Amel membeku. Semua yang ada di sekelilingnya seperti membisu, kecuali detak jantungnya yang menggema di dalam dada. Ciuman itu begitu tiba-tiba, begitu tak terduga, dan ia tak tahu harus merespons seperti apa. Tapi hanya dalam beberapa detik, kesadarannya kembali. Seolah seseorang menampar logika yang sempat mengambang dalam ketidakpastian.Dengan refleks, Amel mendorong dada Alex hingga tubuh laki-laki itu menjauh darinya. Napas Amel memburu, matanya melebar, dan dadanya terasa sesak oleh emosi yang bercampur aduk.“Alex!” serunya dengan suara yang sedikit bergetar.Laki-laki itu menatapnya, terlihat bingung, mungkin juga cemas. “Aku... Maaf. Aku pikir—”“Kamu pikir apa?” potong Amel cepat. “Kalau kita berteman lalu kamu bisa seenaknya menciumku begitu saja?”Alex terdiam. Angin pantai berembus melewati mereka, membawa suara debur ombak yang seolah memperkuat keheningan yang tercipta. Maya masih terlihat di kejauhan, tertawa-tawa sendiri di tepi air, tidak menyadari apa yang baru sa
Last Updated : 2025-05-06 Read more