All Chapters of Taruhan Dengan Ceo Muda: Chapter 11 - Chapter 20
60 Chapters
Bab 11
"Saya rasa itu rapat tercepat yang pernah Anda selesaikan, Nona," ujar Fayyara setelah melangkah keluar dari ruang rapat.Verlyn tersenyum bangga lalu memencet tombol pintu lift khusus untuk dirinya. "Aku berterima kasih jika–itu–sebuah–pujian," balas Verlyn lalu melangkah masuk ke dalam lift dan memainkan ponselnya.Pintu lift tertutup dan bergerak kembali menuju ke lantai lima belas."Nona, ada yang ingin saya, tanyakan," ujar FayyaraVerlyn mengangguk sembari masih memainkan ponselnya. "Tanyakan, saja.""Bagaimana Nona–bisa–tahu soal rapat tadi akan membahas tentang pengeluaran uang perusahaan yang tidak tercatat di laporan–pengeluaran–uang?" tanya Fayyara."Oh, soal–itu.." Verlyn mematikan ponselnya. "Saat aku mengecek laporan yang kau berikan, ada salah satu laporan yang membahas soal pengeluaran–uang–perusahaan. Jarang sekali ada laporan yang membahas tentang hal itu, jadi aku berpikir mungkin masalah itu yang akan di bahas di rapat, tadi," jelas Verlyn panjang lebar."Jika saya
Read more
Bab 12
"Yeay! Aku menang, lagi!" ujar seorang wanita berambut coklat muda dengan bola mata berwarna safir yang sedang duduk di sebelah Kayn sambil kegirangan.Kayn tersenyum dan mengacak-acak rambut wanita di sebelahnya itu. "Sellina–ku ini memang, pintar!"Sellina tersenyum bangga dan memeluk erat Kayn. "Lanjut ke game–sembilan–ga, nih?" tawar Sellina."Tentu saja, Cantik," jawab Kayn senang sebelum ponselnya berdering dan melihat panggilan dari Villian.Kayn melihat layar ponselnya dan menoleh ke arah Sellina "Aku angkat telepon dulu ya, Sellina."Sellina mengangguk. "Jangan lama-lama, ya."Kayn mengangguk dan beranjak dari kursinya. Dia melangkah keluar dari ruangan 'Private Gaming and Karaoke Room' lalu menerima panggilan dari Villian."Kayn?" panggil Villian."Iya, Bu. Aku–disini," balas Kayn."Hari ini kan, hari–liburmu–bekerja. Apa kau bisa menjemput Ibu di Mall Testimoonial, sekarang? Supir yang mengantar Ibu tiba-tiba merasa tidak–enak–badan."Kayn terdiam sejenak. 'Kalau gini, waktu
Read more
Bab 13
"Tidak, maksud–ku. Aku ingin pergi ke kamarku dulu untuk membersihkan diri, Ayah," ujar Kayn.Khalix menatap tajam ke arah Kayn dan menoleh ke arah Verlyn lalu tersenyum senang. "Selamat datang, Verlyn! Ayo kita masuk, dulu. Langit–sudah–mulai–gelap," ajak Khalix.Verlyn dan Villian mengangguk lalu mengikuti Khalix melangkah ke dalam rumah. Sebelum masuk, Verlyn menoleh ke arah Kayn yang masih terdiam di luar mobil."Kau tidak masuk, Kayn?" tanya Verlyn.Kayn menatap Verlyn dingin dan tidak menjawab pertanyaan Verlyn."Segera–lah masuk, Kayn. Cuacanya akan menjadi lebih dingin daripada–tatapanmu, itu." Verlyn tersenyum dan melangkah masuk ke dalam rumah.Setelah masuk ke dalam rumah, Verlyn melihat Villian yang sedang duduk di sofa ruang tamu bersama Khalix dan melambaikan tangannya ke arahnya. "Kemari, Verlyn!" ujar Villian."Baik!" Verlyn melangkah menghampiri Villian dan Khalix disana, lalu duduk di sofa sebelah Villian."Verlyn.." Villian memberikan sebuah paperbag berwarna merah
Read more
Bab 14
"Aku–pulang, Ayah! Ibu!" ujar Verlyn setelah melangkah masuk ke dalam rumah.Caroline tersenyum. "Bagaimana harimu, Verlyn? Apa kau sudah, makan?" tanya Caroline.Verlyn duduk di sofa sebelah Caroline dan mengangguk. "Aku bahagia karena hari ini aku sudah mendapatkan hal yang aku inginkan, Ibu!" jawab Verlyn senang."Aku juga sudah makan di kediaman Tuan Presdir Khalix," lanjut Verlyn.Caroline mengelus pelan rambut Verlyn. "Pintar, Ibu ikut bahagia jika kau bahagia, Verlyn. Sekarang, pergi–lah ke kamarmu dan istirahat," ujar Caroline.Verlyn mengangguk dan menoleh ke arah Kaze yang dari tadi terdiam dan hanya fokus menatap layar laptopnya. 'Lagi-lagi, Ayah tidak ikut menanyakan keadaanku seperti, Ibu.'"Baik, aku ke kamar dulu, Ibu, Ayah." Verlyn beranjak dari sofa dan melangkah pergi meninggalkan Kaze dan Caroline di ruang tamu."Ayah–ikut–senang, Verlyn. Kau sudah melakukan yang terbaik," ujar Kaze tiba-tiba sebelum Verlyn menginjakkan kakinya di anak tangga pertama.Verlyn terdiam
Read more
Bab 15
"Berhenti–lah menatapku, Verlyn!" ujar Kayn kesal.Verlyn tersenyum. "Terserah aku, donk!"Kayn menghela napas kesal dan menoleh ke arah Rainon yang terdiam berdiri di sisi Kayn, masih menundukkan kepalanya."Kenapa kau tidak–bilang–kepadaku soal ini, sebelumnya?" tanya Kayn pelan sembari mengecek beberapa laporan yang masih ada di mejanya.Rainon menelan ludah dan membungkukkan badannya. "I–ini perintah dari Tuan Presdir Terdahulu, Tuan Kayn. Ma–maafkan, saya!" jawab Rainon."Aku akan tanyakan pada Ayah saat pulang, nanti," balas Kayn kesal."Kenapa kalian berbisik seperti, itu?" tanya Verlyn tiba-tiba."Bukan, urusanmu," jawab Kayn dingin.Verlyn tersenyum dan terus menatap Kayn sampai ada seorang pria yang datang membawa pesanan Verlyn."Permisi, Nona Verlyn?" ujar pria itu."Wah, sudah–datang!" Verlyn beranjak dari sofa dan menghampiri pria itu lalu menerima pesanannya."Terima kasih, ya!" Verlyn kembali duduk di sofa dan mengeluarkan sekotak makanan yang berisi sushi isi tuna dan
Read more
Bab 16
'Aku benar-benar merasa tidak nyaman!' batin Kayn saat rapat sedang berlangsung."Jangan memasang ekspresi seperti itu, Kayn! Nanti para manajermu mengira kalau–kau–akan, marah!" bisik Verlyn yang duduk di kursi sebelah kiri Kayn."Tidak usah ikut, campur!" jawab Kayn.Rainon yang duduk di kursi sebelah kanan Kayn hanya tersenyum melihat tingkah Kayn dan Verlyn di depannya. 'Tuan Kayn terlihat sangat terganggu..'Kayn menatap ke arah Rainon dengan tatapan kesal. 'Semua ini karenamu, Rainon!"Rainon menelan ludah dan langsung menundukkan kepalanya.Sepuluh menit sebelum rapat berlangsung."Kenapa kau tertawa seperti, itu?" tanya Kayn kesal."Hm.." Verlyn menyentuh dagunya. "Mungkin Rainon tahu sesuatu, ya–kan?" ujar Verlyn sembari menoleh ke arah Rainon yang terdiam saat namannya disebut oleh Verlyn."Sa–saya?!" tanya Rainon gugup sambil membalikkan badannya.Verlyn tersenyum. "Kau pasti tahu, kan?" tanya Verlyn senang.Kayn menoleh ke arah Rainon dan menatap tajam ke arahnya. "Jelaska
Read more
Bab 17
"Kayn, tolong bawakan, ini!" pinta Verlyn kepada Kayn setelah membeli beberapa pakaian.Kayn menghela napas kesal dan langsung mengambil paperbag berwarna hitam dari genggaman Verlyn.Verlyn tersenyum senang. "Terima kasih! Selanjutnya, ayo kita ke.." Verlyn menoleh ke arah sekitarnya."Kita pulang sa–""Kita kesana!" potong Verlyn cepat lalu menarik pergelangan tangan Kayn menuju toko yang tadi dia tunjuk.'Sampai kapan aku–akan–terus–seperti, ini?' batin Kayn tertekan.Kayn terpaksa mengikuti Verlyn kemanapun dia mau karena Verlyn akan menelepon Khalix dan Villian, jika Kayn tidak menuruti permintaannya."Apalagi yang ingin kau beli, Verlyn?" tanya Kayn kesal."Ini adalah toko kosmetik Syavala yang menjual brand make up high end yang sudah terkenal di seluruh, dunia!" jelas Verlyn sambil menarik kembali pergelangan tangan Kayn dan hendak melangkah masuk ke dalam."Aku tidak–mau–masuk," ujar Kayn dingin.Verlyn terkekeh. "Ayo–lah, Kayn! Tidak banyak wanita kok di, dalam. Kita juga su
Read more
Bab 18
"Aku adalah, temannya," jawab Verlyn cepat.Kayn langsung menoleh ke arahnya dan Verlyn hanya mengedipkan mata sebelah kirinya lalu beranjak dari kursinya."Sellina, kau tidak perlu khawatir. Kayn bersamaku hanya untuk menemaniku berbelanja, disini," lanjut Verlyn sembari tersenyum.'Aku adalah calon istrinya yang baik, rendah hati, tidak sombong dan, anggunly,' batin Verlyn sembari masih tersenyum ke arah Sellina.Sellina menatap Verlyn curiga. "Mengapa kau harus pergi bersama dengan pria yang sudah–memiliki–kekasih?" tanya Sellina.Verlyn tersenyum. "Kau tahu siapa Ayah dan Ibunya Kayn, kan? Ini adalah perintah dari, mereka."Sellina mengerutkan dahinya, seolah tidak percaya apa yang baru saja dia dengar. "Tidak mungkin, kau hanya berbicara omong kosong!" ujar Sellina kesal.Verlyn melangkah mendekati Sellina. "Jika kau berani melawan–perintah–mereka, tidak apa-apa. Mereka tidak mengenalmu dan tidak tahu hubungan apa yang kau jalin dengan Kayn, sekarang.""Apa yang kau, katakan?!" t
Read more
Bab 19
"Kau sudah pulang, Kayn! Bagaimana harimu dengan, Verlyn?" tanya Villian setelah melihat Kayn melangkah masuk ke dalam rumah."Ibu, tahu?" tanya Kayn sedikit terkejut.Villiam mengangguk dan tersenyum. "Verlyn sudah bilang pada Ibu, bahwa hari ini dia akan berbelanja bersama, denganmu. Mandi dan istirahat–lah, sekarang," ujar Villian.Pandangan Villian tertuju ke arah tangan kiri Kayn, dia melihat seperti ada bekas olesan lip cream yang sudah mengering.'Sepertinya memang ada perkembangan, ya,' batin Villian senang.Kayn melihat ke sekitarnya dan tidak melihat Khalix."Ayah ada, dimana?" tanya Kayn."Dia ada di ruangan kerjanya, Nak," jawab Villian sembari melanjutkan menonton acara di televisi."Baik, Ibu. Terima kasih." Kayn melangkah menaiki tangga dan pergi ke kamarnya.Setelah masuk ke dalam kamar, Kayn menaruh tas miliknya di meja kerja lalu menjatuhkan badannya ke kasur."Hari ini terasa–sangat–panjang, karena aku menghabiskan waktu bersama dengan wanita itu hampir setengah hari
Read more
Bab 20
"Verlyn, selama dua minggu terakhir ini. Setelah kau menyelesaikan pekerjaanmu, kau selalu langsung pergi meninggalkan, perusahaan," ujar Kaze.Verlyn mengangguk sembari mengecek laporan dan dokumen di meja kerjanya. "Iya Ayah, aku tidak membuat masalah, kok.""Ayah ingin tahu apa alasanmu melakukan, itu?" tanya Kaze."Aku pergi keluar hanya untuk berjumpa dengan Kayn di, perusahaannya," jawab Verlyn singkat.Kaze sedikit terkejut mendengar jawaban Verlyn tadi. 'Apa sudah ada perkembangan di dalam hubungan, mereka?'"Ekhem.. Tapi, sebagai seorang ahli waris, kau harus bertanggung jawab dan menjaga kedisiplinanmu, Verlyn. Ingat, banyak yang mengincar, kita," balas Kaze.Verlyn merasa sedikit tersinggung dengan perkataan Kaze dan menghentikan pekerjaannya lalu menoleh ke arah Kaze."Aku tahu, Ayah. Aku–sangat–tahu–tentang, itu. Aku bukan anak kecil, lagi!" ujar Verlyn.Kaze terdiam sejena setelah mendengar perkataan Verlyn. "Ayah, hanya–""Aku juga selalu menyelesaikan beberapa hal yang
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status