All Chapters of Iblis Suci Pemilik Pedang Surga : Chapter 11 - Chapter 20
38 Chapters
Pagoda Sembilan Naga
Bai Jia terlampau senang setelah mendengar Min Cun akan mengantarnya menemui Dewa Pedang Maha Tahu. Dia lantas ingin berterima kasih dengan menemani Min Cun membuat sarung pedang. Namun, rupanya obat terakhir yang tadi diberikan Min Cun padanya membuatnya tidak bisa membuka mata.“Cih! bocah, mana tekadmu yang keras tadi?”—Min Cun berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepala. Dia kemudian membenarkan posisi tidur Bai Jia. “Bocah malang,” komentarnya.Setelah selesai dengan Bai Jia, Min Cun pun kembali pada pekerjaannya. Malam semakin larut dan perlahan membawa kembali sang fajar untuk menyapa. Dia mulai menggunakan kekuatannya untuk memberikan sentuhan akhir pada calon sarung pedang milik Bai Jia.Min Cun memantrai sarung pedang tersebut dengan mantra peredam. Hal itu betujuan agar sarung tersebut dapat meredam energi dari Pedang Surga.Pedang Surga memiliki energi yang memberikan efek berbeda ke setiap orang. Semua bergantung pada bagaimana hati seseorang yang ditarik oleh pedang ters
Read more
Paviliun Utara
Pagi ini Bai Jia bangun dari tidurnya dan mendengar suara ayunan pedang. Dia penasaran lalu keluar dari paviliun tempatnya beristirahat.Bai Jia sambil menenteng pedangnya terus mencari sumber suara hingga dia menemukannya. Suara itu berasal dari orang-orang Pagoda Sembilan Naga yang tengah berlatih pedang bersama di halaman depan bangunan pagoda. Gerakan yang sangat tegas dan cepat, Bai Jia kagum dengan jurus yang orang-orang itu gunakan. Dia dengan fokus mengamati gerakan tersebut hingga tidak sadar Min Cun berdiri di sampingnya. “Ini adalah jurus utama Pagoda Sembilan Naga,” ungkap Min Cun seolah tahu isi pikiran Bai Jia.“Oh, Tuan!”—Bai Jia menunduk hormat.Min Cun menginterupsi murid-muridnya untuk menghentikan sejenak sesi latihan pagi itu. Lalu, dia memberi pengumuman kepada mereka bahwa mulai detik ini Bai Jia akan menjadi bagian dari Pagoda Sembilan Naga.Para murid yang mendengarnya langsung menunduk dan mengepalkan tangan di depan dada dengan pedang yang tergenggam di dal
Read more
Surat Tawaran
Sesuai dengan yang sebelumnya dikatakan oleh Yuan Zi, sampai dengan kembalinya Min Cun, dialah yang akan melatih Bai Jia. Lalu, sesuai dengan perintah Min Cun, Bai Jia akan berlatih secara terpisah dari murid lainnya. Dia akan berlatih di halaman belakang Paviliun Utara.Bai Jia saat ini tengah berlatih untuk mengalirkan energi serta mengontrol tenaga dalamnya. Perlu ketenangan serta kesabaran dalam hal ini, dan Bai Jia melakukannya dengan sangat baik.Yuan Zi mengamati dengan seksama setiap gerak tubuh Bai Jia yang mengalirkan energi. Setelah melihat energi yang dikeluarkan Bai Jia, kini dia paham dengan alasan sang guru menempatkan Bai Jia di Paviliun Utara. Rupanya, Bai Jia tidak ubahnya benda keramat. Sama seperti harta benda yang tersimpan di paviliun tersebut. “Sangat menarik! pemuda istimewa!” puji Yuan Zi sejak tadi dalam batinnya. “Kamu bisa berhenti sekarang, Bai Jia!” teriak Yuan Zi dari saung yang letaknya berada di salah sat
Read more
Raja Diyu, Hou Cun
Iblis diketahui menjadi makhluk terkuat yang ada di alam semesta. Merasa dirinya yang paling kuat, iblis pun berambisi untuk mengalahkan para dewa dan roh-roh suci. Perilaku para iblis yang semena-mena dan keji membuat kaisar langit mengusirnya. Namun, bukan bertobat, iblis justru membuat kerusakan di muka bumi. Kaisar langit kembali marah, lalu mengutus seorang dewa pertapanya dan menganugerahinya sebuah pedang yang tercipta dari air surga yang memantulkan cahaya. Pertapa itu melaksanakan perintah kaisar langit untuk membasmi para iblis. Merasa terancam oleh adanya sang kesatria suci, iblis mencoba menggunakan cara lain untuk mengalahkannya. Mereka bercampur dengan manusia, menghasilkan anak turun mereka, lalu mengadu domba para manusia dan si kesatria hingga akhirnya sang kesatria menghilang. Kaisar langit murka, akan tetapi iblis terus membujuknya agar memberinya ampunan. Kewelasasihan langit yang seluas alam semesta pada akhirnya berhasil membuat iblis mendapatkan kesempatan te
Read more
Penyerangan yang Gagal
Di sela waktu istirahatnya dari sesi latihan, Bai Jia menyelinap keluar dari Pagoda Sembilan Naga. Dia diam-diam mengikuti dan mengamati rombongan Hou Cun yang saat ini sudah tiba di pusat kota Wuxia.Amarah di dalam diri Bai Jia kembali membuncah. Dia tidak sadar sudah meremas kuat pedang di genggamannya. Energi iblis di dalam dirinya meronta ingin keluar. Bai Jia dengan cadar yang menutupi sebagian wajahnya itupun lantas melangkahkan kaki mendekat ke rombonngan Diyu. Namun, secara tidak terduga seseorang menarik Bai Jia dari belakang dan membawanya pergi dari sana.Bai Jia tidak tahu siapa yang menariknya. Sampai setelah cukup jauh dari rombongan orang-orang Diyu, mereka berhenti dan akhirnya dia tahu bahwa yang menariknya adalah Yuan Zi.“Kak Yuan Zi!” protes Bai Jia dengan nada tinggi.“Apa yang akan kau lakukan, Bai Jia?” tanya Yuan Zi dengan nada tidak kalah tinggi.“Kak, mereka ... orang-orang itu, mereka iblis Diyu!”“Lalu, kenapa kalau mereka iblis Diyu?”“Kak! me—”Belum sa
Read more
Kehendak Langit
Seusai pertemuan di aula istana Wuxia, Min Cun disapa dan sempat berbincang sebentar dengan Hou Cun. Tidak ada sesuatu yang penting dalam perbincangan itu, Hou Cun hanya mengungkapkan rasa beruntungnya bisa bertemu langsung dengan Dewa Pedang Maha Tahu yang terkenal. Min Cun tidak tertarik untuk berbincang lebih lama dengan Hou Cun. Dia memotong ucapan Hou Cun dan berpamitan setelah beberapa kalimat terlontar dari mulut sang raja Diyu. “Maaf, saya sedang terburu-buru, mohon Raja Diyu tidak tersinggung dan memaklumi!” ucap Min Cun cukup sopan.“Oh, tidak-tidak, saya tidak akan terseinggung,” kata Hou Cun, “saya paham bahwa Dewa Pedang pasti memiliki banyak urusan penting, saya yang seharusnya minta maaf karena sudah menyita waktu Anda.” Keduanya saling menundukkan kepala sebagai bentuk penghormatan. Lalu, tanpa banyak bicara Min Cun melenggang meninggalkan Hou Cun dan Dou Yin. “Cih! sombong sekali!” komentar Dou Yin.“Dia pendekar hebat, pantas jika sombong,” respon Hou Cun. Meski
Read more
Inilah Aku, Sang Iblis Suci
Selama ini tidak ada yang tahu dari mana asal Bai Jia. Bahkan, Tao Jin pun tidak mengetahuinya.Belasan tahun lalu, di pagi hari yang dingin dan berkabut, Tao Jin mendapati putra dan menantunya tergeletak di depan gerbang perguruan setelah sebelumnya mereka berpamitan untuk menuju perbatasan Shengren. Menantu Tao Jin yang merupakan ibu dari Yue Er sudah dalam keadaan tidak bernyawa, sementara sang putra yang merupakan ketua Lotus putih, dia masih memiliki sedikit kesadaran.“A—yah, ja—ga a-a-nak ini!”Hanya kalimat itu yang sempat terucap dari mulut putra Tao Jin. Setelahnya, ketua Lotus Putih itupun menghembuskan napas terakhirnya.Tao Jin menggendong Balita laki-laki yang ada di dekat tubuh sang putra. Sama sekali tidak ada tanda-tanda membahayakan, dia justru tidak bisa merasakan adanya energi murni di dalam diri bocah kecil itu.Tidak ada yang aneh, Tao Jin hanya berpikir bahwa Bai Jia mungkin hanya anak biasa dari orang tua biasa. Atau, bisa dibilang Bai Jia mungkin lahir bukan
Read more
Di Depan Pintu Gerbang
Di saat Hou Cun sudah akan melepaskan kekuatannya untuk menghancurkan gerbang milik Pagoda Sembilan Naga, tiba tiba terdengar suara yang menginterupsi tindakannya. “Hey, iblis keparat!”Suara itu berasal dari seorang pendekar dengan pedang besarnya yang kini mengarah ke arah Hou Cun. Pedang itu terayun dengan sasarannya adalah leher sang Raja Diyu.“Hiya!”Hou Cun dengan santai mendongakkan kepalanya hingga ke belakang. Begitu mudah bagi Hou Cun menghindari serangan tersebut. Pendekar yang baru menguasai beberapa jurus pedang seperti itu bukanlah tandingan sang raja iblis. Hou Cun hanya dengan satu tangan kosonganya bahkan sudah bisa menghalau serangan pedang pendekar manapun. Melihat rajanya diserang, Dou Yin tidak tinggal diam. Dia mengerahkan anak buahnya untuk menyerang pendekar tadi. Namun, karena hal tersebut, kini situasi jadi sedikit tidak terkondisikan.Sekarang tidak hanya satu pendekar saja yang melawan orang-orang Diyu. Beberapa pendekar lainnya yang ada di sana juga ja
Read more
Samar
“Jadi, Dewa Pedang adalah pemilik dari Pagoda Sembilan Naga?” tanya Hou Cun kepada Dewa Pedang saat mereka sama-sama sudah berdiri di depan Pagoda.“Bukan, Pagoda Sembilan Naga adalah milik Wuxia,” jawab Dewa Pedang, “saya hanyalah orang yang diberi mandat oleh leluhur untuk menjaganya.”Hou Cun hanya mengangguk-angguk sebagai tanggapan. Setelah itu dia melangkah maju. Kakinya sudah akan menapak pada anak tangga pagoda ketika tiba-tiba pergerakannya ditahan oleh Min Cun.“Pagoda Sembilan Naga tidak boleh dimasuki sembarangan orang.”Hou Cun menahan napasnya; menarik kembali kakinya; dan menutup mata. Dia berusaha untuk menahan amarah. Menurutnya, belum waktunya ia berurusan dengan Dewa Pedang Maha Tahu.Batin Hou Cun berucap, “Akan tiba saatnya di mana kau kukalahkan dan pagodamu ini rata dengan tanah.”Hou Cun kembali membuka matanya dengan mimik muka yang sudah berubah. Dia berbalik dan menatap Dewa Pedang dengan senyuman terukir di wajah.“Maaf atas kelancangan saya, Dewa Pedang!”
Read more
Keluar Paviliun
Suara teriakan Bai Jia terdengar hingga ke sudut-sudut Paviliun Utara. Namun, hal itu tidak bisa didengar oleh mereka yang ada di luar paviliun tersebut. Murid-murid Paviliun Sembilan Naga yang lain hanya dapat melihat cahaya terang di atas atap Paviliun Utara. Mereka selalu takjub sekaligus merinding setiap kali melihatnya. “Aku selalu merasakan perasaan aneh setiap Paviliun Utara menyala terang seperti itu,” ucap salah seorang murid Pagoda Sembilan Naga.“Benar, aku juga merasakan hal yang sama, seperti ... entahlah, rasanya campur aduk, ada perasaan sedih tapi bersamaan dengan itu juga ada rasa takut dan marah,” sahut murid yang lain. Semua orang setuju dengan pernyataan itu. Meskipun Paviliun Utara telah dilindungi, tapi dampak dari kedahsyatan energi murni Pedang Surga dan kekuatan iblis Bai Jia tetap saja bisa dirasa.“HA ... A ...!” Teriakan Bai Jia terdengar begitu menyakitkan. Min Cun baru saja melepas satu ikatan yang menyegel energi Bai Jia. Hampir sama seperti sebelum
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status