All Chapters of Warning: Bos Galak!: Chapter 31 - Chapter 36
36 Chapters
30. Dance?
Demi apa, Kevin sepanjang malam dipenuhi pikiran tentang Nesta yang mengungkit masalah goyang. Hingga ia pulang kerja tadi, sebelum apa-apa, yang pertama ia lakukan adalah pergi ke depan cermin. Berdiri di sana sambil merenung; kira-kira bagaimana cara Nesta bisa membuktikan pria sesuai dengan kriteria yang diinginkannya, terutama masalah 'goyang' itu.Apakah memang harus praktik terlebih dahulu, baru dianggap sah? Itu kan tidak dibenarkan. Kevin merasa takut dengan hal seperti itu. Tidak ada hubungan seksual sebelum menikah.Lalu, jika Kevin tidak bisa membuktikannya, apakah harus pria lain yang membuktikannya? Berarti Nesta....Aduh, demi apa! Kevin sampai menggeleng-gelengkan kepala sendiri karena kepolosan Nesta yang begitu terang-terangan dikombinasikan dengan sifat Kevin yang mudah terganggu oleh hal-hal sepele, akhirnya menjadi seperti ini.Sungguh, sepertinya Kevin harus bertanya langsung kepada Nesta besok. Jika bisa, memberikan arahan kepadanya agar tidak terfokus pada masal
Read more
31. Kutukan Viano
H-1 menjelang hari Minggu."Coba sampaikan, bisakah dia berpikir tidak? Saya ini ingin mengajak bertemu hari Minggu karena ingin memberikan hadiah. Namun, anak itu sungguh sulit diajak. Berbagai alasan muncul untuk pergi bersama Kevin."Ivan berada di depannya, mendengarkan dan terus mengangguk. Itulah kebiasaan bosnya, ketika marah tidak menggunakan jeda. Membuat yang mendengarkan kehabisan napas."Jangan hanya mengangguk saja, Van.""Jadi, saya harus menggeleng-geleng?"Viano menatap tajam. "Berikan solusi dong!"Viano merapikan rambutnya. Sampai malam tadi, dia masih mendapatkan jawaban 'tidak' dari Nesta. Sungguh membuat frustasi!"Kalau begitu, Pak, kirimkan saja hadiahnya menggunakan jasa kurir. Selesai, bukan?""Tapi itu tidak bisa. Bagaimana kalau nanti rusak?""Ya Tuhan, Pak, celana dalam tidak akan rusak kok,"Viano maju dan mengetuk meja, sambil menatap tajam berkata, "Saya tidak sebodoh itu, sampai-sampai harus memberikan hadiah underwear kepada seorang wanita!"Ivan terse
Read more
32. Kalah sama Nasi Padang
Nesta memberitahukan kepada Kevin bahwa kakinya terluka. Otomatis, rencana pergi menjadi batal.Mengetahui Nesta mengalami kecelakaan, tanpa berpikir panjang, langsung berkeinginan untuk menjenguknya. Bagi Nesta, itu tidak masalah. Hanya saja, Kevin harus menerima bahwa kosannya cukup berantakan dan ia juga tidak bisa masuk ke dalam. Pasalnya, tempat itu khusus untuk wanita. Paling, ia hanya bisa duduk di teras.Kevin tidak keberatan tentang hal itu. Yang penting, ia bisa melihat sendiri bagaimana keadaan Nesta saat ini.Baru saja selesai urusan dengan Kevin, ingin melanjutkan berbaring, tiba-tiba sudah ada panggilan masuk. Dengan wajah menyeramkan di bagian depan layar handphone. Siapa lagi kalau bukan Viano.Dia mengeluh karena Nesta tidak langsung memberitahu tentang kecelakaannya.Sebenarnya, siapa dia?Dia ingin menjenguk, oh tidak! Dengan mulut besarnya itu, yang ada bukan kesembuhan yang didapat, malah tambah sakit kepala.Si Bospret itu, meskipun sudah diberi kode penolakan, t
Read more
33. Sama-Sama Jomlo
"Nesta, kamu masih bisa bertahan hingga minggu depan, bukan?" Sebuah pertanyaan dari Viano yang membuat Nesta terpaksa mengucap istighfar berkali-kali."Saya ini hanya terkilir. Bapak berbicara seolah-olah saya terkena kanker otak!" Ya Allah... berikanlah kekuatan kepada Nesta.Kini giliran Nesta yang bertanya kepada Viano."Minggu depan, Bapak masih bisa bertahan hidup? Mengingat Bapak selalu menyakiti orang. Mungkin saja Bapak terkena guna-guna.""Kamu berencana untuk mengguna-guna saya?" ucap Viano dengan nada datar.Dijawab dengan ledakan emosi dari Nesta. "Tidaklah, Pak! Walaupun begitu, saya memiliki iman. Saya menolak menggunakan jasa dukun!""Oh!" Viano mengangguk pelan. "Selama kamu tidak memiliki niat untuk mengguna-guna saya, berarti selama itu pula saya bisa terus hidup sampai waktuku tiba untuk meninggal."Ya Tuhan, selalu saja Nesta yang menjadi sasaran. Apakah maksud Viano, dia adalah tersangka guna-guna?Bosan sekali, selalu menang."Ayah, guna-guna itu apa?" Keseruan
Read more
34. Dasar Bodoh
Lusi mendatangi kediaman Garseta. Mengutarakan keluh kesahnya tentang Viano yang selama dua minggu ini sama sekali tak bersedia untuk pergi bersamanya."Tante tahu tidak, sih?" Dia mengeluh setelah pembantu rumah tangga menyiapkan teh. Sambil duduk bersama di taman belakang yang disinari langit cerah, dia membicarakan hal yang membuat suasana hati Garseta menjadi tidak enak. "Kemarin, di pagi hari Lusi sengaja pergi menemui Viano karena susah dihubungi lewat telepon.""Lalu?""Dia malah memilih untuk pergi ke rumah mantan OG yang tidak waras itu!"Sambil menyesap minumannya, Garseta menghela napas lembut setelah cangkirnya diletakkan kembali."Lusi ingin mengajaknya makan siang bersama. Tapi ...." Tangannya terbuka lebar. "Viano tetap saja memilih untuk pergi bersama Nesta!"Garseta menggenggam tangannya erat, merasa panas di hati mendengar semua cerita dari Lusi. Tidak, dia tidak akan membiarkan sejarah Aldi terulang kembali dengan Viano.Lusi melanjutkan bicaranya. "Tante tahu tidak
Read more
35. Kita Sudah Menikah?
Kepala Nesta mendapat ketukan dari Viano agar sedikit lebih cerdas. Sebab, pikirannya terlalu sering berada di jalur negatif. Bagaimana mungkin ia sekejam itu terhadap anaknya sendiri."Bapak sadar tidak, jika Bapak mengharapkan saya menjadi cerdas, sebaiknya jangan terlalu sering mengetuk kepala saya!"Jadi, kamu maunya apa?" Sambil tangannya kembali memegang kemudi mobil, Viano masih merespons keluh kesah Nesta."Dielus-elus, Pak. Supaya saya pintar!"Tiba-tiba saja Viano menginjak rem. Mereka berdua sampai terdorong ke depan.Kepala Nesta menabrak sandaran bahu kursinya.Dia mengerutkan wajah. "Bapak ini kenapa sih!"Biar kamu sedikit pintar."Butuh beberapa detik bagi Nesta untuk memahami ucapan Viano. Dari ekspresi yang ditunjukkannya, jelas ia belum mengerti maksudnya."Sudah mengerti belum?"Nesta hanya diam. Jika mengatakan belum, bisa jadi akan mendapat ketukan lagi."Kalau belum, saya benturkan lagi."Nesta memandang dengan tatapan tajam. "Bapak! Bapak benturkan kepala saya
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status