All Chapters of Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding: Chapter 81 - Chapter 90
100 Chapters
81. Sakit Karena Roh Jahat
Menuruti perkataan Xuanwu, Gao Tian langsung mengambil napas untuk merapal qi dan membangkitkan kekuatan spiritualnya.Ada perbedaan ilmu spiritual biasa dengan ilmu hitam. Karena ilmu hitam merupakan hasil kreasi iblis, para penggunanya dapat melihat kemunculan setan atau roh jahat.Pengguna ilmu spiritual biasa tidak bisa. Terkecuali, para pendeta. Tapi, ada cara-cara khusus yang bisa membuat roh jahat menampakkan diri. Seperti, penggunaan jimat misalnya. Para pengusir setan biasa menggunakannya disertai mantra.Tetapi, setan tidak selamanya akan menyembunyikan diri mereka. Karena, mereka membutuhkan energi lebih untuk menjadi tidak kasatmata. Sehingga, ada saatnya bagi mereka untuk menampakkan diri.“Astaga …!” ucap Gao Tian dalam hati, begitu ia melihat apa yang terjadi dengan Tuan Ho. “Xuanwu, apa itu?”Xuanwu yang berada dalam diri dia memandang ke arah pria tua tersebut melalui kelopak mata dengan mengangkat alis. “Roh jahat. Sepertinya, ada seseorang yang mengirim setan terseb
Read more
82. Benci Menjadi Dokter
“Baiklah, Dokter. Akan tetapi, aku hanya ingin berbicara dengan Anda, Tuan Ho beserta keluarga saja.”Setelah sempat khawatir akan banyak orang yang mengetahui bahwa dirinya memiliki kekuatan spiritual, Gao Tian menemukan cara untuk menjaga rahasianya.Memang benar. Menurut dia, Dokter Mao kemungkinan besar bisa diajak bekerjasama. Akan tetapi De Shu dan Deng Na, bisa saja bergosip. Ia belum mengetahui, Deng Na telah menyimpan rahasia mengenai apa yang ia lakukan di Bukit Xiniu.Selain itu Gao Tian berpikir, keluarga Ho pasti akan mau mendengarkan dia karena mereka ingin kepala keluarga mereka sembuh.“Perawat …!” Dokter Mao memanggil salah satu perawatnya yang muncul. “Tolong antarkan Tuan Ho ke kamar rawat kedua.”“Ayah …” De Shu berusaha mengingatkan ayahnya.Dia memang agak khawatir, ayahnya justru bakal merugikan diri sendiri. De Shu tentunya ingin menjaga nama baik Dokter Ma
Read more
83. Pendekar Idola Bikin Gemas
Namun sekonyong-konyong, mata dari makhluk itu terbuka. Gao Tian memperhatikan gelagat makhluk yang ada di hadapannya.“Hati-hati Gao Tian. Bisa saja roh jahat itu ingin melepaskan diri. Salah-salah, dia pergi dan tak terkendali. Lalu, malah menclok di tubuh orang lain,” Xuanwu mengingatkan hostnya.Diberitahu oleh si Raja Iblis, tangan kiri Gao Tian bergerak-gerak. Setelahnya, jari jemarinya membentuk simbol tertentu. Kemudian, ia memberikan tenaga pada telapak tangan kanannya yang berada di atas dada Tuan Ho.Apa yang disampaikan Xuanwu benar adanya. Makhluk halus mirip kera yang menghinggapi kedua pundak Tuan Ho terlihat ingin meronta. Akan tetapi, bagai ada tenaga yang terus menahannya.Di tempat ia duduk, Dokter Mao menyaksikan. Kini, ada pencaran cahaya merah di atas kepala pasiennya. Matanya terus memperhatikan hal tersebut.“Dewa, berikan aku kekuatan. Musnahlah roh jahat ini …!” batin Gao Tian. Ia mengambil napas, kemudian mengembuskannya keluar perlahan-lahan.Berusaha meron
Read more
84. Raja Kalajengking Setan
“Di sini tempat roh jahat itu berada?” tanya Ding Lam lugu pada rekannya.“Ya. Dia ada di dalam,” jawab Ju Jiang.“Katanya ia adalah roh jahat yang kuat. Tetapi berdiam diri di tempat seperti ini,” seloroh Ding Lam.Bagai tidak menghiraukan perkataan kawannya, Ju Jiang menyalakan lilin. Setelah itu, ia melangkah menuju gua yang berada di hadapannya. Ding Lam pun menyusul.Gua tersebut sama seperti gua lain yang dipenuhi bebatuan, stalaktit dan stalagmit. Keduanya sampai di sebuah relung yang agak lega.Ju Jiang menyerahkan lilin pada pada Ding Lam. Ia maju ke tengah relung tersebut, Ding Lam mengikutinya. Dari balik busana yang ia kenakan, Ju Jiang melempar benda-benda seperti batu perhiasan dan jenis bebatuan lain juga tulang belulang.“Wahai roh jahat, kami datang dari kekelaman menuju kegelapan lain untuk menjumpaimu. Kami tahu kamu ada di sini. Oleh karena itu, kami ingin bermediasi,” ucap Ju Jiang sedangkan Ding Lam terus tersenyum seperti biasa. Ju Jiang berucap lagi.“Kami meng
Read more
85. Kembali Melakukan Penyamaran
Zi Qi berkata pada Gao Tian yang berhenti di depan kelas sementara kedua kawannya lanjut berjalan meninggalkan kawan mereka berdua saja dengan sang guru.“Gao Tian, tadi Kapten He kemari. Jadi, ada seorang pria dibunuh semalam di hutan timur sana. Istirnya meratap-ratap meminta pelaku pembunuhan untuk dibekuk secepatnya.”Ekspresi wajah Zi Qi memang hampir selalu datar-datar saja. Sekarang ia mengangkat alisnya tipis saja, menandakan apa yang ia ucapkan adalah sesuatu yang agak membingungkan.“Apakah bisa diperkirakan siapa pelakunya, Master? Maksudku …, perampokkah, pendekar jahat atau mereka yang lain?” tanya Gao Tian lugu.Untuk sejenak, Zi Qi tidak langsung menjawab muridnya. Terdiam sedetik, iapun angkat bicara. “Ada kemungkinan ‘yang lain’ itu. Waktu itu kita berhadapan dengan iblis, bukan?”“Ya, Guru.”“Nah, aku khawatir ini juga semacam demikian. Karena menurut putranya Dokter Mao yang melakukan autopsi terhadap jenazah korban, luka-lukanya cukup aneh.”Selanjutnya, Zi Qi mema
Read more
86. Roh Jahat Bikin Lapar
Pria itu bak tidak mampu meneruskan kata-katanya. Ia menoleh ke arah belakang. Gao Tian, Zihao dan Guo Li terdiam karena merasa heran pada lelaki yang mereka jumpai.“Merasakan apa, Tuan?” tanya Zihao.“Aku … tidak yakin. Maksudku …, aku tidak memiliki kekuatan spiritual. Akan tetapi, pada saat melintas dekat gua di sebelah sana …, aku bisa merasakan ada hawa yang aneh di situ. Hiiiy … lihat bulu romaku berdiri seluruhnya!”Memang, roh jahat tak dapat dilihat oleh orang biasa. Bahkan, yang memiliki kekuatan spiritual biasa pun belum tentu mampu melihat penampakan setan.Akan tetapi, kadang kehadiran mereka dapat dirasakan oleh orang biasa. Terutama, apabila sesosok roh jahat sedang berniat untuk menunjukkan eksistensinya. Dalam arti, ingin menakuti orang.Mereka akan mengerahkan pancaran kekuatannya untuk mengintimidasi. Biasanya, gelagat yang umum dari hal tersebut adalah temperature suhu sekitar
Read more
87. Dipergoki Sang Pendeta
“Mungkinkah ada setan di dalam sana?” tanya Guo Li. Wajahnya membuat ekspresi berpikir dan ingin tahu.“Untuk menjawabnya, kita masuk saja ke dalam,” usul Zihao pasti.“Kamu sudah diberi jimat oleh Master Xue, bukan, Gao Tian?” Guo Li berkata pada kawannya.Pada pergelangan tangan kiri Gao Tian ada sebuah gelang yang terbuat dari tali. Pada untaiannya, terdapat kancing logam, juga semacam bebatuan dengan logo tertentu.Pada lehernya juga tergantung aksesoris serupa. Malahan, pada talinya terdapat gigi taring kecil uga tulang, entah yang berasal dari hewan apa.“Y-ya. Dan yang berada di leherku ini sebenarnya agak tidak nyaman,” ucap Gao Tian menyentuh perhiasan yang tergantung pada lehernya. Karena, kalung itu mengelilingi lehernya begitu pas.Kocak. Apa yang dikenakan Gao Tian itu bukanlah jimat. Melainkan, aksesoris biasa. Xue Zi Qi memang menyuruh Gao Tian mengenakan gelang dan kalung terseb
Read more
88. Aksi Para Murid Berprestasi
“Persetan dengan kamu, Pendeta!”Tahu-tahu saja, Ding Lam sudah berada di belakang Fu Han Yuan. Dia telah menyiapkan kepalannya untuk membokong sang pendeta.Tap!“Apa …?!”Tangan kiri Pendeta Fu menggenggam pedangnya. Sedangkan tangan kiri dia menangkal serangan dari Ding Lam yang terkejut.Tentu saja, Ju Jiang tidak tinggal diam. Ia turut maju dan langsung melayangkan agresi terhadap musuhnya.Pertarungan antara kedua pendekar misterius itu dengan Pendeta Fu terjadi. Namun Sesuai yang Ju Jiang dan Ding Lam perkirakan. Lawan mereka mampu menghadapi keduanya dengan sangat baik.Hingga, Pendeta Fu mengeluarkan salah satu teknik spiritualnya. Memutar-mutar tangan kanannya 3 kali, cahaya kuning terang berbentuk lingkaran muncul dan menembakkan energi. Sehingga, membuat Ju Jiang dan Ding Lam terempas mundur. Akan tetapi, mereka masih mampu berdiri tegak.“Siapa kalian? Belum pernah aku mencium aroma gaib seperti yang kalian miliki sebelumnya,” Pendeta Fu berkata dengan sabar. Kedua tangan
Read more
89. Penyerapan Energi Negatif
Tembakan energi spiritual Pendeta Fu yang berbentuk bagai gelombang cahaya putih menyembur. Di saat yang bersamaan, Ding Lam juga menghentakkan kedua tangan untuk mengerahkan serangan jarak jauhnya.“Kutukan Penyembah Neraka Penjajah Jiwa!” ucap Ding Lam.Dua pancaran kekuatan yang berlawanan itu beradu. Ding Lam mengapung di udara. Ia terus berusaha agar kekuatan spiritualnya dapat mengalahkan Pendeta Fu.Memanfaatkan keadaan, Ju Jiang turut merapal ilmu spiritualnya. “Ular Iblis Bertaring Racun Tiga Belas!”Sebelah tangan Ju Jiang terjulur. Dari telapak tangannya, meuncul pancaran energi berbentuk dua ekor ular yang saling melingkari satu dengan yang lain.Segera itu, Pendeta Fu menggerakkan tangan kirinya yang memegang pedang. Lantas, ia menyambut serangan Ju Jian dengan mengangkat senjata tajamnya.“Dewa, aku serahkan musuh-musuhku ini padamu!” ucap Pendeta Fu.Serangan Ju Jiang berhasil ditahan menggunakan pedangnya yang belum terhunus oleh sang pendeta. Terus beradu kekuatan den
Read more
90. Pendeta Itu Harus Mati
Bagi mereka yang memiliki kekuatan spiritual tentunya dapat menyaksikan. Ada gelombang kekuatan negatif yang keluar dari dalam gua dekat Gao Tian dan kawan-kawan, kemudian bergerak menuju si Raja Kalajengking Setan.Janggal. Hewan besar itu mengangkat kaki depan dan bertopang pada kaki belakangnya saja. Tubuhnya bergerak-gerak.Setelahnya, baik Gao Tian, Zihao dan Guo Li dapat melihat. Bagaimana, roh jahat tersebut malah semakin membesar. Ia benar-benar berubah menjadi kalajengking raksasa.“Khrrriekh …!”Makhluk tersebut bersuara. Selain membesar, badannya kini berubah menajdi kemerahan. Seolah mendapat kekautan baru, dia menggerakkan buntutnya menghujam ke arah Zihao dan Guo Li.Dua murid sekte Tujuh Bintang Kejora itu segera mengelak. Setelahnya, wujud kalajengking itupun menjadi tak terlihat.“Celaka, ke mana perginya dia?” Guo Li terperangah.Zihao yang baru saja berguling segera meraup pasir, kemudian menggunakan kekuatan spiritual, ia menabur pasir yang ada dalam tangannya ke a
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status