Semua Bab Menyesal Usai Mendua: Bab 21 - Bab 30
32 Bab
Bab 21
Seharusnya bukan Namira yang harus menderita usai ini, tapi aku. Kini aku mulai sadar bahwa apa yang telah kulakukan pada anak dan istriku juga ibuku sangat jahat. Aku rela mengkhianati mereka demi sebuah kepuasan semata.Kini, aku telah menuai apa yang telah kulakukan selama ini. Bella melangkah pergi bersama pria yang ia anggap jauh lebih bisa membahagiakannya.Pertengkaran demi pertengkaran yang terjadi antara aku dan Bella membuatku semakin lama semakin sadar bahwa memang dia bukan yang terbaik untukku. Aku sadar bahwa rupa tak akan menjamin kebahagiaan, melainkan isi hati lah yang akan membawa ke dalam kebahagiaan sejati.Kuakui memang Namira tak secantik Bella, tapi hatinya jauh lebih cantik dari Bella yang pernah kuagungkan dulu. Ia dengan tulus ikhlas telah mau merawat ibuku dengan baik, melahirkan dua anak yang akan menuntunku ke surga. Tapi apa yang aku perbuat? Bahkan aku jauh lebih hina dibanding seekor anjing di pinggir jalan."Aarrgghh ...." teriakku kasar di pinggir jal
Baca selengkapnya
Bab 22--Kehidupan Baru
[Uang sudah kukirimkan. Salam untuk anak-anak dan ibu, ya]Sebuah pesan singkat kukirimkan pada nomor Namira yang dari awal kami bertemu hingga sekarang tidak pernah ganti. Pernah sekali ia mengganti nomor teleponnya waktu awal-awal hubungan kami retak. Namun entah kenapa ia justru kembali menggantinya dengan nomornya yang lama.Sampai saat ini bingkai foto keluarga yang kubanggakan dari dulu tak kuturunkan dari meja kerjaku. Sebuah foto kecil berisikan diriku, Namira dan kedua anakku.Saat ini usia Kirani dan Zafar sudah semakin besar. Perpisahanku dan ibunya sudah hampir dua tahun. Dan selama itu pula aku belum bisa bangkit dari keterpurukanku.Kuremas kertas kerjaku kasar, lalu kulempar sembarang. Aku tak perduli itu kertas penting atau bukan. Saat ini rasa sakit benar-benar tengah menelusup dalam dada.Penyesalan? Ah, sudah pasti. Jangan ditanya lagi selama hampir dua tahun ini aku menyesal atau tidak. Sudah tentu jawabannya iya, aku menyesal dan sangat menyesal. Namun apa daya? N
Baca selengkapnya
Bab 23
Hampir semalam suntuk aku tidak bisa memejamkan mata usai bertemu dengan Bella dipernikahan Mela. Rasanya seperti mimpi buruk karena selama hampir dua tahun ini aku berusaha keras menghapusnya dari ingatanku. Dia memang wanita cantik, tapi buruk hatinya.Ah, sudahlah. Seharusnya aku tidak terlalu menyalahkannya karena pada dasarnya aku sendiripun juga salah telah dengan sengaja menduakan Namira dengan wanita seperti itu. Sekarang aku sadar jika Namira memang tidak pantas disamakan dengan wanita manapun, dan sedihnya sekarang semua sudah terlambat.Pagi ini aku bersiap-siap hendak ke rumah Namira. Rasa rinduku pada anak-anak sudah tak terbendung lagi. Ibuku pun juga, aku sangat merindukannya.Em ... Sebenarnya dengan Namira juga, tapi aku sudah tidak memiliki kuasa atas hal itu. Lebih baik aku memendam perasaan ini sendiri saja.Kemeja biru sudah bertengger di badanku. Gku mematut diri di depan kaca. Wajahku masih tampan, tubuhku masih kekar, tapi entah kenapa hatiku justru sangat rap
Baca selengkapnya
Bab 24
'Bugh'Sebuah pukulan mendarat dengan sempurna di pipi kiriku. Tak tanggung-tanggung, Hendra memukuliku lagi hingga empat kali. Dan hal itu sukses membuat sudut bibirku berdarah."Ada apa ini?" tuturku tak paham dengan mengusap sudut bibir yang sudah basah dengan darah.Wajah Hendra merah, sorot matanya pun tajam. Raut wajahnya benar-benar mengisyaratkan sebuah amarah dalam dirinya. Namun kenapa?Bahkan sampai sekarang aku masih belum paham dengan pesannya pagi tadi. Aku, mengganggu istrinya? Apa aku salah baca? Bahkan aku saja sudah muak dengannya."Jangan banyak bicara! Kamu memang pantas mendapatkan ini!" teriaknya lantang di depan rumahku dengan hendak memukulku lagi.Namun kali ini aku berhasil menangkisnya. Tangan Hendra kupegangi hingga tak bisa mengenai pipiku lagi."Hentikan. Ada apa ini!" Kuputar pergelangan tangannya hingga ia berbalik kesakitan.Awalnya aku tak tahu akan diserang, oleh sebab itu aku bisa berdarah seperti ini. Aku dan Hendra sama-sama duda. Bahkan ketika m
Baca selengkapnya
Bab 25
Dua tahun berpisah, dan Namira sudah siap mengarungi bahtera rumah tangga baru? Aku kira dia akan lama mendapatkan gantiku, nyatanya tidak.Aku pikir berpisah dariku akan meninggalkan bekas yang dalam hingga akan lama membuka lembaran baru. Bukankah biasanya wanita akan seperti itu? Terlebih Namira pasti sibuk mengurusi kedua anak kami dan ibuku.Bagaimana bisa, dia justru sudah akan menikah? Dasar, ternyata dia sama saja.[Kamu akan menikah?]Kukirimkan pesan balasan dengan santun meski sebenarnya hatiku terbakar. Entah, ini perasaan apa. Perasaan cemburu, atau tak terima.Sekitar lima menit pesanku tak mendapatkan balasan. Mungkin dia pun sedang sibuk membalas atau mengirimkan pesan pada yang lain.Kuteguk minuman dingin di hadapanku, lalu kusandarkan tubuhku di kursi. Semenjak berpisah dengan Namira ataupun Bella, kini aku tinggal disebuah kontrakan di salah satu perumahan.Semua uang gajiku sudah berhasil masuk kembali ke rekening setelah aku membuat rekening baru setelah sebelumn
Baca selengkapnya
Bab 26
Ahmad masih tertegun dengan keterkejutannya. Dia tak berkedip dan tak berkomentar saat aku menjelaskan soal masalaluku dengan Bella.Memang selama ini Ahmad adalah orang yang tahu banyak soal hidupku, tapi dia tak tahu soal Bella. Aku sengaja menutupi jati diri wanita keduaku karena tak ingin oranglain nantinya akan mengolokku.Namun ternyata rencana Tuhan jauh lebih dari yang aku bayangkan. Mau sejauh apapun aku berlari, jika masalah itu hendak datang kepadaku, maka memang akan datang dengan sendirinya."Hei, biasa aja natapnya, nanti suka loh sama aku," ucapku meledek dengan gaya kemayu.Ahmad lantas mengangkat kedua bahunya bergidik, lalu memalingkan wajahnya. Sedangkan aku hanya terkekeh pelan. Aku tahu jika apa yang kukatakan ini benar-benar mengejutkannya."Gil* kamu, Bro.""Ya, aku memang gil*. Gil* wanita dan gil* nafs*. Namun sekarang aku sadar jika semua itu justru membuatku pada kemalangan. Andai dulu aku tak bernafs* memiliki dua istri, mungkin semua tak akan jadi seperti
Baca selengkapnya
Bab 27
Lagi-lagi aku pulang dengan gontai setelah mendapat penolakan dari Namira. Bagaimana tidak, dia dan anak-anak terlihat sangat bahagia sekarang. Sepertinya kehadiranku pun tak terlalu berpengaruh baginya.Semakin kesini aku semakin sadar jika dia memang sudah tidak dapat lagi ku gapai. Namiraku yang dulu tak akan pernah kembali lagi padaku.CkkiiittttAku menginjak pedal rem kuat ketika ada sesuatu yang tiba-tiba saja melintas di depanku. Rasanya aku seperti menabrak sesuatu, tapi apa?Tanpa pikir panjang aku pun lantas turun dan melihat apa yang sekiranya tadi ku tabrak. Dan syukurlah, memang tak ada sesuatu pun yang kutabrak. Mungkin tadi hanya halusinasiku saja."Gara-gara Namira aku bisa sampai nggak fokus gini, " gerutuku sembari masuk lagi ke dalam mobil.Saat sampai di mobil aku sengaja mengecek ponselku, barangkali ada pesan yang masuk saat aku fokus menyetir tadi. Dan benar saja, memang ada pesan masuk dari Hendra.[Bagaimana? Apa kamu sudah jera? Kalau belum, aku bisa melakuk
Baca selengkapnya
Bab 28
"Mau apa kamu datang kemari?" tanya Hendra ketika aku mengunjungi kediamannya. Aku hanya tersenyum tipis, lalu duduk di sebelahnya tanpa perintah darinya. Biar saja, semua ini memang harus segera kuselesaikan. Dari awal kedatanganku, aku tak melihat keberadaan Bella. Entah dimana ia sekarang, yang pasti kedatanganku kemari hanya ingin meluruskan yang seharusnya saja. "Slow saja, kawan. Bukankah kemarin kita itu sahabat baik?" Aku sengaja mengingatkan soal persahabatan kami dulu. Sebelum Bella merusak semuanya tentunya. Hendra hanya tersenyum miring, lalu mengalihkan pandangan dariku. "Iya itu dulu, sebelum kamu menggoda istriku. Aku tahu kamu itu duda dan sudah pasti kesepian. Tapi bukan berarti kamu bisa menggoda istriku sesuka hatiku seperti ini. Aku jadi nyesel udah bawa istriku keacara malam itu," tuturnya membuatku kembali tercengang. Bagaimana tidak. Kami yang dulunya sangat akrab sekarang harus melewati hal seperti ini. Dan yang lebih mencengangkan lagi adalah ini semua h
Baca selengkapnya
Bab 29
Aku masih tertegun setalah membaca pesan dari Ahmad. Memang benar Namira akan segera menikah lagi, tapi rasanya hatiku masih enggan untuk mengakuinya jika sekarang dia sudah berhasil bangkit dan menemukan kehidupannya lagi. [Iya, benar]Singkat, tapi balasanku itu membuatku sangat sakit. [Apa kamu baik-baik saja]Aku sengaja tak membalas pesannya kali ini. Gegas aku lantas menginjak pedal gas dan, berlalu pulang ke rumah. Rasanya aku sangat butuh istirahat sekarang. Tak hanya ragaku saja, tapi jiwaku juga benar-benar butuh istirahat. Masalah demi masalah selalu datang, bahkan sebelum aku berhasil menyelesaikan masalah sebelumnya. Mungkin ini balasan dari Tuhan atas semua yang sudah kulakukan selama ini. Namun begitu aku masih bisa bersyukur karena nyatanya aku masih diberikan kesempatan untuk hidup dan bernafas sampai hari ini dan itu artinya aku masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk memperbaiki semua kesalahanku dimasalalu. Pengkhianatanku pada Namira, anak-anak dan Ibu adala
Baca selengkapnya
Bab 30
"Eh, maaf, Pak. Saya tidak sengaja," tutur seorang perempuan yang baru saja menabrakku. Aku hanya meliriknya sekilas lalu mengangguk, "tak apa. Lain kali hati-hati," jawabku singkat lalu melanjutkan langkahku. Hari ini semua pekerja memang terlihat terburu-buru karena memang akan ada acara besar di kantor. Ya, hari ini ada acara ulangtahun kantor yang ke dua puluh lima tahun dan semua karyawan dilibatkan dalam acaranya. Tak terkecuali aku, saat ini aku ditugaskan untuk menyambut beberapa relasi yang sengaja diundang untuk memeriahkan acara. Bukan tanpa alasan, aku merupakan salah satu karyawan yang berpengaruh di kantor ini sehingga tak heran jika aku didaulat untuk menyambut tamu penting. Perempuan yang baru bertabrakan denganku itu masih intens menatapku. Dia tersenyum dengan sangat manis sampai-sampai aku sendiripun tak sadar masih memandanginya. Sepertinya itu karyawan baru, karena wajahnya masih asing bagiku. Wajar saja, aku bekerja sudah cukup lama di tempat ini jadi sudah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status