Suasana malam itu sepi, hanya suara detak jarum jam dan semilir angin dari celah jendela yang menemani rumah besar Evan. Hampir tengah malam ketika lampu depan menyala oleh sensor gerak, menandai kedatangan Evan. Dengan langkah perlahan, ia membuka pintu utama yang memang tak dikunci. Helaan nafas panjang lepas dari bibirnya.Seorang pelayan yang sudah bersiap membuka pintu untuk Evan segera menuju ke pintu utama. Dan ia membuka segera pintu menyambut kehadiran tuannya, "Selamat malam, Tuan Evan."Evan mengangguk singkat. Matanya sedikit sembab, terlihat lelah, namun masih menyisakan ketegasan seperti biasa. "Cale dan Alya di mana?""Tuan Cale makan malam lebih awal tadi. Dia terus bertanya kapan Tuan pulang," ujar pelayan itu pelan, seperti takut menyampaikan fakta yang bisa menyayat.Evan mengangguk pelan. Tak berkata apa-apa lagi, ia melepas jas, menggantungnya di sandaran kursi, lalu melangkah menuju wastafel di dapur untuk mencuci tangan dan wajah. Wajahnya basah, matanya memeja
Terakhir Diperbarui : 2025-05-16 Baca selengkapnya