "Ayo kita selesaikan tanda tangan kontrak dan segera pergi dari sini!" Marissa dan Diana langsung masuk ke dalam lift."John, apa kau bisa menjelaskannya?" ucap Haiden dengan nada kesal menatap John dengan tajam."Dia model yang semalam saya bicarakan Tuan, tapi sepertinya sema
Read more
Marissa Ketakutan
"Pulang, pulang daritadi kau bilang pulang terus, apakah kau tidak merindukanku, hah!" Haiden berteriak seperti orang kesurupan meluapkan emosi dan kemarahannya yang dia pendam.Marissa tersentak, bergetar ketakutan, "Kau kenapa? Apa sedang ada masalah dengan pekerjaan-mu?" Marissa menarik diri dan segera bangkit dari duduknya."Dimana pintu keluar-nya!" tanya Marissa kebingungan mencari pintu di sekeliling ruangan. Meraba dengan tangannya. "Hahahaha!" tawa Haiden menggelegar, Marissa bergetar tambah ketakutan."Cepat buka, aku ingin keluar!" teriak Marissa tak kalah histeris."Marissa, hah benarkah namamu Marissa? Dimana kau bersembunyi selama ini hah? Kau pergi meninggalkanku hanya untuk menjadi seperti ini?" Haiden mencengangkan kedua tangan Marissa dengan paksa dan kasar."Lepaskan, jangan sampai aku berbuat kasar," Marissa mendelik kasar membalas tatapan Haiden."Hahahaha ... hahahaha," kembali tawa Haiden bergema di ruangan, "Katakan, katakan padaku, siapa yang mengajarimu be
Read more
Ternyata Bukan Mimpi
Di apartemen Haiden."Tuan." John menghampiri Haiden membawa sebuah amplop dan menyerahkannya.Haiden membuka amplop tadi, terlihat jelas beberapa foto Marissa memasuki kediaman yang sangat di kenali Haiden."Brengsek berani sekali dia menyembunyikan Domi-ku selama dua tahun! Aku pastikan akan membunuhnya dengan tanganku sendiri!" Haiden geram, meremas foto-foto yang di berikan John tadi."Sepertinya tidak seperti itu Tuan." John menyela bicara."Kau membelanya?" mata Haiden mendelik marah pada John."Tidak Tuan, saya hanya berbicara berdasarkan data yang kita miliki,""Maksudmu?""Saya menebak Nyonya kecelakaan Tuan, dan dia kehilangan ingatannya!" ucap John ragu-ragu melihat perubahan ekspresi wajah Tuannya yang langsung mendelikkan mata saat mendengar ucapannya."Kau gila, alasan macam apa itu," Haiden tak bisa menerima kenyataan."Dia memakai identitas Marissa baru dua tahun ini Tuan, dan dia sudah menikahi Nyonya, Tuan""Persetan!! Aku tidak perduli, bagiku dia adalah istriku sel
Read more
Siang Yang Membara
'Argghhh.' Batin Marissa berteriak, dan mendorong jauh tubuh Haiden."Kau!" Marissa mendelikkan matanya."Bagaimana apa kau sudah mulai mengingatku?" seringai Haiden tersenyum puas melihat reaksi Marissa yang panik.PAKKK!!Satu tamparan keras mendarat keras di wajah Haiden, Marissa merasa dirinya kotor, bagaimana dia bisa menjelaskan semua perbuatan Haiden pada Willy suaminya. Haiden menyentuh pipinya yang baru saja di tampar oleh Marisa, suasana mencekam di ruangan, hanya Diana yang tidak mengetahui dengan apa yang sedang terjadi."Berapa finalty yang harus ku bayar, katakan pada agency-ku. Aku akan membatalkan kontrak-nya!" ucap Marissa marah mengepalkan tangannya dan keluar ruangan.Haiden bahkan tidak percaya dia bisa melihat sisi lain Dominique di saat dirinya yang hilang ingatan. 'Inikah sifat asli yang selama ini kau tutupi.'"Tuan!" John menepuk pundak Haiden."Biarkan saja mungkin aku terlalu gegabah karena sangat merindukannya," ucap Haiden sedikit pun tidak menyesali perbu
Read more
Buku Nikah
Haiden mengepalkan kedua tangannya, kepalanya panas, hatinya terbakar cemburu dan tanpa sadar dia mengeluarkan pistol dan menarik pelatuknya tanpa ragu mengarahkannya ke tubuh Marissa. Marissa terkejut dan menatap mata Haiden dengan tatapan ingin membunuhnya.Ramon, John, Carlos, Diana dan beberapa pengawal dua kubu segera berdatangan, semua mata menatap pada pertunjukan yang sedang terjadi."Tembak-lah, setidaknya aku tidak menjadi pengecut seperti-mu," ucap Willy dengan santainya menusuk jantung Haiden, mengompori hati Haiden yang sudah seperti bom Hiroshima dan Nagasaki."Berani sekali kau menghianatiku Dominique!" teriak Haiden menarik pelatuknya, John segera berlari kearah tuannya sebisa mungkin mencegah arah tembakan tuannya meleset, Willy hampir tak percaya ada orang yang lebih gila darinya soal kecemburuan bahkan dia tak perduli bahwa dia sangat mencintainya. John menghindarkan tembakan Haiden kearah langit langit kamar hanya saja kecepatan peluru tadi langsung membuat lenga
Read more
Ceraikan Aku
Satu jam berlalu,Marissa yang gelisah menanti hanya mondar mandir di ruangan. Haiden terus berdiri menatap Marissa tanpa berkedip, sedangkan Willy tampak sibuk di meja makan menyiapkan makan siang untuk Marissa."Sayang," panggil Willy membuyarkan lamunan Marissa, memeluknya dari belakang.Marissa menoleh, "Makan dulu ya, kau belum makan siang kan." ucap Willy menarik pinggang Marissa ke meja makan.Haiden mengikuti, "Kita akan makan siang bersama Tuan Aramgyan," ucap Willy tetap berusaha sopan dan Willy menarik kursi untuk duduk Marissa.Haiden tidak ingin berjauhan lagi dengan Marissa langsung duduk di sebelahnya, sambil terus menatap Marissa."Kau makan yang mana dulu sayang, aku ambilkan," ucap Willy menatap wajah Marissa penuh kesabaran dan kelembutan saat berbicara dengan Marissa. 'Cih, kalau hanya berbicara dan menatap sepetimu aku juga bisa.' Haiden yang bergumam kembali rasanya dia pun ingin melayani Marissa karena sudah lama tak menatap wajahnya yang berbinar saat membica
Read more
Marissa Mengingat Semua
Marissa terdiam. Hati Marissa tersentak, ada sedikit gelisah mengusik di hatinya, namun dia sendiri tak berani berspekulasi akan hal tersebut. "Aku bilang ceraikan aku, terlepas aku ini Dominique ataupun Marissa, aku tetap ingin bercerai dengan-mu!" Marissa akhirnya tegas mengambil keputusan. Dia tidak ingin lagi di permainkan seperti bola yang di oper dari gawang satu ke gawang lainnya. "Aku tidak akan menceraikan-mu terlepas kau ini Dominique ataupun Marissa!" jawab Haiden tidak kalah tegas.Marissa memalingkan wajahnya dan berbalik melompat ke pelukan Willy yang di sampingnya."Aku tidak mau disini sayang, aku sudah bosan dan lelah bermain, aku ingin kita segera pulang," rajuk Marissa di pelukan Willy.Willy menaikkan rahangnya dengan kasar kepada Haiden, menyeringai nya dengan tatapan penuh kemenangan."Diana!" teriak Willy, Diana tersentak kaget yang daritadi menyaksikan pertunjukan dari balik tembok segera berlari."Bawa Marissa ke kamar untuk istirahat!" perintah Willy, Diana
Read more
Marissa Bunarco
Di apartemen Haiden.Haiden tampak frustasi dengan kejadian tadi siang, dia sudah berusaha sebaik mungkin untuk membawa ingatan Marissa kembali menjadi Dominique. Sambil menatap buku nikah, cincin berlian yang pernah dia berikan juga ponsel Dominique yang dia tinggalkan dua tahun lalu. Hatinya masih sangat gelisah bagaimana bisa dia belum bisa membawa Dominique kembali.Dia menatap ponsel Dominique, dan melihat semua isi di dalamnya, Haiden baru menyadari bahwa sedikit pun selama dia bersama dengan Dominique dia tidak memiliki kenangan apapun. Bahkan foto mereka bersama pun Haiden tidak memilikinya. Dia bahkan begitu ceroboh tak memiliki kenangan apapun bersama Dominique.Haiden hanya bisa menatap nanar dengan penuh kepedihan saat melihat foto-foto Dominique yang sedang tersenyum dan tertawa. Baginya semua sangat menusuk dalam relung hati. 'Kau begitu ceria dan polos, Domi ... maafkan aku sayang terlalu mengekang sehingga kau menjauh pergi dariku.'Suara ketukan pintu terdengar, John
Read more
Kebenaran Yang Terkuak
"Sayang, ada apa? Apa tamu tadi membuat masalah?" Seorang wanita sedang berbadan dua langsung menggandeng lengan orang tadi sambil melihat kearah jendela punggung tamu yang baru saja masuk ke dalam mobil."Bukan siapa-siapa, aku pikir dia temanku, ternyata bukan," ucapnya menghempaskan tangan wanita tadi, lalu berlalu meninggalkan nya masuk ke ruang memasaknya. 'Cih, sampai kapan kau akan terus dingin kepadaku seperti ini. Dua tahun lebih aku bersama-mu, kau masih saja belum melupakan wanita murahan itu. Harusnya dulu aku melenyapkannya sebelum aku kembali ke sini.' Setelah Marissa membagikan semua roti dan minuman, Marissa jadi pendiam, pikirannya seolah terbang ke suatu tempat. Separuh jiwanya seakan pergi pada dimensi lain."Ada apa sayang?" Willy menyadari perubahan Marissa, menatap curiga Marissa setelah membeli roti tadi. Marissa tetap tak bergeming.'Benar itu dia ... aku tidak mungkin salah lihat. Dia banyak berubah hampir saja aku tidak bisa mengenalinya.' Batin Marissa ya
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status