All Chapters of Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan : Chapter 11 - Chapter 18
18 Chapters
Bab 11
Fitri berusaha menjelaskan dengan tenang, “Mas, aku mengerti kekhawatiranmu, tapi aku berjanji tidak ada yang terjadi antara aku dan Pak Alvin. Kami hanya memiliki hubungan profesional di kantor. Aku selalu setia padamu dan tidak akan pernah melakukan hal yang bisa merusak kepercayaanmu.” Fitri berharap suaminya bisa memahami dan percaya padanya.Fitri merasa tegang. Suaminya, Damar, masih menatapnya dengan pandangan tajam. Fitri tahu bahwa situasinya semakin rumit. Di satu sisi, dia harus menjaga hubungannya dengan Alvin di kantor agar tidak merusak karirnya. Di sisi lain, dia harus memastikan Damar tidak merasa cemburu dan curiga. Fitri merenung sejenak, mencari cara untuk mengatasi semua masalah ini.Sementara itu, Cindy, rekan kerjanya yang selalu mencurigai Fitri, semakin dekat dengan kebenaran. Dia terus mengintai dan mengumpulkan bukti tentang Fitri. Fitri merasa tertekan karena rahasia besar yang dia simpan.Dalam keheningan yang menegangkan, Damar akhirnya menghela nafas. “Ak
Read more
Bab 12
Malam yang telah ditunggu-tunggu pun tiba. acara pesta ulang tahun Sanjaya corporation yang diselenggarakan di salah satu hotel bintang 5 sudah dipenuhi oleh para tamu undangan. Tamu undangan seperti klien penting dan beberapa karyawan kantor dan karyawan pabrik. Semua ikut merayakan kebahagiaan.Alvin yang baru saja tiba di gedung hotel bersama Fitri dan juga Asih, ketiganya langsung turun dari mobil Setelah tiba di ballroom. Seorang wanita yang datang menyambut kedatangan Alvin langsung menghentikan langkahmu dan bersembunyi di balik punggung beberapa security hotel itu. Wanita cantik itu, mengepalkan kedua tangannya hingga buku-bukunya memutih. Ia begitu kesal melihat Fitri berjalan bersama dengan atasannya bahkan Alvin sampai menyempatkan diri untuk menjemput Fitri. Wanita itu pun tersenyum menampilkan seringainya yang licik, "Kamu akan menyesal Fitri setelah menyakitiku!" gumam wanita cantik itu. Di tempat lain Mamat melihat jika Fitri berangkat dengan Alvin. Ia ingin sekali m
Read more
Bab 13
"Michael tadi ada di sini tante, dan ia sebelumnya juga berbincang dengan beberapa klien di sana, tapi sekarang entah ke mana anak itu," jawab Alvin yang kesakitan sambil kedua tangannya memegang lengan Mona yang terus-menarik telinganya. "Tante Kenapa ada di sini? bukannya Tante dan Om bilang tidak akan hadir di acara penting ini?" sambung Alvin lagi sambil mengusap telinganya yang sudah memerah setelah Mona melepaskan tarikan tangannya di telinganya. "Pa, anak nakal itu tidak ada di sini!" lirih mona pada Ronald yang telah berdiri di sampingnya."Mungkin ia tengah berkumpul dengan relasi yang dan klien lainnya, Ya sudah biarkan saja Ma. lebih baik kita pulang saja tidak baik untuk Mama semakin malam di sini," ajak Ronald pada Mona. "Jika nanti kau melihat Michael langsung saja suruh pulang jangan mampir ke mana-mana lagi!" pinta Mona sebelum beranjak pergi pada Alvin yang hanya bisa menggukan kepalanya."Padahal Michael bukan anak umur 5 tahun lagi lo tante," gerutu Alvin namun Mo
Read more
Bab 14
Damar begitu khawatir memikirkan Fitri yang sudah tengah malam belum tiba di rumah. Bahkan saat ia hendak membuat secangkir kopi dan mengambil gelas di tempat yang agak tinggi dan Damar tidak bisa menggapainya ia dengan susah payah mengambil gelas itu namun gelas yang tidak dapat dijangkau oleh Damar menjadi jatuh dan pecah di lantai. "Ada apa ini?" gumam Damar kemudian ia tidak jadi untuk membuat secangkir kopi. lebih baik ia mengarahkan kursi rodanya ke arah teras dan menunggu istrinya di luar rumah.Hingga ada sebuah mobil yang berhenti di halaman rumahnya dan itu adalah mobil Alvin yang tadi datang menjemput istrinya. Alvin mengantarkan Asih namun Damar tidak melihat adanya Fitri pulang bersama Asih dan Alvin. "Asih, di mana istriku? Kenapa kau tidak pulang bersamanya?" tanya Damar setelah Asih berada di hadapannya. Alvin dan Asih pun saling pandang saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Damar."Bukannya Fitri sudah pulang sejak tadi?" Asih balik bertanya kepada Damar
Read more
Bab 15
Keesokan harinya Fitri bangun lebih awal. Ia perlahan turun dari ranjang kemudian segera memakai pakaian yang sudah koyak di bagian pundaknya. Ia kemudian mengambil sebuah jas yang terletak di sebuah kursi di kamar itu, kemudian Fitri segera meninggalkan kamar yang sudah membuat hidupnya hancur karena seorang pria yang telah tega memaksanya untuk menuruti semua keinginan. Fitri yang sudah berjalan di lorong hotel, namun ia teringat, jika ia tidak memiliki uang sepeser pun untuk ongkos naik ojek, jadi iya kembali lagi ke dalam kamar dan mencari dompet pria yang sudah merenggut kehormatannya. Kedua bola matanya membulat sempurna saat melihat sebuah dompet yang tergeletak di atas nakas, terlihat dari desainnya sudah jelas dompet itu bukan dompet sembarangan melainkan dompet yang harganya ratusan juta. Tangan Fitri bergetar saat meraih dompet itu ia membuka isi dompet itu dan ingin mengambil pecahan uang lima puluh ribu untuk ongkos pulang naik ojek. Tapi Fitri begitu terkejut saa
Read more
Bab 16
"Kau ini kenapa Bro?" tanya Alvin yang baru saja tiba di kamar Michael menginap. Alvin melihat Michael hanya diam dan tanpa menoleh sedikitpun padanya yang sudah berdiri di sampingnya. "Kau ini kenapa sih? ditanyain diam saja! Ada apa denganmu?" berondong Alvin pada saudara sepupunya yang terlihat begitu mengenaskan penampilannya. Alvin berjalan melewati Michael yang masih diam tanpa kata ia memilih merupakan dirinya di atas kasur berukuran king size. Alvin terlonjak kaget saat mendengar apa yang dikatakan Michael Jika ia ingin diantarkan ke rumah Fitri. Antarkan Aku ke rumah Fitri!" ucap Michael tanpa menoleh pada Alvin yang tengah terbaring hingga bibirnya membentuk huruf O. "Tumben bener kamu ingin ke rumah Fitri? Dia sama sepertimu semalam tidak pulang," "Aku tahu!" Kali ini Alvin langsung bangun dari posisinya rebahan. ia duduk di dekat Michael yang tengah memejamkan matanya sambil memijat pelipisnya. Alvin heran bahkan ia sampai mengerutkan keningnya karena Mi
Read more
Bab 17
Semua mata tertuju pada pria paruh baya yang telapak tangannya berlumuran darah, Michael dan Alvin begitu terkejut dengan kehadiran Ronald. Papa! Om Ronald! pekik Michael dan Alvin bersamaan. Namun saat Michael dan Alvin ingin membantu Ronal d untuk membawanya ke rumah sakit karena di telapak tangan pria paruh baya itu terdapat beberapa pecahan beli yang menancap. "Papa, Papa tidak apa-apa?" tanya Michael khawatir dan hendak memeriksa telapak tangan Ronald, namun alangkah terkejutnya Ronald menepis tangan putranya sebelum mendarat di lengannya. "Jangan sentuh aku!" Ronald menatap tajam pada Michael yang memasang raut wajah bingung. Di saat Ronald ingin menampar wajah sang putra tidak disangka Mona datang menghampirinya. wanita paruh baya itu menjerit mengetahui suaminya terluka. Papa! "Mike, Papa kamu kenapa?" tanya Mona yang menatap tajam ke arah putranya. Saat Mona ingin mencari beberapa satpam namun ia mengedarkan pandangannya akan tetapi Michael dan Alvin segera m
Read more
Bab 18
Keesokan harinya Fitri sudah mulai masuk ke kantor lagi. Meskipun Fitri merasa malu jika ia bertemu dengan pria yang sudah merenggut kesuciannya. akan tetapi jika Fitri tidak bekerja dari mana ia akan merasakan uang untuk bertahan hidup. setidaknya sikap suaminya sudah mulai melembut meskipun kadang masih suka membentak akan tetapi tidak seperti yang sebelumnya. "Mas, Aku berangkat kantor dulu ya," pamit Fitri pada Damar sambil mencium punggung tangan suaminya. "Berangkatlah! ingat pulangnya jangan terlalu malam, jika tidak ada lemburan cepatlah pulang!" ucap Damar menasehati istrinya. Fitri pun berangkat dengan menggunakan bus metromini angkutan kota seperti biasa. Uang yang Ia punya hanya cukup untuk membayar angkutan umum saja. Setibanya Fitri di kantor, ia merasa aneh pada semua Karyawan OB ataupun Satpam yang memperhatikannya dari Saat Fitri memasuki Luki kantor hingga akan memasuki sebuah lift menuju lantai di mana ruangannya berada. "Ada apa dengan mereka?" gum
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status